KELOMPOK 10
Kelas : 4A Jamu
2022
Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan
Tablet Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia L.)
Secara Granulasi Basah
Korespondensi : Iranurfadhilah174@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan. Buah pare merupakan salah satu jenis tanaman obat yang digunakan oleh
masyarakat degan kandungan charantin yang berkhasiat menurunkan kadar glukosa dalam
darah. Sediaan tablet mempunyai keuntungan yaitu mudah dikonsumsi dan tepat
takarannya,sehingga pada penelitian ini buah pare dibuat sediaan tablet. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui konsentrasi bahan pengikat gelatin yang dapat menghasilkan
sediaan tablet ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dengan mutu fisik yang baik
serta untuk mengetahui pengaruh gelatin sebagai bahan pengikat pada uji stabilitas fisik
sediaan tablet ekstrak buah pare (Momordica charantia L.).
Metode. Pembuatan sediaan tablet ekstrak buah pare adalah dengan metode granulasi
basah karena zat aktif buah pare tidak tahan terhadap pemanasan diatas 600C.
Hasil.Formula sediaan tablet ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dengan bahan
pengikat gelatin pada konsentrasi 5%, 7,5%, 10% mampu menghasilkan sediaan tablet
yang memenuhi persyaratan uji pemeriksaan fisik sediaan tablet selama 28 hari.
Konsentrasi pengikat gelatin memberi pengaruh terhadap sifat fisik granul dan sifat fisik
sediaan tablet, konsentrasi pengikat gelatin yang paling baik adalah formula III dengan
konsentrasi gelatin 10%.
Kesimpulan.Semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat maka kekerasan akan semakin
tinggi dan kerapuhan semakin turun.
Kata Kunci: buah pare (Momordica charantia L.); gelatin; granulasi basah
ABSTRACT
Introduction. Bitter melon is one type of medicinal plant used by the community with
charantin content which has the effect of reducing glucose levels in the blood. Tablet
preparations have the advantage of being easy to consume and exactly the size, so that in
this study pare fruit was made tablet preparations. The purpose of this study was to
determine the concentration of gelatin binder which could produce good physical quality
pare (Momordica charantia L.) fruit extract tablets and to determine the effect of gelatin as
a binder on the physical stability test of bitter fruit extract tablets (Momordica charantia L).
Methods.The making of pare fruit extract tablets is by wet granulation method because the
active ingredients of bitter melon fruit are not resistant to warming above 600C.
Results. Tablet dosage form of bitter melon extract (Momordica charantia L.) with gelatin
binder at a concentration of 5%, 7.5%, 10% was able to produce tablet preparations that
fulfilled the requirements for tablet physical examination for 28 days. The gelatin binding
concentration has an influence on the physical properties of granules and the physical
properties of tablet preparations, the best concentration of gelatin binder is formula III with
a gelatin concentration of 10%.
Conclusion. The higher the concentration of the binding material, the higher the hardness,
and fragility decreases.
Keywords: Bitter Melon Extract (Momordica charantia L.); Gelatin binder; WetGranulation.
dapat meningkatkan warna, bau, rasa sediaan boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing
sertalebih ekonomis dan tidak bereaksi bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
dengan hampir semua obat4. Berdasarkan lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom
pertimbangan dosis ekstrak buah pare A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
(Momordica charantia L)yang telah dilakukan menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
oleh peneliti sebelumnya, bahwa sebanyak besar dari harga yang ditetapkan kolom B7.
200 mg ekstrak buah pare diminum dua kali
sehari untuk terapi tambahan Diabetes Tabel 1. Formula Tablet
mellitus6. Formula 1 Formula 2 Formula
(mg) (mg) 3 (mg)
Ekstrak
METODE 200 200 200
buah pare
Alat dan bahan Gelatin 30 45 60
Alat yang digunakan dalam penelitian Avicel pH
101 331 316 301
ini antara lain timbangan digital acis, oven Aerosil
memmert, mesin tablet, beaker glass pyrex, 5% 30 30 30
gelas ukur pyrex, corong kaca pyrex, Mg
stearate 6 6 6
disintegration tester BJ-1, friability tester CS-
Aspartame 3 3 3
II, hardness tester YD-1, jangka sorong norita, Bobot tablet 600 600 600
rotary evaporator IKA RV 10, ayakan 16 mesh b.) Uji Keseragaman Bobot
dan 18 mesh. Tablet ditimbang 20 tablet satu persatu,
Tanaman pare yang digunakan berasal dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Tidak
dari perkebunan pare di Desa Dawung, boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing
Bandardawung, Tawangmangu dan telah bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
dideterminasi di Laboratorium Biologi FKIP lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bahan A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
ekstrak buah pare yang diperoleh dengan besar dari harga yang ditetapkan kolom B 7.
metode maserasi dengan menggunakan c.) Uji Keseragaman Ukuran Tablet
pelarut etanol 70% (PT.Brataco) yang Tablet diambil sejumlah 10 tablet
dikeringkan dengan aerosil dan bahan kemudian diukur diameter dan tebal tablet
tambahan lain yaitu avicel pH 101, Gelatin, dengan menggunakan jangka sorong. Tablet
Mg Stearat, dan Aspartam. yang baik memiliki diameter tidak lebih dari 3
kali atau tidak kurang dari 4/3 tebal tablet7.
Jalannya penelitian d.) Uji Kekerasan Tablet
1. Formulasi Tablet Ekstrak Buah Pare Tablet diambil sejumlah 10 tablet,
Tablet ektrak buah pare (Momordica kemudian tombol on ditekan, skala pada
charantia L.) yang mengandung ekstrak buah hardness tester diubah pada satuan kg apabila
pare dibuat dalam 3 formula dengan satuan sebelumnya newton dan diposisikan
konsentrasi bahan pengikat gelatin yang pada angka nol(0). Kemudian satu tablet
berbeda yaitu 5%, 7,5%, 10%. Ketiga formula diletakkan ditengah pada alat pengukur
tablet yang dibuat disajikan pada Tabel 1. kekerasan tablet (hardness tester) sekrup
2. Evaluasi Sifat Fisik Tablet diputar kedepan sampai tablet pecah.
a.) Uji Keseragaman Bobot Kekerasan tablet ditunjukkan dengan skala
Tablet ditimbang 20 tablet satu persatu, (kg) yang terlihat pada alat disaat tablet pecah.
dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Tidak
Tablet yang baik mempunyai kekerasan antara turunkan secara teratur 30 kali setiap menit
4-10 kg 7. dalam medium air dengan suhu 37ºC. Tablet
e.) Uji Kerapuhan Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet
Tablet yang akan diuji sebanyak 20 yang tertinggal diatas kasa. Persyaratan uji
tablet, terlebih dahulu dibebas debukan dan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut
ditimbang, kemudian tablet dimasukkan adalah kurang dari 15 menit 7.
dalam friability tester dan diputar sebanyak HASIL
100 putaran (4 menit), selanjutnya tablet Pembuatan Granul
dibebas debukan kembali.Lalu ditimbang
Granul adalah gumpalan dari partikel-
kembali dan dihitung prosentase kehilangan
partikel yang kecil. Pembuatan granul pada
bobot sebelum dan sesudah perlakuan, tablet
penelitian ini adalah dengan menggunakan
dianggap baik apabila kerapuhan tidak lebih
metode granulasi basah dengan bahan
dari 0,8% 7.
pengikat gelatin 5%, 7,5%, dan 10%.
e).Uji Waktu Hancur Tablet
Pemeriksaan fisik granul meliputi:
Lima tablet dimasukkan ke dalam
tabung berbentuk keranjang, kemudian dinaik
b. Uji sudut diam granul II, III memenuhi persyaratan sudut diam
karena <300 sehingga granul pada semua
Dari data pemeriksaan sudut diam formula memiliki kecepatan alir yang baik
pada tabel III dapat diketahui pada formula I, dan dapat mengalir bebas. Semakin tinggi
kerucut maka sudut diam akan semakin besar. bentuk, warna, rasa, dan bau pada semua
Uji anova data yang ada menunjukkan ada tablet pada waktu penyimpanan selama 28
perbedaan yang signifikan yaitu 0,017 hari. Pada formula I, II, dan III mempunyai
(<0,05). Pada hasil uji post hoc menunjukkan bintik-bintik bewarna coklat pada tablet
nilai >0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa sehingga warna tablet menjadi kurang
data yang diperoleh memiliki perbedaan antar menarik, hal ini disebabkan karena
formula. Pengaruh gelatin pada uji sudut diam penggunaan bahan alam mempunyai
dalam penelitian ini adalah semakin besar kelemahan yakni menimbulkan bintik-bintik
konsentrasi bahan pengikat gelatin maka pada tablet yang dihasilkan8.
sudut diam granul akan semakin besar dengan b.) Uji Keseragaman Bobot Tablet
tinggi kerucut yang paling tinggi, hal ini Pengujian keseragaman bobot
disebabkan karena kecepatan alir granul pada dilakukan dengan menghitung rata-rata bobot
konsentrasi terbesar lebih lambat karena tablet, uji ini dilakukan untuk mengetahui
granul lebih lembab dibandingkan pada bobot tiap tablet dan formula dalam
konsentrasi terendah. penyimpaan selama 28 hari.
Pemeriksaan fisik tablet
Uji stabilitas fisik tablet dilakukan Tabel 5. Bobot Rata-rata Tablet
Formula Minggu ke – (gram)
untuk mengetahui kestabilan tablet selama
0 7 14 21 28
proses penyimpanan pada kurun waktu
I 0,597 0,599 0,598 0,600 0,600
tertentu3. Uji stabilitas fisik tablet dilakukan II 0,598 0,599 0,599 0,602 0,602
pada hari ke- 0, 7, 14, 21, 28 dengan tujuan III 0,600 0,601 0,602 0,603 0,604
pada kurun waktu tersebut didapatkan
gambaran tentang kestabilan fisik tablet Berdasarkan data yang diperoleh pada
selama penyimpanan. Uji stabilitas fisik tablet tabel V dapat disimpulkan bahwa semua tablet
yang dilakukan meliputi : memenuhi uji keseragaman bobot dikarenakan
a.) Organoleptis tablet tidak ada satupun tablet yang menyimpang
Tabel 4. Organoleptis Tablet dari kolom A maupun B. Dari hasil uji
Formula I Formula Formula statistika yang menggunakan SPSS 18 dengan
II III
metode Anova untuk uji keseragaman bobot
Bentuk bulat bulat bulat
diperoleh hasil sebesar 0,147 > 0,05 yang
pipih pipih pipih
Warna coklat coklat coklat tua berarti tidak ada perbedaan signifikan atau
muda muda konsentrasi gelatin tidak mempengaruhi
Bau Khas Khas Khas terhadap bobot tablet, sehingga uji ini
lemah lemah lemah menunjukkan hasil yang stabil untuk setiap
Rasa pahit pahit pahit kali pengujian selama 28 hari.
c.) Uji Keseragaman Ukuran
Pemeriksaan uji keseragaman ukuran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan 10 tablet
selama periode pengamatan didapatkan hasil pada setiap uji.
uji organoleptik tablet yang stabil untuk setiap
formula yaitu tidak ada perubahan untuk
Berdasarkan data pada tabel VI semua ada perbedaan yang signifikan atau tidak
tablet memenuhi uji keseragaman ukuran dan untuk tiap formulasi. Pada hasil uji post hoc
tablet yang dihasilkan memiliki ukuran yang menunjukkan nilai >0,05% sehingga dapat
stabil selama proses pengamatan. Dalam disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi
waktu penyimpanan selama 28 hari semua bahan pengikat gelatin mempengaruhi
tablet masih memenuhi uji keseragaman kekerasan tablet untuk setiap formula.
ukuran tablet. f.) Uji Waktu Hancur Tablet
d.) Uji Kerapuhan Tablet
Tabel 9. Uji Waktu Hancur Tablet
Tabel 7. Uji Kerapuhan Tablet Formula Minggu ke – (menit)
Formula Minggu ke – (gram)
0 7 14 21 28
0 7 14 21 28
I 03:28 03:17 02:00 01:19 01:16
I 0,17 0,33 0,50 0,66 0,74
II 04:15 03:23 02:01 01:59 01:38
% % % % %
III 10:38 09:16 06:37 06:02 05:55
II 0,17 0,25 0,33 0,49 0,57
% % % % %
Semua tablet memenuhi persyaratan uji waktu
III 0,17 0,25 0,33 0,40 0,49
% % % % % hancur tablet yaitu <15 menit. Dari hasil uji
statistika dengan uji anova untuk uji waktu
Semua tablet pada uji ini memenuhi hancur tablet menunjukan ada perbedaan
persyaratan kerapuhan tablet yaitu <0,8%. signifikan antar formula yaitu < 0,05 sehingga
Dari hasil uji statistika yang menggunakan dapat dilanjutkan ke uji post hoc untuk
SPSS 18 dengan metode Anova menunjukkan mengetahui ada perbedaan yang signifikan
tidak ada perbedaan yang signifikan yaitu atau tidak untuk tiap formulasi.Pada hasil uji
0,413 (>0,05) post hoc menunjukkan nilai >0,05% sehingga
e.) Uji Kekerasan Tablet dapat disimpulkan bahwa perbedaan
konsentrasi bahan pengikat gelatin
Tabel 8. Uji Kekerasan Tablet mempengaruhi waktu hancur tablet untuk
Formula Minggu ke – setiap formula. Semakin tinggi kadar bahan
Rata-rata (gram) pengikat maka semakin lama tablet tersebut
0 7 14 21 28 hancur.
I 6,28 6,23 5,79 5,45 5,30
II 6,49 6,29 5,87 5,50 5,27
III 7,41 7,07 6,98 6,72 6,41
PEMBAHASAN
Semua formula pada uji kekerasan Pada uji waktu alir,semakin besar
tablet ini memenuhi persyaratan kekerasan konsentrasi gelatin maka akan semakin lama
tablet yaitu 4-8 kg. Dari hasil uji statistika waktu alirnya.Pada uji sudut diam, semakin
dengan uji anova untuk uji kekerasan tablet besar konsentrasi bahan pengikat gelatin maka
menunjukan ada perbedaan signifikan antar sudut diam granul akan semakin besar dengan
formula yaitu < 0,05 sehingga dapat tinggi kerucut yang paling tinggi.Penjelasan
dilanjutkan ke uji post hoc untuk mengetahui untuk fenomena tersebut adalahkarena
kecepatan alir granul pada konsentrasi besar 2. Konsentrasi bahan pengikat gelatin
lebih lambat karena granul lebih lembab memberi pengaruh terhadap sifat fisik
dibandingkan pada konsentrasi rendah. granul yaitu waktu alir granul,
Bintik-bintik bewarna coklat pada kecepatan alir granul, dan sudut diam
tablet membuat warna tablet menjadi kurang serta juga memberi pengaruh fisik tablet
menarik. Penjelasan untuk hal ini disebabkan seperti uji kekerasan, kerapuhan, waktu
karena penggunaan bahan alam dalam proses hancur. Semakin tinggi konsentrasi
pembuatan sediaan tablet. Bahan bahan pengikat gelatin kekerasan tablet
alammempunyai kelemahan menimbulkan semakin tinggi dan kerapuhan semakin
bintik-bintik pada tablet yang dihasilkan8. turun.
Perbedaan konsentrasi bahan pengikat
berupa gelatin turut mempengaruhitingkat DAFTAR PUSTAKA
kekerasan tablet untuk setiap 1. Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia,
formula.Konsentrasi bahan pengikat gelatin Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
memberi pengaruh terhadap sifat fisik Indonesia, Jakarta.
2. Setiawati, R, 2014. Efek Analgetik Ekstrak
granul.Sifat fisik yang terpengaruh meliputi Etanol 70% Buah Pare (Momordica
waktu alir granul, kecepatan alir granul, dan charantia L.) pada Tikus Jantan Putih
sudut diam. Konsentrasi bahan pengikat (Spague Dawley). Progam Studi Farmasi.
gelatin juga memberi pengaruh fisik tablet Universitas Pakuan. Bogor.
3. Linda, A.L., Pengaruh Kadar PVPK-30
seperti uji kekerasan, kerapuhan, waktu dalam Formula Tablet Hisap Ekstrak Wortel
hancur. Semakin tinggi konsentrasi bahan (Daucus carota) dengan Basis Mannitol
pengikat gelatin kekerasan tablet semakin secara Granulasi Basah. Malang:Universitas
tinggi dan kerapuhan semakin turun Muhammadiyah Malang;2016.
4. Siregar, J, P., dan Wikarsa, S., 2010,
Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, 151-
KESIMPULAN 173, 216, EGC, Jakarta.
5. Banker, G.S., and Anderson, N.R., 1986,
Berdasarkan data yang diperoleh dari Tablets, in: Lachman, L. Lieberman, H.A.,
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: and Kanig, J.L. (eds): The Theory and
1. Formula tablet ekstrak buah pare Practise of Industrial Pharmacy, 3rd Ed.,
Lea and Febiger, Philadelphia
(Momordica charantia L.) dengan
6. Lawrence L., Richard B., Jyoti K., Susan H
konsentrasi bahan pengikat gelatin 5%, & Sharon C., 2009, Anti-diabetic and
7,5%, dan 15% mampu menghasilkan hypoglycaemic effects of Momordica
tablet yang sesuai dengan persyaratan charantia (bitter melon): a mini review,
British Journal of Nutrition (2009), 102,
uji tablet. Konsentrasi bahan pengikat
1703–1708.
gelatin yang paling baik sebagai bahan 7. Depkes RI , 1979, Farmakope Indonesia,
pengikat pada tablet ekstrak buah pare Edisi III, 6-8, 65, 93, 96, Departemen
(Momordica charantia L.) adalah pada Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
8. Rukmana R., Budidaya Pare,
formula III dengan konsentrasi gelatin Yogyakarta:Kanisius;1997
10%.
Arisanty*), Anita*)
ABSTRAK
Buah Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai obat
jerawat secara tradisional sehingga pengobatannya kurang efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memformulasikan sediaan krim dari ekstrak etanol Buah Belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) dan untuk mengetahui mutu fisik dari sediaan krim yang dibuat dari ekstrak etanol buah
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Desain penelitian ialah pre and post test design pada krim
yang dibuat dengan 3 variasi pada emulgator Na. lauril sulfat 0,5%, 1% dan 2% yang diuji sebelum
dan sesudah penyimpanan selama 12 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol Buah
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dapat di formulasikan sebagai sediaan krim dan pada
pengujian organoleptik, daya sebar, dan homogenitas terdapat 2 formula yang memenuhi syarat yaitu
Na. lauril sulfat 0,5% dan 1%, dan pada pengujian pH tidak terdapat formula yang memenuhi syarat
Kata kunci : Ekstrak Buah Belimbing wuluh, Mutu Fisik dan Na. lauril sulfat.
Rencana Formula
Formulasi ekstrak Buah Blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) :
Konsentrasi (%)
No. Bahan (g)
Formula I Formula II Formula III
1. Ekstrak kental 2% 2% 2%
2. Malam putih 20% 20% 20%
3. Setil alkohol 4% 4% 4%
4. Propilenglikol 5% 5% 5%
5. Na. lauril sulfat 0,5% 1% 2%
6. Nipagin 0,2% 0,2% 0,2%
7. Nipasol 0,5% 0,5% 0,5%
8. Air suling ad 20 gr ad 20 gr ad 20 gr
Sumber : Anggit Luthfiana, 2013
3. Pengamatan pH Pembahasan
Tabel 4. Hasil pengamatan pH krim sebelum Pada penelitian ini dibuat sediaan
dan sesudah penyimpanan selama 12 krim dari ekstrak etanol Buah Belimbing
hari. wuluh (Averrhoa bilimbi L.) menurut
penelitian dari wira eka, 2008 membuktikan
pH bahwa konsentrasi 2% dari ekstrak etanol
No Sebelum Sesudah Buah Belimbing wuluh merupakan konsentrasi
Formula
. penyim penyim hambat minimum terhadap pertumbuhan
panan panan bakteri penyebab jerawat. Adapun emulgator
1. Formula I 3 3 yang digunakan pada pembuatan krim ekstrak
2. Formula II 3 3 etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa
3. Formula III 3 3 bilimbiL) yaitu Na. Lauril sulfat dengan
Sumber : Data primer, 2017 memvariasikan konsentrasi yang digunakan
0,5%, 1% dan 2%.. Dengan penambahan
Emulgator pada sediaan krim, maka kedua
fase dapat bercampur dengan baik.
Adapun bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan krim ektrak etanol Buah
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yaitu
Aquadest, Malam Putih sebagai stabilisator
emulsi, Na. lauril sulfat sebagai emulgator,
Abstract: Physical Stability, Hedonic, Syrup, Tumeric Tamarind. Tumeric have a benefit
as antiinflammation so can be improved in the syrup formula. This research aimed to
describe the result physical stability and hedonic test of the tumeric tamarind sirup with
differences temperature storing for phormula I was saving in 50C and phormula II was
saving in 350C for 24 hours as many 14 cyclic. It was experimental research. This research
was done by testing physical stability of the tumeric tamarind sirup include to organoleptic,
pH, homogenity and pour time test and also hedonic test. The result research: organoleptic
test were no change for two weeks with brownish yellow colour, smell test is tumeric
tamarind, flavor test is sweet and tamarind and texture is solid. pH test is stable at 4,
homogenity test is stable homogen and pour time test is phormula I was storing in 50C is
8,14 second and 7,84 second, phormula II was storing in 350C is 5,04 second and 4,14
second for 24 hour as many 14 cyclic. Hedonic test was showed result for first week at
temperature 50C is 40% of respondents are very like, 40% of respondents are like and 20%
of respondents are dislike, at temperature 35°C is 40% of respondents are very like and
60% of respondents are like. While for second week at temperature 50C is 60% of
respondents are very like and 40% of respondents are like, at temperature 35°C is 80% of
respondents are very like and 20% of respondents are like.
79
80 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 2, No 2, September 2017, hlm 60-115
cairan akan semakin sukar dituang a. Bentuk, warna, bau dan rasa
(Ansel, 1989). Viskositas cairan formula I disimpan pada suhu 50C
biasanya turun dengan meningkatnya dan formula II disimpan pada suhu
suhu, dapat dianalogikan dengan sirup 350C selama 24 jam sebanyak 14
gula panas mengalir lebih cepat dari siklus tidak mengalami perubahan
pada sirup gula dingin. yaitu warna kuning kecoklatan
pekat, bau khas kunyit dan asam,
B. Berdasarkan data hasil uji hedonik rasa asam manis dengan bentuk
pada sirup herbal kunyit cair
Respon Minggu I (%) Minggu II (%) b. Uji pH formula I disimpan pada
Suhu Suhu Suhu Suhu
Dingin Ruang Dingin Ruang suhu 50C dan formula II disimpan
(5° C) (35° C) (5° C) (35° C) pada suhu 350C selama 24 jam
Sangat suka 40 40 60 80
Suka 40 60 40 20 sebanyak 14 siklus tidak ada
Tidak Suka 20 0 0 0 perubahan yaitu nilai 4
Jumlah 100 100 100 100
c. Uji homgenitas formula I disimpan
Uji hedonik dilakukan dengan
pada suhu 50C dan formula II
menggambarkan kesukaan (parameter
disimpan pada suhu 350C selama
aroma, penampilan dan rasa)
24 jam sebanyak 14 siklus tidak
menggunakan 25 panelis yang diberikan
ada endapan dan gumpalan semua
contoh sediaan sirup herbal kunyit asam.
homogen
Hasil uji hedonik menunjukkan
d. Uji waktu tuang formula I
perbedaan respon tiap responden
disimpan pada suhu 50C yaitu 8,14
terhadap sirup kunyit asam. Pada suhu
detik dan 7,84 detik dan formula II
5°C responden banyak yang memberikan
disimpan pada suhu 350C yaitu
nilai suka karena tekstur pada sirup yang
5,04 detik dan 4,14 detik selama
mengandung gula bila disimpan pada suhu
24 jam sebanyak 14 siklus
dingin maka akan lebih kental dan itu juga
e. Untuk uji hedonik menunjukkan
mempengaruhi penilaian kesukaan ada
hasil respon pada minggu I suhu
sirup kunyit. Sedangkan pada suhu 35° C
5°C yang sangat suka 40%, suka
tidak ada yang mempengaruhi dalam segi
40% dan tidak suka 20%, pada
organoleptiknya dan kemudahan untuk
suhu 35°C memberikan nilai
menuang sehingga nilai sangat suka lebih
respon yang sangat suka 40%,
tinggi. Namun bisa disimpulkan bahwa
suka 60%. Sedangkan pada
responden lebih menyukai sirup pada suhu
minggu II suhu 5°C yang sangat
35° C
suka 60%, suka 40%, pada suhu
35°C memberikan nilai respon
KESIMPULAN DAN SARAN yang sangat suka 80% dan suka
Stabilitas fisik dan hedonik sirup
20%.
herbal kunyit asam dengan perbedaan
suhu penyimpanan yaitu formula I
DAFTAR RUJUKAN
disimpan pada suhu 50C dan formula II
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia
disimpan pada suhu 350C selama 24 jam
Edisi IV. Departemen Kesehatan
sebanyak 14 siklus.
Republik Indonesia : Jakarta.
84 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 2, No 2, September 2017, hlm 60-115
C. KESIMPULAN
1. Sediaan Padat
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
a. Formula tablet ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dengan konsentrasi
bahan pengikat gelatin 5%, 7,5%, dan 15% mampu menghasilkan tablet yang
sesuai dengan persyaratan uji tablet. Konsentrasi bahan pengikat gelatin yang
paling baik sebagai bahan pengikat pada tablet ekstrak buah pare (Momordica
charantia L.) adalah pada formula III dengan konsentrasi gelatin 10%.
b. Konsentrasi bahan pengikat gelatin memberi pengaruh terhadap sifat fisik
granul yaitu waktu alir granul, kecepatan alir granul, dan sudut diam serta juga
memberi pengaruh fisik tablet seperti uji kekerasan, kerapuhan, waktu hancur.
Semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat gelatin kekerasan tablet semakin
tinggi dan kerapuhan semakin turun.
2. Sediaan Semi Padat
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
a. Ekstrak etanol Buah Belimbing wuluh (Averrhoaa bilimbi L.) dapat di
formulasikan sebagai sediaan krim.
b. Pada pengujian Organoleptik, Daya sebar dan Homogenitas terdapat 2 formula
yang memenuhi syarat yaitu Na. lauril sulfat 0,5% dan Na. lauril sulfat 1%, dan
pada pengujian pH ketiga formula Na. lauril sulfat 0,5%, 1% dan 2% tidak
memenuhi syarat.
3. Sediaan Cair
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan Stabilitas fisik dan
hedonik sirup herbal kunyit asam dengan perbedaan suhu penyimpanan yaitu
formula I disimpan pada suhu 5°C dan formula II disimpan pada suhu 35°C selama
24 jam sebanyak 14 siklus memenuhi persyaratan sirup yaitu untuk uji organoleptik,
homogenitas, pH dan waktu tuang.