Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Farmasi Indonesia, November 2017, hal 125 - 132 Vol. 14 No.

2
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291 Online : http://setiabudi.ac.id/ejurnal/index.php/farmasi-indonesia

Evaluasi Mutu Fisik Tablet Antalgin Dengan Bahan Penghancur Amilum


Kulit Pisang (Musa paradisiacal) Metode Granulasi Basah
Evaluation Of Physical Quality Of Antalgin Tablet With Amilum From
Banana Skin (Musa paradisiacal) as Destroyer Materials with Wet
Granulation Method

Sri Saptuti Wahyuningsih1, Siwi Hastuti2


Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
saptutiwahyu@gmail.com

ABSTRAK
Tablet merupakan sediaan padat yang digunakan melalui oral. Kulit pisang oleh sebagian
masyarakat dianggap sebagai limbah, padahal kulit pisang mengandung amilum yang dapat
digunakan sebagai bahan tambahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
amilum kulit pisang sebagai bahan penghancur dan pengaruhnya terhadap sifat fisik tablet
antalgin.
Penelitian ini dilakukan dengan membuat formula dengan variasi konsentrasi amilum kulit
pisang (5%, 10%, 15%). Penelitian diawali dengan pembuatan granul dengan metode granulasi
basah, dilanjutkan pencetakan tablet. Pengujian meliputi sifat fisik granul dan sifat fisik tablet
antalgin (keseragaman ukuran dan bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur tablet) untuk
masing-masing formula.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ukuran tebal tablet disebabkan perbedaan
tekanan pada waktu proses pencetakan, kualitas granul dan jumlah fines pada granul.
Keseragaman bobot dipengaruhi kualitas granul termasuk sifat alir granul. Konsentrasi bahan
penghancur yang semakin meningkat, tablet yang dihasilkan memiliki kekerasan dan waktu
hancur yang semakin menurun, sedangkan kerapuhan tablet semakin meningkat. Dari hasil uji
ANOVA menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variasi konsentrasi bahan
penghancur terhadap sifat fisik tablet antalgin. Kesimpulan, amilum kulit pisang dapat digunakan
sebagai bahan penghancur tablet antalgin. Semakin meningkat variasi konsentrasi amilum kulit
pisang sebagai bahan penghancur mengakibatkan terjadinya penurunan kekerasan dan waktu
hancur tablet serta terjadinya peningkatan kerapuhan tablet.
Kata Kunci : amilum kulit pisang, tablet antalgin, bahan penghancur

ABSTRACT
Tablets are solid preparations taken by oral. Some people consider banana peel as a
waste, whereas banana peel contains amylum which can be used as additional material. This
study aims to determine the ability of banana peel as a crushing material and its effect on the
physical character of antalgin tablets.
This research was done by making the formula using variation of banana peel
concentration (5%, 10%, 15%). The research begins with granule preparation with wet granulation
method, then continued compressing of tablets. Tests include physical character of granules and
physical character of antalgin tablets (uniformity of size and weight, hardness, distegration test,
friability) for each formula.
The results showed that the difference in thickness of the tablets due to differences in
pressure at the time of printing, granule quality and the number of fines on the granule. Uniformity
of weight is affected granule quality including granule flow character. The increasing concentration
of disintegrant causes the tablet to have a decreasing hardness and decay time, while the friability
of the tablet increases. The result of ANOVA test shows that there is a significant influence
between the variation of disintegrant concentration on the physical character of antalgin tablets.
Conclusion. Banana peel can be used as an antalgin tablet crusher. The increased variation of
126~Vol. 14 No. 2 Evaluasi Mutu Fisik Tablet Antalgin

banana peel concentration as a disintegrant resulted in decreased hardness and disintegration


time of tablets as well as an increase in tablet friability.
Keywords: banana peel, antalgin tablet, disintegrant

PENDAHULUAN haruslah tepat karena diharapkan tablet


Tablet merupakan sediaan obat yang dihasilkan akan memiliki
berbentuk padat yang digunakan kekerasan dan waktu hancur sesuai
melalui oral. Sediaan tablet dibuat yang dipersyaratkan dalam Farmakope.
dengan cara kempa-cetak dalam bentuk Bahan penghancur yang berlebihan
rata atau cembung rangkap. Pada akan menyebabkan tablet mempunyai
umumnya bentuk tablet bulat kekerasan yang rendah dari yang
mengandung satu atau lebih jenis obat dipersyaratkan dan waktu hancur yang
dengan atau tanpa menggunakan cepat kurang dari yang dipersyaratkan.
bahan tambahan. Pada pembuatan Sebaliknya apabila bahan penghancur
sediaan tablet memerlukan beberapa yang ditambahkan terlalu sedikit, tablet
zat tambahan, antara lain zat pengisi, yang dihasilkan akan mempunyai
zat pengikat, zat penghancur, dan zat kekerasan yang sangat tinggi dan waktu
pelicin. Bahan tambahan pada hancur yang lama melebihi waktu yang
pembuatan tablet yang berfungsi dipersyaratkan.
sebagai bahan penghancur Kulit pisang banyak
ditambahkan dengan tujuan untuk manfaatnya jika diolah menjadi produk-
membantu tablet agar dapat hancur produk tertentu, akan tetapi hal ini belum
setelah ditelan. Bahan penghancur ini banyak diketahui oleh masyarakat luas.
akan membantu menghancurkan tablet Kulit pisang selama ini hanya
setelah pemberian menjadi partikel- merupakan limbah yang tidak ada
partikel yang lebih kecil sehingga manfaatnya, kalaupun dimanfaatkan
menjadi lebih mudah diabsorpsi. hanya sebatas sebagai makanan
Absorpsi suatu obat salah satunya ternak. Kulit pisang mengandung nilai
dipengaruhi oleh besarnya ukuran gizi sebagai sumber karbohidrat,
partikel. Semakin kecil ukuran partikel vitamin, dan mineral. Kandungan
suatu sediaan akan semakin cepat karbohidratnya terutama berupa zat
diabsorpsi oleh tubuh. Untuk tepung atau pati (starch) dan macam-
mendapatkan ukuran partikel yang macam gula (Santoso, 1995). Tepung
memenuhi syarat maka setiap tahap yang dihasilkan dari olahan kulit buah
pembuatan tablet mulai dari pisang ini diharapkan dapat
pencampuran, penggerusan sampai meningkatkan nilai jual dari kulit pisang,
pencetakan menjadi sediaan tablet yaitu dimanfaatkan sebagai bahan
haruslah benar-benar diperhatikan tambahan pada pembuatan sediaan
dengan baik. Selain dari tahapan obat dalam bentuk tablet.
tersebut juga dapat dipengaruhi oleh METODE PENELITIAN
komponen-komponen dari formulasi Alat
suatu sediaan (Chaerunisa, 2009). Pada penelitian ini alat- alat yang
Bahan penghancur yang ditambahkan digunakan adalah neraca elektrik
Sri Saptuti Wahyuningsih, Siwi Hastuti J. Farmasi Indonesia~127

(Sonic), alat pengering alat- alat, gelas homogen. Tambahkan amylum kulit
laboratorium (pyrex), blender, mesin pisang sampai halus dan homogen
tablet single punch (Korsch EK-1), (pada formula standart ditambahkan
hardness tester (Vaguard YD-2), amylum maydis). Tambahkan Mg sterat
disintegration tester (Ermeka TA 100), sampai halus dan homogen.
freaabilator (Erweka TA 100), pengayak Tambahkan mucilago amylum manihot
granul ukuran 16 dan 18 mesh, almari kedalam mortir sedikit demi sedikit
pengering, mortar stamper. sambil di aduk. Dilakukan pengadukan
Bahan sampai diperoleh massa lembab.
Bahan yang digunakan dalam Campuran massa lembab dilakukan
penelitian ini adalah: kulti pisang segar, pengayakan dengan ayakan no. 16.
Natrium thiosulfat (Teknis), aquades Hasil ayakan dikeringkan pada suhu 40˚
(Teknis), antalgin (Teknis), amylum - 50˚ C. Campuran kering dilakukan
manihot (Teknis), amylum maydis ayakan kembali dengan ayakan no. 18
(Teknis), Avicel pH 101 (Teknis), Talk, sampai diperoleh granul dengan ukuran
dan Mg stearat. yang sesuai. Granul ditambahkan
Jalannya Penelitian dengan talcum dicampur homogen
Pembuatan Amilum Kulit Pisang dalam botol, kemudian dilakukan
Limbah kulit pisang yang masih segar pencetakan dengan mesin tablet.
dicuci bersih lalu dipotong-potong kecil. Analisa Data
Rendam kulit pisang dalam larutan Data yang diperoleh dari
natrium thiosulfat untuk mencegah pengujian-pengujian di atas
pencoklatan, kemudian ditiriskan. Kulit dibandingkan dengan persyaratan
pisang dikeringkan dengan suhu 60˚ C. dalam kepustakaan. Data antar formula
Kulit pisang yang sudah kering dianalisis secara statistic menggunakan
kemudian digiling atau dihancurkan ANOVA satu jalan dengan kepercayaan
dengan alat penghancur/alat penggiling 95%.
tepung. Tepung yang dihasilkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian di ayak untuk memisahkan
Pemeriksaan Kualitatif Amilum Kulit
bagian kasar dan bagian halus. Tepung
Pisang
pisang yang lolos ayakan kemudian
Pemeriksaan kualitatif terhadap
dimasukkan ke dalam kemasan plastik.
amilum kulit pisang denagn tujuan untuk
Pembuatan Granul dan Tablet
mengetahui bentuk dan sifat fisik dari
Tablet dibuat dengan metode
amilum. Hasil identifikasi dari amilum
granulasi basah dengan menggunakan
kulit pisang dengan menggunakan
bahan penghancur amilum kulit pisang.
larutan iodine membentuk warna ungu,
Formula tablet antalgin dengan
hal ini disebabkan karena jumlah
pemakaian amilum kulit pisang sebagai
kandungan amilopektin lebih besar dari
bahan penghancur dapat dilihat pada
amilosa
tabel I.
Sebuk antalgin dicampur dengan
Avicel PH 101 sampai halus dan
128~Vol. 14 No. 2 Evaluasi Mutu Fisik Tablet Antalgin

Tabel 1. Formula tablet antalgin dengan berbagai variasi konsentrasi amilum kulit
pisang sebagai bahan penghancur
Bahan FI FII FIII FIV
(5%) (10%) (15%) (Standart)
Antalgin 500 500 500 500
Amylum maydis - - - 50
Amylum kulit pisang 25 50 75 -
Avicel 62,4 55,9 49,4 55,9
Talk 10,8 10,8 10,8 10,8
Mg Sterat 0,8 0,8 0,8 0,8
Amylum manihot 32,5 32,5 32,5 32,5
Keterangan :
F I : Konsentrasi bahan penghancur amilum kulit pisang 5%
F II : Konsentrasi bahan penghancur amilum kulit pisang 10%
F III : Konsentrasi bahan penghancur amilum kulit pisang 15%
F IV : Formula standar (konsentrasi bahan penghancur amilum maydis 5%)

Tabel 2. Hasil pengujian sifat fisik granul


Formula Sudut diam (˚) ± SD Waktu alir (detik) ± SD
A 32,57 ± 0,13 6,62 ± 0,77
B 31,67 ± 0,45 6,96 ± 0,75
C 31,35 ± 0,42 5,18 ± 0,05
D 30,72 ± 0,16 6,72 ± 0,26

Pemeriksaan Sifat Fisik Granul merata antara campuran fines dengan


Pemeriksaan yang dilakukan granul, sehingga bobot sediaan akan
terhadap sifat fisik granul dapat seragam dan kompak. Lama tidaknya
menentukan mutu dari sediaan tablet aliran granul dipengaruhi oleh ukuran
yang dicetak, hal ini disebabkan sifat granul, bentuk granul, dan kelembaban
fisik granul mempengaruhi hasil granul (Sugiyono, 2011). Semakin kecil
pengujian sifat fisik dari tablet. Granul ukuran granul maka partikel lebih
yang dihasilkan kemudian diuji sifat cenderung tarik menarik membentuk
fisiknya, sebelum dilakukan pencetakan suatu gumpalan sehingga granul susah
tablet. Hasil pengujian sifat fisik granul mengalir.
(tabel 2). Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet
Semakin kecil ukuran partikel dari Pengujian sifat fisik tablet meliputi
granul, akan meningkatkan daya kohesi keseragaman ukuran, keseragaman
antar partikel, sehingga aliran granul bobot, kekerasan tablet, kerapuhan
terhambat dikarenakan granul tablet dan waktu hancur tablet. Hasil
membentuk gumpalan. Granul yang penelitian diperoleh data sifat fisik tablet
memiliki sifat alir yang baik, maka pada (tabel III & IV) sebagai berikut :
saat pengisian ruang pencetakan akan
Sri Saptuti Wahyuningsih, Siwi Hastuti J. Farmasi Indonesia~129

Tabel III. Hasil pemeriksaan keseragaman ukuran tablet


Formula Tebal (mm) ± SD Diameter (mm) ± SD
A 4,206 ± 0,0057 12,060 ± 0,0000
B 4,210 ± 0,0000 12,063 ± 0,0057
C 4,203 ± 0,0057 12,063 ± 0,0057
D 4,206 ± 0,0057 12,060 ± 0,0000
Tabel IV. Hasil pengujian sifat fisik tablet antalgin
Sifat Fisik Tablet FI FII FIII FIV
Bobot rata-rata Tablet (mg) X 647,47 648,17 648,28 649,38
SD 1,52 2,72 0,75 1,21
Kekerasan Tablet (Kg) X 8,07 7,14 6,19 7,10
SD 0,503 0,871 0,120 0,137
Kerapuhan tablet (%) X 0,743 0,653 0,563 0,690
SD 0,0416 0,0321 0,0208 0,0888
Waktu Hancur Tablet (menit) X 6,2 5,61 3,66 4,77
SD 26,45 15,27 10,00 15,27

Data pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi


bahwa semua formula menghasilkan bahan penghancur amilum kulit pisang
tablet yang memenuhi sifat fisik tablet menyebabkan nilai kekerasan dan
yang baik. Pada uji diameter tablet waktu hancur tablet menurun,
terjadinya perbedaan ukuran tebal tablet sedangkan kerapuhan tablet semakin
disebabkan perbedaan tekanan pada meningkat. Kerapuhan merupakan
waktu proses pencetakan, kualitas parameter yang menggambarkan
granul dan jumlah fines pada granul. kekuatan permukaan tablet dalam
Keseragaman bobot tablet melawan berbagai perlakuan yang
dipengaruhi oleh sifat alir granul dan menyebabkan abrasi pada permukaan
kualitas granul. Semakin kecil waktu alir tablet. Jumlah serbuk halus yang terlalu
granul menyebabkan granul semakin banyak menyebabkan ikatan
mudah mengalir, dengan demikian dipermukaan tablet lemah sehingga
granul akan lebih mudah memampat kerapuhan tablet meningkat, selain itu
karena mampu menata diri dengan baik juga banyak terjadi capping. Kondisi
sehingga akan memberikan bobot tablet granul yang terlalu lembab juga
yang seragam (Rofiq, 2001). Dari menyebabkan kerapuhan tablet
keempat formula menunjukkan hasil meningkat atau dengan kata lain tablet
pemerikasaan kekerasan tablet telah mudah rapuh atau pecah (Hidayah,
sesuai persyaratan di pustaka. Menurut 2004). Sediaan dinyatakan hancur
Lachman (1994) menyatakan bahwa sempurna bila sisa sediaan yang
tablet yang baik mempunyai kekerasan tertinggal pada kasa alat uji merupakan
diatas 4 kg. Kekerasan tablet masa lunak yang tidak mempunyai inti
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang jelas. Berdasrakan hasil pengujian,
antara lain : metode granulasi, tekanan amilum kulit pisang dengan konsentrasi
pada saat pencetakan, sifat granul serta 10% mempunyai kemampuan sebagai
macam dan jumlah pengikat yang bahan penghancur yang hampir sama
digunakan. Tabel IV menunjukkan dengan pembanding amilum maydis 5.
130~Vol. 14 No. 2 Evaluasi Mutu Fisik Tablet Antalgin

7
Kekerasan Tablet (Kg)

6 FORMULA A (5%)
5 FORMULA B (10%)
4 FORMULA C (15%)
3 FORMULA D (Standart)

0
Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3

Pengulangan
Gambar I. Uji Kekerasan Tablet (Kg)
0,9

0,8
Kerapuhan Tablet (%)

0,7
FORMULA A (5%)
0,6
FORMULA B (10%)
0,5
FORMULA C (15%)
0,4
FORMULA D (Standart)
0,3

0,2

0,1

0
Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3
Pengulangan
Gambar II. Uji Kerapuhan Tablet (%)
450
Waktu Hancur Tablet (detik)

400

350

300 FORMULA A (5%)

250 FORMULA B (10%)

200 FORMULA C (15%)

150 FORMULA D (Standart)

100

50

0
Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3

Pengulangan
Gambar III. Uji Waktu Hancur Tablet (detik)
Sri Saptuti Wahyuningsih, Siwi Hastuti J. Farmasi Indonesia~131

Tabel 5. Hasil Keseragam Kandungan Zat Aktif tablet Antalgin


Formula Kadar Zat Aktif (%) ± SD
FI 93,37 ± 1,26
FII 95,45 ± 0,75
FIII 91,51 ± 1,16
FIV 94,62 ± 0,90

Penetapan Kadar Zat Aktif Badan Pengawas Obat dan


Pengujian keseragaman zat aktif Makanan Republik Indonesia,
bertujuan untuk mengetahui Jakarta
keseragaman sediaan dan memastikan
Chaerunisa AY, 2009, Farmasetika
bahwa setiap tablet mengandung bahan
Dasar Konsep Teoritis dan
aktif dengan prosentasi yang tepat dan
Aplikasi Pembuatan Obat, Widya
merata. Hasil pengujian (tabel 5).
Padjadjaran, Bandung
Hasil pengujian menunjukkan bahwa
dari ke empat formula memenuhi Departemen Kesehatan RI, 1979,
persyaratan keseragaman zat aktif, hal Farmakope Indonesia Edisi III,
ini dikarenakan tidak terjadi Jakarta
penyimpangan berat dari tablet serta Dyah Susilowati, Yogi Adi Christanto,
tidak terjadinya pemisahan campuran 2010, Uji Mutu Fisik Tablet
selama proses pembuatan tablet. Ekstrak Daun Jambu Monyet
(Anacardium occidentale L.)
KESIMPULAN dengan Bahan Pengikat PVP
Amilum yang terkandung dari kulit (Polivinilpirolidon) Secara
pisang dapat digunakan sebagai bahan Granulasi Basah, Jurnal Farmasi
penghancur pada proses pembuatan Indonesi, Fakultas Farmasi
tablet antalgin. Universitas Setia Budi, Surakarta
Tablet dari semua formulasi
memenuhi persyaratan sifat fisik tablet Fakultas Farmasi UGM, 2007, Kapita
yang baik. Variasi konsentrasi bahan Selekta Dispensing I Edisi
penghancur tepung kulit pisang yang Revisi, Laboratorium
semakin meningkat menghasilkan Manajemen Farmasi dan
penurunan kekerasan dan waktu hancur Farmasi Masyarakat (MFFM)
tablet serta peningkatan kerapuhan Bagian Farmasetika Fakultas
tablet. Farmasi UGM , Yogyakarta
Hidayah, 2004, Pengaruh Penggunaan
DAFTAR PUSTAKA Amilum Biji Durian (Durio
Agoes. G, 2008, Pengembangan zibethinus, Murr) Dari Daerah
Sediaan Farmasi, Edisi Revisi Sleman Sebagai Bahan
dan perluasan, ITB, Bandung Penghancur Terhadap Sifat Fisik
Badan POM, 2006, Pedoman Cara dan Laju Disolusi Tablet
Pembuatan Obat Yang Baik, Parasetamol, Skripsi, Fakulttas
Farmasi UII, Jogjakarta.
132~Vol. 14 No. 2 Evaluasi Mutu Fisik Tablet Antalgin

Kurniawan DW, dan Sulaiman TNS, Skripsi.Universitas Setia Budi


2009, Teknologi Sediaan Surakarta.
Farmasi, Graha Ilmu,
Yogyakarta Santoso, 1995, Cuka Pisang (Teknologi
Tepat Guna), Penerbit
Lachman, L,. Lieberman, H.A., and
Kanisius, Yogyakarta
Kanig, J. L., 1994, Teori dan
Sugiyono, 2011, Pengaruh variasi Kadar
Praktek Farmasi Industri,
Amilum Biji Durian (Durio
diterjemahkan oleh Siti Suyatmi
zibethinus, Murr) Sebagai
Edisi Ketiga, UI-Press, Jakarta.
Bahan Pengikat Terhadap Sifat
Murti. 2010. Desain dan Ukuran Sampel Fisik dan Kimia Tablet
untuk Penelitian Kuantitatif dan Parasetamol, Prosiding
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Seminar Nasional Sains dan
Gadjah Mada University Press. Teknologi ke-2 Tahun 2011,
Yogyakarta Fak. Teknik Universitas Wahid
Rofiq A, 2001, Uji Mutu Fisik Tablet Hasyim, Semarang
Parasetamol Dengan Berbagai Voigt, R.,1984, Buku Teknologi Farmasi
KOnsentrasi Karaginan Ed. IV, diterjemahkan oleh
(Eucheuma cottonii) Sebagai Soendani Nurono Suwandhi,
Bahan Pengikat Secara disunting oleh Samhudi R.,
Granulasi Basah. UGM Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai