Oleh :
Ananda Triseyla
Mawar Wijayanti
Septo Adi Nugroho
Frenstea Ririmasse
Marni Vetalia Dami
Nonci Desita Olla
Ariestio Welando
Maria Lusiana
TANGERANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah
berbagai pihak, Laporan EBCP ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, kelompok mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan
kekurangan dalam Laporan EBCP ini. Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca
akan sangat bermanfaat bagi kelompok. Semoga Laporan EBCP ini dapat
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Apabila seseorang dianggap
(Baradero, 2008). Penyakit hipertensi ini bersifat tidak dirasakan bagi sebagian
orang namun efeknya pada kemudian hari berdampak buruk bagi penderitanya.
Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia WHO (2013) ada 1 milyar orang
berkembang pada tahun 2025 dari Jumlah total639 juta di tahun 2000. Jumlah ini
2012). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2014) sepertiga dari
18 tahun keatas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi mengalami komplikasi
stroke. Sedang sisanya mengalami penyakit ginjal, gagal ginjal, dan kebutaan.
1
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) di kota Bekasi kasus
yaitu 790.382 orang dengan kasus hipertensi (2,46 % terhadap jumlah penduduk ≥
darah di Puskesmas Provinsi Jawa Barat, Tahun 2016 prevalensi hipertensi di kota
Terapi pijat refleksi adalah suatu praktik memijat titik-titik tertentu pada
tangan dan kaki. Manfaat pijat refleksi salah satu khasiatnya yang paling populer
adalah untuk mengurangi rasa sakit pada tubuh. Manfaat lainnya adalah mencegah
juga didukung oleh Hartutik (2017) hasil penelitian menunjukkan terapi pijat
refleksi kaki efektif menurunkan tekanan darah pada lansia, setelah dilakukan
Nugroho (2012) refleksi kaki tidak hanya dengan pijat tetapi juga dapat dilakukan
dengan olah raga rutin berjalan telanjang kaki. Penelitian yang dilakukan oleh Sari
(2014) menyatakan terjadi penurunan tekanan darah sistolik pada responden yang
2
tekanan darah sistole sesudah dilakukan perlakuan mempunyai rata-rata sebesar
148,00 mmHg. Didukung pula dengan penelitian yang dilakukan di UPTD Panti
Tresna Werdha Lampung Selatan oleh Udani (2016) menyatakan bahwa pijat
refleksi mempunyai efek yang baik bagi penderita hipertensi yaitu bahwasanya
pada penderita hipertensi terjadi penurunan tekanan darah yang cukup signifikan
pada tekanan darah sistole dan diastole responden setelah diberikan terapi pijat
selama 15 menit.
Siloam Sentosa Bekasi tertarik melakukan Evidance Based Practice tentang terapi
pijat refleksi untuk menurunkan tekanan darah tinggi sistole maupun diastole pada
.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh terapi pijat refleksi terhadap penurunan tekanan
tekanan darah pada lanjut usia dengan hipertensi sebelum dan sesudah
sebelumnya dan dapat dijadikan landasan teori bagi rumah sakit untuk
3
menjadikan terapi non-farmakologi untuk penanganan hipertensi dengan pijat
refleksi kaki.
4
BAB II
DESAIN EBP TERAPI PIJAT KAKI
Responden
Pengumpulan
Judul Metode Kriteria Inklusi dan Etika Instrumen Etika implementasi
Data
Ekslusi
Populasi Panti Tresna
Werdha sebanyak 33
orang dengan
Pengaruh Memberikan relaksasi
menggunakan teknik
Massase pada Metode dari massase refleksi
accidental sampling, *Tidak
penderita penelitian yang *Tidak *Tidak pada tangan dan kaki
didapatkan sampel dijelaskan
hipertensi di digunakan dijelaskan dijelaskan (ektremitas) yang
sebanyak 10 orang pada artikel
UPTD Panti adalah Quasi pada artikel pada artikel diberikan selama 1x15
sesuai dengan kriteria
Tresna Werdha eksperimen menit pada penderita
yaitu Lansia yang
Lampung Selatan hipertensi.
menderita penyakit
hipertensi dan
berumur 60-75 tahun.
5
Subyek penelitian ini
Rancangan berjumlah 20 Tidak dijelaskan pada
penelitian yang responden 20 artikel bagaimana
Pengaruh terapi digunakan responden yang intervensi dilakukan
pijat refleksi dalam penelitian dihasilkan dari tehnik namun di artikel
terhadap ini adalah pre- pengambilan sampling *Tidak *Tidak tersebut di jelaskan
penurunan eksperimental. yaitu purposive dijelaskan dijelaskan bahwa peneliti
tekanan darah Dengan sampling, dengan *Tidak pada artikel pada artikel mengukur tekanan
lanjut usia dengan pendekatan one kriteria lansia yang dijelaskan
darah responden
hipertensi group pretest- mempunyai tekanan pada artikel
sebelum dan sesudah
posttest darah tinggi dan diberikan perlakuan
desaign, bersedia di pijat yaitu dengan pijat
terapi. refleksi.
Pengaruh Terapi
Penelitian ini Populasi pada *Tidak Tidak *Tidak Tidak dijelaskan pada
pijat refleksi kaki
menggunakan penelitian ini adalah dijelaskan dijelaskan dijelaskan artikel bagaimana
tehadap tekanan
metode Quasy lansia yang tinggal di pada artikel pada artikel ini pada artikel intervensi dilakukan
darah pada
Eskperiment Panti Wredha Pajang bagaimana namun di artikel
6
penderita dengan desain Surakarta sebanyak 74 pengambilan tersebut di jelaskan
hipertensi primer penelitian yang orang. Sampel dalam datanya namun bahwa peneliti
digunakan penelitian ini sejumlah pada artikel ini melakukan pengecekan
7
kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol
sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan
menggunakan uji Mann
Whitney
8
BAB III
LAPORAN EBP
Author Title Journ Year Purpose Problem Method Respondent Intervention Evaluation
al
Giri Pengaruh Jurnal 2016 Tujuan Hiperten Metode Populasi Memberikan 1. Analisa Univariat
Udani Massase Keseha penelitian si penelitian Panti Tresna relaksasi dari Hasil pengukuran
pada tan ini yang Werdha massase tekanan darah pada
penderita diketahui digunakan sebanyak 33 refleksi pada lansia yang
hipertensi pengaruh adalah orang dengan tangan dan menderita hipertensi
di UPTD massase Quasi menggunaka kaki didapatkan sistole
Panti pada eksperimen n teknik (ektremitas) sebelum dilakukan
Tresna penderita accidental yang diberikan massase mean
Werdha hipertensi sampling, selama 1x15 151.00, median
Lampung di UPTD didapatkan menit pada 150.00, standar
Selatan Panti sampel penderita deviasi 11.972.
Tresna sebanyak 10 hipertensi. Sedangkan tekanan
Werdha, orang sesuai sistole setelah mean
Lampung dengan 141.00, median
Selatan. kriteria yaitu 140.00, standar
Lansia deviasi 16.633.
yang pengukuran diastole
menderita sebelum massase
penyakit pada penderita
hipertensi hipertensi
dan berumur didapatkan hasil
9
60-75 tahun. mean 87.00, median
85.00, standar
deviasi 11.595.
Sedangkan tekanan
diastole setelah
yakni mean 81.00,
80.00, standar
deviasi 8.756.
2. Analisa Bivariat
Hasil uji T-
dependent
didapatkan nilai
sistole p-
value=0.032 <α 0.05
dan nilai diastole p-
value=0.024 <α 0.05
yang berarti Ho
ditolak. Hal ini
menunjukkan
memberikan
pengaruh yang
bermakna pada
tekanan darah
sistole dan tekanan
darah diastole pada
responden setelah
diberikan terapi
massase pada
10
penderita hipertensi
di UPTD Panti
Tresna Werdha
Lampung Selatan.
1. Levi Tina Pengaruh Jurnal 2014 1. Mengide Hiperten Rancangan Subyek Melakukan Dari hasil penelitian
Sari terapi Ners ntifikasi si penelitian penelitian ini pengukuran dan analisa data yang
2. Nevy pijat dan Mengide yang berjumlah 20 tekanan darah telah dilakukan di
Norma refleksi Kebid ntifikasi digunakan responden 20 responden dapatkan hasil sebagai
Renityas terhadap anan tekanan dalam responden sebelum dan berikut: Tekanan darah
3. Wahyu penurunan darah penelitian yang sesudah sistole sebelum
Wibisono tekanan sebelum ini adalah dihasilkan diberikan dilakukan perlakuan
darah dilakuka pre- dari tehnik perlakuan mempunyai rata-rata
lanjut usia n terapi eksperimen pengambilan yaitu dengan sebesar 172,60mmHg,
dengan pijat tal. Dengan sampling pijat refleksi Tekanan darah sistole
hipertensi refleksi, pendekatan yaitu kaki dengan sesudah dilakukan
2. Mengide one group purposive menggunakan perlakuan mempunyai
ntifikasi pretest- sampling, kayu rata-rata sebesar 148,00
tekanan posttest dengan mmHg, Perbedaan
darah design, kriteria lansia tekanan darah sistole
setelah peneliti yang sebelum dan sesudah
dilakuka mengukur mempunyai perlakuan mempunyai
n terapi tekanan tekanan hasil yang signifikan
pijat darah darah tinggi sebesar p > 0,0001
refleksi, responden dan bersedia
3. Mengan sebelum di pijat
alisa dan terapi.
adakah sesudah
pengaru diberikan
11
h terapi
perlakuan
pijat
yaitu
refleksi
dengan
terhadap
pijat
penurun
refleksi.
an
Variabel
tekanan
bebas
darah
dalam
pada
penelitian
lanjut
ini adalah
usia
pijat
dengan
refleksi,
hipertens
sedangkan
i
variable
sebelum
terikatnya
dan
adalah
sesudah
pengukuran
terapi
tekanan
pijat
darah.
refleksi
1. Sri Pengaruh GAST 2017 Tidak ada Hiperten Penelitian ini Design Melakukan Berdasarkan hasil
Hartutik Terapi ER si menggunaka populasi pada pengecekan penelitian yang
2. Kanthi pijat n metode penelitian ini tekanan darah dilakukan peneliti
Suratih refleksi Quasy adalah lansia sebelum adalah
3. Ners kaki Eskperiment yang tinggal dilakukan pijat
Tutty tehadap dengan di Panti kaki dan 1.Distribusi tekanan
tekanan desain Wredha setelah pijat
darah sebelum
darah penelitian Pajang kaki
dilakukan terapi pijat
12
pada yang Surakarta refleksi kaki pada
penderita digunakan sebanyak 74 kelompok perlakuan
hipertensi adalah pre- orang. dan kelompok control.
primer postest Sampel sebelum diberi
control one dalam diberikan perlakuan
group design penelitian ini (terapi pijat refleksi
sejumlah 11
kaki), kedua
orang untuk
kelompok rata-rata
masing-
masing dengan hipertensi
kelompok derajat I. Rata-rata
intervensi tekanan darah untuk
dan kelompok perlakuan
kelompok 154,5/94,1 mmHg dan
kontrol, rata-rata tekanan
sehingga darah untuk kelompok
jumlah kontrol 153,6/94,5
keseluruhan mmHg.
sampel 2. Hasil
adalah 22 perhitungan wilcoxon
responden. untuk pengaruh terapi
pijat refleksi kaki
terhadap tekanan
darah pada penderita
hipertensi primer
kelompok kontrol
diperoleh nilai
13
hitungz sebesar 1,342,
sedangkan tabelz
sebesar 1,96 dan p
(0,180 > 0,05), karena
hitungz (1,342)
<tabelz (1,96) maka
Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak
ada perbedaan
tekanan darah
(Sistole) sebelum dan
sesudah pada
kelompok kontrol.
Hasil perhitungan
wilcoxon untuk
pengaruh terapi pijat
refleksi kaki terhadap
tekanan darah pada
penderita hipertensi
primer kelompok
kontrol diperoleh nilai
hitungz sebesar 1,663,
sedangkan tabelz
sebesar 1,96 dan p
(0,102 > 0,05), karena
hitungz (1,663)
14
<tabelz (1,96) maka
Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak
ada perbedaan
tekanan darah
(diastole) sebelum
dan sesudah pada
kelompok kontrol..
Hasil perhitungan
wilcoxon untuk
pengaruh terapi pijat
refleksi kaki terhadap
tekanan darah pada
penderita hipertensi
primer kelompok
kontrol diperoleh nilai
hitungz sebesar 2,274,
sedangkan tabelz
sebesar 1,96 dap p
(0,0006 < 0,05),
karena hitungz (2,274)
>tabelz (1,96) maka
Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya
adaperbedaan tekanan
darah (diastole)
15
sebelum dan sesudah
pada kelompok
perlakuan.
3. Uji Mann
Whithey
Hasil perhitungan uji
Mann Whitney untuk
pengaruh terapi pijat
refleksi kaki terhadap
tekanan darah pada
penderita hipertensi
primer sebelum
diberikan perlakuan
(test awal) diperoleh
nilai hitungz sebesar
0,424, sedangkan
hitungz sebesar 1,96
dan p value (0,672 >
0,05) , karena z
(0,424) <tabelz (1,96)
maka Ho diterima dan
Ha ditolak, artinya
tidak ada perbedaan
tekanan darah
(sistole) pada
kelompok perlakuan
16
dan kelompok kontrol
sebelum diberikan
perlakuan. Hasil ini
menunjukkan kondisi
awal tekanan darah
sebelum perlakuan
pada kedua kelompok
sama artinya kedua
kelompok sebelum
perlakuan dengan
kondisi awal setara
atau asas kesetaraan
terpenuhi.
Hasil perhitungan uji
Mann Whitney untuk
pengaruhpengaruh
terapi pijat refleksi
kaki terhadap tekanan
darah pada penderita
hipertensi primer
sesudah diberikan
perlakuan (post test)
diperoleh nilai
hitungz sebesar 4.101,
sedangkan hitungz
sebesar 1,96 serta p
value (0,000 < 0,05),
17
karena hitungz
(4,101) >hitungz
(1,96) maka Ho
ditolak Ha diterima,
artinya ada perbedaan
tekanan darah
(diastole) pada
kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol
sesudah diberikan
perlakuanterapi pijat
refleksi kaki.
Hasil perhitungan uji
Mann Whitney untuk
pengaruh terapi pijat
refleksi kaki terhadap
tekanan darah pada
penderita hipertensi
primer sebelum
diberikan perlakuan
(test awal) diperoleh
nilai hitungz sebesar
0,228, sedangkan
hitungz sebesar 1,96
dan p value (0,228 >
0,05) , karena hitungz
(0,424) <tabelz (1,96)
18
maka Ho diterima dan
Ha ditolak, artinya
tidak ada perbedaan
tekanan darah
(diastole) pada
kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol
sebelum diberikan
perlakuan. Hasil ini
menunjukkan kondisi
awal tekanan darah
sebelum perlakuan
pada kedua kelompok
sama artinya kedua
kelompok sebelum
perlakuan dengan
kondisi awal setara
atau asas kesetaraan
terpenuhi.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Giri Udani pada tahun
2016 ditemukan hasil pengukuran tekanan darah pada lansia yang menderita
150.00, standar devisiasi 11.972. sedangkan tekanan sistole setelah massage mean
massage pada penderita hipertensi didapatkan hasil mean 87.00, median 85.00,
standar 80.00, standar devisiasi 8.756. Populasi pasien dalam penelitian ini
penyakit hipertensi dan berumur 60-75 tahun. Penelitian ini dilakukan selama satu
tahun 2014 didapatkan hasil terapi pijat refleksi kaki dapat menimbulkan relaksasi
diminimalisir, ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi
terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka resiko hipertensi dapat
ditekan. Hal ini disbabkan karena pijat refleksi kaki atau yang sering disebut pijat
20
bagian kaki yang dapat memberikan rangsangan relaksasi yang mampu
memperlancar aliran darah tubuh pada bagian tubuh yang berhubungan dengan
telah dilakukan diruang rawat inap lantai tiga Rumah sakit Siloam Sentosa dengan
jumlah responden sebanyak dua orang lansia. Intervensi diberikan kepada dua
orang responden selama 15 menit sebelum pasien tidur sebanyak satu kali
tanda vital sebelum dan sesudah melakukan intervensi terapi pijat refleksi.
Pasien pertama yaitu Tn. H yang berusia 60 tahun dengan no. MR (05-10-
42). Pasien mengatakan bahwa sebelum masuk ke rumah sakit pasien mengalami
diare, BAB cair sekitar 10 kali dalam satu hari sejak hari pasien masuk rawat inap
(tanggal 04 September 2018), mengalami sesak napas sejak 2 hari terakhir, badan
terasa lemas, merasa mual, ada muntah 3 kali dan ada nyeri ulu hati dengan skala
nyeri 4/2. Pasien juga mengatakan bahwa memiliki riwayat hipertensi dan
elektrolit.
Pasien kedua yaitu Tn. W yang berusia 46 tahun dengan no. MR (12-83-
08). Saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh sakit kepala dan kepala cekung
sejak 2 bulan setelah operasi kepala karena perdarahan otak 2 bulan yang lalu.
Pasien juga mengaku bahwa ia tidak merasakan nyeri kepala, mual ataupun
21
darah pasien selalu tinggi. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan pengkajian,
dilakukan. Terapi ini juga telah dilakukan pada hari yang berbeda. Implementasi
pada Tn. H dilakukan pada tanggal 05 September 2018 pada pukul 19.30 WIB.
Sedangkan pada Tn. W dilakukan pada tanggal 06 September 2018 pada pukul
dan keluarga pasien tentang tujuan dan manfaat terapi pijat refleksi bagi pasien
pemeriksaan tekanan darah sebelum tindakan terapi pijat refleksi diberikan dan
diberikan.
Evaluasi hasil pemeriksaan tekanan darah pada Tn. H sebelum dilakukan
melakukan pemeriksaan fisik dan memperoleh hasil tekanan darah pada pasien
yaitu 140/90 mmHg. Pasien juga mengatakan : “saya jadi merasa lebih rileks dan
tenang, ada perasaan nyaman setelah dipijat. Saya tidak menyangka jika tekanan
darah saya bisa turun dalam waktu 15 menit ini. Mungkin nanti saya akan
didapatkan tekanan darah 150/95 mmHg, setelah dilakukan terapi pijat refleksi
22
darah dan didapatkan hasil yaitu 130/80 mmHg. Pasien juga mengatakan: “saya
merasa nyaman, dan ada sedikit perasaan tenang, soalnya saya masih kepikiran
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa terapi pijat kaki
Berdasarkan perbandingan dari hasil pre dan post test yaitu dengan
dan melalui data subjektif yang didapatkan dari pasien terhadap pengaruh dari
pijat kaki untuk menurunkan tekanan darah diastole dan juga keterbatasan
mendapatkan hasil yang lebih efektif dalam menurunkan tekanan pada lansia
24
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, R. (2014). Konsumsi Buah Dan Sayur Serta Konsumsi Susu Sebagai
Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi DI Puskesmas S. Parman Kota
Banjarmasin. Jurnal Skala Kesehatan, Vol 5, No 1.
WHO (2013). A Global Brief Hypertension : Silent Killer, Global Public Health
Disease, Switerland WHO Press.