PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian obat secara per oral masih banyak digunakan karena memiliki
keuntungan mudah dalam pemakaiannya, tidak menimbulkan rasa sakit saat
pemakaiannya, dan kepatuhan pasien akan meningkat. Namun pemberian per oral
juga memiliki beberapa kelemahan terutama jika sediaan dalam bentuk tablet
konvensional, yaitu bagi pasien usia lanjut yang mengalami kesulitan saat menelan
obat (dysphagia), pasien yang hanya bisa berbaring, dan pasien yang kesulitan
mencari air minum untuk membantu menelan tablet konvensional Untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan tablet konvensional maka sebagai salah satu alternatif
dibuat suatu sediaan FDT ( Fast Dissolving Tablet ).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses pembuatannya ?
2. Apa yang menyebabkan Amlodipine dibuat dalam bentuk Fast Dissolving
tablet ?
3. Bagaimana mekanisme kerja Fast Dissolving Tablet ?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana proses pembuatan Fast Dissolving Tablet
2. Mengetahui penyebab dibuatnya Fast Dissolving Tablet
3. Mengetahui dan memahami kerja Fast Dissolving Tablet
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Amlodipine Besylate merupakan obat golongan calsium channel
blocker aksi panjang yang digunakan dalam pengobatan hipertensi dan angina
pektoris(Dipiro, 2012). Amlodipine Besylate umumnya tersedia dalam bentuk
tablet konvensional. Namun bentuk tabletkonvensional memiliki beberapa
kelemahan seperti pelepasan obat yang lama danketidaknyamanan atau
ketidakmampuan penggunaan tablet pada pasien tertentu,contohnya pada
pasien pediatric dan geriatric. Amlodipine Besylate cepat dirusak di hati,
sehingga mengurangi kesempatan obat untuk mencapai daerah tempat kerjanya.
Berdasarkan masalah yang timbul, salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk
memberikan aksi yang cepat dan meningkatkan kenyamanan penggunaan
adalah dengan memformulasikan Amlodipine Besylate dalam bentuk Fast
Dissolving Tablet (FDT).
Fast Dissolving Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung
bahan aktif obat yang hancur dengan cepat dalam waktu kurang dari 60 detik.
Bentuk tablet ini dapat terdisintegrasi dengan cepat dalam air liur dan dapat
ditelan tanpa menggunakan air minum. Keuntungan utama dari FDT adalah
sediaan ini mengkombinasikan keuntungan formulasi sediaan cair dan tablet
konvensional.
Bentuk sediaan ini harus cepat terdisintegrasi dalam rongga mulut, oleh
karena itu memerlukan suatu bahan penghancur yang memiliki daya hancur
lebih besar dibandingkan tablet konvensional. Bahan penghancur ini disebut
dengan superdisintegrant (Shangraw dkk., 1980). Superdisintegrant
ditambahkan untuk memudahkan pecah atau hancurnya tablet ketika kontak
dengan cairan pada saluran pencernaan (Alderborn, 2002). Superdisintegrant
yang digunakan dalam pembuatan tablet ini adalah sodium starch glycolate.
2
Mekanisme disintegrasi sodium starch glycolate adalah penyerapan air
(wicking), kemudian diikuti proses pengembangan (swelling) dengan cepat dan
dalam jumlah yang besar. Kemampuan bahan penghancur ini sangat baik yaitu
memiliki daya pengembangnya yang cukup besar dengan masih menjaga
keutuhan tabletnya, pengembangan tersebut memberikan dorongan kedaerah
sekelilingnya sehingga membantu proses pecahnya tablet. Selain itu sodium
starch glycolate juga dapat menyerap air sebesar 200- 300%. Kelebihan lain
dari superdisintegrant SSG yaitu, walaupun terdapat eksipien yang bersifat
hidrofobik, efisiensi SSG tidak terganggu (Shangraw dkk., 1980).
3
BAB III
METODELOGI
Bahan :
Amlodipine Besylate
sodium starch glycolate
Avicel PH 102
mannitol
magnesium stearat
Aerosol.
B. Metode
Pembuatan Fast Dissolving Tablet Amlodipine Besylate menggunakan
metode kempa langsung. Metoda kempa langsung harus memiliki sifat alir dan
komprebilitas yang baik pada massa kempanya. Pada evaluasi massa kempa
dibutuhkan zat aktif maupun ekspien. Zat aktif yang bisa digunakan dalam
pembuatan tablet kempa langsung yaitu Amlodipine .Amlodipine sebagai zat
aktif memiliki sifat alir dan komprebilitas yang baik maka sangat cocok pada
4
pembuatan metode kempa langsung.Massa kempa berpengaruh terhadap
metode pembuatan tablet.
Zat aktif
Amlodipine 13,9 13,9 13,9
Penghancur
Sodium Starch Glycolate - 3 4,5
luar
Penghancur
Avicel PH 102 92,6 89,6 88,1
dalam
Pemberi rasa Mannitol 40,5 40,5 40,5
pelicin Mg stearat 1,5 1,5 1,5
Glidan Aerosil 1,5 1,5 1,5
C. Pemerian
1. Sodium starch glycolate ( HOPE, 5th,701)
Pemerian : serbuk yang memiliki laju alir baik, putih sampai agak putih,
tidah berbaudan tidak berasa.
2. Avicel Ph 102 ( MICROCRYSTALINE CELULOSE )
Pemerian : Serbuk kristalin dengan partikel berpori , berwarna putih , tidak
berbau , dan tidak berasa ( Rowe. 2009. Hal : 129)
3. Magnesium Stereat
Pemerian : Serbuk ringan ; berwarna agak putih ; bau samarasam siporat ;
rasa khas ( Rowe. 2009. Hal : 433)
5
4. Aerosil
Pemerian : Serbuk koloid silikon dioksida dengan ukuran partikel sekitar
15 nm,ringan, warna putih-kebiruan, tidak berbau, tidak berasa, daN
serbukamorf. amorf, berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa ( HOPE
3rd, hal.185)
5. Manitol
Pemerian : putih tidak berbau, kristal bubuk atau butiran yang bebas
mengalir. ( Rowe. 2009; 424 ).
D. Proses pembuatan
Proses pembuatan tablet :
1. Tahap awal pembuatan tablet yaitu semua bahan diayak menggunakan
ayakan mesh 60.
2. Setelah diayak, bahan ditimbang untuk masingmasing formulasi.
3. Amlodipine Besylate, Avicel PH 102, sodium starch
glycolatedanmannitol di campur dan diaduk hingga homogen.
4. Ditambahkan Mg Stearat dan aerosil dihomogenkan kembali.
5. Bahan campuran kemudian dikempa dengan mesin kempa langsung
dengan bobot tablet total 150 mg
E. Evaluasi Granul :
1. Uji Alir Granul
Sejumlah bahan ditimbang lalu dimasukan ke dalam corong flow meter
ratakan bagian atasnya. Alat dijalankan, ukur waktu yang dibutuhkan
oleh seluruh bahan untuk mengalir melalui corong (Lieberman, 1994).
2. Sudut Diam
Pengukuran sudut diam dilakukan setelah serbuk mengalir bebas,
diukur tinggi dan setengah lebar serbuk (DepKes RI, 1995).
3. Uji Kompresibilitas dan Rasio Hausner
6
Massa tablet ditimbang, dimasukkan ke dalam gelas ukur dan dibaca
volume yang terlihat. Gelas ukur diketuk-ketukan sebanyak 300 kali
selama 1 menit sampai volumenya tetap, kemudian dimasukan nilainya
ke dalam rumus (Depkes RI, 1995).
7
air sebanyak 10 mL. Tablet dengan hati-hati di letakan pada bagian
tengah cawan petri dan diamati waktu disintegrasinya. Dilakukan
sebanyak 3 replikasi (Mangal dkk., 2012).
6. Waktu Pembasahan
Uji dikondisikan dimana cairan saliva hanya sedikit. Letakan kertas
saring di dalam cawan petri. Masukan 10 mL aquades secara perlahan
ke dalam cawan petri yang telah berisi kertas saring. Letakan secara
perlahan dan hati-hati tablet di tengah-tengah cawan petri. Catat waktu
yang dibutuhkan air untuk membasahi seluruh permukaan tablet.
lakukan sebanyak tiga replikasi (Pahwa dkk., 2011).
7. Kesukaan Rasa
Tablet yang dihasilkan dari masing-masing formulasi dicoba oleh 20
panelis, kemudian panelis memberikan penilaian dengan skala 0 - 3
terhadap rasa FDT Amlodipine Besylate pada kuisioner yang telah
tersedia. Kemudian nilai yang didapatkan dari penilaian dihitung
menggunakan rumus.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Granul
a. Uji waktu alir
Syarat waktu alir adalah < 10 detik
4,96
3,72
2,99
Category 1
9
b. Sudut diam
34,72
33,34
32
Category 1
10
c. Rasio HausnerUji pengetapan
Syarat uji pengetapan <dari 20 %
1,14
1,13
1,1
Category 1
11
UJi pengetapan
Formula 1 Formula 2 Formula 3
12,9
12,12
9,7
Category 1
B. Tablet
a. Uji Organoleptis
Bentuk Bulat Pipih , Warna Putih , Warna homogen, baik dalam satu
tablet maupunantar tablet , Tidak Berbau, Tidak Berasa ,Tekstur Licin.
Berdasarkan uji organoleptis dapat diketahui bahwa organoleptis F1
sampai F6 secara keseluruhan baik. Karena tidak ada masalah pada
distribusi warna, semua tablet memiliki warna yang homogen baik warna
dalam satu tablet maupun antar tablet dan juga tidak ada kecacatan pada
tablet.
b. Keseragaman Ukuran
Uji keseragaman ukuran bertujuan untuk memberikan pengawasan
terhadap ketebalan tablet. Bila tablet memiliki penyimpangan ketebalan
yang besar maka akan menyulitkan pada saat pengemasan dalam strip.
12
Formula 2 : Diameter : 0.66 Formula 3 : Diameter : 0.66
Tinggi : 0.31 Tinggi : 0.29
- Perhitungan :
0,66 +0,66+0,66
Rata-rata diameter : = 0,66
3
0,29+0,31+0,29
Rata-rata Tinggi : = 0,29
3
4
Rumus : ×𝑡 <d>3×t
3
4
3
× 0,29 < d > 3 × 0,29
c. Keseragaman ukuran
13
15 148 152 148
16 141 151 149
17 141 146 150
18 141 147 148
19 141 147 149
20 144 151 148
Rata-rata 142. 25 149. 6 148. 8
- Penyimpangan
Contoh :
10
Formula 1 : 10 % = 100 × 142,25 = 14,22
20
20% = × 142,25 = 28,45
100
14
d. Kekerasan Tablet
Kekerasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
ketahanan tablet terhadap goncangan mekanik yang mungkin terjadi
selama proses pengemasan, penyimpanan ataupun transportasi.Faktor yang
mempengaruhi kekerasan diantaranya yaitu tekanan yang diberikan saat
pencetakan tablet. Pada penambahan tekanan kompresi, nilai kekerasan
tablet meningkat. Selain itu konsentrasi dari filler-binder juga
mempengaruhi kekerasan, semakin tinggi konsentrasi fillerbinder akan
semakin meningkatkan kekerasan. Syarat kekerasan FTD 3-5 Kg
(Panigrahi dan bahera, 2010)
UJi kekerasan
Formula 1
Formula 2 Formula 3
5,17
5,02
4,6
Category 1
e. Kerapuhan Tablet
kerapuhan
Formula 1 Formula 2
0,20%
0,10% 0,10%
Category 1
Diagram 6. Hasil uji kerapuhan
15
Uji kerapuhan bertujuan untuk mengetahui ketahanan tablet
terhadap guncangan yang terjadi selama proses pembuatan, pengemasan
dan pendistribusian (Lieberman, 1994). Syarat keregasan yang diterima
yaitu kurang dari 1%. Keregasan berhubungan dengan kekerasan tablet,
semakin tinggi kekerasan tablet maka akan semakin kecil nilai keregasan.
waktu hancurFormula
Formula 1
(detik)
2
43,2
39
30
Category 1
16
dari tablet F3 jadi lebih maksimal. Pada F1 memiliki waktu hancur paling
lama karena pada F1 tidak terdapat SSG yang digunakan sebagai
superdisintegrant.
g. Waktu Pembasahan
Semakin tinggi konsentrasi sodium starch glycolate yang digunakan
semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk membasahi tablet. Sodium
starch glycolate mempunyai afinitas yang sangat baik dengan air dan
mengembang saat terbasahi, kemudian membantu untuk merapuhkan atau
menghancurkan matriks tablet (Banker, 1986). Sodium starch glycolate
dalam konsentrasi yang cukup tinggi dapat meningkatkan penyerapan air.
Karena pada konsentrasi 1 – 8%, sodium starch glycolate dapat menyerap
air sebesar 200 – 300% lebih kuat dibandingkan pati biasa sehingga ketika
konsentrasi ditingkatkan kemampuan menyerap air lebih kuat, akibatnya
waktu pembasahan menjadi semakin cepat (Shangraw dkk., 1980)
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap FDT
Amlodipine Besylate, dapat disimpulkan bahwa Sodium starch glycolate
mempengaruhi waktu hancur dan waktu pembasahan tablet, secara
keseluruhan tetapi tidak berpengaruh terhadap organoleptis, keseragaman
ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, keregasan dan rasa dari tablet.
Tetapi seluruh formulasi untuk kekerasan melebihi persyaratan kekerasan
FDT. Pada pengujiaan kesukaan terhadap rasa diperoleh nilai cukup suka
oleh panelis, hal ini disebabkan karena kecilnya konsentrasi pemanis yang
digunakan dan juga tidak adanya bahan pemberi rasa pada tablet yang
dibuat.
B. Saran
Pada hasil dan pembahasan seharusnya lebih di spesifikan karna
untuk lebih menmbah pemahaman pembaca karena jurnal tersebut masih
kurang nya pembahasan mengenai hasil mengapa itu dapan memenuhi
syarat dan pada jurnal tersebut beberapa hasil tidak dicantumkan dan
.langsung mengenai diagram.
18
DAFTAR PUSTAKA
Banu K , Mohammad Z, Lestari I . 2015 FormulasiI dan evaluasi fisik sediaan fast
dissolving tablet amlodipine besylate menggunakan sodium strach glycolate
sebagai bahan penghancur. Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah
,Tangerang
Budi Deny , 2021 Pengaruh konsentrasi crospovidone terhadap mutu fisik sediaan
oral Fast Dissolving tablet Loratadine HCl . Akademi Farmasi Mitra Sehat
Mandiri Sidoarjo Jalan Ki Hajar Dewantara No. 200, Sidoarjo.
Departmen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV,
Jakarta, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe
R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press
and American Pharmacists Assosiation, 697-699.
19