Anda di halaman 1dari 19

DASAR TERAPI ANTIDOTUM

Definisi
Sasaran terapi
Strategi terapi
Tata cara pelaksanaannya
DEFINISI

 Terapi antidot (loomis)  tata cara yang


secara khas ditujukan untuk membatasi
intensitas efek toksik zat kimia atau
untuk menyembuhkannya shg
bermanfaat dlm mencegah timbulnya
bahaya selanjutnya.
SASARAN TERAPI
Zat Beracun ( IV / E V)
Absorpsi

Sirkulasi Sistemik

Disposisi
Distribusi

Sel sasaran Eliminasi


( > KTM )
Metabolisme Ekskresi
EFEK TOKSIK
Metabolit
Penentu ketoksikan ??
Sasaran terapi antidot ??
Toksik Tak Toksik
STRATEGI TERAPI ANTIDOT
Keberadaan ZB di sel sasaran > KTM

Bergantung ?

Efektivitas
Absorpsi
Distribusi
eliminasi

Strategi terapi ?

Bagaimana caranya ?
TATA CARA PELAKSANAAN TERAPI
ANTIDOT
TERAPI NON SPESIFIK

1.Menghambat Absorpsi ZB  pemberian


arang aktif, mengeluarkan racun dari
lambung, pemberian pencahar
Pencegahan
Pencegahanabsorbsi
absorbsiracun
racun

1. Keracunan melalui kulit :


lakukan pencucian dengan sabun dan

air (jangan gunakan pelarut organik)

2. Keracunan melalui inhalasi :


segera pindahkan pasien ke tempat

yang segar dan udaranya bersih


2. Mempercepat eliminasi 
meningkatkan ekskresi, hemodialisis,
pengasaman/pembasaan urin.
TERAPI SPESIFIK

 Adalah terapi antidot yang hanya efektif


untuk zat-zat tertentu
 Dikelompokan menjadi 3 :
 Antidotum yang bekerja secara kimiawi
 Antidotum yang bekerja secara farmakologi

 Antidotum yang bekerja secara fungsional


Antidotum yang bekerja secara
kimiawi
 Zat-zat pembentuk kelat 
 dimercarpol,
 Bergunan untuk keracunan arsen, merkuri dan
timbal
 Efek samping takikardi, hipertensi, mual dan

iritasi lambung
 dimercaptosuccinic acid (DMSA) dan

dimercaptopropane sulphonic acid (DMPS).


 EDTA (etilendiamin tetraasetat)
 Efektif untuk logam-logam transisi
 injeksi IM atau IV dalam bentuk garamnya, Na

atau Ca
 diekskresi melalui filtrasi glomelurus

 digunakan terutama pada keracunan Pb (lead),

dan,
 Pada dosis tinggi bersifat neprotoksik terutama

pada tubulus renal


 Penisilamin (Cuprin)
 Senyawa mirip dengan pinisilamin
 Sangat baik diabsorpsi pada saluran

pencernaan
 Toksik pada sumsum tulang belakang dan ginjal

(jarang) adalah efek yang paling merugikan.


 Digunakan untuk keracunan Cu, Hg dan sbg

tambahan pd terapi keracunan Pb dan arsen


 Deferoksamin
 Membentuk kelat dg Fe.
 Diberikan mell. Infus atau IM

 Dimetabolissme dan diekskresi mell. Ginjal 

urin berwarna merah


 Menyebabkan neurotoksik/ pd ginjal (jarang)
 Trientin ( cuprid )
 Membentuk kelat dg Cu+
 terapi terbatas untuk penyakit Wilson`s pada

individu yang tidak dapat mentolerir penisilamin.


Antidotum yang bekerja secara
kimiawi
 Fab fragment  suatu antibodi
monoklonal dapat mengikat digoksin dan
mempercepat ekskresinya melalui filtrasi
glomelurus.
 Dikobaltedetat dan hidrokobalamin 
untuk keracunan sianida
 Detoksifikasi enzimatik 
 Etanol  keracunan metanol/etilen glikol
 Atropin  keracunan pestisida organofosfat
Antidotum yang bekerja secara
farmakologi
 Yaitu suatu antidotum yang bekerja mirip
dengan zat toksik, bekerja pada reseptor
yang sama atau berbeda.
 Nalokson hidroklorida  keracunan opium
 Flumazamil keracunan benzodiazepin

 Oksigen  keracunan CO
Antidotum yang bekerja secara
fungsional
 Antidotum antagonis fungsional dapat
juga digolongkan sebagai antidotum non
spesifik karena berguna sebagai terapi
simtomatik dan mengantagonis
beberapa jenis zat toksik Sebagai
contoh penggunaan diazepam untuk
menghambat konvulsi (kejang) dan
fasciculasi yang disebabkan zat seperti
organofosfat, karbamat dan stimulan.

Anda mungkin juga menyukai