Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FARMAKOLOGI

“Resep dan Singkatan Latin Pada Resep”

DOSEN PENGAMPU :

NOVIANTI ,S.ST,M.KEB

Disusun Oleh :

Nama : Yoanda Miftahul Jannati


NPM : F0G019007

PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2019/2020

i
DAFTAR ISI

COVER DEPAN...............................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Resep.........................................................................................................1

B. Bagian-bagian Dalam Tiap Lembar Resep.............................................................1

C. Penulisan Obat dalam Bahasa Latin dan Daftar Singkatan latin Resep............11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari Dokter, Dokter gigi, Dokter hewan kepada
Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien
sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku. Sedangkan berdasarkan Permenkes RI
Nomor 35 Tahun 2014 dan Nomor 58 Tahun 2014, Resep adalah permintaan tertulis dari
dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.

Resep elektronik adalah metode yang kuat untuk mencegah medication error yang
disebabkan oleh kesalahan interpertasi seperti pada resep yang ditulis tangan. Resep
elektronik dapat memastikan bahwa dosis, bentuk sediaan, waktu pemberian yang tertulis
adalah benar dan dapat juga mengetahui adanya interaksi obat, adanya alergi terhadap obat
tertentu dan kesesuaiannya dengan kondisi pasien misal pada pasien gangguan fungsi ginjal.

B. Bagian-bagian Dalam Tiap Lembar Resep

Dalam tiap lembar resep terdiri dari bagian- bagian yang disebut :

1. Inscripstio terdiri dari :

a. Bagian yang memuat nama dokter, alamat dokter, nomor SIK, tempat dan tanggal
penulisan resep.

b. Tanda R/ = recipe yang artinya ambilah, yang maksudnya kita diminta untuk menyiapkan
obat-obat yang nama dan jumlahnya tertulis di dalam resep.

2. Praescriptio terdiri dari :


a. Nama obat pokok yang mutlak harus ada, dan jumlahnya (remidium cardinale )
b. Bahan yang membantu kerja obat pokok (remidium adjuvans) tidak mutlak perlu ada
dalam resep.
c. Corrigens : bahan tambahan untuk memperbaiki rasa (corrigens saporis), warna (corrigens
coloris) dan bau obat ( corrigens odoris).
d. Corrigens : bahan tambahan untuk memperbaiki rasa (corrigens saporis), warna (corrigens
coloris) dan bau obat ( corrigens odoris).
1
e. Constituens / Vehiculum / Exipiens, merupakan zat tambahan atau bahan yang bersifat
netral dan dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk, sehingga menjadi obat yang
cocok. Contoh lactosum dalam puyer, aqua destillata dalam obat minum, sirup dalam elixir.
f. Cara pembuatan atau bentuk sediaan yang dikehendaki misalnya : Campur buatlah yang
ditulis dalam singkatan latin Mf pulv merupakan kepanjangan dari Misca fac pulveres yang
artinya campur buatlah puyer; Mf l a potio = Misca fac lege artis potio = campur buatlah obat
minum sesuai dengan keahliannya.

3. Signatura Signatura terdiri dari :

a. Aturan pakai (S = signa contoh S t dd p1 , tandai tiga kali sehari 1 bungkus)

b. Nama pasien dibelakang kata Pro : Marcela usia: 5 tahun, 20 kg Alamat : Rawamangun
Muka Barat no. 45 telp. 4258735. Penulisan alamat pasien akan memudahkan pihak apotek
dalam menelusuri tempat tinggal pasien bila terjadi masalah atau kesalahan dalam pelayanan
obat.

Bila menuliskan untuk pasien dewasa idealnya dituliskan Nyonya/Tuan. Bila resep untuk
hewan setelah kata Pro harus ditulis jenis hewan, serta nama pemilik dan alamat pemiliknya.

4. Subscriptio merupakan penutup bagian utama resep, ditandai dengan tanda penutup yang
ditandai dengan penutup dengan tanda tangan atau paraf dokter yang menuliskan resep
tersebut, yang menjadikan resep tersebut otentik. Untuk resep yang mengandung injeksi
golongan narkotika harus ditandatangani oleh dokter tidak cukup hanya dengan paraf dokter.
Resep – resep yang diterima apotek harus disusun berdasarkan nomor urut resep, tanggal
penerimaan dan disimpan selama 5 (lima) tahun. Bahan yang digunakan dalam
melaksanakan praktikum farmasetika adalah resep dokter yang berasal dari lapangan yang
telah ditulis kembali dengan pengetikan, sehingga mahasiswa dapat membaca :

a. nama- nama obat yang terdapat dalam resep,

b. jumlah/ berat/volume obat.

c. jumlah, aturan pemakaiannya.

d. nama pasien dan umurnya.

e. menghitung dosis obat.

2
f. mengambil dan menimbang bahan obat.

g. menyebut khasiat dan efek samping obat.

h. Menyebutkan golongan obat berdasarkan peraturan perundang-undangan.

i. menyelesaikan pembuatan obatnya.

j. menentukan warna etiket dan menuliskan aturan pemakaiannya.

k. menyerahkan obat kepada pasien dengan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
pasien.

Dalam pengalaman sehari hari kita melihat resep dokter yang berupa lembaran resep, berisi
nama dokter, alamatnya, tanda R/ dengan nama obat dan jumlahnya, nama pasien atauran
pakai dan paraf dokter yang seringkali sangat sukar dibaca sehingga membutuhkan
pengalaman yang cukup lama dilapangan untuk membaca resep seperti tersebut.

Semua penggantian dari obat paten ke obat generik harus seizin dokter penulis resep,
demikian pula sebaliknya, dalam hal ini harus diusulkan kepada pengawas (pengawas/dosen
pembimbing praktikum berperan sebagai dokter/apoteker/pasien). Resep, baru dapat diracik
setelah diperiksa kelengkapan resepnya dan dosis obatnya dihitung terlebih dahulu, bila dosis
obat terlalu sedikit (dosis kurang) maupun terlalu banyak (dosis berlebih) harus
dikonsultasikan kepada dokter. Dalam kegiatan praktikum dosis obat kurang/lebih
dilaporkan kepada pengawas, obat yang dosis kurang akan ditingkatkan atau obat yang
dosisnya tinggi akan diturunkan, tetapi bila pengawas tidak melakukan perubahan praktikan
harus meminta paraf pengawas, sebagai bukti praktikan telah melaporkan adanya kekurangan
atau kelebihan dosis. Setelah praktikan baru diiznkan meracik obat.

5. Resep yang mengandung obat narkotika

Untuk resep yang mengandung obat golongan narkotika (Codein, Dionin, Doveri) sesuai
dengan peraturan :

a. Tidak boleh diulang ( diberi tanda ne iter )

b. Bila ada obat golongan narkotika yang belum ditebus/diambil seluruhnya,maka sisa obat
dalam copy resepnya, hanya dapat ditebus pada apotek yang sama.

3
c. Resep yang diterima oleh apotek harus diperiksa dulu (diskrining/ditelaah) apakah resep
tersebut asli atau palsu, bila asli apakah telah lengkap bagian – bagiannya.

Sebelum obat ditimbang atau diambil sediaan jadinya, dicek kembali nama obat yang
diambil, apakah sudah benar. Biasanya ada tanda- tanda khusus yang ditulis dalam resep
misalnya bila obat harus diulang pengambilannya, atau bila obat dalam resep harus segera
disiapkan karena pasien sangat membutuhkan obat tersebut seperti: antidotum, obat luka
bakar dll. Bila obat dalam resep ingin diulang penggunaanya dua kali lagi maka pada resep
tertulis tanda Iter 2X, atau bila obatnya dinginkan segera maka ditulis ” Cito”, ” Statim”.
Karena banyak nama obat yang namanya hampir mirip bila kita kurang hati- hati
membacanya maka akan terjadi kesalahan dalam pengambilan obat. Contoh obat yang
namanya hampir mirip :

a. Resorcin dengan Resochin ( resorcin bersifat keratolitik/obat untuk obat luar dan Resochin
merupakan nama dagang dari Quinini fosfat yang berkhasiat sebagai obat malaria).

b. Acidum Salicylicum dengan Acidum Acetylsalicylicum (Acidum Salicylicum obat luar


yang bersifat keratolitik sedangkan Acidum Acetysalicylicum obat dalam yang mempunyai
khasiat analgetika dan antipiretika).

c. Quinini dengan Quinidini (Quinini merupakan obat malaria dan Quinidini obat
antiaritmia/obat jantung )

d. Nipagin dengan Antalgin ( Nipagin nama lain dari Methylparabenum sebagai bahan
pengawet dan Antalgin nama dagang dari Methampyron yang berkhasiat sebagai analgetika).

Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengambilan obat mahasiswa harus hafal
nama generik/nama resmi obat sesuai Farmakope, sinonim dan nama dagang obat.

Dr. Harry Subagio, SpA


JL. Madiun no. 15 Menteng Jakarta Pusat. Telp. 021 8415658
DU- 0378/B-40-11/08.89
Jakarta, 18-01-06
Longsef 0,250
Phenobarbital 15 mg
CTM 2 mg

4
Bromhexin 1 tab
Equal qs
Mf pulv. Dtd no. XV
S t dd p1 pc
Pro : Lupita ( 4 tahun )/ 13 kg
Umur : 4 tahun /20 kg
Alamat : Jl Bawal no. 3 Rawamangun
Jakarta Timur Telp. 021 8518964

Pada resep tersebut di atas obat dalam resep ada yang ditulis dengan nama dagang seperti
Lonsef, CTM, Equal dan ada juga yang ditulis dengan nama generik seperti Phenobarbital,
Bromhexin. Resep asli tidak boleh dikembalikan kepasien setelah obatnya diterima pasien.
Resep asli tersebut harus disimpan di apotek dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain
kecuali diminta oleh:
a. Dokter yang menulisnya atau yang merawatnya.
b. Pasien yang bersangkutan.
c. Pegawai (kepolisian, kehakiman, kesehatan) yang ditugaskan untuk memeriksa
6. Salinan Resep (Copy resep)

Copy resep atau turunan resep adalah salinan resep yang memuat semua keterangan obat
yang terdapat pada resep asli. Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum,
afschrtif. Menurut peraturan copy resep harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola
Apotek (APA), bila APA berhalangan melakukan tugasnya, penandatanganan atau
pencantuman paraf pada salinan resep dapat dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau
Apoteker Pengganti dengan mencantumkan nama lengap dan status Apoteker yang
bersangkutan. Pada kegiatan praktikum copy resep sudah tersedia dalam bentuk blangko
copy resep. Copy resep/salinan resep harus dibuat bila ada obat yang harus diulang
penggunaannya ( ada kata Iter ), selain itu copy resep harus dibuat bila:

a. Atas permintaan pasien /untuk bukti kepada instansi yang menjamin biaya kesehatan
pasien. b. Bila ada obat yang belum ditebus seluruhnya.

5
Pada copy resep nama obat disalin sesuai dengan resep aslinya, kecuali bila ada jenis obat
yang namanya/jumlahnya diganti sesuai dengan persetujuan dokter maka pada copy
resepnya ditulis nama dan jumlah obat yang sudah diganti.

Keterangan: Pasien Tn. Ang Yu Lie menerima resep dari dr. Riana Katamsi yang dapat
diulang pemberiannya 4X yang artinya pasien dapat menerima resep obat sebanyak 5X (satu
kali dari resep asli, dan 4 kali dari copy resep).

dr. Riana Katamsi


JL. Pulo Asem Raya no. 15 Jakarta Timur
DU- 0038/ B-54-13/04.76
Jakarta, 20 Maret 2016
ITER 4X Nitrazepam 4 mg
Laroxyl 4 mg
Lexotan 2 mg
Mf cap dtd no. X
S1 dd cap1 vesp
Pro: Tn. Ang Yu Lie

Copy Resep

Keterangan: Bila obat diserahkan kepada pasien pertama kali maka dibuat copy resep yang
pertama, kata iter 4X harus ditulis, dan kata detur orig (detur original) yang menyatakan obat
telah diserahkan sesuai dengan resep asli dari dokter. Selanjutnya pasien masih dapat
menebus 4 kali lagi.

Resep dari : dr. Riana Katamsi.


Tanggal : 26 Maret 2016
Untuk : Tn. Ang Yu Lie
Umur : dewasa
Iter 4X
Nitrazepam 4 mg
Laroxyl 4 mg
6
Lexotan 2 mg
Mf cap dtd no. X
S1 dd cap1 vesp
detur orig
Jakarta, 6 April 2016

Pcc
Tanda tangan/paraf
Pembuat copy resep
Stempel apotek

Copy Resep

Keterangan : Bila kemudian pasien menebus kembali obatnya, maka pada copy resep berikut
ditulis detur orig + 1X atau ditulis detur 2X

Resep dari : dr. Riana Katamsi.


Tanggal : 26 Maret 2016
Untuk : Tn. Ang Yu Lie
Umur : dewasa
Iter 4X
Nitrazepam 4 mg
Laroxyl 4 mg
Lexotan 2 mg
Mf cap dtd no. X
S1 dd cap1 vesp
detur orig + 1X
atau detur 2X
Jakarta, 16 April 2016

Pcc

7
Tanda tangan/paraf
Pembuat copy resep
Stempel apotek

Copy Resep

Bila kemudian pasien menebus kembali obatnya (copy resep diulang 2 kali), maka pada copy
resep berikut ditulis detur orig + 2X atau ditulis detur 3X

Resep dari : dr. Riana Katamsi.


Tanggal : 26 Maret 2016
Untuk : Tn. Ang Yu Lie
Umur : dewasa
Iter 4X
Nitrazepam 4 mg
Laroxyl 4 mg
Lexotan 2 mg
Mf cap dtd no. X
S1 dd cap1 vesp
detur orig + 2X
atau detur 3X
Jakarta, 26 April 2016

Pcc
Tanda tangan/paraf
Pembuat copy resep
Stempel apotek
Copy Resep

Keterangan: Bila kemudian pasien menebus kembali obatnya (copy resep diulang 3 kali),
maka pada copy resep berikut ditulis detur orig + 3X atau ditulis detur 4X

8
Resep dari : dr. Riana Katamsi.
Tanggal : 26 Maret 2016
Untuk : Tn. Ang Yu Lie
Umur : dewasa
Iter 4X
Nitrazepam 4 mg
Laroxyl 4 mg
Lexotan 2 mg
Mf cap dtd no. X
S1 dd cap1 vesp
detur orig + 3X
atau detur 4X
Jakarta, 6 Mei 2016

Pcc
Tanda tangan/paraf
Pembuat copy resep
Stempel apotek

Copy Resep

Keterangan: Bila kemudian pasien menebus kembali obatnya (copy resep diulang 4 kali),
maka pada copy resep berikut ditulis detur orig + 4X atau ditulis detur 5X Resep obat tidak
boleh diulang lagi, atau tidak perlu dibuat copy resepnya.

Resep dari : dr. Riana Katamsi.


Tanggal : 26 Maret 2016
Untuk : Tn. Ang Yu Lie
Umur : dewasa
Iter 4X
Nitrazepam 4 mg

9
Laroxyl 4 mg
Lexotan 2 mg
Mf cap dtd no. X
S1 dd cap1 vesp
detur orig + 4X
atau detur 5X
Jakarta, 16 Mei 2016

Pcc
Tanda tangan/paraf
Pembuat copy resep
Stempel apotek
C. Penulisan Obat dalam Bahasa Latin dan Daftar Singkatan latin Resep

 Penulisan Obat dalam Bahasa Latin

Beberapa kata dalam bahasa latin yang sering digunakan dalam penulisan resep (ada di
buku ilmu meracik obat)

misce fac (m.f) : Campur dan buatlah

da tales doses (d.t.d.) : Berilah sekian takaran – maksudnya adalah jumlah zat yang
ditulis pada resep, merupakan jumlah untuk 1 sediaan jadi
jika tidak terdapat d.t.d. di dalam resep maka, jumlah zat
yang ditulis pada resep, merupakan jumlah total untuk
seluruh jumlah sediaan yang diminta.
de die (d.d.) : sehari

cochlear (cochl.) : sendok makan

ad usum externum (ad us. ext.) : untuk pemakaian luar (seperti salep, gel, dll.)

ad usum internum (ad us. int.) : untuk pemakaian dalam (seperti sirup, suspensi, dll.)

adde (add.) : tambahkan

10
fac lege artis (f.l.a.) : buat menurut seni (dalam meracik obat sesuai keahlian
peracik
obat)
guttae (gtt.) : tetes

gargarisma (garg.) : obat kumur

haustus (haust.) : diminum sekaligus

mixtura (mixt.) : campuran

post coenam (p.c) : setelah makan

ante coenam (a.c.) : sebelum makan

mane (m) : pagi-pagi

meridiem (merid.) : tengah hari

ante meridiem (a.merid.) : sebelum tengah hari

vespere (vesp.) : malam

omni mane (o.m.) : tiap pagi

omni nocte (o.n.) : tiap malam

omni hora (o.h.) : tiap jam

omni hora cochlear (o.h.c.) : tiap jam 1 sendok makan

omni bihorio cochlear (o.b.h.c.): tiap 2 jam 1 sendok makan

periculum in mora (P.I.M.) : berbahaya jika ditunda – obat yang harus disediakan atau
diracik
segera, harus didahulukan terlebih dahulu. Penyebabnya bisa
karena orang keracunan, dll.
potio (pot.) : minuman

Recipe (R., Rp., Rcp.) : ambilah

signa (s.) : tanda

11
solutio (sol., solut.) : larutan

 Daftar Singkatan Latin Pada Resep

a, aa = tiap-tiap

accur. = seksama

add. = tambahkan

ad. us. ext. (ad usum externum) = dalam pemakaian luar

ad.us int. (ad usum internum) = dalam pemakaian dalam

ad. us prop. (ad usum propium) = untuk dipakai sendiri

adh. (adhibere ) = gunakan

applic. (applicatur) = digunakan

alt.hor. (alternis horis) = tiap jam

apt. (aptus) = cocok

a.c. (ante coenam) = sebelum makan

aur.dext. (a.d.) (auri dextrae) = telinga kanan

aur.lev. (a.l.) (aur laevae) = telinga kiri

aut (aut) = atau

aq bisdest (aqua bidestilata) = air suling 2 kali

aq comm (aqua communis) = air biasa

bid. (biduum) = waktu 2 hari

b.d..d (bis de die) = dua kali sehari

b.d.d.c (bis de die cochlear) = dua kali sehari sekian sendok makan

b.in.d (bis in die). = 2 kali sehari


12
cito = segera

c. (cochlear) = sendok makan (15 ml)

c.th (cochlear thea) = sendok teh (5 ml)

c.p (cochlear parfum/pulvis) = sendok bubur (8 ml)

cochleat (cochleatin) = sendok demi sendok

cc = cc / centimeter kubik

c.l.q.s. = jumlah secukupnya

caps.gel.el. = kapsul gelatin dengan tutup

cav = awas

caut (caute) = hati hati

cer (cera) = malam, lilin

col (cola) = menyari

conc (concentratus) = pekat

consp. (consperge) = taburkan

clysm. (clysma) = enema, lavemen

cois.comm. (communis) = biasa

d (dosi/dies/dexter) = takaran/hari/kanan

d.c. (durante coenam) = pada waktu makan

d.in.dim (da in dimio) = berikan separuhnya

d.in.2plo (da in duplo) = berikan 2 kalinya

d.in.3plo (da in triplo) = berikan 3 kalinya

d.d (de die) = sehari

4.d.d.c (quarter de die cochlear) = 4 kali sehari sekian sendok makan


13
5.d.d.c (quinquies de die ccochlear) = 5 kali sehari sekian sendok makan

d.s. (da signa) = berikan dan tulis

d.s.s.ven (de sub signo veneni) = berikan tanda racun

det (detur) = diberikan

dim (dimidio) = separuhnya

dtd (da tales doses) = berikan sekian takaran

dext. (dexter) = kanan

dil (dilutus) = diencerkan

dim. (dimidius) = separuhnya

div.in.p.aeq (divide in partes aequales) = bagilah dalam bagian yang sama

E.D. (expiration date) = tanggal kadaluarsa

e.d (eyes drops) = obat tetes mata

emuls = emulsi

e.m.p = sesuai dengan yang tertulis

ext.ut (externum utendum) = untuk dipakai diluar

f (fac, fiat, fiant) = buat. dibuat

filtr. (filtra) = saring

f.l (flores) = bunga

fol (folia) = daun

g (gramma) = gram

gtt. (guttae) = tetes

gutt.ad.aur. (guttae ad aures) = tetes telinga

gutta. (guttatim) = tetes demi tetes


14
h. (hora) = jam

h.v (hora vespertina) = malam

h.m (hora matutina) = pagi pagi

haust (haustus ) = diminum sekaligus

h.s (hora somni) = pada waktu mau pergi tidur

i.c. (inter cibus) = diantara waktu makan

i.d. (idem) = sama

I.A. (intra arterium) = suntikkan melalui pembuluh darah arteri

I.C (intra cutan) = suntikkan melalui lapisan kulit luar

I.M. (intra muscular) = suntikkan melalui bagian punggung (lumbal)

i.m.m. (in manum medici) = diserahkan dokter

I.V. (intra venous) = suntikkan melalui pem.darah vena

in. = dalam

in.d. = dari hari ke hari

inj.subc. = injeksi dibawah kulit/subkutan

instill (instilla) = teteskan

iter (iteratio/iteretur) = diulang

liq. (liquid) = cair

lot. (lotus) = dicuci

m (mane, misce) = pagi, campur

m.et v. (mane et vaspere) = pagi pagi dan malam

m.f (misce fac) = campur buat

merid (meridiem) = tengah hari


15
mixt. (mixtura) = campuran

ne iter (N.I) (ne iteretur) = jangan diulang

nedet (n.dt.) (ne detur) = tidak diberikan

ne repetatur = ne iter (ne iteretur) = tidak diulang

noct (nocte) = tengah malam

o.u = kedua mata

o.s. = mata kiri

o.d = mata kanan

o.h (omni hora) = tiap jam

o.h.c (omni hora cochlear) = tiap jam 1 sendok

o.b.h.c (omni bihorio cochlear) = tiap 2 jam 1 sendok

o.tr.h.c (omni trihorio cochlear) = tiap 3 jam 1 sendok makan

o.4.h.c (omnibus quatuor horis cochlear) = tiap 4 jam 1 sendok makan

o.5.h.c (omnibus quinque horis cochlear) = tiap 5 jam 1 sendok makan

o.1/4.h (omni quarta hora) = tiap 1/4 jam

o.m. (omni mane) = tiap pagi

o.n (omni nocte) = tiap malam

opt. (optimus) = sangat baik

p.d.sing. (pro dosi singulari) = untuk dosis tunggal

P.I.M (periculum in mora) = berbahaya bila ditunda

part.dol (parte dolente ) = pada bagian yang sakit

p.r.n. (pro re nata) = kadang kadang jika perlu

p.o. (per os) = secara oral


16
pil (pilula) = pil

pot. (potio) = minuman/larutan

p.c. (post coenam) = stelah makan

pulv. (pulvis/pulveratus) = serbuk

q. (quantitas) = banyaknya

q.s. (quantum satis) = secukupnya

R., Rp.,Rcp., (recipe) = ambillah

rec. (recens) = baru

reiter = dibuat ulangan baru

repetatur = iteretur = diulang

Rep.s (repetatur semel) = diulang sekali

Rep.bis (repetatur bis) = diulang 2 kali

s. (signa) = tanda

ss. (semis) = separuh

s.d.d.c (semel de die cochlear) = satu kali sehari sekian sendok makan

sol.,solut (solutio) = larutan

solv. (solve) = larut

statim = penting

sum. (sume) = untuk diminum

sup (super) = atas

t.d.d (ter de die) = 3 kali sehari

t.d.d.c (ter de die cochlear) = 3 kali sehari sekian sendok makan

ter in d. (ter in die) = 3 kali sehari


17
ter. (tere) = gosok

tct., tinct., tra., () tincture = tingtur

trit (tritus) = gerus

urgent = penting

u.c (usus cognitus) = pemakaian diketahui

u.e (usus externus) = dipakai untuk luar

u.i (usus internus) = dipakai untuk dalam

u.v (usus veterinarius) = pemakaian untuk hewan

vesp. (vaspere) = malam

vit.ov. (vittelum ovi) = kuning telur

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Resep adalah permintaan tertulis dari Dokter, Dokter gigi, Dokter hewan kepada
Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien
sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.Berdasarkan Permenkes RI Nomor 35
Tahun 2014 dan Nomor 58 Tahun 2014, Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau
dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Bagian- bagian yang
disebut: Inscripstio, Praescriptio, Signatura, Subscriptio. Resep yang diterima apotek harus
disusun berdasarkan nomor urut resep, tanggal penerimaan dan disimpan selama 5 (lima)
tahun.

Dalam kegiatan praktikum dosis obat kurang/lebih dilaporkan kepada pengawas, obat
yang dosis kurang akan ditingkatkan atau obat yang dosisnya tinggi akan diturunkan, tetapi

18
bila pengawas tidak melakukan perubahan praktikan harus meminta paraf pengawas. Setelah
praktikan baru diiznkan meracik obat. Bila obat dalam resep ingin diulang penggunaanya
maka pada resep tertulis tanda Iter atau bila obatnya dinginkan segera maka ditulis ” Cito”, ”
Statim”. Copy resep atau turunan resep adalah salinan resep yang memuat semua keterangan
obat yang terdapat pada resep asli.

Singkatan Latin merupakan singkatan kalimat bahasa latin dalam menuliskan aturan
penggunaan obat dalam resep, misal signa applicandum loco dolens yang artinya oleskan
pada tempat yang sakit cukup disingkat dengan s applic loc dol.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 1974. Ekstra Farmakope Indonesia, Jakarta.

Moh. Anief. 1987. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek Hal. 1-9; 20, 21, 22. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press

19

Anda mungkin juga menyukai