Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PASCA PANEN

UJI PENETAPAN SARI LARUT AIR,UJI SARI LARUT ETHANOL

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK : III / 2A Jamu

NAMA ANGGOTA :

1. LATIFATU ZAHROK (P27241020022)

2. NABILAH MERCYDHIYA T.K (P27241020026)

3. NILNA FARAHDIBA A. (P27241020028)

4. RIFAHASIH MUNAWAROH (P27241020030)

5. SINTA DWI YULIANTI (P27241020032)

6. WANDA FIRDAUS (P27241020036)

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PASCA PANEN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA 2021

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penentuan kadar sari larut air dan etanol adalah metode kuantitatif
untuk jumlah kandungan senyawa dalam simplisia yang mampu tertarik oleh
pelarut. Kedua cara yang hampir sama tersebut didasarkan ada kelarutan
senyawa yang terkandung dalam simplisia. Kadar sari larut air digunakan
untuk menentukan kemampuan dari bahan baku obat atau simplisia tersebut
apakah tersari dalam pelarut air. Kadar sari larut etanol digunakan untuk
mengetahui apakah bahan baku obat atau simplisia mampu larut dalam pelarut
organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menlihat kadar sari larut air
dan etanol dari simplisia dan ekstrak kunyit. (Febrianti, D. R., dkk)
Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman yang
mengandung senyawa kurkumin dengan berbagai aktivitas. Pemanfaatan
kurkumin dari rimpang kunyit yang banyak digunakan adalah dalam bentuk
ekstrak etanol, namun masih terdapat zat ballast sehingga menyebabkan
rendahnya kadar kurkumin. Hal ini dapat diupayakan dengan standarisasi
ekstrak etanol yang terpurifikasi. Ekstrak etanol rimpang kunyit dibuat dengan
metode maserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak etanol direndam dengan
heksan hingga fase heksan terlihat jernih dan diperoleh ekstrak terpurifikasi
yaitu fase tak larut heksan. Kadar kurkumin ditetapkan menggunakan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam silika gel 60 F dan fase
gerak kloroform: etanol: asam asetat glasial (94: 5: 1) dan analisis kuantitatif
menggunakan densitometri dengan panjang gelombang maksimum 426 nm.
Kadar air ekstrak ditetapkan menggunakan metode destilasi toluen, kadar abu
dan kadar abu tidak larut asam ditetapkan menggunakan metode gravimetri.
Hasil statistik dengan LSD menunjukkan perbedaan yang bermakna kadar
kurkumin dan beberapa nilai parameter non spesifik pada ekstrak etanol dan
ekstrak terpurifikasi.

B. TUJUAN
Untuk melakukan proses penyarian dan mengeluarkan zat aktif yang terlarut
pada cairan penyari untuk keluar dari sel.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TAKSONOMI TUMBUHAN KENCUR


Divisi : Spermatopyhta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : kaempferia
Spesies : Kaempferia galanga L (Van Steenis, 1947).

B. KARAKTERISTIK TUMBUHAN KENCUR


Secara umum dikenal dua tipe kencur, yaitu jenis berdaun lebar dan berdaun
sempit (Syukur dan Hernani, 2001). Kencur merupakan terna kecil daunnya
lebar, letaknya mendatar, hampir rata dengan permukaan tanah. Bunganya
tersusun dalam bulir. Mahkota bunga berjumlah 4-12, rimpangnya bercabang-
cabang banyak sekali, dibagian terletak diatas tanah. pada akarnya sering kali
terdapat umbi yang betuknya bulat. Warnanya putih kekuningan, bagian
tengahnya berwarna putih, sedangkan pinggirnya berwarna coklat, berbau
harum (Sugeng, 2001). Kencur digolongkan sebagai tanaman jenis empon-
empon yang mempunyai daging buah yang lunak dan tidak berserat. Kencur
merupakan terna kecil yang tumbuh subur didaerah dataran atau pegunungan
yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Rimpang kencur
mempunyai aroma yang spesifik. Daging buah kencur berwarna putih dan
kulit luarnya berwarna coklat.jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3
lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah duduk
dengan mahkota bunga berjumlah antara 4-12 buah, bibir bunga berwarna
lembayung dengan warna putih lebih dominant. Kencur tumbuh dan
berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim penghujan kencur dapat
ditanam dalam pot atau dikebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu
basah dan di tempat terbuka (Thomas, 1989).

C. JENIS METODE
Jenis metode uji yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Metode sampel dengan maserasi
2. Metode kadar sari larut air dan etanol dengan pengeringan pada oven dan
penguapan pada waterbath.

D. SYARAT UJI YANG DILAKUKAN


Tanaman kencur memiliki syarat kadar sari larut air yaitu tidak kurang 10,6%
Dan syarat kadar sari larut etanol yaitu tidak kurang 4,6% (Kemenkes RI,
2017).
BAB III
METODE UJI
A. Alat
1. Timbangan
2. Oven
3. Shaker
4. Gelas ukur
5. Cawan petri
6. Mikropipet
7. Botol
8. Corong kaca
9. Kertas saring
10. Labu Erlenmeyer
11. Beaker glass
12. Label
13. Gunting

B. Bahan
1. Cairan ethanol 70%
2. Chloroform
3. Simplisia kencur

C. Metode
Kadar sari larut air
1. Menimbang cawan petri kosong yang telah disterilkanan
2. Menimbang serbuk tanaman,kemudian dimasukka ke dalam botol yang
telah diberi label
3. Kemudian ditambahkan 100 ml air chloroform (CHCl3)
4. Letakkan botol yang sudah berisi campuran dari serbuk tanaman dan
chloroform di atas shaker,alat shaker ini digunakan untuk mengocok agar
tercampur selama 4jam dengan kecepatan 150 rpm/s
5. Saring hasil dari botol yang dishaker ke dalam Erlenmeyer (20 ml)
dengan menggunakan corong yang sudah diberi kertas saring
6. Larutan yang sudah disaring masing-masing diambil 4 ml dan
dimasukkan kedalam cawa kosong yangdiberi label (9-16)
7. Setelah itu dipanaskan di atas waterbath sampai larutan mengental
8. Masukkan cawan ke dalam oven dengan suhu 100 0C salaam
2jam,kemudian cawan dipindahkan dan ditimbang
9. Setelah itu hitung kadar sarinya

Kadar sari larut ethanol

1. Menimbang cawan kosong yang telah disterilkan


2. Menimbang serbuk tanaman,kemudian dimasukkan ke dalan botol dan
diberi label pada botol
3. Tambahkan 100 ml ethanol 70% untuk masing-masing botol
4. Setelah itu letakkan botol yang berisi larutan diatas shaker
5. Tekan tombol power pada alat untuk mengocok 4jam dengan kecepatan
150 rpm/s
6. Setelah itu saring larutan ke dalam labu Erlenmeyer sebanyak 4ml
menggunakan corong kertas saring
7. Larutan yang sudah disaring masing-masing diambil 4 ml kemudian
dimasukkan ke dalam cawan kosong yag sudah ditimbang tadi sebanyak 4
ml dengan menggunakan mikropipet (cawan yang sudah diberi label 1-8)
8. Setelah itu dipanaskan diatas waterbath sampai larutan menyusut
9. Masukan cawan kedalam oven pembakaran dengan suhu 1000C selama 2
jam
10. Cawan ditimbang lalu dihitung persentase kadar sari
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

No Nama Berat Berat Berat Sampel Sari Larut Sari


. Tanaman sampel cawan Cawan+Samp sesudah Ethanol Larut
simplisia kosong el sesudah dipanaskan Air
(%) (%)
S (gram) C dipanaskan (gram) C-E
E/S x100 E/Sx100
(gram) E
1. Rimpang 5 gram 50,6234 50,7379 gram 0,1145 11,45% -
Kencur gram gram
2. Rimpang 5 gram 50,6234 50,7329 gram 0,1095 - 10,147%
Kencur gram gram

Cara perhitungan kadar sari larut etanol


berat hasil volume ekstrak cair
= × × 100
berat sampel volume ekstrak diambil
0,1149 90
= × × 100
5 gram 20
= 10,341 %

Cara perhitungan kadar sari larut air


berat hasil volume estrak cair
= × × 100
berat sampel volume ekstrak diambil
10,14 90
= × × 100
5 gram 20
= 912,6%
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol ini
dilakukan untuk mengetahui kandungan sari larut air dan etanol pada
rimpang kencur. Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini
adalah dengan menyiapkan sampel serbuk simplisia rimpang kencur
sebanyak 5 gram kemudian dimaserasi selama 24 jam dengan 6 jam
pengadukan dan 18 jam didiamkan dalam suhu ruang. Selanjutnya
disaring dan diambil 20 ml untuk di masukkan ke cawan kosong dan
diuapkan dalam waterbath sampai didapatkan ekstrak kental. Kemudian
dimasukkan kedalam oven dengan suhu 100℃ selama 2 jam, setelah itu
ditimbang untuk mengetahui kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol.
Pentingnya melakukan pengujian tersebut untuk mengetahui kadar
sari larut air simplisia serbuk dengan metode yang telah ditetapkan. Hasil
penelitian kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol pada serbuk
memiliki nilai 11, 45 , 10, 95 dan 10, 14, 10 ,14. Tumbuhan kencur hasil
memenuhi persyaratan materia medika indonesia.
Dibandingkan dengan jurnal Pharmascience progam bidang studi
Farmasi Universtas Lambung Mangkurat. Hasil percobaan kadar sari larut
air dan kadar sari larut etanol tanaman kupai mahung pada serbuk
memiliki nilai 19,54% dan 16,13%. Pada ekstrak memiliki 19,53% dan
14,55%.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penentuan kadar sari larut air dan etanol adalah metode kuantitatif
untuk jumlah kandungan senyawa dalam simplisia yang mampu tertarik oleh
pelarut. Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman
yang mengandung senyawa kurkumin dengan berbagai aktivitas. Hal ini dapat
diupayakan dengan standarisasi ekstrak etanol yang terpurifikasi. Pada
praktikum kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol ini dilakukan untuk
mengetahui kandungan sari larut air dan etanol pada rimpang kencur.
Pentingnya melakukan pengujian tersebut untuk mengetahui kadar sari larut
air simplisia serbuk dengan metode yang telah ditetapkan. Berdasarkan
praktikum kami kadar sari larut air rimpang kunyit adalah sebanyak 10,341%
sedangkan untuk kadar sari larut etanol dari simplisia akar pelembak adalah
sebanyak 912,6%.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Febrianti, D. R., Mahrita, M., Ariani, N., Putra, A. M. P., & Noorcahyati, N. (2019).
Uji Kadar Sari Larut Air Dan Kadar Sari Larut Etanol Daun Kumpai Mahung
(Eupathorium inulifolium HB &K). Jurnal Pharmascience, 6(2), 19-24.

Hayati, N. 2008. Uji Efek Sediaan Serbuk Instan Rimpang Kencur Sebagai Tonikum
Terhadap Mencit Jantan Galur. Surakarta : Universitas Muhammadiyah,
Fakultas Farmasi.

Nurhayati, T. (2008). UJI EFEK SEDIAAN SERBUK INSTAN RIMPANG


KENCUR (Kaempferia galanga L.) SEBAGAI TONIKUM TERHADAP
MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Salimah, N., dkk. 2017. Standarisasi Parameter Non Spesifik dan Perbandingan
Kadar Kurkumin Ekstrak Etanol dan Ekstrak Terpurifikasi Rimpang Kunyit.
Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan, Fakultas Farmasi.

Anda mungkin juga menyukai