Anda di halaman 1dari 9

Laporan Resmi Praktikum Tekfar

Granulasi Basah

Dosen Pengampu :
Apt. Agustina Putri Pitasari S.M. Pharm.Sci
Ayu Ina Solichah, S.Farm

Nama Kelompok :
Rohmah Giant Dipa (1191064)

Sekar Indah K (1191047)

Siti Nurul Fadhilah (1191051)


Yusifa Bagus O (1191059)

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera Semarang


Tahun Ajaran 2020/2021
I. TUJUAN

1. Melakukan formulasi sediaan tablet Ekstrak Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot)
dengan metode granulasi basah.
2. Melakukan evaluasi sediaan tablet.

II. DASAR TEORI

Sifat alir granul memegang peranan penting dalam pembuatan tablet. Apabila
granul mudah mengalir, maka tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman
bobot yang baik. Faktor-faktor yang menentukan sifat alir serbuk/granul adalah:
kerapatan jenis, porositas, bentuk partikel, ukuran partikel, kondisi percobaan dan
kandungan lembab.
Sifat alir serbuk ditetapkan dengan dua cara :
1. Metode langsung, yaitu dengan mengukur secara langsung kecepatan alir
sejumlah serbuk. Misalnya metode corong atau metode timbang
2. Metode tidak langsung, yaitu dengan mengukur parameter sudut diam, atau
dengan metode pengetapan. Pengukuran sifat alir granul dengan metode corong
dipengaruhi oleh beberapa kondisi pengamatan seperti: berat granul, diameter
corong, ukuran partikel, panjang tongkai corong, cara penuangan sampel, dan
pengaruh getaran luar.
Untuk sejumlah berat granul yang sama, makin cepat waktu alirnya maka sifat alir
serbuk semakin baik. Pembuatan tablet dapat dikerjakan dengan tiga macam
metode :
1. Granulasi basah
2. Granulasi kering
3. Cetak langsung Metode granulasi basah dilakukan dengan mencampur bahan
obat dengan bahan pengisi, kemudian ditambahkan bahan pengikat sampai terjadi
masa granul yang baik.
Massa granul kemudian dikeringkan dalam almari pengering/oven dengan
maksud untuk menghilangkan air yang terkandung dalam granul dengan cara
pemanasan. Kandungan air granul harus berada pada rentang 3-5% (Voight, 1994)
dan tidak boleh terlalu basah atau terlalu kering. Pada proses pengeringan terjadi
transfer panas dan transfer massa yang berlangsung secara bersamaan. Transfer
massa berupa pindahnya air dari granul dan menguap air dari atas permukaan
granul. Bergeraknya air dalam granul ke permukaan disebut juga migrasi. Migrasi
obat selama proses pengeringan dapat mengakibatkan dehomogenisasi. Artinya
distribusi obat di dalam granul yang sehabis pencampuran dengan bahan pengikat
merata di semua bagian menjadi tidak merata lagi. Faktor yang mempengaruhi
dalam proses migrasi ini adalah :suhu pengeringan, ukuran partikel bahan pengisi,
visikositas bahan pengikat, cara pengeringan.
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak
dalam tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
Pada umumnya tablet dibuat dengan penambahan bahan tambahan seperti bahan
pengisi, pengikat, penghancur dan pelicin. Untuk memperoleh tablet yang baik
dan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Pustaka lainnya, bahan baku
yang akan dibuat tablet harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut :

1. Mudah mengali

2. Mudah dikempa

3. Mudah lepas dari cetakan

4. Mudah melepaskan bahan obatnya Kebanyakan bahan baku tidak memiliki


sifat-sifat seperti tersebut di atas.

Agar dapat dikempa maka perlu digranulasi terlebih dahulu. Granul yang baik
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Bentuk partikel sferis

2. Mempunyai kurva distribusi normal


3. Bahan-bahan penyusun tablet tercampur baik
4. Mudah dikempa

Salah satu proses pencampuran antar partikel padat lazim dikenal dengan
pencampuran secara acak. Pencampuran ini merupakan proses statistik dimana
sejumlah partikel-partikel komponen penyusun campuran dipisah dan digabung
kembali secara berulang kali sampai setiap partikel pada setiap saat mempunyai
kesempatan untuk berada pada suatu tempat di dalam campurannya. Ada tiga
macam mekanisme pencampuran acak :

1. Diffusion Mixing: redistribusi partikel karena gerakan-gerakan acak partikel


secara individu.

2. Convection Mixing: gerakan segerombol partikel dari suatu tempat ke tempat


lain di dalam campuran.

3. Shear Mixing: perubahan konfigurasi komponen penyusun serbuk karena


terbentuknya lapisan partikel yang menggelincir.

Pencampuran acak terjadi karena dua kelompok partikel atau lebih bergerak
memisah dan menyusun kembali secara terus menerus sampai didapatkan
campuran yang homogen. Dalam campuran acak tidak ada gaya tarik menarik
antar partikel seperti gaya elektrostatik dan gaya adhesi lain. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap homogenitas campuran serbuk, antara lain: bobot jenis,
ukuran partikel, bentuk partikel, perbandingan jumlah komponen penyusun,
macam dan ukuran mixer, lama pencampuran dan kecepatan perputaran alat.

III. TINJAUAN / PEMERIAN BAHAN


1. Ekstrak Daun Gedi
2. Larutan Gelatin 10%
3. Amylum Manihot (FI Edisi III)

Pemerian : Serbuk halus, kadang-kadang berupa gempalan yang berwarna


putih, tidak berbau dan tidak berasa.
4. Magnesium stearate (FI Edisi III hal 354)

Pemerian : Serbuk hablur, licin, putih dan mudah melekat pada kulit,bau
lemah khas.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dalam etanol (95%) dan dalam eter.

Kegunaan : Bahan pelicin.

Konsentrasi : 0,25% - 0,5% (HOPE hal 404).

5. Talk (HandBook Of Pharmaceutical Exipient 6 th ed, 2009, hal 728)

Pemerian : Serbuk sangat halus, putih sampai putih abu-abu, tidak berbau.
Langsung melekat pada kulit, lembut disentuh.

6. Laktosa (FI Edisi III)


Pemerian : Serbuk hablur berwana putih, tidak berbau, rasa agak manis.

IV. ALAT dan BAHAN

Alat

1. Alat pencetak tablet

2. Oven

3. Disintegration tester

4. Hardness tester

5. Friability tester

6. Rotary evaporator

7. Beker glass

8. Timbangan

9. Ayakan
10. Mortar dan stamper

11. Blender

12. Kertas saring

Bahan

1. Daun gedi (Abelmoschus manihot)

2. Etanol 80%

3. Air

4. Gelatia

5. Laktosa

6. Amylum manihot

7. Magnesium stearate

8. Talk

V. FORMULA

Bahan Formula 1 Formula 2


Ekstrak Daun Gedi 50 mg 50 mg
Larutan Gelatin 10% 1% 3%
Amyllum Manihot 5% 5%
Magnesium Stearat 1% 1%
Talk 1% 1%
Laktosa Qs qs

VI. DATA PERHITUNGAN

Bahan Perhitungan
Ekstrak daun Gedi 50 mg
Larutan Gelatin 10% 10 gr
Amilum manihot 5% 5/100 x 5,4 gr = 0,27 gr
Mg Stearat 1% 1/100 x 5,4 gr =0,054 gr
Talk 1% 1/100 x 5,4 gr =0,054 gr
Laktosa qs Secukupnya

Pembuatan tablet : 20 (pembuatan jumlah tablet) x 270 mg (berat per satu tablet)

: 5400 mg : 5,4 gram

VII. CARA PEMBUATAN

1. Siapkan alat dan bahan


2. Bersihkan dan setarakan timbangan
3. Timbang semua bahan
4. Ekstrak Laktosa dan amylum manihot (pengembang dalam) dimasukkan ke dalam
lumpang, digerus sampai homogen
5. Ditambahkan larutan gelatin sedikit demi sedikit sambil digerus
6. Granul dikeringkan pada suhu 40⁰C dalam oven. Kemudian diayak. Lalu
ditimbang dan ditambahkan mg stearat, talk dan amylum manihot (pengembang
luar).
VIII. DATA ASUMSI GRANULASI BASAH
1. Sifat fisik granul
a. Uji kadar air : Di jurnal tidak dilakukan
b. Hasil Pengujian Waktu Alir Granul
1 2 3 Rata-rata
Formula 2,01 2,25 2,20 2,15

c. Hasil pengujian sudut diam granul


1 2 3 Rata-rata
Formula 25,96 25,17 25,68 25,60
d. Pengetapan : Di jurnal tidak dilakukan

2. Sifat fisik tablet :


1. Kekeras
Evaluasi tablet Formula Syarat Keterangan
an
Keseragaman bobot 279,47 7,5% dari Memenuhi
tablet
bobot tablet syarat
2. Kerapu
Keseragaman ukuran
han
A. Diameter tablet
3. tablet(cm) 0,8 cm 3x tebal Memenuhi Waktu
tablet≥D≥ 1⅓ x syarat hancur
tebal tablet tablet
B. Tebal 0,4 cm - -
tablet(cm)
Kekerasan tablet 1,74 kg 4–8 Tidak
(kg) memenuhi
syarat
Kerapuhan tablet 4,94 % < 1% Tidak
(%) memenuhi
syarat
Waktu hancur 3 < 15 menit Memenuhi
(menit) syarart

IX. PEMBAHASAN
Metode granulasi basah hanya dapat dilakukan pada  pembuatan tablet yang
mengandung zat aktif tahan terhadap lembab dan pemanasan, karena pada metode
ini zat aktif akan dicampur dengan eksipien dan cairan pengikat untuk membentuk
masa lembab kemudian masa tersebut akan mengalami proses  pemanasan untuk
mengeringkannya.Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi ini yaitu pelarut etanol
80%. Perbedaan waktu alir granul dipengaruhi oleh konsentrasi pengikat yang
digunakan. Semakin tinggi konsentrasi pengikat maka semakin besar massa granul
yang terikat sehingga mudah untuk mengalir.
X. KESIMPULAN
1. Ekstrak daun Gedi hijau (Abelmoschus manihot) dapat diformulasikan menjadi
sediaan tablet menggunakan bahan pengikat gelatin dengan metode granulasi
basah.
2. Dari hasil evaluasi, tablet ekstrak daun Gedi hijau (Abelmoschus manihot) hanya
memenuhi syarat masing-masing untuk uji keseragaman bobot, keseragaman
ukuran, waktu hancur dan tidak memenuhi syarat untuk uji kekerasan tablet dan
kerapuhan tablet. Dengan demikian, tablet ekstrak daun Gedi hijau (Abelmoschus
manihot) yang dibuat tidak memenuhi syarat berdasarkan Farmakope Indonesia.
3. Pembuatan tablet dengan metode granulasi basah hanya dapat digunakan apabila
zat aktif tahan terhadap lembab dan pemanasan.

XI. DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Pine, A. T. D., Alam, G., Attamin, F. 2011. Standarisasi Mutu Ekstrak Daun Gedi
(Abelmoschus manihot) dan Uji Efek Antioksidan dengan Metode DPPH. e-journal
pascasarjana UNHAS. Makassar.
Siregar, C. J. P., Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar
Praktis. Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai