PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN Sebelum obat yang diberikan pada pasien tiba pada tujuannya dalam tubuh,
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN yaitu tempat kerjanya atau targetsite, obat harus mengalami banyak proses
UNIVERSITAS BRAWIJAYA (Tjay dan Rahardja, 2007).
Bahan tambahan memegang peranan penting dalam pembuatan tablet,
Judul : Efek Penggunaan Pengikat Maltodekstrin Dalam diantaranya bahan pengikat. Bahan pengikat dimaksudkan untuk menjamin
Pembuatan Tablet Dari Tepung Tiga Jenis Alga penyatuan bersama dari partikel serbuk dalam sebuah butir granulat.
Terformulasi Kompaktibilitas tablet dapat dipengaruhi oleh tekanan kompresi maupun bahan
Pembawa Seminar/NIM : Isabellita Meivy S / 135080300111046 pengikat (Voight, 1984). Salah satu bahan pengikat yang dapat dipertimbangkan
Pembimbing : 1. Prof. Ir. Sukoso, M.Sc, Ph.D. adalah maltodekstrin.
2. Dr. Ir. Yahya, MP
Maltodekstrin merupakan salah satu turunan pati yang dihasilkan dari
Hari/ Tanggal : Selasa / 12 Desember 2017
Tempat/ Waktu : Ruang Seminar 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu proses hidrolisis parsial oleh enzim α-amilase yang memiliki nilai Dextrose
Kelautan/ 08.00 WIB Equivalent (DE) kurang dari 20. Sifat-sifat yang dimiliki maltodekstrin antara
lain mengalami dispersi cepat, memiliki sifat daya larut yang tinggi maupun
membentuk film, membentuk sifat higroskopis yang rendah, mampu
1. PENDAHULUAN
membentuk body, sifat browning yang rendah, mampu menghambat
1.1 Latar Belakang kristaslisasi dan memiliki daya ikat yang kuat (Srihari et al., 2010).
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata Beberapa penelitian sebelumnya di bidang farmasi telah
atau cembung rangkap, umunya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih menggunakan maltodekstrin sebagai niosom obat (Anwar, 2002). Banyak
dengan atau tanpa zat tambahan (Arief, 2000). Sediaan obat bentuk tablet memiliki para peneliti yang melakukan penelitian tentang tablet guna memperoleh tablet
keuntungan yaitu murah karena dibuat menggunakan mesin, memiliki takaran yang yang berkualitas. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Muhaiminah (2009), Untuk
tepat, pengemasan yang baik untuk disimpan dan ditransportasikan, serta mudah mengetahui kualitas dari sediaan tablet harus dilakukan uji sifat fisik tablet yang
digunakan (Voight, 1984). Komposisi dalam pembuatan tablet adalah bahan terdiri dari uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan tablet, uji
tambahan dan bahan yang mengandung zat aktif. Bahan tambahan yaitu terdiri dari waktu hancur dan uji kerapuhan tablet. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu
bahan pengisi, pengikat, penghancur, pelicin dan pewarna. Sedangkan bahan yang dilakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi bahan pengikat maltodekstrin
mengandung zat aktif adalah bahan yang berkhasiat didalamnya (Ansel, 1989). terhadap sifat fisik tablet tiga tepung jenis alga terformulasi.
Di Indonesia terdapat banyak jenis rumput laut, diantaranya bernilai ekonomis
cukup tinggi seperti alga coklat Sargassum. Sargassum sp sangat melimpah serta
tersebar luas di perairan Indonesia. Produksi rumput laut yang melimpah di 1.2 Rumusan Masalah
Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini terbukti dengan belum
meluasnya penggunaan alga oleh masyarakat. Penelitian Koivikko (2008),
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
menyebutkan bahwa pada alga cokelat Sargassum sp. Ditemukan florotanin yaitu konsentrasi bahan pengikat maltodekstrin dalam pembuatan tablet tiga
senyawa fenolik yang berperan sebagai sumber antioksidan. Antioksidan tepung alga terformulasi terhadap mutu fisik tablet.
merupakan senyawa yang dapat mengurangi dampak terjadinya oksidasi.
Sargassum sp mengandung bahan alginate dan iodin yang digunakan pada 1.3 Tujuan Penelitian
industri makanan, farmasi, kosmetik dan tekstil. Selain itu juga, Sargassum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
sp. Mengandung senyawa-senyawa aktif steroida, alkaloid, fenol dan konsentrasi bahan pengikat maltodekstrin pada pembuatan tablet tiga
tripenoid berfungsi sebagai antibakteri, antivirus, dan antijamur tepung alga terformulasi terhadap mutu fisik tablet.
(Kusumaningrum et al.,2007).
Salah satu upaya untuk meningkatkan daya guna dari rumput laut 1.4 Hipotesis
adalah usaha diversifikasi dengan diolah menjadi tepung. Tepung adalah Hipotesis yang mendasari penelitian ini adalah:
partikel padat yang berbentuk halus atau sangat halus tergantung dari
proses penggilingan. Tepung rumput laut mengandung bahan inti atau zat
H0 = Diduga penggunaan konsentrasi maltodekstrin sebagai bahan pengikat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak memberikan pengaruh terhadap mutu fisik tablet tiga jenis tepung alga 3.1 Uji Fisik Tablet
terformulasi Pengujian sifat fisik tablet dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
H1 = Diduga penggunaan konsentrasi maltodekstrin sebagai bahan pengikat pengaruh penggunaan maltodekstrin sebagai bahan pengikat sehingga
memberikan pengaruh terhadap mutu fisik tablet tiga jenis tepung alga diperoleh kualitas tablet yang dapat memenuhi kriteria tablet yang sesuai
terformulasi dengan persyaratan yang ditentukan. Hasil uji sifat fisik dapat dilihat pada
tabel 1.
1.5 Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan referensi, masukan, dan perangsang ide-ide Tabel 1. Hasil Uji Fisik Tablet
pengetahuan untuk meningkatkan nilai tambah terhadap hal yang Jenis Uji Jenis Tablet Standart* F hit
A B C
berhubungan dengan penelitian ini.
Keseragaman 749 ± 748 ± 746 ± Tidak boleh kurang F hit < t0,05
2. Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. bobot tablet 3,78 8,69 6,06 dari 2 tablet dengan
(mg) bobot lebih besar dari
5% dan tidak ada 1
tablet dengan lebih
1.6 Waktu dan Tempat Penelitian besar dari 10% dari
rata-ratanya.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2017 – November
2017. Sampel yang digunakan adalah tepung tiga jenis alga terformulasi. Ketebalan 4,32 ± 4,35 ± 4,36 ± DM tidak lebih besar F hit < t0,05
Preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Biokimia Ikan 0,132 0,143 0,165 dari 3 kali dan tidak
Diameter 13,2 ± 13,2 ± 13,2 ± kurang dari 11/3 kali
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. 0,04 0,05 0,03 tebal tablet
Proses pembuatan tablet dilakukan di Laboratorium Solida Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang. Proses uji fisik tablet dilakukan di Kekerasan 9,40 ± 9,95 ± 10,25 ± Minimal 4 kg/cm2 dan F hit > t0,05
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang. (kg) 1,095 1,395 1,293 maksimal 8kg/cm2
Waktu Hancur 858 ± 881,8 ± 905,7 ± Tidak lebih dari 15 F hit > t0,05
2. METODE PENELITIAN
(s) 40 16,4 21,9 menit
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Kerapuhan Tidak lebih dari 1% -
Metode eksperimental merupakan metode yang dapat dilakukan jika data (%)
yang ingin diperoleh belum tersedia sehingga variabel yang akan diukur Sumber:* Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta
harus dibangkitkan datanya melalui suatu percobaan. Observasi terhadap Ket : A = Tablet Alga dengan konsentrasi pengikat maltodekstrin 0,25%
data, baru bisa dijalankan setelah dilakukan percobaan tersebut. Penelitian B = Tablet Alga dengan konsentrasi pengikat maltodekstrin 0,75%
ini dilakukan dalam 2 proses, yakni pembuatan tepung alga dan pembuatan C = Tablet Alga dengan konsentrasi pengikat maltodekstrin 1,25%
tablet dengan penambahan bahan pengikat maltodekstrin. Dengan uji mutu
fisik tablet meliputi uji keseragaman bobot tablet, uji keseragaman ukuran 3.2 Uji Keseragaman Bobot Tablet
Berdasarkan perhitungan ANOVA didapatkan hasil f hitung < f tabel, sehingga
tablet, uji kekerasan tablet, uji waktu hancur tablet dan uji kerapuhan tablet.
tablet A, B dan C tidak berbeda nyata dan ketiganya memiliki bobot rata-rata sesuai
Rancangan percobaan pada penelitian utama adalah Rancangan Acak
Farmakope Indonesia III yaitu untuk tablet dengan berat lebih dari 300mg tidak
Lengkap (RAL) sederhana dengan menggunakan 3 perlakuan. Data hasil penelitian
dianalisis dengan menggunakan ANOVA untuk mengetahui pengaruh perlakuan boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari
terhadap respon parameter yang dilakukan, dengan uji Duncan taraf 5%. bobot rata-ratanya lebih dari 5% dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 10%. Penggunaan bahan
pengikat maltodekstrin tidak memberikan pengaruh terhadap keseragaman
bobot tablet.
perbedaan konsentrasi pengikat maltodekstrin berpengaruh nyata pada kekerasan
3.3 Uji Keseragaman Ukuran Tablet tablet dan waktu hancur tablet.
Berdasarkan perhitungan ANOVA didapatkan hasil f hitung < f tabel, sehingga
tablet A, B dan C tidak berbeda nyata, ketiganya memiliki ukuran rata-rata sesuai 4.2 Saran
Farmakope Indonesia III yaitu untuk DM tidak lebih besar dari 3 kali dan tidak kurang Saran yang diberikan pada penelitian selanjutnya yaitu untuk mendapatkan
dari 11/3 kali tebal tablet. Penggunaan bahan pengikat maltodekstrin tidak hasil uji fisik yang terbaik perlu ditambahkan bahan pendukung pembuatan tablet
memberikan pengaruh terhadap keseragaman ukuran tablet. tablet dan dilakukan uji kandungan yang terdapat dalam tablet.