Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM FITOKIMIA

JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

MAKALAH PRAKTIKUM FITOKIMIA


“METODE EKSTRAKSI SOKHLETASI PADA BIJI PEPAYA
(Carica papaya L.)”

DISUSUN OLEH :

ANDI NURFADIYAH WARDANI PO71321221053


ANGGELINA SORAYA PO71321221054
ANGGUN ADELIA AMRAN PO71321221055
ARMADHANA A PO71321221058
ARNI EKA PUTRI PAHIRANI PO71321221059
ARNI KHAERUNNISA PO71321221060
FARADIBAH PO71321221069
FIRMA NUR HASANAH PO71321221071

KELOMPOK :2
KELAS : D3-B / Tk.II
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 2024
PEMBIMBING :

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


PROGRAM STUDI D3 FARMASI
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
izinnya, kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Fitokimia yang berjudul
“Identifikasi Senyawa Kimia Dari Ekstrak Biji pepaya (Carica papaya L) Dengan
Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)”
Pada dasarnya, tujuan pembuatan laporan praktikum ini yaitu untuk
memenuhi tugas praktikum dari mata kuliah Fitokimia dan menjadi bahan
referensi dalam pembelajaran mahasiswa. Dalam laporan praktikum ini, masih
terdapat banyak kekurangan, baik dalam penyusunan maupun isi dari laporan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan laporan praktikum ini. Semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat.

Makassar, 07 Maret 2024


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan Percobaan......................................................................... 2
C. Manfaat............................................................................................................. 2
D. Prinsip Alat Percobaan...................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 3
A. Uraian Tanaman............................................................................................... 3
B. Ekstrak Dan Ekstraksi.......................................................................................7
C. Metode Ekstraksi Sokhletasi.............................................................................9
BAB III METODE KERJA.............................................................................................
11
A. Alat yang digunakan.........................................................................................
11
B. Metode Kerja....................................................................................................
11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................
A. HASIL................................................................................................................
B. PEMBAHASAN.................................................................................................
BAB V PENUTUP..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman flora (biodiversity) berarti keanekaragaman senyawa kimia
(chemodiversity) yang kemungkinan terkandung di dalamnya. Hal ini memacu
dilakukannya penelitian dan penelusuran senyawa kimia terutama metabolit sekunder
yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, seperti teknik pemisahan, metode analisis, dan uji farmakologi. Salah satu
tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah tanaman pepaya
(Carica papaya L.). Di mana kondisi kota-kota besar sangat rawan menebarkan penyakit
atau gangguan pada kesehatan. Upaya untuk mencegah atau mengurangi risiko yang
ditimbulkan oleh aktivitas radikal bebas adalah dengan mengonsumsi makanan atau
suplemen yang mengandung antioksidan.
Secara tradisional biji pepaya dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang,
gangguan pencernaan, diare, penyakit kulit, kontrasepsi pria, bahan baku obat masuk
angin dan sebagai sumber untuk mendapatkan minyak dengan kandungan asam-asam
lemak tertentu. Apabila dikaitkan dengan senyawa aktif dari tanaman ini ternyata banyak
di antaranya mengandung alkaloid, steroid, tanin dan minyak atsiri. Dalam biji pepaya
mengandung senyawa-senyawa steroid. Kandungan biji dalam buah pepaya kira-kira 14,3
% dari keseluruhan buah pepaya (Dalimarta dan Hembing,1994).
Dari latar belakang tersebut, keterkaitannya dalam masyarakat bahwa biji pepaya
dapat di gunakan sebagai obat-obatan, karena dalam tubuh manusia masih terdapat
penyakit-penyakit yang sehingga menimbulkan radikal bebas. Menurut penelitian
Yuniwati dan Purwanti, (2008), biji buah papaya hanya dibuang begitu saja setelah
pepaya diambil buahnya, dan apabila biji pepaya diolah untuk diambil minyaknya akan
sangat menguntungkan. Secara tradisional biji pepaya dapat dimanfaatkan sebagai obat
cacing gelang, gangguan pencernaan, diare, penyakit kulit, kontrasepsi pria, bahan baku
obat masuk angin dan sebagai sumber untuk mendapatkan minyak dengan kandungan
asam-asam lemak tertentu. Biji pepaya merupakan limbah makanan yang jarang
dimanfaatkan setelah papaya diambil daging buahnya. Biji pepaya dalam berat kering
30%, dan 2 didalam biji pepaya memiliki kadar minyak yang relatif unggul dibandingkan
minyak nabati lainnya seperti kedelai dengan kadar minyak sekitar 19%, biji bunga
matahari denagan kadar minyak 22-23%. (Larasati, 2010). Di dalam minyak biji pepaya
mengandung kadar air 4,6%, Abu 6,9 %, Protein 25,1%, Lemak 7,9%, Serat kasar 17,5%,
dan Karbohidrat 37,9%. Minyak biji papaya memiliki kandungan kolesterol rendah
sehingga dapat digunakan sebagai minyak pangan atau untuk keperluan lain sesuai
karakteristiknya. (Larasati, 2010).

B. Maksud Dan Tujuan Percobaan


1. Maksud Percobaan
Untuk mengetahui komponen ekstrak pada sampel Biji Pepaya
(Carica papaya L.) melalui skrining fitokimia dengan menggunakan
metode Sokletasi.
2. Tujuan Percobaan
a. Untuk menentukan metode ekstraksi yang sesuai pada sampel Biji
Pepaya (Carica papaya L.)
b. Untuk menentukan golongan senyawa kimia yang terkandung pada
Biji Pepaya (Carica papaya L.) dengan skrining fitokimia dengan
metode sokhletasi
c. Untuk menentukan pola Sokletasi pada ekstrak Biji Pepaya ( Carica
papaya L.)

C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
komponen kimia yang terkandung pada ekstrak tanaman Biji Pepaya (Carica
papaya L.) dengan metode Sokletasi.

D. Prinsip Alat Percobaan


Prinsip kerja metode ini adalah penyaringan yang dilakukan secara berulang-
ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif
sedikit. Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati sokhlet menuju ke pipa
pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor
mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke
thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, ekstrak ini terkumpul dalam
thimble dan bila volumenya telah mencukupi, ekstrak akan dialirkan lewat sifon
menuju labu alas bulat. (Soekarjo, 2002)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi Biji Pepaya (Carica papaya L.)

Sumber : https://www.cekaja.com/info/ini-manfaat-biji-pepaya
Kerajaan : Plantae
Sub-Kerajaan : Tracheobionta
Super divisio : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Pelajaran biola
Keluarga : Caricaceae
Marga : Carica
Spesies : Carica pepaya L.
Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda
“papaja” dan pada masa lainnya diambil dari Arawak”papaya”. Dalam
bahasa jawa disebut “kates” dan bahasa sunda disebut “gedang”. Nama
daerah lain dari pepaya yaitu peute, betik, ralempaya, punti kayu
(Sumatra), pisang malaka, bandas, manjan (Kalimantan), kalajawa, padu
(Nusa Tenggara), kapalay, kaliki, unti jawa ( Sulawesi). Nama asing
pepaya antara lain papaya (Inggris) dan fan mu gua (Cina) (Herbie, 2015).
2. Kandungan metabolit sekunder biji buah pepaya
Bahan alam memiliki senyawa metabolit sekunder yang berpotensisebagai
zat antibakteri. Metabolit sekunder merupakan metabolit yang dihasilkan
dari proses metabolisme sekunder. Setiap organisme biasanya
menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda- beda, bahkan
mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada
satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu
dihasilkan, tetapi haya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase
tertentu (Reo,Berhimpon and Montolalu, 2017).
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sylvia
(2017) diketahui bahwa biji pepaya mengandung senyawa flavonoid,
saponin, tanin,dan alkaloid. Menurut hasil uji fitokimia yang dilakukan
oleh penulis dapat diketahui bahwa biji buah pepaya mengandung
senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, fenol, dan kuinon. Ada beberapa
kandungan dari biji buah pepaya (Carica papaya Linn) sebagai zat
antibakteri yaitu :
a. Flavanoid
Flavanoid merupakan senyawa polar yang umumnya mudah larut
dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol dan aseton. Flavanoid
merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol mempunyai sifat efektif
menghambat pertumbuhan virus, bakteri dan jamur. Senyawa-senyawa
flavanoid umumnya bersifat antioksidan dan banyak digunakan sebagai
bahan baku obat-obatan (Parwata, 2016).
b. Tanin
Tanin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada tanaman dan disintesis oleh tanaman. Tanin merupakan
senyawa yang mempunyai berat molekul 500-3000 dan mengandung
sejumlah besar gugus hidroksi fenolik yang memungkinkan membentuk
ikatan silang yang efektif dengan protein dan molekul-molekul lain seperti
polisakarida, asam amino, asam lemak dan asam nukleat (Hidayah, 2016).
c. Alkaloid
Alkaloid senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam tumbuh -
tumbuhan, bersifat basa, dan struktur kimianya mempunyai sistem lingkar
heterosiklis dengan nitrogen sebagai hetero atomnya. Unsur-unsur
penyusun alkaloid adalah karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen. Namun
terdapat beberapa alkaloid yang tidak mengandung oksigen (Sumardjo,
2009).
d. Fenol
Senyawa fenol merupakan senyawa yang memiliki gugus hidroksil
yang menempel pada cincin aromatik. Senyawa fenol memiliki titik leleh
rendah dan bau khas yang sedikit menyengat. Selain itu, juga mudah larut
dalam sebagian besar pelarut organic (hidrokarbon aromatic, alcohol, dan
keton) agak kurang larut dalam Hidrokarbon alifatik. (Zuraida, Sulistiyani,
dan Sajuthi, 2017).
e. Kuinon
Kuinon dapat menghambat respirasi sel. Selain itu, kuinon dapat
menerima elektron rantai respirasi, proses ini dapat menghasilkan
pembentukan radikal bebas dan merusak mitokondria. Aktivitas kuinon
menyebabkan cyanideresistant respiration, yaitu kurangnya pasokan
oksigen dalam proses respirasi (Husnawati, 2018).

3. Kegunaan Biji Papaya


Biji pepaya juga memiliki efek farmakologis bagi tubuh manusia. Oleh
sebab itu membuang biji papaya memiliki banyak manfaat dan memiliki
kandungan yang banyak. Jika diurai, maka kandungan biji papaya antara lain
alkaloid, steroid, tanin, dan juga minyak atsiri. Secara mendetil, kandungan biji
tersebutberupa beberapa asal lemak tak jenuh dalam jumlah tinggi. Asam
tersebut adalah oleat dan asam palmiat. Selain itu, biji papaya juga diketahui
mengandung 14 senyawa kimia golongan fenol, terpeniod, dan juga saponin.
Senyawa ini bersifat sitoksik, anti-androgen dan berefek estrogenik.
Selanjutnya, biji papaya juga mengandung karbohidrat dalam jumlah kecil, air,
abu, protein, dan juga lemak. kandungan senyawa Glucoside carcirin di dalam
biji papaya itu sendiri. Biji pepaya tentu sangat bermanfaat karena dapat
menyembuhkan penyakit terutama gangguan saluran pencernaan dan
mencegah penyakit gagal ginjal, oleh karena itu jika kita membuang biji
pepaya sama dengan membuang obat yang boleh jadi sangat di butuhkan oleh
masyarakat. Biji pepaya tak dapat disepelehkan manfaatnya, selain bisa
dijadikan bibit untuk ditanam lagi juga bisa dijadikan obat yang sangat
berkhasiat.

B. Ekstrak Dan Ekstraksi


Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampri semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang diperoleh diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang
telah ditetapkan. (Setyawan, 2015)
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai
kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi
dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkkan dari sampel
dengan penyaringan. (Mukhriani, 2014)

C. Metode Ekstraksi Sokhletasi


1. Pengertian Sokhletasi
Sokletasi merupakan proses ekstraksi yang menggunakan penyarian
berulang dan pemanasan. Alat yang digunakan adalah seperangkat alat
sokletasi yang terdiri atas labu didih, tabung soklet, dan kondensor. Pada
sokhletasi, simplisia dan ekstrak berada pada tempat yang berbeda.
Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru
dan yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
berkelanjutan dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya
pendingin balik. (DepKes RI, 2000)
2. Prinsip Keja Metode Sokhletasi
Metode ekstraksi sokhlet adalah metode ekstraksi dengan prinsip
pemanasan dan perendaman sampel. Hal itu menyebabkan terjadinya
pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di
dalam dan di luar sel. Dengan demikian, metabolit sekunder yang ada di
dalam sitoplasma akan terlarut ke dalam pelarut organik. Larutan itu
kemudian menguap ke atas dan melewati pendingin udara yang akan
mengembunkan uap tersebut menjadi tetesan yang akan terkumpul kembali.
Bila larutan melewati batas lubang pipa samping soxhlet maka akan terjadi
sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulah yang menghasilkan ekstrak yang
baik (DepKes RI, 2000).
Prinsip kerja metode sokhletasi adalah penyaringan yang dilakukan secara
berulang-ulang sehingga hasil yang didapat sempurnadan pelarut yang
digunakan relative sedikit. Proses yang terjadi dalam ekstraksi sokhlet yaitu
ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati sokhlet menuju ke pipa
pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor
mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian
menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, ekstrak ini
terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, ekstrak akan
dialirkan lewat sifon menuju labu alas bulat. (Soekarjo, 2002)
3. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Sokhletasi
a. Kelebihan (Soekarjo, 2002)
1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang-ulang
2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit
3. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit
4. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.
b. Kekurangan (Soekarjo, 2002)
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan-bahan tumbuhan yang
mudah rusak atau senyawa-senyawa yang tidak tahan panas karena
akan terjadi penguraian.
2. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah sehingga
mudah
menguap.

BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan adalah seperangkat alat sokhletasi, beaker glass,
timbangan analitik, corong gelas, labu alas bulat, batang pengaduk, tabung
reaksi, rak, statis, hot plate, kertas saring, kain kasa, label, aluminium foil,
tissue.
2. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan adalah simplisia biji pepaya dan methanol.

B. Metode Kerja
1. Penyiapan Sampel
Sampel Biji pepaya (Cacarica papaya L.) di ambil dan dibersihkan dari
kotoran-kotoran yang menempel, kemudian rendam dan pepaya lalu
dikeluarkan dari lapisan luar biji lalu dikeringkan. Setelah biji pepaya kering ,
diletakkan biji pepaya diatas nampan atau rak pengering. Pastikan biji pepaya
tersebar dengan rata agar proses pengeringan berjalan dengan baik. Jemur biji
pepaya di bawah sinar matahari langsung atau menggunakan oven dengan suhu
rendah. Proses pengeringan dapat memakan waktu beberapa hari tergantung
pada kondisi cuaca dan suhu. Lalu di haluskan atau di blender. Kemudian, di
timbang kembali berat simplisia Biji pepaya. Lalu disimpan dalam wadah yang
tertutup baik dan rapat (Melinda, 2014).
2. Ekstraksi
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang simplisia Biji pepaya (Carica papaya L) sebanyak 50 gram
c. Dicuci pipa sifon dan labu alas bulat hingga bersih lalu dikeringkan
d. Dimasukkan kertas saring kedalam pipa sifon, diatur sedemikian rupa
sesuai prosedur
e. Dimasukkan simplisia Biji pepaya (Carica papaya L.) secara perlahan
kedalam pipa sifon (simplisia harus berada didalam kertas saring dan tidak
boleh melewati lengkungan pipa)
f. Dibasahi simplisia dengan menuangkan pelarut methanol kedalam pipa
sifon
g. Ditambahkan pelarut methanol hingga mencapai 1/3 bagian labu alas bulat
h. Dipasang kondensor diatas pipa sifon, lalu dinyalakan mantel pemanas dan
air dialirkan pada pipa kondensor
i. Dilakukan ekstraksi hingga pelarut yang melewati pipa sudah tidak
berwarna
j. Kemudian dilakukan pemisahan ekstrak dengan pelarut methanol
menggunakan rotary evaporator
k. Ekstrak yang diperoleh dipindahkan kedalam cawan porselen
l. Dikentalkan ekstrak diatas hot plate
m. Ditimbang berat ekstrak yang diperoleh

Anda mungkin juga menyukai