Anda di halaman 1dari 17

FORMULASI SEDIAAN TABLET KUNYAH EKSTRAK ETANOL DAUN

SAMBILOTO (Andrograpis paniculata Ness.) DENGAN VARIASI PENGISI


MANITOL-SUKROSA MENGGUNAKAN METODE GRANULASI
BASAH

Poltak Oktianus Purba1, Rafika Sari1, Andhi Fahrurroji1


1
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak
(email: poltakmilan@gmail.com)

ABSTRAK

Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) mempunyai berbagai khasiat,


salah satunya sebagai antidiare. Untuk menutupi rasa pahit dari sambiloto,
sehingga perlu diformulasikan dalam sediaan tablet kunyah. Salah satu bahan
eksipien yang digunakan dalam formulasi tablet kunyah adalah pengisi. Manitol
dan sukrosa merupakan contoh pengisi yang biasa digunakan dan dapat
berpengaruh terhadap proses pembuatan tablet ataupun sifat fisik tablet. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pengisi manitol-sukrosa terhadap
evaluasi sediaan dan hasil tanggapan rasa tablet kunyah ekstrak etanol daun
sambiloto. Tablet kunyah diformulasikan dalam 4 kelompok, kelompok Kontrol
(Manitol : Laktosa 80 % : 20 %), Formula 1 (Manitol : Sukrosa 80 % : 20 %),
Formula 2 (Manitol : Sukrosa 50 % : 50 %) dan Formula 3 (Manitol : Sukrosa
20% : 80%). Formulasi tablet kunyah dilakukan dengan metode granulasi basah.
Evaluasi tablet yang dilakukan meliputi organoleptik, keseragaman ukuran,
keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur serta tanggapan rasa.
Analisis dilakukan dengan program R 2.14.1 Packages R commander. Hasil
evaluasi tablet menunjukkan adanya mottling pada tablet, keseragaman ukuran
berkisar antara 0,433-1,282 cm, keseragaman bobot antara 793,85-804,8 mg,
kekerasan antara 5,6-6,02 kg, kerapuhan antara 0,57-1,47 % dan waktu hancur
antara 12,28-16,54 menit. Untuk tanggapan rasa, Formula 3 lebih disukai
dibandingkan dengan formula lainnya. Secara umum, tablet yang dihasilkan dari
seluruh formula memenuhi persyaratan tablet yang baik.

Kata kunci : sambiloto, tablet kunyah, pengisi, evaluasi tablet

1
FORMULATION OF CHEWABLE TABLET FROM ETHANOLIC
EXTRACT SAMBILOTO LEAVES (Andrograpis paniculata Ness.) WITH
VARIATION OF FILLER MANNITOL-SUCROSE IN WET
GRANULATION METHOD

ABSTRACT

Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) has many benefits, one of


them is antidiarrheal. To cover the bitter taste of sambiloto, it needs to be
formulated in a chewable tablet. One of excipients that is used in the formulation
of chewable tablets is filler. Mannitol and sucrose are the example of fillers that
commonly used to and can affect the process of making a tablet or physical
properties of tablets. This study aims to determine the effect of variations in
mannitol-sucrose filler on the preparation and evaluation of the taste responses
chewable tablets from ethanol extract of sambiloto’s leaves. Chewable tablets are
formulated in four groups, Control group (Mannitol : Lactose 80% : 20%),
Formula 1 (Mannitol : Sucrose 80% : 20%), Formula 2 (Mannitol : Sucrose 50% :
50%) and Formula 3 (Mannitol : Sucrose 20% : 80%). The method which is used
to formulation is wet granulation method. The evaluation belongs to organoleptic
tablets, uniformity of size, weight uniformity, hardness, friability and
disintegration time as well as the taste response. Analyses were performed with
the R 2.14.1 Packages R commander program. The evaluation results indicated
the presence of mottling tablets on the tablets, uniformity of size ranging from
0.433 to 1.282 cm, weight uniformity is between 793.85 to 804.8 mg, hardness is
between 5.6 to 6.02 kg, friability is between 0.57 to 1.47 % and disintegration
time is between 12.28 to 16.54 minutes. For the flavors, Formula 3 is preferred
than the other formulas. Generally, tablets from all of the formula comply the
requirements of a good tablets.

Keywords: sambiloto, chewable tablets, filler, evaluation of tablets

PENDAHULUAN

Sambiloto (Andrographis paniculata memiliki daya antibakteri dengan


Ness.) mempunyai berbagai khasiat, cara mengaktifkan sel limfosit B
salah satunya adalah sebagai untuk memproduksi antibodi.
antidiare. Zat yang paling banyak Kompleks antigen-antibodi inilah
terdapat dalam sambiloto adalah yang dapat memicu kehadiran
andrografolid. Andrografolid makrofag untuk memfagositosis dan
terkandung paling banyak di daun mencerna mikroorganisme seperti
(kurang lebih 2,39 %) dan paling bakteri E. Coli, salah satu bakteri
sedikit pada biji. Zat pahit ini penyebab diare1.

2
Rasa pahit dari sambiloto ini ini merupakan metode paling tua dan
mengakibatkan tidak jarang dari paling konvensional, tetapi masih
masyarakat sulit untuk tetap digunakan karena memiliki
mengkonsumsi sambiloto secara banyak keuntungan. Kemungkinan
langsung sehingga perlu pembasahan serbuk dengan beraneka
difomulasikan dalam suatu sediaan ragam cairan, yang juga dapat
yang dapat menutupi rasa pahit dari bertindak sebagai suatu pembawa
sambiloto, salah satunya tablet bahan tertentu, sehingga
kunyah. Tablet kunyah memiliki meningkatkan karakteristik dan sifat-
beberapa keuntungan dibanding sifat granulasi yang baik2. Pada
bentuk sediaan padat oral lainnya penelitian ini, ingin mengetahui
antara lain memiliki ketersediaan pengaruh variasi konsentrasi pengisi
hayati yang lebih baik, melewati manitol-sukrosa terhadap sifat fisik
proses disintegrasi dan dapat dan rasa dari tablet kunyah dengan
menghasilkan peningkatan disolusi2. melakukan berbagai uji evaluasi
Selain itu, dengan diformulasikan granul dan tablet sehingga tablet
dalam tablet kunyah, diharapkan juga kunyah ini memiliki sifat fisik tablet
dapat menutupi rasa pahit dari yang baik.
andrografolid dengan adanya manitol
dan sukrosa yang selain sebagai METODOLOGI PENELITIAN
pengisi juga sebagai pemanis serta
memberikan kemudahan bagi pasien Alat
yang kesulitan dalam menelan tablet Alat-alat yang digunakan antara lain
utuh secara langsung, terutama anak- ayakan granul (Pharmalab), bejana
anak. maserasi (Pyrex), disintegration
tester (Electrolab ED-21), friability
Salah satu bahan tambahan tester (Electrolab EF-21), hardness
(eksipien) yang digunakan dalam tester (Electrolab ED-21), jangka
formulasi tablet kunyah adalah sorong, mesin cetak tablet single
pengisi. Manitol, sorbitol dan punch (Korch Germany tipe EKO-
sukrosa merupakan beberapa contoh 01), mikroskop (Zeiss Primostar)
pengisi yang biasa digunakan pada dilengkapi kamera dan program
formulasi tablet kunyah. Penggunaan Axiocam, rotary evaporator
variasi pengisi dalam suatu formulasi (Heidolph) dan timbangan analitik
dapat berpengaruh terhadap proses (Bel engineering).
pembuatan tablet ataupun sifat fisik
tablet yang akan dihasilkan. Bahan
Disamping bahan eksipien, metode Bahan-bahan yang diperlukan dalam
pembuatan tablet juga berpengaruh penelitian ini adalah aspartam
terhadap hasil sediaan. Salah satu (Pharm mannidex), etanol 96 %,
metode pembuatan tablet adalah FeCl3 1 % dan 5 %, gelatin (Brataco
granulasi basah. Walaupun metode No. Batch J0514/13), manitol

3
(Pharm mannidex No. Batch ada di ekstrak tidak rusak dan dengan
1670005085543), Mg stearat dalam kondisi vakum pada suhu
(Shandong tianjiao biotech), perasa maksimal 60° C sudah dapat
(flavour agent), pereaksi Mayer, menguapkan seluruh pelarut. Ekstrak
pereaksi Molisch, simplisia daun kental yang diperoleh dari proses ini
sambiloto (Andrographis paniculata kemudian dikeringkan dalam
3
Nees), sukrosa (Gulaku) dan talk desikator .
(Shandong tianjiao biotech).
Pemeriksaan Karakteristik
Pengambilan Tanaman Ekstrak
Tanaman yang akan digunakan pada Susut pengeringan adalah banyaknya
penelitian ini adalah sambiloto. bagian bagian zat yang mudah
Sampel berupa simplisia kering yang menguap dan ditetapkan dengan cara
diambil dari CV. Herbaltama Persada pengeringan. Kecuali dinyatakan
Yogyakarta Jalan Wijoyo Baru 3/21, lain, suhu penetapan adalah 105° C
Baturetno, Banguntapan, hingga bobot tetap. Ekstrak yang
Yogyakarta. Adapun bagian yang diperoleh kemudian diperiksa untuk
digunakan adalah bagian daunnya. menentukan ekstrak yang didapat
termasuk kedalam ekstrak cair,
Identifikasi Tanaman kental, atau ekstrak kering4.
(Determinasi)
Tanaman yang akan digunakan pada Skrining Fitokimia
penelitian ini diidentifikasi di Skrining fitokimia meliputi
Laboratorium Biologi Fakultas pemeriksaan alkaloid, pemeriksaan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan fenol, pemeriksaan flavonoida,
Alam (FMIPA) Universitas pemeriksaan saponin, pemeriksaan
Tanjungpura. steroida dan triterpenoid (uji
Liebermann-Burchard), pemeriksaan
Ekstraksi Simplisia Daun tanin.
Sambiloto
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan Formulasi Sediaan Tablet Kunyah
cara maserasi serbuk daun, yang Tahapan dalam pembuatan tablet
diperoleh dari pemblenderan, kunyah ini menggunakan metode
dengan larutan etanol 96 % selama 3 granulasi basah. Langkah-langkah
hari agar semua bahan yang terlarut yang diperlukan dalam pembuatan
dapat melarut seutuhnya yang tablet dengan metode ini adalah
disertai dengan pergantian pelarut sebagai berikut: menimbang dan
setiap harinya. Setelah itu disaring mencampur bahan-bahan, pembuatan
menggunakan kertas saring, granulasi basah dengan penambahan,
kemudian dipekatkan dengan pengayakan adonan lembab menjadi
vacuum rotary evaporator pada suhu pellet atau granul dengan ayakan 12
maksimal 600 C agar senyawa yang mesh, pengeringan, pengayakan

4
kering dengan ayakan 12/14 mesh, menjadi granul, pengeringan pada
pencampuran bahan pelicin, suhu 40-50° C, pengayakan kering,
pembuatan tablet dengan kompresi. pencampuran Mg stearat dan talk dan
Prinsip dari metode granulasi basah terakhir dicetak dengan mesin
adalah ekstrak etanol daun pencetak tablet5. Formulasi sediaan
sambiloto, manitol, sukrosa, dan tablet kunyah dari ekstrak etanol
aspartam dicampur homogen, daun sambiloto ditunjukkan pada
kemudian ditambahkan pengikat Tabel 1.
gelatin, pewarna dan perasa, diayak

Tabel 1. Rancangan Formulasi Sediaan Tablet Kunyah Dengan Ekstrak


Etanol Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) Sebagai
Zat Aktif :

Jumlah (mg)
No. Komposisi
Kontrol FI FII FIII
1. Ekstrak 46,8 46,8 46,8 46,8
2. Manitol 404,16 404,16 252,6 101,04
3. Sukrosa - 101,04 252,6 404,16
4. Laktosa 101,04 - - -
5. Larutan gelatin 1 % 8 8 8 8
6. Aspartam 200 200 200 200
7. Perasa qs qs qs qs
8. Pewarna qs qs qs qs
9. Talk 36 36 36 36
10. Mg stearat 4 4 4 4
Keterangan :
Formula dibuat 100 tablet dengan bobot 1 tablet = 800 mg
Kontrol : Formula tablet kunyah dengan variasi pengisi Manitol-Laktosa 80:20 %
FI : Formula tablet kunyah dengan variasi pengisi Manitol-Sukrosa 80:20 %
FII : Formula tablet kunyah dengan variasi pengisi Manitol-Sukrosa 50:50 %
FII : Formula tablet kunyah dengan variasi pengisi Manitol-Sukrosa 20:80 %

Evaluasi Formula bobot tablet kunyah ekstrak


a. Uji Kualitas Granul etanol daun sambiloto.
1. Distribusi Ukuran Granul
secara Mikroskopi
Uji distribusi ukuran partikel 2. Uji Sudut Diam
granul bertujuan untuk Sudut diam merupakan sudut
mengetahui penyebaran ukuran maksimal yang mungkin terjadi
partikel pada granul yang dapat antara permukaan suatu
mempengaruhi sifat alir granul tumpukan serbuk dan bidang
dan pada akhirnya akan horizontal setelah diberi
mempengaruhi keseragaman perlakuan. Semakin kecil sudut
diam yang dibentuk oleh granul,

5
maka sifat alir granul akan sama antara satu dengan yang
semakin baik sehingga lainnya sehingga keseragaman
mempermudah dalam proses kadar zat aktif dapat tercapai
penabletan. pula.

3. Uji Pengetapan dan 4. Uji Kekerasan


Kompresibilitas Uji kekerasan tablet bertujuan
Uji ini dilakukan untuk melihat untuk mengetahui kekuatan
perubahan volume granul akibat tablet secara keseluruhan yang
hentakan dan getaran yang diukur dengan memberi tekanan
mungkin terjadi pada proses terhadap diameter tablet.
penabletan. Kekerasan merupakan parameter
yang menunjukkan ketahanan
b. Uji Kualitas Tablet tablet dalam melawan
1. Uji Organoleptik goncangan dan benturan yang
Diamati penampilan fisik terjadi selama pengemasan,
seluruh tablet kunyah ekstrak penyimpanan dan transportasi.
etanol daun sambiloto yang
dihasilkan, antara lain tidak ada 5. Uji Kerapuhan
capping, cracking, picking dan Uji kerapuhan tablet bertujuan
karakteristik lain yang untuk menjaga keutuhan bentuk
menandakan adanya kerusakan tablet dari berbagai gesekan luar
tablet2. seperti saat pengemasan dan
pendistribusian hingga ke tangan
2. Uji Keseragaman Ukuran konsumen. Kerapuhan
Tablet merupakan indikator yang
Uji keseragaman ukuran tablet menggambarkan kekuatan
bertujuan untuk memudahkan permukaan tablet dalam
tablet dalam pengemasan apabila melawan berbagai perlakuan
memiliki ukuran yang seragam, yang menyebabkan pengikisan
meningkatkan keyakinan pasien pada permukaan tablet.
terhadap keaslian obat sehingga
obat dapat diterima pasien serta 6. Uji Waktu Hancur
dapat dikatakan bahwa tablet Waktu hancur adalah waktu
memiliki kadar yang seragam. yang diperlukan sejumlah tablet
untuk hancur dalam medium
3. Uji Keseragaman Bobot yang sesuai sehingga tidak ada
Uji keseragaman bobot tablet bagian tablet yang tertinggal di
bertujuan untuk menjamin atas kasa alat pengujian. Uji ini
keseragaman bobot tiap tablet bertujuan agar komponen obat
yang dibuat. Tablet harus yang ada di dalam tablet dapat
mempunyai bobot yang hampir

6
larut dan hancur melepaskan b/b. Ekstrak yang diperoleh berwarna
obatnya ke dalam cairan tubuh. hijau tua.

7. Uji Tanggapan Rasa


Uji kesukaan pada dasarnya Hasil Pemeriksaan Karakteristik
merupakan pengujian dimana Ekstrak
panelisnya mengemukakan Hasil susut pengeringan yang
responnya berupa senang atau diperoleh secara triplo adalah 7,35
tidaknya terhadap sediaan yang %; 8,22 % dan 7,54 % dengan rata-
diuji dalam bentuk skala rata sebesar 7,70 %. Hal ini berarti
numerik6. ekstrak daun sambiloto yang
dihasilkan berupa ekstrak kental.
Analisis Data
Analisis data dilakukan secara Skrining Fitokimia
statistik menggunakan One Way Dari hasil skrining fitokimia dapat
ANOVA (Analysis of Varians) untuk disimpulkan bahwa sampel yang
membandingkan nilai signifikansi digunakan positif mengandung
dari formula kontrol, I, II, dan III. senyawa yang ingin diambil, yaitu
Analisis dilakukan dengan program senyawa andrografolid yang
R 2.14.1 Packages R commander. merupakan golongan steroid dan
triterpenoid (terpenoid). Selain itu,
HASIL DAN PEMBAHASAN dari hasil skrining juga menunjukkan
bahwa ekstrak etanol daun sambiloto
Identifikasi Tanaman positif mengandung alkaloid, fenol
(Determinasi) dan juga flavonoid.
Hasil identifikasi di Laboratorium
Biologi Fakultas Matematika dan Hasil Evaluasi Formulasi
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) a. Evaluasi Granul
Universitas Tanjungpura Pontianak 1. Hasil Uji Distribusi Ukuran
menyatakan bahwa tanaman yang Partikel
digunakan pada penelitian ini adalah Pada penentuan ukuran partikel,
sambiloto (Andrographis paniculata sampel yang diukur sebanyak
(Burm, f.) Ness. 1000 partikel untuk masing-
masing formula karena memiliki
Hasil Ekstraksi Simplisia Daun nilai antilog SD>1,2 sehingga
Sambiloto dianggap bersifat polidispers.
Ekstraksi simplisia daun sambiloto Oleh sebab itu, dilakukan
dilakukan dengan cara maserasi. pengukuran partikel sebanyak
Bobot ekstrak etanol yang diperoleh 1000 partikel.
dari proses ekstraksi simplisia daun
sambiloto adalah sebesar 57,408 g
dengan rendemen sebesar 11,48 %

7
Tabel 2. Nilai SD dan Antilog SD Diameter Partikel Granul
Formula SD Antilog SD
Kontrol 0,186 1,53
F1 0,140 1,38
F2 0,161 1,44
F3 0,171 1,48
Keterangan: SD = standar deviasi

Hasil uji distibusi ukuran diam >40°, maka granul


partikel granul ekstrak etanol memiliki sifat alir yang sangat
daun sambiloto ini kemudian buruk.
disajikan dalam bentuk grafik Hasil uji sudut diam ditunjukkan
(Gambar 1) yang menunjukkan dalam bentuk grafik pada
bahwa pada F1, jumlah partikel Gambar 2.
paling banyak terdapat pada 35
rentang 13,73-18,21 µm, 30
Kontrol
(Manitol:Laktosa
sedangkan untuk Kontrol, F2 25 80:20 %)
Sudut Diam (°C)

dan F3 terdapat paling banyak 20 F1


pada rentang 9,24-13,72 µm. (Manitol:Sukrosa
15 80:20 %)
26,31 25,37 25,13
70 23,25
10 F2
Jumlah Partikel (buah)

60 (Manitol:Sukrosa
50 5 50:50 %)
40
30 0 F3
Kontrol
20 (Manitol:Sukrosa
10 F1 20:80 %)
0
F2 Formula
F3 Gambar 2. Grafik Hasil Uji Sudut
Diam Granul
Jangkauan Ukuran Partikel (µm)
Berdasarkan grafik diatas,
Gambar 1. Grafik Distribusi formula Kontrol memiliki sudut
Ukuran Partikel Granul diam sebesar 26,31°, F1 sebesar
25,37°, F2 sebesar 25,13° dan
2. Hasil Uji Waktu Alir F3 sebesar 23,25°. Dapat dilihat
Uji pertama yang dilakukan bahwa formula yang memiliki
adalah pengukuran sudut diam. sudut diam paling kecil adalah
Syarat sudut diam yang sangat F3 dan formula yang memiliki
baik adalah <25°. Jika sudut sudut diam paling besar adalah
diam berada pada rentang 25-30° F1 jika dibandingkan dengan
maka sifat alir granul baik. Jika Kontrol. Hasil sudut diam yang
sudut diam berada pada rentang diperoleh pada masing-masing
30-40°, maka sifat alir granul formula tersebut memenuhi
sedang. Sedangkan, jika sudut persyaratan sifat alir, dimana

8
granul memiliki sifat alir baik lebih dari 20 %7. Berdasarkan
karena berada pada rentang 25- grafik persen pengetapan yang
30°, kecuali untuk F3 dengan ditunjukkan pada Gambar 3,
sudut diam sebesar 23,258° yang formula Kontrol memiliki persen
memilik sifat alir sangat baik pengetapan sebesar 4,16 %, F1
karena <25°. Hasil dari sudut sebesar 5 %, F2 sebesar 3 % dan
diam ini diduga dipengaruhi F3 sebesar 3,5 %. Dari hasil ini
karena karakteristik yang buruk juga menunjukkan masing-
dari bahan pengisi yang masing formula granul ekstrak
digunakan, yaitu manitol yang etanol daun sambiloto telah
memiliki sifat alir yang jelek memenuhi persyaratan sifat alir
dimana untuk Kontrol dan F1 yang baik.
menggunakan bahan pengisi 7
manitol sebesar 80 %, untuk F2 6
Kontrol
(Manitol:Laktosa
sebesar 50 % dan untuk F3 5 80:20 %)
Pengetapan (%)
hanya sebesar 20 % sehingga F3 4 F1
(Manitol:Sukrosa
menghasilkan sudut diam yang 3 80:20 %)
lebih kecil dibandingkan 5
2 4,16 F2
3,5
formula yang lain dikarenakan 3 (Manitol:Sukrosa
1 50:50 %)
manitol yang digunakan juga
0 F3
sedikit dibandingkan dengan kontrol f1 f2 f3 (Manitol:Sukrosa
formula yang lain. 20:80 %)
Formula

Uji kedua yang dilakukan adalah Gambar 3. Grafik Persen


uji pengetapan granul, yaitu Pengetapan Granul
penurunanan sejumlah granul
atau serbuk akibat hentakan dan Hasil uji pengetapan ini
getaran. Uji ini dilakukan untuk selanjutnya dapat digunakan
melihat perubahan volume untuk memperoleh persen
granul akibat hentakan dan kompresibilitas. Kompresibilitas
getaran yang mungkin terjadi adalah kemampuan serbuk untuk
pada proses penabletan. Adanya berkurang volumenya setelah
penurunan volume granul diberikan tekanan. Semakin
menunjukkan bahwa antara kecil kompresibilitas granul,
partikel granul masih terdapat semakin besar daya alirnya,
rongga udara yang dapat begitu juga sebaliknya. Granul
menyebabkan granul menjadi memiliki sifat alir yang sangat
mampat sehinggga baik jika persen
memungkinkan granul kompresibilitasnya tidak lebih
menyumbat lubang hopper. dari 15 %. Hasil persen
Granul mempunyai sifat alir kompresibilitas ditunjukkan
bagus bila indeks tap-nya tidak

9
dalam bentuk grafik pada formula memiliki sifat alir yang
Gambar 4. baik.
5
4,5
F3
b. Evaluasi Tablet
4
(Manitol:Sukrosa Evaluasi tablet yang dilakukan
Kompresibilitas (%)

3,5 20:80 %)
3 berupa uji organoleptik, uji
2,5 F2
(Manitol:Sukrosa keseragaman bobot, uji keseragaman
2
50:50 %) ukuran, uji kekerasan, uji kerapuhan
1,5 2,96 3,03
1 F1 dan uji tanggapan rasa.
1,68
0,5 (Manitol:Sukrosa
0,85
0 80:20 %) 1. Uji Organoleptik Tablet
Kontrol Berdasarkan hasil pengujian,
(Manitol:Laktosa
80:20 %) tablet kunyah ekstrak etanol
Formula daun sambiloto mengalami
mottling pada masing-masing
Gambar 4. Grafik Persen formula. Mottling merupakan
Kompresibilitas Granul permasalahan tablet dimana
distribusi warna yang tidak
Dari grafik pada Gambar 4, merata di permukaan tablet yaitu
formula Kontrol memiliki persen berbintik hijau. Hal ini
kompresibilitas sebesar 2,96 %, dikarenakan zat aktif daun
F1 sebesar 3,03 %, F2 sebesar sambiloto memiliki warna hijau
0,85 % dan F3 1,68 %. Hasil ini tua sehingga berbeda dengan
juga menunjukkan bahwa warna eksipien lainnya, yaitu
masing-masing formula telah manitol dan aspartam yang
memenuhi persyaratan sifat alir berwarna putih. Selain itu juga
karena persen kompresibilitas karena distribusi zat aktif yang
masing-masing formula masih tidak merata secara homogen
dibawah 5 %, yang dengan zat eksipien lainnya
menunjukkan granul setiap sehingga menimbulkan bintik-
bintik hijau di permukaan tablet.

Kontrol F1 F2 F3
Gambar 5. Mottling pada masing-masing formula tablet kunyah

2. Uji Keseragaman Ukuran


Persyaratan keseragaman ukuran diameter tablet tidak boleh
tablet menurut Farmakope kurang dari 1⅓ tebal tablet dan
Indonesia Edisi III adalah tidak boleh lebih dari 3 kali tebal

10
tablet. Berdasarkan hasil yang yang berdistribusi normal dan
diperoleh, masing-masing homogen sehingga dilanjutkan
formula tablet kunyah ekstrak dengan uji One way ANOVA dan
etanol daun sambiloto telah menghasilkan nilai sig. p<0,05
memenuhi persyaratan yang menunjukkan terdapat
keseragaman ukuran tablet. perbedaan rata-rata diameter
tablet antar formula. Pengujian
Hasil analisis untuk tebal tablet lanjutan, yaitu uji Independent
menghasilkan data yang T-Test dilakukan untuk
berdistribusi tidak normal dan mengetahui formula mana yang
tidak homogen sehingga memiliki perbedaan signifikan
dilanjutkan dengan uji Kruskal- diantara ketiga formula. Hasil
Walis yang menunjukkan tidak yang diperoleh menunjukkan
terdapar perbedaan signifikan bahwa terdapat perbedaan rata-
diantara formula tablet kunyah. rata kekerasan tablet formula
Sedangkan untuk diameter tablet Kontrol dengan F2 dan F3, F1
hasil analisis menghasilkan data dengan F2 dan F3.

Tabel 3. Hasil Uji Keseragaman Ukuran Tablet Kunyah


Diameter rata-rata (𝒙 ± SD)
Formula N Tebal rata-rata (𝒙 ± SD) (cm)
(cm)
Kontrol 30 1,27 ± 0,002 0,47 ± 0,002
F1 30 1,27 ± 0,002 0,56 ± 0,006
F2 30 1,28 ± 0,001 0,45 ± 0,0005
F3 30 1,28 ± 0,002 0,43 ± 0,002
Keterangan: N = jumlah tablet

3. Uji Keseragaman Bobot


Tabel 4. Hasil Uji Keseragaman Bobot
Formula N Bobot Rata Rata (𝒙 ± SD) (mg)
Kontrol 60 795,75 ± 1,64
F1 60 802,18 ± 2,31
F2 60 798,56 ± 1,33
F3 60 797,86 ± 3,52
Keterangan: N= jumlah tablet
menyatakan bahwa tablet
Berdasarkan hasil uji kunyah ekstrak etanol daun
keseragaman bobot, dapat sambiloto memiliki keseragaman
diketahui bahwa tidak ada bobot yang baik dan memenuhi
satupun tablet yang bobotnya persyaratan yang ditetapkan
menyimpang lebih dari 5 % dan dalam Farmakope Indonesia
10 % dari bobot rata-rata pada Edisi III.
masing-masing formula. Hal ini

11
Parameter lain yang dapat Hasil analisis keseragaman
digunakan untuk menentukan bobot tablet kunyah
keseragaman bobot adalah menghasilkan data yang
dengan melihat nilai persen berdistribusi normal dan
koefisien variasi (CV) masing- homogen sehingga dilanjutkan
masing formula. Koefisien dengan uji One Way ANOVA
variasi ini berguna untuk melihat dan menghasilkan nilai sig.
sebaran data dari rata-rata p>0,05 yang menunjukkan
hitungnya. Tablet dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
memiliki keseragaman bobot signifikan keseragaman bobot
yang baik apabila nilai % CV tablet kunyah pada seluruh
yang diperoleh kurang dari 5 %. formula.
Hasil perhitungan nilai % CV
disajikan dalam bentuk grafik 4. Uji Kekerasan Tablet
pada Gambar 6 dimana Kontrol 7
memiliki % CV sebesar 0,95 %, 6 Kontrol
(Manitol:Laktoa
Kekerasan (kg)
5
F1 sebesar 1,18 %, F2 sebesar 80:20 %)
4
1,46 % dan F3 1,23 %. Dari 3 F1
5,64 5,70 5,73 5,94
hasil ini dapat dilihat bahwa (Manitol:Sukros
2 a 80:20 %)
masing-masing formula 1
F2
memiliki % CV yang kurang 0 (Manitol:Sukros
a 50:50 %)
dari 5% sehingga tablet kunyah
ekstrak etanol daun sambiloto Formula

telah memenuhi persyaratan Gambar 7. Grafik Kekerasan


keseragaman bobot. Tablet Kunyah
1,8
1,6 Kontrol Dari grafik pada Gambar 7
1,4 (Manitol:Laktosa
1,2 80:20 %) tersebut, dapat dilihat bahwa
CV (%)

1 F1 Kontrol memiliki kekerasan


0,8 1,46 (Manitol:Sukrosa
0,6 1,18 1,23 80:20 %)
sebesar 5,64 kg, F1 sebsesar
0,95
0,4
F2
5,70 kg, F2 sebesar 5,73 kg dan
0,2
0 (Manitol:Sukrosa F3 5,94 kg. Persyaratan untuk
50:50 %)
tablet kunyah yang baik adalah
F3
(Manitol:Sukrosa memiliki kekerasan yang lebih
Formula 20:80 %) rendah daripada tablet
konvensional yaitu berkisar
Keterangan : CV = koefisien variasi antara 4-7 kg sehingga dapat
Gambar 6. Grafik Persen dikatakan seluruh formula
Koefisien Variasi (CV) memenuhi persyaratan
Keseragaman Bobot kekerasan tablet kunyah. F3
memiliki tingkat keekerasan
yang paling tinggi dibandingkan

12
dengan formula lain, dimana 5. Uji Kerapuhan
Formula Kontrol memiliki Tablet umumnya dikatakan baik
tingkat kekerasan yang paling jika kerapuhannya tidak lebih
rendah. Hal ini disebabkan dari 1 %, sedangkan untuk tablet
karena pada F3 dengan variasi kunyah apabila kerapuhannya
pengisi manitol : sukrosa sebesar berkisar antara 3-4 % masih
20 % : 80 % memiliki dapat diterima karena tablet
kandungan sukrosa yang lebih kunyah yang memiliki tingkat
banyak dibanding formula lain kekerasan yang rendah sering
dimana sukrosa ini selain dapat menghasilkan tablet dengan
sebagai bahan pengisi juga dapat tingkat kerapuhan yang tinggi8.
sebagai bahan pengikat yang Hasil uji kerapuhan tablet
dapat menghasilkan granul yang kemudian disajikan dalam
keras. Akibatnya, tablet kunyah bentuk grafik pada Gambar 8.
pada F3 memiliki tingkat
1,6
kekerasan yang lebih tinggi 1,4 Kontrol
dibanding dengan formula yang Kerapuhan (%) 1,2 (Manitol:Laktosa
80:20 %)
lainnya. 1
0,8 F1
(Manitol:Sukrosa
0,6
1,07 1,18 80:20 %)
Hasil analisis kekerasan tablet 0,4 0,93 0,81
F2
kunyah menunjukkan data yang 0,2
(Manitol:Sukrosa
0
berdistribusi normal dan 50:50 %)

homogen sehingga dilanjutkan F3


(Manitol:Sukrosa
dengan uji One Way ANOVA 20:80 %)
Formula
dan menghasilkan nilai sig.
p<0,05 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan Gambar 8. Grafik Kerapuhan
signifikan kekerasan tablet Tablet Kunyah
kunyah pada ketiga formula
tersebut. Pengujian lanjutan, Dari grafik pada gambar 8, dapat
yaitu uji Independent T-Test dilihat bahwa Kontrol memiliki
dilakukan untuk mengetahui persen kerapuhan sebesar 1,07
formula mana yang memiliki %, F1 sebesar 1,18 %, F2
perbedaan signifikan diantara sebesar 0,93 % dan F3 sebesar
keempat formula. Hasil yang 0,81 %. Oleh sebab itu, hasil ini
diperoleh menunjukkan bahwa memenuhi persyaratan
terdapat perbedaan signifikan kerapuhan tablet kunyah karena
antara formula Kontrol dengan nilai kerapuhannya kurang dari 4
F3 dan F1 dengan F3. %. Dari grafik tersebut juga
menunjukkan bahwa tablet
kunyah F3 memiliki tingkat
kerapuhan yang paling rendah.

13
Hasil ini berbanding terbalik 18
dengan kekerasan tablet, dimana Kontrol
16
(Manitol:Laktosa

Waktu Hancur (Menit)


pada kekerasan tablet, tablet 14 80:20 %)
12
kunyah F3 memiliki tingkat 10
F1
(Manitol:Sukrosa
kekerasan yang paling tinggi. 8 16,41 80:20 %)
14,27 14,33
Tablet dengan kekerasan yang 6 12,31
F2
4
tinggi memiliki daya ikat (Manitol:Sukrosa
2 50:50 %)
antargranul dan kekompakan 0
F3
yang baik pula sehingga (Manitol:Sukrosa
20:80 %)
kerapuhannya juga semakin Formula
kecil karena pelepasan bobot
dari tablet akibat pengikisan juga Gambar 9. Grafik Waktu
lebih kecil9. Hancur Tablet Kunyah

Hasil analisis kerapuhan tablet Berdasarkan grafik pada gambar


menghasilkan data yang 9, tablet kunyah pada formula
berdistribusi normal dan Kontrol memiliki waktu hancur
homogen sehingga dilanjutkan sebesar 14,27 menit, F1 sebesar
dengan uji One Way ANOVA 12,31 menit, F2 sebesar 14,33
dan menghasilkan nilai sig. menit dan F3 sebesar 16,41
p>0,05 yang menunjukkan tidak menit. Tablet kunyah F1
terdapat perbedaan signifikan memiliki waktu hancur yang
kerapuhan tablet kunyah pada paling cepat, sedangkan tablet
seluruh formula. kunyah F3 memiliki waktu
hancur yang paling lama. Hal ini
6. Uji Waktu Hancur disebabkan karena adanya
Waktu hancur dipengaruhi oleh hubungan antara kekerasan dan
beberapa faktor antara lain sifat waktu hancur tablet dimana
fisika kimia granul dan semakin keras suatu tablet, maka
kekerasan tablet. Menurut semakin lama juga waktu
Farmakope, waktu hancur untuk hancurnya9. Salah satu faktor
tablet tidak bersalut adalah tidak yang mempengaruhi waktu
lebih dari 15 menit4. Hasil uji hancur adalah bahan tambahan
waktu hancur tablet ditunjukkan yang digunakan. Pada tablet
dalam bentuk grafik pada kunyah ekstrak etanol daun
Gambar 9. sambiloto ini, mantiol yang
digunakan sebagai bahan pengisi
memiliki sifat mudah larut
dalam air sehingga pada saat
tablet dimasukkan ke dalam
medium berupa air, maka tablet
tidak membutuhkan waktu yang

14
lama untuk hancur sehingga pengujian, terlebih dahulu
untuk F1 yang menggunakan dilakukan uji validitas dan
bahan pengisi manitol sebesar 80 reliabilitas terhadap pertanyaan-
% memiliki waktu hancur yang pertanyaan yang tercantum
paling cepat dibandingkan dalam kuisioner. Kedua uji ini
dengan yang lainnya. Hancurnya dilakukan untuk menguji data
tablet dalam air terjadi karena yang menggunakan kuisioner
adanya penetrasi dan absorpsi untuk melihat apakah pertanyaan
cairan ke dalam tablet, sehingga dalam kuisioner yang diisi oleh
air akan masuk ke pori-pori responden tersebut layak atau
tablet dengan cepat, akibaatnya belum untuk digunakan dalam
akan terjadi pemebesaran jarak pengambilan data.
antarpartikel dan tablet akan
hancur. A. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk
Hasil analisis waktu hancur mengetahui kelayakan
tablet kunyah menghasilkan data pertanyaan-pertanyaan dalam
yang berdistribusi normal dan suatu kuisioner untuk
homogen sehingga dilanjutkan mendefinisikan suatu variabel.
dengan uji One Way ANOVA Uji ini dilakukan pada setiap
dan menghasilkan nilai sig. pertanyaan. Pengujian validitas
p<0,05 yang menunjukkan ini menggunakan 20 responden
terdapat perbedaan signifikan yang dipilih secara acak.
diantara formula tablet kunyah. Validitas pertanyaan diperoleh
Pengujian lanjutan, yaitu uji dengan membandingkan r hitung
Independent T-Test dilakukan denga r tabel. Pertanyaan
untuk mengetahui formula mana dikatakan valid jika r hitung > r
yang memiliki perbedaan tabel. Untuk jumlah responden
signifikan diantara keempat sebanyak 20 orang, maka nilai r
formula. Hasil yang diperoleh tabel = 0,44. Nilai r tabel
menunjukkan bahwa terdapat diperoleh dari df (degree of
perbedaan signifikan antara freedom) dengan r sebesar 5 %
Kontrol dengan F1 dan F3, F1 (0,05).
dengan F2 dan F3 serta F2 Tabel 4. Tabel R Statistika
dengan F3. DF = 0,1 0,05
n-2 r 0,005 r 0,05
7. Uji Tanggapan rasa 18 0,3783 0,4438
Uji tanggapan rasa dilakukan Keterangan: DF = degree of freedom; n
= jumlah sampel; r = taraf signifikansi
pada 20 orang responden yang
dipilih secara acak dengan cara
Berdasarkan hasil uji validitas
mengisi kuisioner tanggapan
menunjukkan bahwa setiap
rasa. Sebelum dilakukan

15
pertanyaan memiliki nilai r (r parameter yang memuat pertanyaan
hitung) > 0,44. Hal ini tentang kekerasan yang dapat
menandakan bahwa setiap diterima oleh responden. Hal ini
pertanyaan telah valid dan layak diakibatkan karena pada tablet
digunakan untuk pengambilan kunyah F3 memiliki kandungan
data. bahan pengisi sukrosa yang lebih
banyak dibandingkan dengan
B. Uji Reliabilitas formula lain sehingga menghasilkan
Reliabilitas (keandalan) rasa yang lebih manis, dapat
merupakan ukuran suatu menutupi rasa pahit dari ekstrak
kestabilan dan konsistensi etanol daun sambiloto dan tidak
responden dalam menjawab hal berpasir walaupun tingkat kekerasan
yang berkaitan dengan tablet kunyah pada F3 lebih tidak
pertanyaan yang merupakan disukai oleh responden dibanding
dimensi suatu variabel dan formula lain.
disusun dalam bentuk kuisioner. 80 7171 72 71 71716970
67 66 68
Kuisioner dikatakan reliabel jika 70 63 63 62 63
56
milai r hitung > r alpha. Untuk 60
Total Nilai (butir)

50
20 responden, nilai r alpha Kontrol
40
adalah 0,75. Jika nilai r hitung F1
30
(Standardized alpha) > 0,75 F2
20
maka kuisioner dikatakan F3
10
reliabel. 0
P1 P2 P3 P4
Tanggapan Rasa
Berdasarkan hasil uji reliabilitas,
dapat dilihat bahwa nilai r hitung Gambar 4.11 Grafik Uji
(Standardized alpha) adalah
sebesar 0,9139. Hal ini Tanggapan Rasa
menunjukkan bahwa kuisioner
tanggapan rasa ini dikatakan
KESIMPULAN
reliabel.
Berdasarkan hasil penelitian yang
C. Hasil Tanggapan Rasa Tablet
telah dilakukan dapat disimpulkan
Kunyah
bahwa ekstrak daun sambiloto dapat
Hasil pengujian tanggapan rasa tablet
diformulasikan dalam sediaan tablet
kunyah pada 20 responden disajikan
kunyah dimana terdapat pengaruh
dalam bentuk grafik pada Gambar
variasi pengisi manitol-sukrosa
10. Berdasarkan hasil yang
terhadap hasil evaluasi tablet kunyah
diperoleh, dapat dilihat bahwa F3
yang dapat dilihat dari sifat fisik
memiliki nilai yang lebih baik pada
tablet kunyah dan evaluasi tablet
setiap parameternya dibandingkan
yang meliputi keseragaman ukuran
dengan formula lain, kecuali untuk
dengan hasil berkisar antara rentang

16
0,433-1,282 cm, keseragaman bobot
antara 793,85-804,8 mg, kekerasan 4. Departemen Kesehatan Republik
antara 5,6-6,02 kg, kerapuhan antara Indonesia. Farmakope Indonesia.
Edisi III. Jakarta. Departemen
0,57-1,47 % dan waktu hancur antara
Kesehatan Republik Indonesia.
12,28-16,54 menit. Untuk uji 1979. Hal: 6, 65.
tanggapan rasa, Formula 3 lebih
disukai dibandingkan dengan 5. Ansel, HC. Pengantar Bentuk
formula yang lain. Sediaan Farmasi, Edisi
keempat. Jakarta. UI-Press.
DAFTAR PUSTAKA 1989. Hal: 261-271.

1. Prapanza, I dan Lukito, AM. 6. Wardhana, Yoga Windhu.


Khasiat dan Manfaat Sambiloto. Formulasi Tablet Kunyah
Jakarta. Pustaka Agromedia. Serbuk Jahe Kuning (Zingiber
Hal: 2 – 27. gramineum BI). Sumedang:
Fakultas Farmasi Universitas
Padjajaran. Karya Ilmiah. 2007.
2. Siregar, Charles J ,P Wikarsa,
Saleh. Teknologi Farmasi
Sediaan Tablet: Dasar-Dasar 7. Fudholi, A. Metodologi
Praktis. Jakarta. Penerbit Buku Formulasi dalam Kompresi
Kedokteran EGC. 2010. Hal: Direct. Medika No.7. Tahun 9.
162-163, 177-178, 193-194, 260. 1983. Hal: 586-593.

8. Agoes, G. Pengembangan
Sediaan Farmasi. Bandung. ITB.
3. Lailatul, LK, Asep K,
2006. Hal: 191, 195.
Ratnaningsih E. Efektivitas
Biolarvasida Ekstrak Etanol
Limbah Penyulingan Minyak
9. Sulaiman, TNS. Teknologi
Akar Wangi (Vetiveria
Formulasi Sediaan Tablet.
zizanoidess) terhadap Larva
Yogyakarta. Laboratorium
Nyamuk Aedes aegypti, Culex
Teknologi Farmasi UGM. 2007.
sp. dan Anopheles sundaicus.
Hal: 206.
Jurnal Sains dan Teknologi
Kimia. Med.Res. 2010.

17

Anda mungkin juga menyukai