ABSTRAK
Daun Tempuyung (Sonchus arvensis) merupakan tanaman herbal yang digunakan secara turun menurun
berkhasiat untuk pengobatan penghancur batu ginjal (litotriptik) atau anti kalkulus urinare. Selain,dapat memecah
batu ginjal, tempuyung juga memiliki manfaat sebagai anti hiperurisemia atau obat asam urat. Daun tempuyung
memiliki bau dan rasa yang kurang sedap, sehingga diperlukan modifikasi sediaan. Peneliti tertarik untuk
pengembangan simplisia ke dalam bentuk sediaan tablet dari ekstrak simplisia. Tujuannya untuk mengetahui
pengaruh jenis bahan pengisi terhadap sifat fisik tablet dari daun tempuyung (Sonchus arvensis), dan mengetahui
formula mana yang menunjukan hasil evaluasi terbaik. Metode Penelitian ini, pembuatan Ekstrak Tempuyung
menggunakan metode perkolasi sampai mendapatkan Ekstrak Kering Tempuyung. Pembuatan Tablet dengan
metode cetak langsung dengan memvariasi bahan pengisi untuk melihat perbedaan karakteristik pada tablet.
Bahan pengisi yang digunakan Formula1 (laktosa), Formula2 (laktosa-amilum maydis), Formula3 (amilum
maydis), dan Formula4 (kombinasi amilum maydis- MCC PH 102). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa semua
formula dapat dicetak menjadi sediaan tablet dengan waktu hancur berkisar antara 1 menit sampai 3 menit. Hasil
evaluasi keseragaman bobot dari tablet tiap formula juga memenuhi syarat. Hasil evaluasi kekerasan memenuhi
syarat, tetapi pada formula1 memiliki kekerasan paling tinggi diantara formula lainnya yaitu 6,3 kg. Hasil evaluasi
pengujian kadar air didapatkan pada formula1 sampai formula4 memenuhi syarat <12%. Akan tetapi, hasil
kerenyahan (friabilitas) pada formula3 didapatkan hasil lebih dari 1%. Dapat disimpulkan bahwa seluruh formula
dapat dicetak menjadi tablet, dimana formula1 dan formula2 memberikan hasil yang cukup memenuhi syarat
dibandingkan formula lainnya.
PENDAHULUAN
Tempuyung dengan nama latin Sonchus arvensis L merupakan tanaman semak yang
tumbuh pada daerah ketinggian 50- 1,650 meter di atas permukaan laut. Tempuyung juga
mempunyai nama daerah yang berbeda- beda yaitu Jombang, j. lalakina, galibug, lempung rayana
(Sunda)Tempuyung (Jawa). Tempuyung merupakan salah satu tanaman obat yang potensial
sebagai pengobatan penghancur Batu ginjal (litotriptik) atau anti kalkulus urinare. Selain,dapat
memecah batu ginjal, tempuyung juga memiliki manfaat sebagai anti hiperurisemia atau obat
asam urat(Ansori,2015).
Tablet merupakan sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat
atau lebih, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang dapat berfungsi sebagai
bahan pengisi, bahan pengembang, bahan pengikat, bahan pelican, bahan pembasahatau bahan
lain yang sesuai. Tablet merupakan jenis sediaan yang banyak digunakan sampai saat ini karena
dapat memberikan dosis yang tepat untuk pemakainya, sangat mudah untuk dipakai, dapat sebagai
bentuk sediaan padatan yang mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai
bahan yang dapat meningkatkan mutu sediaan pada tablet.
Metode yang digunakan yaitu, Cetak langsung berarti mengompres tablet secara
langsung dari bahan serbuk tanpa memodifikasi sifat fisik bahan tablet. Metode ini paling tepat
karena menggunakan penanganan bahan-bahan paling sedikit dan tidak melibatkan tahap
pengeringan. Metode ini paling efisien energi, paling cepat dan paling ekonomis untuk
memproduksi tablet.
Pada penelitian ini, peneliti ingin membuat sediaan tablet dari serbuk simplisia dari
ekstrak tempuyung dengan menggunakan metode cetak langsung dengan memvariasi bahan
pengisi. Bahan pengisi yang digunakan diantaranya laktosa, amilum maydis, serta MCC PH 102.
Laktosa merupakan bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan tablet, laktosa digunakan
dalam bentuk serbuk sebagai pengisi tablet dibuat secara granulasi basah. Amilum maydis sangat
baik jika digunakan sebagai bahan penghancur, namun pada penggunakaan konsentrasi yang
terlalu tinggi dapat meningkatkan friabilitas pada tablet. (PVP) sebagai bahan pengikat
konsentrasi yang digunakan adalah 0,5-5% povidone biasanya menghasilkan sifat adesi, elastisitas
dan kekerasan yang baik. dan MCC PH 102 merupakan salah satu bahan pengisi yang banyak
digunakan dalam formula tablet dapat memperbaiki sifat alir,kompaktibilitas, dan kompresibilitas
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu Neraca Analitik, Mesin Cetak Gylongli, Hardness tester (alat
uji kekerasan tablet), Moisture Analyzer (alat uji kadar air), Desintegration tester (alat uji waktu
hancur), Friability tester (alat uji Kerenyahan tablet) dan Jangka sorong. Bahan yang digunakan
dalampenelitian ini adalah Ekstrak Tempuyung, Laktosa, Amilum Maydis, Kolidone-K30, MCC
PH 102, Talk, PVP, dan Magnesium Strearat.
Prosedur Penelitian
Bobot (mg)
Keterngan:
F1 = Formulasi Tablet Ekstrak Daun Tempuyung dengan bahan pengisi Laktosa.
F2 = Formulasi Tablet Ekstrak Daun Tempuyung dengan bahan pengisi Laktosa : Amilum
maydis.
F3 = Formulasi Tablet Ekstrak Daun Tempuyung dengan bahan pengisi Amilum maydis.
F4 = Formulasi Tablet Ekstrak Daun tempuyung dengan bahan pengisi MCC PH 102 : Amilum
maydis
DAFTAR PUSTAKA
1. Ansel, H .C. (1989).Pengantar BentukSediaan Farmasi.Edisi IV. Jakarta: UI Press. Halaman 96.
2. Ansori. (2015). Tinjauan Tanaman Tempuyung. Halaman 49-58
https://eprints.umm.ac.id/70032/3/BAB%20II.pdf
3. Banker, Gilbert S. dan Neil R. Anderson. (1994). Tablet dalam Teori dan Praktik Farmasi
Industri. Jakarta: UI Press. Halaman 648, 690-707.
4. Banker, Gilbert S. dan Neil R. Anderson. (1994). Tablet dalam Teori dan Praktik Farmasi
Industri. Jakarta: UI Press. Halaman 648, 690-707.
5. Depkes RI. (1997). Materia Medika Indonesia. Jilid I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Halaman95-98,102-105.
6. Lestari Miradita M.N, Yusa M.N & Nocianitri A.K.(2020).Pengaruh lama ekstraksi
menggunakan ultrasonic aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun tempuyung.321-326.
https://ojs.unud.ac.id.
7. Roselyndiar.(2012).Farmasi Kapsul kombinasi ekstrak herbal seledri (Apium graveolens L.) dan
daun tempuyung(Sonchus arvensis L.). Farmasi FMIPA UI Depok.
8. Wira Noviana suhery, Armon Fernando & Buddy Giovanni.(2016).perbandingan metode
granulasi basah dan kempa langsung terhadap sifat fisik dan waktu hancur. Orally
disintegrating tablets (ODTs) Piroksin. Jurnal sains farmasi & kilinis.
https://jsfk.ffarmasi.unand.a