1.

SAMBILOTO
Nama daerah : papaitan (Sumatera), takilo, bidara, sambiloto (Jawa),
sambilata, sadilata, (Sunda)
Nama ilmiah : Andrographis paniculata
Bagian yang digunakan : Herba
Kandungan : andrografolida, deoksi andrografolida, neo andrografolida
Penggunaan / indikasi : antiradang, antiinflamasi, dan detok si kasi
Efek farmakologi : Andrografolid meningkatkan waktu pembekuan darah
dan menurunkan risiko pembekuan dalam pembuluh darah. Andrografolid
bersifat Antioksidan sehingga dapat mempertahankan fungsi jantung
normal dan relaksasi otot sehingga dapat menurunkan tekanan darah
Data Klinis :
Kontraindikasi : Ibu hamil, menyusui, dan anak anak
Peringatan : air perasan sambiloto dapat menyebabkan bengkak pada
mata.
Hindari konsumsi sambiloto dengan obat pengencer darah
Interaksi : Hindari penggunaan jangka panjang bersamaan obat
imunosupresan
dan obat antiplatelet atau antikoagulan karena sambiloto dapat
menghambat agregasi platelet. Dengan daun salam dapat menurunkan
kadar gula darah lebih stabil.
Penyimpanan : di wadah kering, tertutup, disimpan suhu ruang dan
tempat terlindung dari paparan sinar matahari langsung
Contoh resep formula :
Jamu saintifik diabetes
Daun Salam 5 gram
Herba Sambiloto 5 gram direbus selama 15 menit dengan 1 liter/ 5
gelas belimbing hasil rebusan dibagi dua dan diminum 2x pagi dan
sore hari
Kulit Kayu Manis 7 gram
Rimpang Temulawak 10 gr
Air 5 gelas belimbing
2. MENIRAN
Nama daerah : Sumatera (sidukung anak), Jawa (meniran ijo, meniran
merah), Sulawesi (bolobungo), Maluku (gosau ma dungi)
Nama ilmiah : Phyllanthus niruri
Bagian yang digunakan : Herba
Kandungan : Flavonoid, lignan
Penggunaan / indikasi : antiinflamasi, antikanker
Efek farmakologi :
ekstrak meniran dpt meningkatkan volume urin dan sekresi natrium
kalsium klorida
Data klinis : Uji klinis Pada 78 pasien dengan batu kemih dengan ukuran
2,5 mm diberikan ekstrak meniran dengan dosis 2g/hari selama 3 bulan,
dibandingkan kontrol 72 pasien. Setelah 1,2,3, dan 6 bulan perbedaan batu
dilihat dengan sinar x dan USG. Pemberian ekstrak meniran secara rutin
dapat membantu menyembuhkan penyakit batu ginjal memperbaiki
kondisi pasien setelah terapi batu ginjal (Micali et al, 2006)
Kontraindikasi : wanita hamil krn meniran bersifat abortif, orang dengan
penyakit jantung krn bersifat hipotensif
Peringatan : dosis tinggi dapat meningkatkan menimbulkan aborsi. Dan
pasien diabetes karena memiliki efek diuretik
Interaksi : herba meniran dengan obat diabetes dapat meningkatkan efek
insulin
Penyimpanan : di wadah kering, tertutup, disimpan suhu ruang dan
tempat terlindung dari paparan sinar matahari langsung
Contoh resep formula :
Hipertensi

 Herba Seledri 15 gram

 Herba Pegagan 9 gram
 Daun Kumis Kucing 9 gram
 Rimpang Temulawak 9 gram
 Rimpang Kunyit 9 gram
 Herba Meniran 9 gram direbus selama 15 menit dengan 1 liter air/5
gelas belimbing disaring dan diminum 3x sehari
3. Temulawak
Nama daerah : Jawa (temulawak), di Madura (temu labak), di Sunda
(koneng gede)
Nama ilmiah : Curcuma xanthorrhiza
Bagian yang digunakan : Rimpang/ Rhizoma
Kandungan : kurkuminoid, minyak atsiri, pati.
Penggunaan / indikasi : antimikroba, antioksidan, anti inflamasi
Kontraindikasi : dapat menyebabkan oktruksi saluran pada empedu
Data klinis : serbuk temulawak dengan dosis 50mg/hari di konsumsi
secara rutin dapat meningkatkan nafsu makan pada pasien anoreksia
primer
Efek farmakologi : salah satu zat aktif temulawak yakni germakron
memiliki efek anti inflamasi dan menghambat edema (pembengkakan
akibat retensi air yang berlebih pada jaringan tubuh).
Peringatan : pada dosis tinggi dapat menyebabkan sakit lambung
Interaksi : kombinasi temu putih dan temulawak memiliki efek
menghambat pertumbuhan bakteri Strep to cocus mutans kategori lemah
dan memiliki aktivitas antibakteri yang lebih baik dibandingkan ekstrak
tunggalnya masing-masing.
Penyimpanan : di wadah kering, tertutup, disimpan suhu ruang dan
tempat terlindung dari paparan sinar matahari langsung
Contoh resep formula : 2 gram simplisia temulawak dan air 250 ml
dibuat infusa kemudian dikonsumsi 2-3x sehari menambh nafsu
makan