id
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
pada Program Studi Diploma 3 Farmasi
Oleh :
KORI PRATIWI
M3508044
DIPLOMA 3 FARMASI
SURAKARTA
2011
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian saya
sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam
Apabila dikemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar
Kori Pratiwi
M3508044
iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
INTISARI
Buah dari tanaman obat pare (Momordica charantia L.) merupakan salah satu
jenis tanaman obat yang banyak digunakan oleh masyarakat. Charantin
merupakan salah satu senyawa berkhasiat yang terkandung pada buah pare.
Senyawa charantin dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa dalam
darah sehingga banyak digunakan sebagai obat kencing manis. Dalam penelitian
ini digunakan gelatin sebagai bahan pengikat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat tablet ekstrak buah pare (Momordica carantia L.) dengan bahan
pengikat gelatin dengan berbagai konsentrasi yang memenuhi persyaratan mutu
fisik tablet.
Cara pembuatan tablet ekstrak buah pare yang digunakan adalah metode
granulasi basah yaitu zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur
sampai homogen, lalu ditambah dengan bahan pengikat. Setelah itu diayak
menjadi granul dengan ayakan.16 mesh, dan dikeringkan dalam almari pengering
pada suhu 400-500C. Setelah kering di ayak lagi dengan ayakan 18 mesh untuk
memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan
pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet. Pemeriksaan granul yang
dilakukan yaitu uji susut pengeringan, uji waktu alir, uji sudut diam granul, dan
pemeriksaan tablet yang dilakukan yaitu dengan melakukan uji yang dengan
persyaratan meliputi: uji keseragaman bobot, uji waktu hancur, uji kerapuhan, dan
uji kekerasan.
Formula tablet ekstrak buah pare ( Momordica charantia L.) dengan bahan
pengikat gelatin pada konsentrasi 1%, 3%, 5% mampu menghasilkan tablet yang
memenuhi persyaratan. Konsentrasi pengikat gelatin memberi pengaruh terhadap
sifat fisik granul diantaranya kecepatan alir granul, sudut diam, dan sifat fisik
tablet yaitu keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.
Konsentrasi pengikat gelatin yang paling baik sebagai bahan pengikat tablet
ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) adalah formula III yaitu dengan
konsentrasi bahan pengikat 5%.
Kata Kunci : Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia L.), Bahan Pengikat
Gelatin, Granulasi Basah
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Apapun yang kamu bisa atau kamu bayangkan kamu bisa, maka
Suatu Pekerjaan akan terasa lebih mudah dan ringan apabila kita
( Marchi Shimoff )
hilanglah keyakinan.
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
SWT atas segala limpahan rahmat dan berkah-Nya, sehingga penulis dapat
dan penyusunan laporan penelitian ini berlangsung dari bulan April-Juli 2011.
Pelaksanaan dan penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
2. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan FMIPA UNS
3. Ahmad Ainurofiq, Msi., Apt., selaku Ketua Prodi D3 Farmasi FMIPA UNS.
4. Anang Kuncoro, S.Si., Apt., selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Seluruh Dosen pengajar studi Farmasi yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis. Satu harapan semoga ilmu-ilmu yang telah penulis dapatkan menjadi
6. Mbak Yenny, Mbak Kezi, Ade’Anton, Si brong, serta seluruh keluarga yang
Pepen, Ratna, Wahyu, Rizky, teman-teman kos Gembul, Okta, Endah, Okie,
Natnat, Prista, Dini, Aming, Yustin, mb Desy serta semua teman dan
9. Semua pihak yang belum penulis sebutkan satu-persatu yang juga ikut
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
namun demikian penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
yang membutuhkan.
Penulis
ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… ii
INTISARI ....................…….……………………………………………… iv
ABSTRACT ………………..……………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Khasiat ……………………………………………………..……... 9
8. Dosis ………………………………………………………...…... 10
B. Simplisia …………………………………………………………….. 10
C. Ekstrak …………….…………………....…...…...…………….......... 11
3. Pelarut …………………………………...……………………..... 14
D. Tablet …………….…………………......…...………………........... 15
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
H. Hipotesis ……………………………………..…………………… 28
1. Alat…………………………………………..….….................... 32
2. Bahan ………………………………………………................... 32
1. Waktu …………………………………………………….…… 32
2. Tempat ………………………………..……….……..………... 32
xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7. Standarisasi Ekstrak…………………………………….…….... 35
xiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan ………………….……..……………………………… 59
B. Saran ...……………………………………………………………… 59
DAFTAR PUSTAKA………………………..……………………………... 60
xiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
……. ....................................................................................... 69
................................................................................................ 70
................................................................................................ 71
xv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
……………................................................................................. 90
Lampiran 24. Tablet Ekstrak Buah Pare dengan Bahan Pengikat Gelatin 3%
……………….......................................................................... 91
Lampiran 25. Tablet Ekstrak Buah Pare dengan Bahan Pengikat Gelatin 5%
……………….......................................................................... 92
xvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
xvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
xviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
C = Celcius
C = Curcubitales
CV = Coefisien of Varian
FI = Formula I
FII = Formula II
FIII = Formula III
G = Gram
Kg = Kilogram
L = Linn
L = liter
LOD = Lose of Drying
M = Momordica
MB = Moisture of Balance
MC = Moisture of Content
MgO = Magnesium Oksigen
Na = Natrium
SD = Standar Deviasi
xix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan kesehatan dunia memperkirakan jumlah ini akan berlipat pada sepuluh
tahun yang akan datang. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar
glukosa darah. Kadar glukosa darah sendiri bukan pada penderita kencing manis
akan bervariasi sepanjang hari dimana akan meningkat setelah makan dan kembali
normal dalam waktu 2 jam. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau
kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah
turun secara perlahan. Pada penderita diabetes mellitus kadar glukosa di dalam
darah tinggi dan sukar untuk kembali normal karena tubuh tidak dapat melepaskan
atau menggunakan insulin secara cukup. Hal ini penderita mengalami penurunan
berat badan. Permasalahan yang serius pada penyakit ini adalah komplikasi ikutan
penurunan kadar glukosa darah (Erns, 1997). Salah tumbuhan obat yang banyak
digunkan secara tradisional untuk pengobatan diabetes mellitus adalah buah pare
(Momordica charantia L.). Salah satu senyawa berkhasiat yang terkandung dalam
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
kadar glukosa dalam darah sehingga banyak digunakan sebagai obat antidiabetes
atau kencing manis (Anonim, 1995). Tanaman pare banyak dikenal dalam
Umumnya pemanfaatan buah pare masih dalam bentuk ekstrak segar atau
dikembangkan bentuk sediaan lain yang lebih baik dan praktis. Salah satu
alternatif bentuk sediaan yang dapat dikembangkan adalah tablet ekstrak buah
pare. Sedangkan saat ini sudah banyak penelitian baik praklinis maupun klinis
sebagai salah satu bahan alami yang digunakan untuk pengobatan diabetes
mellitus dengan bentuk sediaan yang lebih praktis digunakan. Salah satu sediaan
farmasi yang praktis adalah sediaan tablet, dimana bentuk sediaan ini mempunyai
masyarakat dapat tertarik untuk mengkonsumsi sediaan tablet ekstrak buah pare.
Kandungan senyawa lain dari buah pare yaitu : alkaloid momordisin, karoten
daun pare tahan panas dan stabil terhadap adanya air, berdasarkan sifat-sifat
tersebut maka metode pembuatan tablet ini sesuai dengan metode granulasi basah.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
Metode granulasi basah dapat memperbaiki sifat alir dan kompaktibilitas bahan
granulasi zat aktif dosis besar karena jika menggunakan metode kempa langsung
Dalam suatu sediaan farmasi, selain zat aktif juga dibutuhkan eksipien/ bahan
penolong. Salah satu bahan tambahan yang penting dalam pembuatan tablet
kekompakan dan daya tahan tablet, sehingga bahan pengikat menjamin penyatuan
beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Dalam penelitian ini
yang biasa digunakan dalam formulasi tablet karena secara komersial lebih
ekonomis dan tidak bereaksi dengan hampir semua obat. Bahan pengikat bisa
bahan pengikat yang digunakan. Bahan pengikat yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu gelatin karena mudah didapat, sering digunakan sebagai bahan pengikat
dan lebih efektif digunakan dalam bentuk larutan dibanding jika digunakan dalam
keadaan kering (Voigt, 1994). Bahan pengikat gelatin dengan bentuk larutan lebih
konsentrasi bahan pengikat gelatin terhadap sifat fisik tablet ekstrak buah pare
B. Perumusan Masalah
1. Apakah ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dapat dibuat dalam
2. Apakah hasil pembuatan tablet ekstrak buah pare dengan bahan tambahan
formula terbaik?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh bahan pengikat gelatin terhadap sifat fisik tablet
yang dapat memberikan sifat fisik tablet yang optimum pada formulasi tablet
D. Manfaat Penelitian
dikemas dalam bentuk sediaan yang lebih modern yaitu tablet sehingga
dapat menghasilkan sediaan tablet yang baik sehingga memiliki nilai jual di mata
masyarakat.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Pare
1. Pengertian Pare
banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat
tempat yang agak terlindung. Tanaman pare merambat atau memanjat dengan
alat pembelit atau sulur dengan karakteristik umum berbentuk spiral, banyak
bercabang, dan berbau tidak enak. Tanaman pare mempunyai biji banyak,
Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan.
Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya
besar dan panjang dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat
pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya
kecil-kecil dan rasanya pahit. Buah pare yang digunakan pada penelitian ini
adalah jenis pare gajih. Untuk memperoleh buah yang panjang dan lurus,
biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun dari pare
yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih
muda dapat dimakan sebagai lalapan mentah atau setelah dikukus terlebih
dahulu, lalu dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, serta gado-gado.
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Ordo : Curcubitales
Familia : Curcubitales
Genus : Momordica
3. Nama Daerah
Sumatra (prieu, peria, foria, pepare, kambeh, poria), Jawa (paria, pare
pahit, pare, pepareh), Nusa tenggara (paya, paria, truwuk, paita, paliale, pania,
(Anonim, 1989).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
4. Morfologi tanaman
dataran rendah dan merupakan tanaman yang dibudidayakan atau tanaman liar
dirambatkan pada anjang-anjang bambu, atau dipohon dan pagar. Pare mudah
tempat yang teduh dan terlindung dari sinar matahari. Tanaman semusim
berumur hanya setahun merambat dengan sulurnya mirip spiral membelit kuat
panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal
dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah bulat
panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi
oranye yang pecah dengan tiga katup. Biji banyak, coklat kekuningan,
bentuknya pipih memanjang, keras. Ada tiga jenis tanaman pare, yaitu pare
gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau
muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya tidak begitu
pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare
yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit. Buah yang panjang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu.
Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung (Rukmana, 1997).
Tanaman ini tumbuh pada tanah yang tandus dan banyak ditemui sebagai
6. Khasiat
masyarakat. Akar dan ekstrak daun pare dapat digunakan sebagai antibiotik.
(Aguseik, 2007).
7. Kandungan kimia
0,08 mg vit B1; 52 mg vit C dan 91,2 gr air.5,11. Selain itu juga mengandung
cucurbitacin, charantin, asam butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan asam
asam trikosanik, asam resinat, saponin, vitamin A, dan vitamin C serta minyak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
lemak yang terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan
8. Dosis
menyatakan bahwa sebanyak 200 mg ekstrak buah pare diminum dua kali
B. Simplisia
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan. Simplisia nabati ialah simplisia yang berupa tanaman
utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang
secara spontan dikeluarkan dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu
dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia nabati
serangga, fragmen, hewan, atau kotoran hewan, tidak boleh menyimpang bau dan
warna, tidak boleh mengandung lendir dan cendawan atau menunjukkan tanda-
tanda pengotoran lain, tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau
C. Ekstrak
1. Pengertian ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dengan menyari simplisia
menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak
berada didalam sel ditarik oleh cairan penyari. Pada umumnya penyarian akan
Cairan penyari yang digunakan adalah air, alkohol, eter atau campuran
etanol dan air. Alkohol merupakan pelarut yang serba guna. Dalam
mengekstraksi, alkohol air lebih disukai (Voigt, 1994). Hal ini dikarenakan
pada bahan yang akan disari. Dari pustaka akan dapat ditelusuri kandungannya
baik zat aktif maupun zat lainnya. Dengan diketahuinya kandungan tersebut
Sediaan ini liat dalam keadaan dingin tidak dapat dituang. Kandungan
bahan mentah obat dan daya penyesuaiannya dengan tiap macam metode
mendekati sempurna dari obat. Sifat dari bahan mentah obat merupakan faktor
a. Maserasi
yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang
b. Perkolasi
yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya
larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adhesi, daya kapiler dan daya
c. Soxhletasi
sehingga bahan yang diekstraksi tetap terendam dalam cairan. Pada cara
ini diperlukan bahan pelarut dalam jumlah yang kecil, juga simplisia yang
digunakan selalu baru. Artinya suplai bahan pelarut bebas bahan aktif dan
d. Infundasi
dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit. Infundasi adalah proses
larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini
menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan
kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh
3. Pelarut
Kriteria cairan penyari yang baik antara lain murah, mudah didapat, stabil
secara kimia dan fisika, bereaksi netral, tidak mudah menguap, tidak mudah
terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki dan
dari 94,7 % v/v atau 92,0 % dan tidak lebih dari 95,2% v/v atau 92,7% C2H60.
Pemerian cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak;
bau khas; rasa panas; mudah terbakar dengan memberikan nyala biru berasap
(Anonim,1979).
kemampuannya dalam melarutkan jumlah yang maksimal dari zat aktif dan
merupakan pelarut yang sangat efektif untuk menghasilkan bahan aktif dalam
20% dapat mencegah tumbuhnya kapang, tidak beracun dan absorbsinya baik
non polar (triterpenoid, sterol, asam lemak tidak jenuh), maka diharapkan
D. Tablet
1. Pengertian tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan
(Anonim, 1979).
Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal, dicetak dari serbuk
kering, kristal atau granulat, dengan penambahan bahan pembantu pada mesin
kriteria yang harus dipenuhi, antara lain: mempunyai kekerasan yang cukup
besar-besaran
1) Obat tidak dapat di kempa menjadi padat dan kompak tergantung pada
keadaan amorfnya
tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat di atas,
dalam bentuk tablet, obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
3. Macam–macam Tablet
a. Tablet Oral
atau dalam ruang rahang. Karakteristiknya untuk jenis tablet ini adalah
b. Tablet Hisap
Tablet hisap untuk mencegah dan mengobati infeksi rongga mulut dan
c. Tablet Bukal
di ruang antara gusi dan bibir. Melalui selaput lendir mulut, bahan obat
Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur bila perlu zat pengikat dan
zat pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet
yang besar, setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu di
atau massa yang dibutuhkan (Voigt, 1994). Bahan pengisi diperlukan bila
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk, dapat juga ditambah untuk
memacu aliran. Bahan pengisi yang biasa digunakan antara lain sukrosa,
sorbitol dan bahan lain yang cocok (Banker & Anderson, 1986).
mungkin. Bahan pengikat yang biasa digunakan antara lain gula, jenis pati,
dinding ruang cetakan (die) dan antara dinding die dengan dinding punch
dicetakan tablet (Voigt, 1994). Bahan pelicin yang biasa digunakan adalah
d. Bahan Penghancur
Gelatin adalah suatu zat yang diperoleh dari hidrolisa parsial kolagen
dari kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan. Pemerian berupa
pengikat yang lebih baik, larutan gelatin 1-10% dapat digunakan. Larutan
sebab larutan akan membentuk gel dalam keadaan dingin (Siregar dan
Wikarsa, 2010).
dan lebih dari 4,2% sodium (Na) dihitung terhadap zat yang dikeringkan.
ukuran partikel yang lebih besar sehingga alirannya sedikit baik dan tidak
c. Aerosil (Adsorben)
lembab melalui gugus silanol (dapat menarik air 40 % dari massanya) dan
lebih dari 8,5% MgO dihitung terhadap zat yang dikeringkan. Pemberian
serbuk halus, putih, licin dan mudah pada kulit, bau lemah khas. Kelarutan
praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam eter
(Anonim, 1979).
e. Aquadest
f. Etanol
kurang dari 94,7 % v/v atau 92,0 % dan tidak lebih dari 95,2% v/v atau
dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral,
sedikit(Anonim, 1986).
keadaan tablet terbelah menjadi dua lapis atau lebih. Keadaan ini
c. Mottling
merata.
8. Bahan Pengikat
kekompakan dan daya tahan tablet, oleh karena bahan pengikat menjamin
penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat maka jumlah
dan kemudian harus pecah dan larut untuk melepaskan bahan obatnya.
tambahan yang lain serta sifat-sifat partikel obat. Bahan pengikat dalam
melalui bahan pelarut atau larutan bahan pengikat yang digunakan pada saat
granulasi. Pengikat yang ditambahkan dalam larutan lebih kuat daya ikatnya
Contoh dari bahan pengikat: gula, beberapa jenis pati, gelatin, turunan
dibuat dengan cara melembabkan serbuk atau campuran serbuk yang digiling dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
melewatkan adonan yang sudah lembab pada celah ayakan dengan ukuran lubang
1. Susut Pengeringan
Susut pengeringan adalah jumlah antara berat basah dan berat kering
tetap yang tertera pada penetapan susut pengeringan dimaksudkan bahwa dua
kali penimbangan berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa
Ukuran lembap yang lain dalam solid basah didasarkan pada perhitungan
MC (%) = x 100 %
2. Waktu Alir
dituangkan pada suatu alat kemudian dialirkan. Mudah atau tidaknya aliran
granul dipengaruhi oleh bentuk granul, bobot jenis, keadaan permukaan dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
pada keseragaman bobot tablet. Apabila 100 gram serbuk mempunyai waktu
alir lebih dari 10 detik, akan mengalami kesulitan pada saat penabletan (Sheth
et al., 1980).
3. Sudut Diam
permukaan suatu tumpukan serbuk dan bidang horizontal. Bila sudut diam
lebih kecil dari 30° menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila
sudutnya lebih besar atau sama dengan 40° biasanya mengalirnya kurang baik
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan
kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot
Penyimpangan
Bobot rata-rata
A B
25 atau kurang 15% 30%
26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20%
151 mg sampai dengan 300 mg 7,5% 15%
lebih dari 300 mg 5% 10%
(Anonim, 1979)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
dalam persen yang mengacu pada massa tablet awal sebelum pengujian
diukur dengan menggunakan friability tester. Nilai kerapuhan lebih besar dari
dalam medium yang sesuai sehingga tidak ada bagian tablet yang tertinggal di
atas kasa alat penguji. Waktu hancur tablet dipengaruhi oleh sifat granul dan
kekerasan tablet, kecuali dinyatakan lain waktu hancur tablet tidak boleh lebih
G. Kerangka Pemikiran
memberikan peran yang cukup besar bagi masyarakat. Selain kandungan gizinya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
yang tinggi, tanaman pare juga mengandung khasiat sebagai obat, sehingga sering
dimanfaatkan sebagai bahan ramuan jamu (Tati, 2004). Dengan begitu masih
besar potensi buah pare yang dapat di manfaatkan sebagai bahan obat, dan salah
Kandungan zat aktif ekstrak buah pare tidak tahan terhadap tekanan dan
memiliki sifat alir serta kompresibilitas jelek maka metode pembuatan tablet ini
memperbaiki sifat alir dan kompaktibilitas bahan sehingga menjadi lebih mudah
ekstrak pare dengan ukuran dosis yang dapat disesuaikan, lebih praktis, dan dapat
menutupi rasa pahit dari buah pare tersebut. Dalam pembuatan tablet harus
memenuhi uji terhadap sifat fisik tablet yang meliputi uji keseragaman bobot,
sediaan tablet yang memenuhi persyaratan salah satu penentunya adalah bahan
Gelatin merupakan salah satu bahan pengikat yang digunakan dalam bentuk
H. Hipotesis
bahan pengikat gelatin secara granulasi basah yang dapat memenuhi persyaratan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
sifat fisik granul maupun sifat fisik tablet. Penggunaan bahan pengikat gelatin
akan berpengaruh terhadap mutu fisis tablet yang meliputi uji keseragaman bobot,
uji kekerasan, uji waktu hancur, dan uji kerapuhan. Semakin tinggi kadar bahan
waktu hancur tablet sehingga pada konsentrasi bahan pengikat tertentu dapat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dengan menggunakan the one-shot case study design yaitu pengukuran pertama
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kental buah
pare, buah pare yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis pare gajih. Pare
gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan
rasanya tidak begitu pahit yang buahnya diambil dari perkebunan di daerah
Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah. buah pare dipanen pada usia 2 bulan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kental buah pare
yang dibuat tablet dengan variasi konsentrasi bahan pengikat gelatin 1%, 3%, 5%.
30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
C. Variabel Penelitian
variabel tergantung.
waktu hancur).
pembuatan tablet secara granulasi basah dan tekanan kompresi pada saat
1. Alat
Alat yang digunakan antara lain Oven type IL-70.110/220 V, oples kaca,
kain flannel, blender rotary evaporator, neraca analitik, single punch tablet
press seri TDP 1, mortir dan stamper, harness manual-tester YD-1, alkito
CS-2, cawan penguap, corong kaca, batang pengaduk, alat-alat gelas, sudip,
jangka sorong, botol pencampur granul, alat menentukan kadar air MB-23
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya buah pare, etanol
1. Waktu
laporan hasil penelitian yaitu dimulai dari bulan April sampai bulan Juli.
2. Tempat
ekstrak kental buah pare untuk pembuatan tablet dan pemeriksaan uji sifat
F. Prosedur Penelitian
1. Pengambilan Sampel
Tengah. Buah pare yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis pare gajih.
Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda, bentuknya besar, panjang
dan rasanya tidak begitu pahit. Buah pare dipanen pada usia 2-3 bulan.
pare. Serta mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada buah pare terhadap
3. Pengumpulan Bahan
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan ekstrak buah pare ini
harus segar atau apabila kering harus dalam keadaan baik. Bahan baku yang
hewan. Bahan baku sebelum dibuat ekstrak dibersihkan terlebih dahulu, bahan
Bahan baku segar yang diambil secara random sampling kemudian dicuci
selama satu hari. Selanjutnya simplisia tersebut diletakkan dalam loyang yang
terbuat dari alumunium dan dikeringkan dalam oven pada suhu 40 o C sampai
kering selama 48 jam (2 hari) hingga memenuhi kadar air kurang dari 10%.
terjadinya pembusukan oleh cendawan atau bakteri, selain itu bahan yang
Serbuk buah pare kering sebanyak 480 gram dimaserasi dengan 5 bagian
cairan penyari 3840 ml ethanol 96%. Maserasi dilakukan selama 5 hari sambil
tujuan untuk memisahkan sari dengan ampas buah pare. Kemudian dilakukan
hari dan selanjutnya disaring menggunakan kain flanel. Sari yang didapat
konsentrasi diatas 20% dapat mencegah tumbuhnya kapang, tidak beracun dan
absorbsinya baik, dimana etanol dapat menarik senyawa yang bersifat polar
(triterpenoid, sterol, asam lemak tidak jenuh), maka diharapkan senyawa yang
ditarik hanya dengan menggunakan satu penyari saja. Pelarut etanol dapat
(Anonim, 1986).
Ekstrak kental yang diperoleh dari proses ekstraksi maserasi yaitu seberat
227 gram. Ekstrak yang diambil 60 gram untuk pembuatan tiga formulasi.
7. Standarisasi Ekstrak
a. Pemeriksaan Organoleptis
a. Perhitungan Dosis
pare ini digunakan ekstrak sebanyak 100 mg tiap tablet jadi dalam
b. Formula Tablet
pengikat gelatin 1%, 3%, dan 5%, dibuat untuk 150 tablet. Perhitungan
avicel didapat dari penggunaan jumlah bahan terhadap berat tablet yang
dicampur sehingga terbentuk adonan lembab yang siap dibuat granul. Tahap-
(Ansel, 1989).
dan formula III konsentrasi gelatin 5%, disuspensikan dengan air dingin,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
kemudian ditambah dengan air panas sampai 100 ml dan diaduk hingga
b. Pembuatan granul
5) Granul basah dikeringkan dalam oven seri memert pada suhu 60º C
7) Sebelum dibuat tablet dilakukan uji sifat fisik granul antara lain: uji
10) Dilakukan Uji sifat fisik tablet meliputi: uji keseragaman bobot, uji
granul. Bentuk granul yang tidak seragam dan ukuran partikel yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
mudah mengambang yang memiliki partikel yang kuat satu sama lain,
membentuk serbuk. Granul yang besar dan padat ini akan mudah jatuh
semua granul dicatat sebagai waktu alir, tidak lebih dari 10 detik.
kedalam corong. Sudut diam diamati dari sudut yang terbentuk antara
Tangen α = h/r
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
Keterangan :
airnya.
dihitung rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih
dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan atau tidak boleh satu tablet
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam
kolom. Jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet pun yang
(Anonim, 1979)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Keterangan : CV = SD / X .100%
SD = Simpangan Baku
CV = Bobot rata-rata
b. Uji Kerapuhan
dijalankan sebanyak 100 kali putaran atau selama 4 menit. Tablet seperti
cropping pada uji kerapuhan, maka tablet ini tidak terjual, tidak peduli
kerapuhan kehilangannya.
Satu tablet diletakkan ditengah dan tegak lurus memanjang pada alat
Kekerasan tablet ditunjukkan dengan skala (kg) yang terlihat pada alat
medium air dengan suhu 37ºC. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada
bagian tablet yang tertinggal diatas kasa, dan dicatat waktu hancur tablet.
G. Metode Analisis
keseragaman bobot tablet, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, dan waktu hancur
tablet dari formula tersebut. Data yang didapat dibandingkan dengan pustaka yang
ada dan kemudian diuji statistika untuk mengetahui bahan pengikat tablet yang
relatif baik. Uji statistika yang dilakukan awalnya dilakukan uji kolmogorov,
apabila hasilnya terdistribusi normal maka dapat dilanjutkan ke uji anava bila
tidak terdistribusi normal maka hanya dapat di uji secara dekriptif, hasil uji anava
dapat dilanjutkan ke uji pos hoc apabila datanya ada perbedaan yang signifikan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
dikeringkan
480 g Simplisia kering Buah segar pare 10 kg
Metode Maserasi
Ekstrak cair
Massa Granul
Diayak(16 mesh)
Granul Basah
Di keringkan di oven
Diayak(18mesh)
60°C
Data Analisis
BAB IV
sampel yang berkaitan dengan dengan ciri-ciri mikroskopik tanaman pare dan
mencocokkan ciri-ciri morfologi pada buah pare. Determinasi buah pare ini
Hasil perhitungan rendemen buah pare terhadap berat buah pare basah
adalah 10.000 gram dalam basah beserta bijinya setelah diambil bijinya
diperoleh berat 9.350 gram, setelah dikeringkan didapatkan 480 gram buah
pare kering, dengan demikian rendemen serbuk terhadap buah pare sebesar
Hasil rendemen berat serbuk buah pare kering terhadap berat buah pare
basah adalah 10 kg buah basah didapatkan 9,35 kg buah basah tanpa biji
dihasilkan 480 gram ekstrak buah pare kering. Dari data tersebut diperoleh
45
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
rendemen buah pare terhadap berat buah pare basah adalah sebesar 47,41%.
Bentuk Serbuk
Warna Coklat kehitaman
Rasa Pahit pekat
Bau Khas lemah
Hasil pemeriksaan kadar air ekstrak kental buah pare sebesar 14,1%.
Menurut Voigt (1994) kadar air untuk ekstrak kental kurang dari 30%,
sehingga hasil tersebut sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Semakin tinggi kadar air menyebabkan ekstrak tidak stabil karena ekstrak
akan mudah ditumbuhi oleh bakteri, kapang dan jamur, sehingga akan
Ekstrak buah pare diperoleh dari proses maserasi dengan pelarut etanol
bahan zat aktif yang digunakan yang bertujuan untuk mengeringkan ekstrak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
sampai diperoleh massa yang kering dan homogen serta untuk mengurangi
kelembaban ekstrak.
(2009) menyatakan bahwa sebanyak 200 mg ekstrak dua kali sehari untuk
B. Pembuatan Granul
bahan pengikat gelatin 1%, 3%, 5%. Bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan granul adalah ekstrak buah pare sebagai zat aktif, selain diperlukan
juga zat tambahan yaitu bahan pengisi yang berfungsi untuk memperbesar volume
tablet. Dalam formula ini digunakan avicel PH 101 sebagai bahan pengisi. Avicel
merupakan pengisi yang paling kompresibel dan memiliki potensi pengisi yang
dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak. Bahan penghancur yang
digunakan adalah eksplotab, fungsi dari bahan ini dapat membantu memecah atau
lebih kecil sehingga mudah diabsorbsi dan tablet dapat hancur dalam sistem
tablet sehingga tablet yang dihasilkan bagus dan mengkilat. Formula ini
Bahan pengikat gelatin sebelum dicampur dengan bahan lain dibuat larutan
air dingin sama banyak, baru kemudian ditambahkan air panas sampai volumenya
100 ml diaduk sampai tercampur merata hingga terbentuk larutan gelatin, hal
tersebut juga dilakukan untuk formula II dengan menggunakan gelatin 3 gram dan
serbuk gelatin untuk tiap tabletnya berturut-turut untuk formula I, II, III adalah 6
Ekstrak kering yang telah dikeringkan dengan aerosil 5%, ditambah dengan
avicel dan eksplotab hingga homogen kemudian ditambah bahan pengikat, aduk
campuran tersebut sampai diperoleh masa yang siap digranulasi. Masa granul
diayak dengan ayakan nomor 16 mesh, dikeringkan pada suhu 50oC sampai 60o C
selama 2 jam, setelah granul kering diayak dengan ayakan ukuran 18 mesh untuk
Pemeriksaan sifat fisik ini dilakukan terhadap granul yang sudah dikeringkan
akan menghasilkan suatu tablet yang baik. Pemeriksaan ini meliputi susut
1. Susut Pengeringan
Granul yang telah dibuat dilakukan uji susut pengeringan granul untuk
pencetakan yang baik akan menghasilkan tablet yang baik, karena mempunyai
waktu alir yang baik sehingga granul akan kompak saat pencetakan tablet.
metode granulasi basah, dilakukan setelah granul siap ditablet dengan sisa
persyaratan untuk formula I, II, III yaitu tidak lebih dari 3-5 %. Berdasarkan
bobot basah yang sering disebut LOD (Lose of Drying). Alat yang digunakan
dalam pengujian adalah MB23 Ohaus. Penggunaan alat ini yaitu sampel yang
akan diuji diletakkan pada tempat sampel alat setelah alat disetarakan 0,
kemudian diuji dan hasilnya akan muncul setelah ada tanda isyarat, dari alat
Hasil pemeriksaan waktu alir granul dapat dilihat tabel 8 lampiran 11:
persyaratan.
Bahan pelicin berfungsi untuk memperbaiki sifat alir granul yang akan
ditablet. Dengan adanya penambahan bahan pelicin menyebabkan FI, FII dan
FIII memiliki waktu alir lebih cepat. Waktu alir pada FIII paling cepat
karakteristik yang mudah mengembang dan memiliki partikel yang kuat satu
sama lain, sehingga didapat granul yang besar dan padat. Granul yang besar
dan padat ini akan mudah jatuh ke bawah sehingga menyebabkan waktu
Waktu alir yang baik adalah kurang dari 10 detik untuk 100 gram serbuk,
kompresi akan selalu konstan sehingga berat tablet akan konstan dan
Dari hasil uji statistika untuk uji waktu alir granul diperoleh data yang
ada perbedaan variansinya sehingga hanya dapat diuji deskriptif dengan dibuat
tinggi konsentrasi bahan pengikat maka waktu alir yang dibutuhkan semakin
sedikit.
permukaan suatu tumpukan serbuk dan bidang horizontal. Bila sudut diam
lebih kecil dari 30° menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila
sudutnya lebih besar atau sama dengan 40° mengalirnya kurang baik (Banker
Dari pemeriksaan sudut diam granul di atas, semua baik FI, FII, FIII baik
memenuhi persyaratan kurang dari 30°. Data pengamatan sudut diam granul
sebelum diberi pelicin menunjukkan angka yang lebih besar daripada granul
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
setelah diberi pelicin. Akan tetapi untuk FI menunjukkan hasil yang lebih
besar setelah diberi pelicin. Hal ini dikarenakan pada FI memiliki karakteristik
yang memiliki ukuran yang lebih besar. Karena dalam hal ini granul dari FI
maka hasil yang diperoleh kurang sesuai dimana seharusnya setelah diberi
Dari hasil uji statistika untuk uji sudut diam granul diperoleh data yang
bahwa tidak ada perbedaan variansi sehingga dapat dilanjutkan uji anava, dari
uji anava data yang ada menunjukkan ada perbedaan yang signifikan sehingga
dapat dilanjutkan ke uji post hoc untuk mengetahui ada perbedaan yang
Pemeriksaan uji mutu fisik tablet dilakukan untuk mengetahui apakah tablet
yang sudah dibuat memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia dan pustaka lain,
mutu fisik tablet meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu
hancur tablet.
berkaitan erat dengan keseragaman bobot. Apabila hasil ujinya baik maka
keseragaman kadar tiap tabletnya akan baik pula. Keseragaman bobot ini
dipengaruhi oleh sifat alir granul. Sifat alir granul yang baik mempengaruhi
Hasil pengujian keseragaman bobot dapat dilihat di tabel 10 dan lampiran 13.
tablet tidak bersalut dengan bobot lebih dari 300 mg adalah tidak boleh lebih
dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari 5 % dan tidak satupun tablet
lebih dari 10 % dari bobot rata-ratanya. Berdasarkan data di atas didapat berat
apakah bobot tablet seragam atau tidak. CV untuk tablet yang baik adalah
untuk semua formulasi telah memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 5%,
kecil harga CV maka tablet yang dihasilkan semakin baik atau seragam.
Dari hasil uji statistika untuk uji sudut diam granul diperoleh data dapat
tidak ada perbedaan variansi sehingga dapat dilanjutkan uji anava, dari uji
anava data yang ada menunjukkan tidak ada perbedaan secara signifikan
tablet dalam melawan tekanan mekanik dan menunjukkan jumlah zat yang
fines pada pembuatan granul, semakin banyak fines akan semakin tinggi
Kerapuhan tablet dapat dipengaruhi juga oleh kekerasan tablet. Semakin tinggi
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kerapuhan dari semua formula
telah memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 1%. Tablet yang baik memiliki
Dari hasil uji statistika untuk uji kerapuhan tablet diperoleh data yang
ada perbedaan variansinya sehingga hanya dapat sampai uji deskriptif, untuk
mengetahui signifikansi dari FI, FII, maupun FIII dibuat diagram batang. Dari
Tujuan uji kekerasan yaitu untuk mengetahui baik tidaknya tablet, karena
tablet harus cukup keras agar tahan benturan atau tidak pecah waktu
akan lebih tinggi. Secara teori semakin besar konsentrasi bahan pengikat,
maka semakin keras tablet yang dihasilkan. Pengujian kekerasan tablet ekstrak
Dari data kekerasan di atas dapat dilihat bahwa ketiga formula tersebut
sudah sesuai dengan ketentuan yaitu kekerasan tablet yang baik adalah lebih
dari 4 kg.
Dari hasil uji statistika untuk uji kekerasan tablet diperoleh data yang
bahwa tidak ada perbedaan variannya sehingga dapat dilanjutkan uji anava,
dari uji anova data yang ada menunjukkan ada perbedaan secara signifikan,
dari hasil tersebut kemudian dilanjutkan ke uji post hoc. Hasil uji post hoc
formula.
Pengujian waktu hancur tablet ekstrak buah pare dengan bahan pengikat
syarat yang ada dalam Farmakope Indonesia III, yaitu tidak melebihi 15 menit.
Hasil pengujian waktu hancur tablet ekstrak buah pare dengan bahan pengikat
gelatin konsentrasi 1%, 3 %, 5% masing masing yaitu 4,42 menit; 4,48 menit;
dan 5,31 menit. Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji waktu hancur terhadap
tablet ekstrak buah pare telah memenuhi syarat yang ada dalam Farmakope
Indonesia edisi III, yaitu tidak melebihi 15 menit. Waktu hancur tablet
dimaksudkan agar komponen obat yang ada di dalam tablet tersebut dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
larut dan hancur melepaskan obatnya ke dalam cairan tubuh. Tablet akan
air, semakin lama bahan penghancur bekerja sehingga semakin lama pula
waktu hancurnya.
Dari hasil uji statistika untuk uji sudut diam granul diperoleh data yang
bahwa tidak ada perbedaan variannya sehingga dapat dilanjutkan uji anava,
dari uji anava data yang ada menunjukkan ada perbedaan secara signifikan
sehingga dapat dilanjutkan ke uji post hoc untuk mengetahui ada perbedaan
BAB V
A. Kesimpulan
bahwa:
1. Formula tablet ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dengan bahan
diantaranya kecepatan alir granul, sudut diam, dan sifat fisik tablet yaitu
3. Konsentrasi pengikat gelatin yang paling baik sebagai bahan pengikat pada
tablet ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) adalah formula III yaitu
B. Saran
Berdasarkan dari hasil uji pemeriksaan sifat-sifat fisik tablet ekstrak buah
59
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh, 2000, Ilmu Meracik Obat, Cetakan kesembilan, 210-216, Gadjah
Mada UniversityPress,Yogyakarta
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 6-8, 65, 93, 96, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Ansel, Howard C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat
diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, 605-606, Penerbit UI Press, Jakarta
Banker, G.S., and Anderson, N.R., 1994, Tablets, in: Lachman, L. Lieberman,
H.A., and Kanig, J.L. (eds): The Theory and Practise of Industrial
Pharmacy, 3rdEd., Marcel Dekker lnc., New York.
Gunsel, W.L., and Kanig, J.L, 1976, Tablet in Lachman, L., Lieberman, H.A.,
Kanig, J.L., (Ed. 5), The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 2nd
Edition, Lea and Febinger, Philadelphia.
Hyeronimus SB, 2006, Ragam dan Khasiat Tanaman Obat, 1st ed. Jakarta: Agro
Media
Jaya A, 2007, Ekstrak Buah Pare untuk Penderita Diabetes Militus, Media
Informasi Kesehatan Volume No.4 Desember 2007,220-222
60
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
Lachman L., Lieberman, H.A., and Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi
Industri, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, S., Aisyah, I, Cetakan II, UI
Press, Jakarta, 645-654-701
Lawrence L., Richard B., Jyoti K., Susan H & Sharon C., 2009, Anti-diabetic and
hypoglycaemic effects of Momordica charantia (bitter melon): a mini
review, British Journal of Nutrition (2009), 102, 1703–1708
Mahdi J., Abdul M., & Yohanna A., 2008, Pembuatan Tablet Ekstrak Pare
Dengan Metode Cetak Langsung, Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN
1412-2855 Vol. 6, No.4 ,129-134
Mursito B., Drs., 2000, Tampil Percaya Diri dengan Ramuan Tradisional, 98-99,
Penebar Swadaya, Jakarta
Priyambodo B., 2007, Managemen Farmasi Industri, 121, Global Pustaka Utama,
Yogyakarta
Siregar, J, P., dan Wikarsa, S., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, 151-173,
216, EGC, Jakarta
Subahar TS, 2004, Khasiat dan Manfaat Pare, Penerbit Agromedia Pustaka,
Jakarta
Tati, S. S. Subahar, 2004, Khasiat dan manfaat Pare si Pahit Pembasmi Penyakit,
Agro Media Pustaka, Jakarta
Berat Buah Basah Berat buah basah Berat serbuk kering Rendemen
tanpa biji
(g) (g) (%)
(g)
Perhitungan Rendemen :
480
= x100%
9350
= 5, 13 %
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
120
Untuk 200 tablet = x1g 1,2 g
100
= 1200 mg
1200
Untuk tiap tablet = 6mg
200
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
120
Untuk 200 tablet = x3g 3,6 g
100
= 3600 mg
3600
Untuk tiap tablet = 18mg
200
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
120
Untuk 200 tablet = x5 g 6 g
100
= 6000mg
6000 mg
Untuk tiap tablet = 30mg
200
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
NPar Tests
[DataSet0]
waktualirgranul
N 15
a,,b
Normal Parameters Mean 7.7893
Positive .168
Negative -.105
Kolmogorov-Smirnov Z .650
Oneway
[DataSet0]
Descriptives
waktualirgranul
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
waktualirgranul
4.361 2 12 .038
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
NPar Tests
formula
N 15
a,,b
Normal Parameters Mean 3.00
Positive .215
Negative -.215
Kolmogorov-Smirnov Z .833
Oneway
[DataSet0]
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
Descriptives
Sudutdiam
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Sudutdiam
.945 2 12 .416
ANOVA
sudutdiam
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
ANOVA
sudutdiam
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Total 6.136 14
Multiple Comparisons
Dependent Variable:sudutdiam
formula formula (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
*
LSD 1 3 .64400 .26399 .031 .0688 1.2192
*
5 1.27200 .26399 .000 .6968 1.8472
*
3 1 -.64400 .26399 .031 -1.2192 -.0688
*
5 .62800 .26399 .035 .0528 1.2032
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
*
5 1 -1.27200 .26399 .000 -1.8472 -.6968
*
3 -.62800 .26399 .035 -1.2032 -.0528
NPar Tests
[DataSet0]
keseragamanbob
ot
N 60
a,,b
Normal Parameters Mean 611.9000
Positive .109
Negative -.159
Kolmogorov-Smirnov Z 1.232
Oneway
[DataSet0]
Descriptives
keseragamanbobot
keseragamanbobot
1.381 2 57 .260
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
ANOVA
keseragamanbobot
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Total 2757.400 59
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82
NPar Tests
[DataSet0]
kerapuhan
N 9
a,,b
Normal Parameters Mean .3667
Positive .320
Negative -.162
Kolmogorov-Smirnov Z .961
Oneway
[DataSet0]
Descriptives
Kerapuhan
Std.
N Mean Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Kerapuhan
8.738 2 6 .017
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
NPar Tests
[DataSet0]
kekerasan
N 30
a,,b
Normal Parameters Mean 8.0667
Positive .082
Negative -.137
Kolmogorov-Smirnov Z .752
Oneway
[DataSet0]
Descriptives
kekerasan
Std.
N Mean Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
kekerasan
1.714 2 27 .199
ANOVA
kekerasan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Total 60.267 29
Multiple Comparisons
Dependent Variable:kekerasan
*
5 1.94000 .51500 .001 .8833 2.9967
*
5 1.89000 .51500 .001 .8333 2.9467
*
5 1 -1.94000 .51500 .001 -2.9967 -.8833
*
3 -1.89000 .51500 .001 -2.9467 -.8333
NPar Tests
[DataSet0]
waktuhancur
N 15
a,,b
Normal Parameters Mean 4.7367
Positive .300
Negative -.207
Kolmogorov-Smirnov Z 1.160
Oneway
[DataSet0]
Descriptives
waktuhancur
Std.
N Mean Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
waktuhancur
2.366 2 12 .136
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
ANOVA
waktuhancur
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Total 2.614 14
Multiple Comparisons
Dependent Variable:waktuhancur
*
5 -.88600 .06876 .000 -1.0358 -.7362
*
5 -.83400 .06876 .000 -.9838 -.6842
*
5 1 .88600 .06876 .000 .7362 1.0358
*
3 .83400 .06876 .000 .6842 .9838
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
Multiple Comparisons
Dependent Variable:waktuhancur
*
5 -.88600 .06876 .000 -1.0358 -.7362
*
5 -.83400 .06876 .000 -.9838 -.6842
*
5 1 .88600 .06876 .000 .7362 1.0358
*
3 .83400 .06876 .000 .6842 .9838
Lampiran 23. Tablet Ekstrak Buah Pare dengan Bahan Pengikat gelatin 1%
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99
Lampiran 24. Tablet Ekstrak Buah Pare dengan Bahan Pengikat gelatin 3%
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100
Lampiran 25. Tablet Ekstrak Buah Pare dengan Bahan Pengikat gelatin 5%
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101