Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RESEP OBAT DAN PERHITUNGAN DOSIS


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Farmasetika Dasar
Dosen pengajar : Apt. Sofi Nurmay Stiani S.Farm M.Sc

KELOMPOK 4 :
1. Farhan Nur Apriyadi
2. Iza Tazkia Salsabila
3. Muhammad Mustaclif Anasich
4. Novita Lestari
5. Rizki Ayu Puspita Sari
6. Rosliana Fajrianti
7. Sri Wahyuni

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SALSABILA SERANG


Jln. Raya Serang – Pandeglang KM. 6 No.33 Kemanisan,Kecamatan Curug, Kota Serang
Banten, 42211

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Resep obat ini tepat dengan
waktunya
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada,mata
kuliah Farnasetika dasar.
Kami menyadari,makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna.Oleh karna
itu,,kritik dan saran sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik untuk
kedepannya.

Pandeglang,7 April 2021

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………..…… i

Daftar isi …………………………………………………………………...……… ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang …………………………………………………………….….. 1
B. Rumusan masalah …………………………………………………………….. 1
C. Tujuan …………………………………………………………………...……. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Resep……… ………………………………………………………... 2
B. Skrining Resep ……...………………….……………………………………. 2
C. Copy Resep ……………………………...…………………………………… 2
D. Dosis obat …...….……………………………………………………………... 3
E. Perhitungan Obat …………………………………………………………….... 4

BAB III PENUTUPAN


A. Kesimpulan ………………………………………………………………….. 7
B. Saran ………………………………………………………………………… 7

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasar Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter,
dokter gigi, dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku kepada apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan atau membuat,
meracik serta menyerahkan obat kepada pasien. 8 Penulis resep adalah dokter, dokter
gigi (terbatas pada pengobatan gigi Dina Tri Amalia, dkk dan mulut) dan dokter
hewan(terbatas pada pengobatan pada hewan/ pasien hanya hewan). Penerima resep
adalah apoteker pengelola apotek yang bila berhalangan tugasnya dapat digantikan
Apoteker Pendamping/Apoteker Pengganti atau Asisten Apoteker Kepala di bawah
pengawasan dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek. Resep yang benar ditulis
secara jelas, dapat dibaca, lengkap dan memenuhi peraturan perundangan serta kaidah
yang berlaku.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud resep?
2. Apa saja yang harus ada dala resep?
3. Apa saja obat yang terkandung dalam resep ?
4. Bagaimana perhitungan dosis nya?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian resep
2. Menambah wawasan mengenai perhitungan dosis obat
3. Mengetahi bentuk resep dan tata cara menulisan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Resep
Menurut Permenkes RI No.9 Tahun 2017, menyebutkan bahwa “Resep adalah
permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan, kepada Apoteker, baik
dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
pasien sesuai peraturan yang berlaku. Resep memiliki nama lain yaitu Formulae
Medicae.

B. Skrining Resep
Persyaratan administrasi :
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter.
2. Tanggal penulisan resep (inscription).
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocation).
4. .Nama tiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordination).
5. Cara pembuatan untuk obat racikan.
6. Aturan pakai obat (signature).
7. Tanda Tangan Dokter (Subscriptio)

C. Copy Resep
Copy resep merupakan hasil salinan penulisan resep obat yang dibuat oleh
dokter. Tujuannya adalah untuk mempermudah pasien dalam membeli obat di apotek
tanpa perlu bertemu dengan dokter terlebih dahulu.
Bagian dari copy Resep :
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan nomor izin apoteker pengelola apotek
3. Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotek
4. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda nedet (nedetur)
untuk obat yang belum diserahkan, pada resep dengan tanda ITER …X diberi
tanda detur orig / detur …..X
5. Nomor resep dan tanggal pembuatan (DepKes RI, 2004).

2
D. Dosis Obat
Dosis obat adalah takaran (jumlah) obat yang diberikan kepada penderita dalam
satuan berat, atau volume atau Unit Internasional, untuk menimbulkan efek terapi,
sehingga seringkali disebut dosis terapetik atau dosis lazim.

3
Obat yang terdapat dalam resep :
1. Iodine
Iodine merupakan antiseptik yang bekerja dengan cara merusak sel kuman
dan membuat kuman menjadi tidak aktif. Obat ini digunakan sebagai antiseptik
yang dibuat untuk mencegah infeksi akibat luka bakar minor, luka sayat, luka
garukan dan lecet. Salep ini dapat digunakan tidak hanya untuk luka baru, namun
juga bisa digunakan pada luka lama. Hanya untuk penggunaan luar tubuh.
Contoh : Betadine Salep

2. Potio Nigra Contra Tussim (OBH)


Potio Nigra Contra Tussim atau yang biasa disebut dengan OBH (Obat Batuk
Hitam) merupakan sediaan yang berbentuk larutan yang berwarna hitam, dapat
berfungsi sebagai sebagai pereda batuk, baik berdahak atau pun tidak berdahak.
Contoh : OBH Itrasal

E. Perhitungan Dosis Obat

- RESEP IOD :
R/ Iod 0,2 g
m.f la Ungt
Sue
Jawaban :

- Iod 0,2 g

- m.f la Ungt = misce fac lege Unguentum = Campur dan buatlah sesuai
aturan salep

- S u e = Signa usus externus (Untuk pemaikaian Luar)

R/ Standar Iod menurut Formularium Nasional Komposisi :

- Iod 2

- Kali Iodi 3

4
- Aquadest 5

Unguentum Simplex = - Cera flava 30

- Oleum sesami 70

R/ Iod 0,2

30/100 x 9 = 2,7 g

70/100 x 9 = 6,3 9

Jadi , 2,7 + 6,3 = 9 g

- RESEP OBH (POTIO NIGRA CONTRA TUSSIM)

R/ Standar OBH menurut Formularium Nasional

POTIO NIGRA

Posio Hitam

Onat Batuk Hitam

OBH

Komposisi Tiap 300 ml mengandung :

Glycirrhizae Succus 10 g

Ammonii Chloridum 6 g

Ammoniae Anisi Spiritus 6 g

Aqua Destilata hingga 300 ml

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

Dosis 4 sampai 5 kali 1 sendok makan

 Menurut fornas edisi 2 tahun 1978 Hal 251 Potio Nigra 300 ml mengandung :

1. Glycirrhizae Succus 10 g

2. Ammonii Chloridum 6 g

5
3. Ammoniae Anisi Spiritus 6 g

4. Aqua Destilata hingga 300 ml

 Menurut fornas edisi 2 tahun 1978 hal 23 tiap 100 gr amminiae anisi spirtus
mengandung

1. Oleum 4gr

2. Acthanolum 90% 76 gr

3. Ammonia liquidum 20 gr

100
R/ . Glycirrhizae Succus 10 g x 300 = 3,33 g

100
Ammonii Chloridum 6 g x 300 = 2 g

100
Ammoniae Anisi Spiritus 6 g x 300 = 2 g

Aqua Destilata hingga 100 ml – ( 3,33 + 2 + 2 ) = 92,67

- amminiae anisi spirtus mengandung


100
Oleum 4gr x 100 = 4 gr
100
Acthanolum 90% 76 gr x 100 = 76 gr
100
Ammonia liquidum 20 gr x 100 = 20 gr
15
- Dosis umur = 20 x 100 = 7,5 gr
0,2
% 1 Hari = 3 x 7,5 gr x 100 % = 4% < 100 gr

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Permenkes RI No.9 Tahun 2017, menyebutkan bahwa “Resep adalah
permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan, kepada Apoteker, baik
dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
pasien sesuai peraturan yang berlaku. Resep memiliki nama lain yaitu Formulae
Medicae. Dalam pengkajian resep pun ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
seperti : dosis , obat nya , dan lainya.

B. Saran
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak sekali
kekurangan, maka dari itu saya minta saran dan kritik dari segala pihak. Dan semoga
makalah ini dapat membantu untuk lebih memahami pembelajaran diferesial atau
Turunan dalam matematika.

7
DAFTAR PUSTAKA

- http://repository.lppm.unila.ac.id/535/1/385-749-1-SM.pdf
- https://www.indahladya.com/2020/10/mengenal-copy-resep.
- https://www.alodokter.com/povidone-iodine
- http://obatdariherbal.blogspot.com/2014/04/potiones-obat-minum.html

Anda mungkin juga menyukai