Anda di halaman 1dari 10

Komponen LBDDS dan

Pemilihannya
KELOMPOK 2
Lalu Muhammad Wasman S. (1400023052)
Swastiari Dwi Yanti
(1400023066)
Febian Gita Putri
(1400023081)
Dwi Agustin Sulistyorini
(1400023166)
Arinda Rani Astuti
(1400023184)
Deki Nusfirianda
(1400023185)
Rizki Aulia Nurfajriati
(1400023186)
Deviani Risqi Ivani Sari
(1400023187)
Kurnia Ambarwati (1400023188)
Muhammad Ridho Nurwito (1400023189)

FASE MINYAK
Fase minyak yang digunakan untuk pembuatan
LBDDS berasal dari berbagai komponen non polar.
Pembentukan, stabilitas dan sifat dispersi LBDDS
sering dipengaruhi oleh karakteristik fisikokimia
sebagian besar fase minyak, misalnya, polaritas,
kelarutan, tegangan antar muka dengan fase air,
viskositas, densitas, sifat fase dan stabilitas kimia.
Fase minyak biasanya terdiri dari trigliserida atau
gliserida campuran (campuran mono-, di- dan
trigliserida) yang terdiri dari rantai panjang atau
asam lemak rantai menengah.

Klasifikasi gliserida sesuai dengan jumlah dan panjang


asam lemak yang diesterifikasi dengan gliserol
Long-chain Triglycerides (LCT) disebut juga dengan trigliserida
rantai panjang
Contohnya: minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, minyak
wijen,, minyak jarak, Karakteristik : mudah dicerna dan diserap, sifat
kemampuan pendispersi rendah, memiliki kapasitas kelarutan yang
baik untuk obat hidrofilik.
Medium-chain
Triglycerides
(MCT)
disebut
juga
dengan
trigliserida rantai pendek
Contohnya: minyak kelapa yang difraksinasi, minyak biji sawit,
trigliserida kaprilat / asam kaprat
Karakterisitik: MCT menunjukkan kapasitas pelarut yang baik untuk
obat lipofilik dan kemampuan pendispersi yang baik.
Campuran mono, di- dan trigliserida
Contohnya : Imwitor 988, Imwitor308, Maisine 35-1, Peceol
Plurol Oleique CC49.
Karakteristik: sifat permukaan aktif karena sifat amfifilik dan efektif
dalam menggantikan minyak konvensional, pendispersi yang baik dan
memiliki kapasitas pelarut yang lebih tinggi untuk obat yang

PEMILIHAN

Rantai menengah trigliserida (MCT) lebih banyak


digunakan untuk LBDDS karena sifat kelarutannya lebih
baik, kemampuan self-emulsifikasi dan stabilitas kimia yang
baik dari bahan aktif dibandingkan dengan rantai
trigliserida panjang (LCT).
Grove membuat 2 perbandingan sistem SMEDDS yang
mengandung
MCT/LCT.
Didapatkan
hasil
bahwa:
mikroemulsi pada fase MCT lebih besar dari pada LCT
dikarenakan perbedaan polaritas antar lipid. Ketika
penggunaan LTC diperlukan cremophor RH 40 dengan
konsentrasi yang tinggi agar membentuk mikroemulsi.

Surfaktan
Stabilitas dispersi LBDDS terbentuk dari
tekanan lingkungan seperti pH, kekuatan ion,
dan variasi suhu.
Hal ini umumnya diterima bahwa emulsi yang
paling stabil terbentuk dengan adanya kombinasi
surfaktan, di mana satu bertindak sebagai
emulsifier dan lainnya sebagai co-emulsifier,
tergantung pada nilai HLB.

PENGEMULSI
Pengemulsi ialah zat untuk
membantu menjaga kestabilan
emulsi
minyak
dan
air.
Umumnya
emulsifier
merupakan senyawa organik
yang memiliki dua gugus, baik
yang polar maupun nonpolar
sehingga kedua zat tersebut
dapat
bercampur.
Mekanismenya ialah dengan
menurunkan tegangan antar
muka dan melindungi tetesan
terhadap agregasi
Menurut nilai HLB mereka,
mereka
dikategorikan
sebagai lipofilik (HLB < 10)
atau hidrofilik (HLB> 10)
surfaktan.

PEMILIHAN

Surfaktan hidrofilik non-ionik diperlukan untuk SEDDS dan


SMEDDS formulasi, dengan nilai HLB di atas 12 yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sistem yang secara spontan membentuk
dispersi minyak dalam air (ukuran tetesan < 100 nm setelah
pengenceran dengan cairan pencernaan di GIT).
Surfaktan non-ionik: Seperti turunan lipid polyetoksilat,
yang paling banyak direkomendasikan dan digunakan orang,
dimana surfaktan ini dapat terdiri dari asam lemak, alkohol,
atau gliserida, yang terkait melalui ester linkage (asam lemak
dan gliserida) dan linkage eter (alkohol).

CO-SOLVEN
PENGERTIAN
Co-Solven di LBDDS digunakan untuk meningkatkan
kapasitas
kelarutan
pada
obat
serta
untuk
meningkatkan dispersi surfaktan hidrofilik dalam fase
minyak, sehingga meningkatkan homogenitas dan
stabilitas formulasi.
CONTOH :
Alkohol (rantai panjang 8 sampai 12 atom C)
Turunan dari etilena glikol, gliserol, dan propilen
glikol.

PEMILIHAN

Salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan


co-solven dan co-surfaktan ialah kemampuan solubilisasi yang
rendah pada obat hidrofobik, yang bisa diamati pada
berkurangnya kandungan formulasi co-solven dalam fase air.
Penggunaan co-solven meningkatkan kompleksitas proses
produksi LBDDS. LBDDS dapat berinteraksi dengan kemasan
primer (misalnya, kapsul gelatin), dan karena itu LBDDS tanpa
alkohol dan pelarut yang mudah menguap lainnya lebih disukai.

TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai