Anda di halaman 1dari 22

PENULISAN RESEP

DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

FARMASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Ketua : Dea Avrilia (15-072)

Sekretaris : Diana Erlinda (15-066)

Penyaji : Sri Mulya Sari (15-067)

Moderator : Agung Diego Dimas (15-065)

Anggota :

Caca Monika (15-064)

Nurul Syifa Putri Wesha (15-068)

Iffa Rahma Sari (15-069)

Arista Virgiany (15-070)

Nessia Rahma Belinda (15-071)

Puti Zulfa Frestacia (15-073)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2017

i
KATA PENGANTAR

   
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah

satu syarat guna memenuhi proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Baiturrahmah.

Dalam kesempatan ini dengan tulus dan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya khususnya kepada yang

terhormat Tim Dosen Pengajar Mata Kuliah Farmasi selaku pembimbing laporan

tugas makalah dalam memberikan bimbingan, waktu, perhatian, saran-saran serta

dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya

kepada kita semua dan semoga makalah ini dapat bermanfaat serta dapat

memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang

memerlukan.

                                        

   Padang, 28 September 2017

   

                            Penulis

i
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1

1.3 Tujuan....................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Obat …………………………………………………..3

2.2 Klasifikasi Obat

2.3 Sediaan Obat

2.4 Definisi Resep

2.5 Bagian Resep

2.6 Bahasa Latin Dalam Resep

2.7 Definisi Dosis

2.8 Pembagian Dosis

2.9 Cara Menghitung Dosis

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

i
i
i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan

ilmu penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk

dislaurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit.

Farmasimencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan (selection),

aksifarmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan

obat(drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup

pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui resep(p

rsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun melaluicara

lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsungkepada

pemakai.

Kata farmasi diturunkan dari bahasa Yunani “pharmakon”, yang berarti

cantik atau elok, yang kemudian berubah artinya menjadi racun, danselanjutnya

berubah lagi menjadi obat atau bahan obat. Oleh karena itu seorangahli farmasi

(Pharmacist) ialah orang yang paling mengetahui hal ihwal obat. Iasatu-satunya

ahli mengenai obat, karena pengetahuan keahlian mengenai obatmemerlukan

pengetahuan yang mendalam mengenai semua aspek kefarmasianseperti yang

tercantum pada definisi di atas.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah yaitu :

1. Apa definisi obat ?

2. Apa klasifikasi dari obat ?

3. Apa saja Sediaan obat ?

4. Apa definisi resep ?

5. Apa saja bagian resep ?

6. Apa saja Bahasa Latin Dalam Resep ?

7. Apa definisi dosis ?

8. Bagaimana cara pembagian dosis ?

9. Bagaimana Cara menghitung dosis ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, didaptkan tujuan yaitu :

1. untuk mengetahui definisi obat

2. Untuk mengetahui klasifikasi obta

3. Untuk mengetahui sediaan obat

4. Untuk mengetahui definisi resep

5. Untuk mengetahui bagian dari resep

6. Untuk mengetahui bahasa latin dalam resep

7. Untuk mengetahui defisni dosis

2
8. Untuk mengetahui cara pembagian dosis

9. Untuk mengetahui cara menghitung dosis

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Obat

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan

untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi

dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia (UU No. 36 Thn 2009)

2.2 Klasifikasi Obat

1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep

dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau

dengan garis tepi berwarna hitam.

Contoh : Parasetamol

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih

dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda

peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah

lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.

Contoh : CTM

3. Obat Keras dan Psikotropika

4
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.

Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah

dengan garis tepi berwarna hitam.

Contoh : Asam Mefenamat

Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik,

yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat

yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Contoh : Diazepam, Phenobarbital

4. Obat Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik

sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan

menimbulkan ketergantungan.

2.3 Sediaan Obat

2.4 Definisi Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker apotek

untuk membuat, menyediakan, dan menyerahkan obat-obat yang tertulis

didalamnya kepada pasien yang bersangkutan.

Resep juga merupakan kesimpulan terakhir dari apa yang diamati, diperiksa dan

didiagnosa dan menetapkan terapi dari seorang penderita yang tercantum dalam

satu resep pada saat pengobatan.

2.5 Bagian Resep

5
Menurut Jas (2009), resep terdiri dari 6 bagian :

1. Inscriptio : Nama dokter, no. SIP, alamat/ telepon/HP/kota/tempat, tanggal

penulisan resep. Untuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu kota provinsi.

Sebagai identitas dokter penulis resep. Format inscriptio suatu resep dari rumah

sakit sedikit berbeda dengan resep pada praktik pribadi.

2. Invocatio : permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/ = resipe”

artinya ambilah atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi dengan

apoteker di apotek.

3. Prescriptio/ Ordonatio : nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang

diinginkan.

4. Signatura : yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval

waktu pemberian harus jelas untuk keamanan penggunaan obat dan keberhasilan

terapi.

6
5. Subscrioptio : yaitu tanda tangan/ paraf dokter penulis resep berguna sebagai

legalitas dan keabsahan resep tersebut.

6. Pro (diperuntukkan) : dicantumkan nama dan umur pasien. Teristimewa untuk

obat narkotika juga hatus dicantumkan alamat pasien (untuk pelaporan ke Dinkes

setempat).

2.6 Bahasa latin dalam resep

D. Keterangan Waktu

NO SINGKATAN LATIN KEPANJANGAN ARTI

1. a.c Ante coenam Sebelum makan

2. d.c Durante coenam Sewaktu makan

3. p.c Post coenam Sesudah makan

4. o.h Omni hora Tiap jam

5. o.m Omni manae Tiap pagi

6. o.n Omni nicte Tiap tengan malam

7. h.d Hora decubitus Pada waktu tidur

8. h.m Hora matutina Pada pagi hari

9. h.s Hora somni Pada waktu hendak tidur

10. h.v Hora vaspertina Pada malam hari

11. a.n Ante noktem Sebelum tengah malam

7
12. Feb dur Febri durante Sewaktu demam

13. m et v Mane et vespere Pagi dan malam

14. a.h Alteris horis Selang satu jam

15. a.j Anti jentaculum Sebelum makan pagi

E. Tempat Penggunaan

NO SINGKATAN LATIN KEPANJANGAN ARTI

1. u.x Usus eksternum Pemakaian luar

2. u.i Usus internum Pemakaian dalam

3. u.c Usus cognitis Pemakaian diketahui

4. u.p Usus proprius Pemakaian sendiri

5. Loc dol Locus dolens Tempat yang sakit

6. Ad aur Ad aurem Pada telinga

7. Ad ocul Ad oculo Pada mata

8. Pro rect Pro recto Secara rectal, dipantat

9. Pro ureth Pro urethra Secara uretral, dilubang

kencing

Secara vaginal, di

8
10. Pro vagin Pro vagina masukkan ke vagina

F. Bahan Obat dan Bentuk Sediaan

NO SINGKATAN LATIN KEPANJANGAN ARTI

1. Tab Tablet Tablet

2. Cap Capsul Kapsul

3. Capl Caplet Kaplet

4. Syr Syrup Sirup

5. Cr Cream Kream

6. Pulv Pulveres Serbuk

7. Ungt Unguentum Salep

8. Ovula Ovula Dimasukkan ke vagina

9. Supp Suposituria Dimasukkan ke anus

10. Susp Suspensi

11. Emul Emulsi

12. Gtt Guttae Obat tetes

9
13. Garg Gargarisma Obat kumur

14. Ascorb Ac Ascorbic acis Vitamin C

15. Pyridox Pyridoxine Vitamin B6

16. Aneur Aneurinc Vitamin B1

17. Cyano.cob Cyano cobalamin Vitamin B12

18. To co pherol To cho perolum Vitamin E

19. Ak serof Ak serof tolum Vitamin A

20. Collut Colutio, collutorium Obat cuci mulut

21. Collun Collunarium Obat semprot hidung

22. Collyn Collinium Obat mata

23. Conspers Conspersus Serbuk tabur

24. Oculent Oculentum Salep mata

25. Sol, solut Solutio Larutan

2.7 Definisi Dosis

Dosis adalah jumlah atau takaran obat yang diberikan kepada pasien dalamsatuan
berat, isi (volume) atau unit. Dosis obat merupakan salah satu faktor
yangmempengaruhi efek farmakologi obat (Jas, 2009).

10
Ada pula beberapa istilah yang berhubungan dengan dosis :

2.8 Pembagian Dosis

A. Perhitungan dosis berdasarkan umur

 Tidak akurat karena tidak mempertimbangkan sangat beragamnya bobot dan


ukuran anak2 dalam satu kelompok usia
 Obat bebas untuk pediatrik : dosis
Dikelompokkan atas usia, spt : 2-6 thn ; 6-12 thn ; diatas 12thn. Bila kurang dari
2 thn, dinyatakan dengan : atas pertimbangan dokter
 Persamaan yang digunakan:
 Rumus Young (anak dibawah 8 tahun)
 Rumus Dilling (anak diatas 8 tahun)
 Rumus Cowling
 Rumus Fried (khusus untuk bayi)

B. Berdasarkan bobot

 Dosis lazim obat umumnya dianggap sesuai untuk individu berbobot 70kg (154
pon)
 Rasio antara jumlah obat yang diberikan dan ukuran tubuh mempengaruhi
konsentrasi obat di tempat kerjanya
 Oleh karena itu, dosis obat mungkin perlu disesuaikan dari dosis lazim untuk
pasien kurus atau gemuk yang tidak normal
 Persamaan :
 Rumus Clark (AS)
 Rumus Thremick-Fier (Jerman)
 Rumus Black (Belanda)

11
C. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh

 Disebut juga dengan rumus BSA (Body Surface area)


 Paling akurat karena mempertimbangkan tinggi dan bobot pasien dengan
menggunakan rumus Du Bois dan Du Bois
 Terutama digunakan untuk:
 Pasien kanker yabg menerima kemoterapi
 Pasien pediatrik pada semua usia anak2, kecuali bayi premature dan bayi
normal yang fungsi hati dan ginjalnya belum sempurna sehingga
memerlukan penilaian tambahan dalam pengaturan dosis

2.9 Cara Menghitung Dosis

BERDASARKAN UMUR

RUMUS YOUNG

Rumus young adalah rumus perhitungan dosis untuk anak-anak yang berumr

<8tahun.

n
 DM Anak : n  12 x Dosis maksimum dewasa

n= Umur dalam tahun

Keterangan : DM sekali luminal : 300mg, DM sehari luminal : 600mg

n
Perhitungan : n  12 x Dosis maksimum dewasa

7
= 7  12 x300mg=110mg

Karena pada resep tanpa d.t.d artinya Luminal 0,12g (120mg) untuk 10 bungkus
pulveres, sehingga untuk 1 pulveren dosis luminal adalah 120mg/10=12mg

12mg
Persentase sekali pakai= 110 mg x100%=10,91%

12
7
DM sehari pakai = 7  12 x600mg=221mg

Karena pada resep obat diberikan s.t.d.d maka dosis pemberian sehari pakai :
12mgx3=36mg

36mg
Persentase sehari pakai = 221mg x100%=16,29%

Kesimpulan :

Dosis sekali pakai=12mg <100mg atau 10,91%<100%

Dosis sehari pakai 36mg<221mg atau 16,29%<100%

Resep dapat diracik

RUMUS DILLING

Rumus dilling adalah rumus perhitungan dosis untuk anak dengan umur
>8tahun(<20tahun)

n
 DM Anak : 20 xDosis maksimum dewasa

N=umur dalam tahun

Keterangan : DM sekali: 1mg, DM sehari 3mg

Perhitungan :

12
DM sekali pakai : 20 x1mg= 0,6mg DM atropin sulfat sekali pakai

0,5mg
x100%
Persentase sekali pakai : 0,6mg =83,33%

12
x3mg  0,18mg
DM sehari pakai : 20 DM atropin sulfat sehari pakai

13
0,5mgx3
x100%  83,33%
Persentase sehari pakai : 0,18mg

Kesimpulan :

Dosis pemberian sekali pakai < dosis maksimum sekali pakai (0,5mg<0,6mg)

Dosis pemberian sehari pakai < dosis maksimum sehari pakai (0,5mg< 0,6mg)

RUMUS FRIED.

Rumus fried adalah rumus perhitungan dosis untuk bayi

n
x
 DM Anak : 150 dosis maksimum dewasa

N=umur dalam bulan

BERDASARKAN BERAT BADAN.

Perhitungan dosis berdasarkan berat badan sebenarnya lebih tepat dibandingkan


dengan berdasarkan umur karena lebih sesuai dengan kondisi pasien bandingkan
umur yang terkadang tidak sesuai dengan berat badan, bila memungkinkan hitung
dosis melalui berat badan.

RUMUS THERMIK.

n
x
 DM : 70 dosis maksimum dewasa

N=berat badan dalam kilogram

BERDASARKAN LUAS PERMUKAAN TUBUH

Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh merupakan perhitungan


dosis yang lebih akurat ketimbang menggunakan rumus perhitungan dengan umur
saja, atau dengan berat badan saja, perhitungan dosis BSA ini yang sebaiknya
dilakukan terutama untuk pasien pediatrik/anak-anak. Rumus perhitungan dosis

14
ini merupakan turunan dari rums Du bois and Du Bois.

Rumus :

2
tinggi (cm) xBobot ( kg )
 Luas permukaan tubuh ( m )= ( 3600 )

Setelah luas permukaan tubuh (BSA) dihitung, maka dimasukkan kedalam rumus
dibawah ini untuk melakukan konversi/penyesuaian dari dosis dewasa ke dosis
anak-anak:

2
luasPermukaanTubuh (m )
xdosisdewa sa
 Dosis perkiraan = 1,73 m 2 

Berdasarkan dari pasien dalam resep ini masih tergolong anak/balita maka kita
melakukan penyesuaian dosis, yang pertama kita lakukan melihat literatur (misal
dibuku obat-obat penting. Dosis lazim dewasa katoprofen adalah 2-4 dd 50mg),
sehingga dapat kita lakukan perhitungan BSA dengan memasukkan kedalam 2
rumus yang diatas.

2
105cmx29kg
Luas permukaan tubuh ( m )= 3600

Selanjutnya dimasukkan kedalam rumus Dosis penyesuaian BSA:

2
0,92(m )
2
x50mg
Dosis perkiraan : 1,73(m ) =26,5 mg dosis sekali pakai untuk anak

BAB III

PEMBAHASAN

15
1. Lusi seorang pasien perempuan berusia 5tahun datang ke praktek dokter gigi

dengan keluhan udem pada gusi sudah 3 hari dari keluhan pasien. Lusi sulit

mengunyah makanan selama 3 hari, Dokter memperispakan pemeriksaan oral.

Dari hasil pemeriksaan, dokter memberikan Lusi obat pereda rasa sakit, asam

mefenamat 3 kali sehari diminum setelah makan. Lalu antibiotik amoxicilyn

500mg/tab 3 kali sehari 1 tablet. Penggunaan antibiotik harus dihabiskan. Berbeda

dengan asam mefenamat.

A. Hitung dosis

BB x DL

Penulisan resep :

R/ Asammefenamat No. XII

S.t.d.d I

R/ Amoxicilyn 500mg No. XII

S.t.d.d . Pc

16
2. Seorang anak bernama Dino berusia 4 tahun dengan berat badan 15 kg, di bawa

oleh Ibunya ke Dokter dengan keluhan badan panas, gigi susunya bagian geraham

bawah berlubang besar, sakit dan gusinya berdarah. Dokter memberikan obat

Amoxicilin sirup 125 mg/5 ml sebanyak 2 botol dengan aturan pakai 3 kali sehari

2 sendok teh sesudah makan. Dan Paracetamol sirup 120 mg/5 ml sebanyak 1

botol dengan aturan pakai 3 kali sehari 1 sendok teh sesudah makan.

Penulisan resep :

R/ Amoxicilin syr 125 mg/5ml fls No II

S t dd cth II P.C

R/ Paracetamol 120mg/2ml fls No I

S t dd cth I P.C

BAB IV

17
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

18
Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

2006. Pedoman penggunaan obat bebas dan bebas terbatas. Departemen

Kesehatan RI : Jakarta

Diktat pratikum farmasi 2017 Universitas Baiturrahmah

Ikatan Apoteker Indonesia. 2016. Informasi Spesoalite Obat Indonesia Vol 50.

PT. ISFI Penerbitan : Jakarta

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang

Kesehatan Pasal 1. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 36. Sekretariat

Negara. Jakarta

Jas, Admar, 2009. Perihal Resep & Dosis. USU press, 1-3; 7-10, Medan.

19

Anda mungkin juga menyukai