Anda di halaman 1dari 18

present Apotek

Simulasi
asi

SMK FARMASI SURABAYA


tahun pelajaran 2009I2010
Disusun
Kelas X-BOleh :
08//Camelia
10// Diah Yulianti

SMK FARMASI SURABAYA


Tahun Pelajaran 2009 – 2010
Bab 1: Perihal Resep
A. Pendahuluan dan Pengantar
Setelah seorang dokter menentukan diagnosa yang tepat, maka
selanjutnya berupaya melakukan penyembuhan dengan berbagai
cara. Tetapi pada umumnya menggunakan obat. Setelah dokter
menetapkan obat pilihan bagi penderita (personal drug), masih perlu
menetapkan memilihbentuk sediaannya (BSO) yang sesuai dengan
keadaan penderita (faktor penderita), tujuan pengobatan (faktor
penyakit), dan sifat obatnya (faktor obat). Kemudian baru dipesankan
dengan menulis resep yang baik dan rasional kepada apoteker
pengelola apotek (APA)
P-drug (personal drug) atau obat P (obat
pribadi) adalah kumpulan obat yang
disusun sendiri oleh dokter. Dengan
adanya daftar P-drug ini maka pemilihan
obat yang baik dan rasional dalam
praktik sehari-hari tidak perlu dilakukan
berulang-ulang.
a. Pendahuluan
Semakin sering digunakan obat tersebut akan semakin dikenal
khasiat, efek samping, serta manfaatnya bagi pasien. Umumnya
dokter hanya menggunakan 40-60 jenis obat setiap harinya, dengan
demikian penyusunan P-drug akan sangat membantu, sebab daftar
obat tersebut dipilih sendiri dengan cara yang rasional, dan akan
tersusun daftar obat esensial pribadi.
Konsep P-drug selain menyangkut farmakologi juga menyangkut
bentuk sediaan, dosis, dan lama pemberian.
Untuk memilih bentuk sediaan, perlu mengetahui boat-obat yang ada
dalam perdagangan. Untuk memesan obat tersebut kepada APA
perlu memahami tata cara penulisan resep.
Agar proses pengobatan lancar atau pengobatannya berhasil dan
obat dapat dilayani secara tepat dan relatif cepat, resepnya harus
baik dan benar (rasional).
Bab 1: Perihal Resep
B. Definisi dan Arti Resep
1. Menurut SK Menkes no. 922/Men.Kes/Per/X/1993, Bab I, pasal 1h
menyebutkan: resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter
gigi, dokter hewan kepada APA untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.
2. Howard C. Ansel, Ph.D. Seorang farmasis. “A prescription is an
order for medication by phsycian, dentist, veteranarian or other
propertly licenced medical practitioner. Prescription designate a
specific medication and dosage to be administered to a particular
patient at a specific time. The prescription order represent a
professional relationship between the prescirber, pharmacist and
patient”.
3. Burnhard Fantus, seorang farmakolog/ahli farmakologi Amerika.
“The prescription is the key stone to the whole arch of therapeutic
endeavour. It rests on the diagnosis and prognosis of the case on
the one sie and the physician knowledge of the pharmacology and
therapeutics on the other. Any weakness on either side of the arch
reflects itself in the setting of the keystone.
b. Definisi dan Arti Resep
Maka kesimpulannya:
Definisi Resep:
Resep adalah pesanan/permintaan (tertulis) dari dokter, dokter gigi,
dokter hewan dan praktisi lain yang berizin, kepada APA untuk
menyediakan/membuatkan obat dan menyerahkannya kepada
penderita.
Arti Resep:
Resep merupakan sarana komunikasi profesional antara dokter
(penulis resep), APA (penyedia/pembuat obat), dan penderita (yang
menggunakan obat).
Nb:
Agar resep dilayani secara tepat dan relatif
cepat maka harus lengkap dan
jelas/komunikatif.
b. Definisi dan Arti Resep
Berikut skema hubungan antara Dokter – APA – Penderita dan
tugasnya:
Resep

Keluhan
Dokter Penderita
Terampil Menyampaikan keluhan
menentukan yang lengkap dan jels
- Diagnosis dan disiplin terhadap:
- Terapi dan - Petunjuk dokter
Mampu - Petunjuk APA
APA
menulis/menyusun
resep yang baik Terampil:
dan rasional - Mampu membaca resep/
koreksi resep.
- Menyerahkan obat dan
- Membuat
obat/menyediakan obat
b. Definisi dan Arti Resep

Turunan resep/copy resep dapat digunakan


sebagai ganti resep misalnya bila sebagian obat
belum diambil. Maka resep asli diganti dengan
copy resep untuk mengambil yang sebagian
tersebut.
Kecuali itu copy resep juga dapat diperlukan
dalam Askes (Asuransi Kesehatan).
Yang berhak minta copy resep adalah dokter
penulis resep, penderita, petugas kesehatan atau
petugas lain yang berwenang menurut peraturan
perundang-undangan.
Bab 1: Perihal Resep
C. Tata Cara Penulisan Resep
Resep yang lengkap menurut SK Menkes RI No.
26/Menkes/Per/1981, Bab III ps. 10 memuat:
1. Nama, alamat, dan nomor surat izin praktek dokter.
2. Tanggal penulisan resep.
3. Nama setiap obat/komponen obat.
4. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
5. Tanda tangan/paraf dokter penulis resep.
6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat
yang jumlahnya melebihi dosis maksimum.
Atau dapat dibedakan 4 bagian:
1. Inscriptio: bahasa latin yang artinya alamat, isinya identitas dokter,
tempat dan tanggal penulisan resep, serta tand R/ sebelah kiri
(pembuka resep/invocatio).
2. Praucriptio: bahasa latin yang artinya perintah atau pesanan atau
merupakan inti resep, ialah bagian resep yang pokok, terdiri dari
nama obat, BSO, dan dosis obat.
3. Signatura: bahasa latin yang artinya tanda. Ialah tanda yang harus
ditulis di etiket obatnya. Terdiri dari nama penderita dan petunjuk
mengenai obatnya (cara pemakaian).
4. Subsriptio: bahasa latin yang artinya tanda tangan atau paraf.
C. Tata cara penulisan resep

Masing-masing bagian mempunyai kegunaan penting, karena itu


resep tidak lengkap akan mengganggu kelancaran penyediaan obat.
Resep yang jelas adalah yang tulisannya terbaca misalnya nama obat
harus ditulis jelas karena banyak obat yang tulisannya/bunyinya
hampir sama, sedangkan isi dan khasiatnya berbeda.
Misalnya: Daricon - Darvon
Digitoxin - Digoxin
Doriden - Doxidan
Kanaycin - Kanemycin
Resep benar/rasional yaitu resep yang
memenuhi 6 tepat, yaitu sebagai berikut:
Setelah diagnosanya tepat maka
kemudian memilih obatnya tepat sesuai
dengan penyakitnya diberikan dengan
dosis yang tepat dalam bentuk sediaan
yang tepat, diberikan pada waktu yang
tepat dengan cara yang tepat untuk
penderita yang tepat.
Bab 1: Perihal Resep
D. Bahasa dalam Resep
Dalam menulis resep, bahasa yang dipergunakan adalah bahasa
negeri sendiri atau bahasa latin. Bahasa latin sampai saat ini masih
digunakan dalam menulis resep khususnya pada bagian signatur,
karena bahasa latin mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
1. Bahasa latin merupakan bahasa yang statis/mati, dimana tidak
mengalami perkembangan/perubahan. Hal ini menjamin tidak akan
ada salah tafsir sepanjang zaman.
2. Bahasa latin merupakan bahasa dunia untuk IKNI sehingga apabila
resep ditulis dengan bahasa latin oleh siapapun dan dimanapun
selalu akan dilayani secara tepat/dimengerti oleh yang terkait
(APA).
3. Nama obat ditulis dengan bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir
(salah obat).
4. Bahasa latin dapat merahasiakan sesuatu untuk kepentingan
penderita. Singkatan bahasa latin sering digunakan pada bagian
signatura.
Bab 1: Perihal Resep
Pengertian Obat dan Dosis dalam Resep
Perihal Obat.
Dalam menggunakan dan atau memesan suatu obat perlu adanya
pengertian obat secara umum dan menurut UU serta pengertian obat
kombinasi dan pengertian derivat-derivat obat disamping ilmu khasiat
obat dan farmakoterapinya.
Tata cara pemesanan obat/menulis resep untuk beberapa macam
obat berbeda. Perbedaan itu didasarkan atas adanya beberapa
macam golongan obat. Obat dapat dibedakan dalam 4 golongan
menurut peraturan perunang-undangan:
1. Golongan obat narkotika. Contoh: morfin, codein.
2. Golongan obat keras.
2.1 Obat keras tertentu (OKT). Contoh: Drazepam.
2.2 Obat keras. Contoh: Antibiotika
2.3 Obat keras wajib apotek (OWA). Contoh: Alat kontrasepsi.
3. Golongan obat bebas terbatas. Contoh: CTM tablet.
4. Golongan obat bebas. Contoh: Vitamin C tablet.
Bab 1: Perihal Resep
Ketentuan lain dalam pengambilan obat:
1. Golongan obat narkotika, harus
dengan resep dokter. Untuk morfin dan
pethidir harus ditandatangani dokter,
sedang untuk yang lain cukup dengan
paraf saja.
2. Golongan obat keras dan OKT, harus
dengan resep dokter.
3. Golongan obat bebas terbatas, obat
bebas, dan OWA bisa diperoleh tanpa
resep dokter.
Bab 1: Perihal Resep
Fungsi Obat
Fungsi obat dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:
1. Remedia Cardinale, adalah obat yang berfungsi untuk
menyembuhkan penyebab terjadinya sakit. Obat ini disebut obat
pokok/utama. Contohnya adalah antibiotik untuk infeksi, INH untuk
TBC, Chloroquin untuk malaria.
2. Remedia Adjuvantia adalah obat tambahan yang membantu untuk
kesembuhan biasanya termasuk obat-obat sintomatik. Misalnya
anti piretik menghilangkan gejala panas (parasetamol), antalgin
untuk pusing, lasix untuk osedem (penyakit jantung).
Fungsi obat:

3. Remedia corrigensia (R.C) adalah obat yang berfungsi untuk


memperbaiki obat yang diberikan. Ada 4 macam yaitu:
a. R.C Actionis: memperbaiki kerja R. Cardinale.
contoh: vitamin C untuk memperbaiki obat Forro Sulfat (penyakit
anemia). Forro sulfat akan mudah teroksidasi menjadi ferri sulfat
yang sukar diabsorsi. Disini vit C sebagai reduktor.
b. R.C Saporis: obat tambahan untuk memperbaiki rasa. Contoh:
untuk obat yang pahit dapat ditambahkan saccharin dalam
bentuk pulveres atau sirupus simplex untuk obat minum.
c. R.C Odonis: obat tambahan untuk memperbaiki/menutupi bau
yang tidak enak. Contoh: 01 Rosarum, 01 Lavandula (menthol
pipesitae)  juga termasuk R.C Saporis.
d. R.C Coloris: dalam praktik jarang digunakan untuk resep racikan.
Contoh: caramel untuk minuman, carminum untuk pulveres.
4. Remedia Constituen adalah obat yang berfungsi sebagai pelarut
(vehiculum/sebagai pengisi). Contoh: pelarut, aquadest untuk obat
minum. Sebagai pengisi/pembawa. Contoh: Saccharum lactis (S.L)
untuk pulveres. Vaselin untuk salep, Ol. Cacao untuk sypositosia
dan lain-lain.
Bab 1: Perihal Resep
Dosis Obat
Yang dimaksud dengan dosis suatu obat adalah dosis pemakaian
sekali, per oral untuk orang dewasa, kalau yang dimaksud bukan
dosis tersebut diats harus dengan keterangan yang jelas.
Contoh: pemakaian sehari-hari, dosis untuk anak, dosis per injeksi dst.
Keterangan :
(DT) Dosis Terapi:
Dosis yang tertulis dalam resep yang dapat menyembuhkan untuk
penderita tersebut (individual).
(DL) Dosis Lazim:
Dosis lazim adalah dosis yang lazimnya dapat menyembuhkan. DL
tercantum pada literatur dan dalam menulis resep digunakan untuk
pedoman dalam menentukan DT.
(DM) Dosis Maksimum:
Dosis maksimum adalah dosis/takaran maksimum/terbanyak yang
dapat diberikan (berefek terapi) tanpa menimbulkan bahaya.
Fungsi obat:

Berikut macam-macam rumus untuk menghitung dosis maksimum


anak:
w
1. Rumus Clark : DM anak = x DM dewasa
70
n
2. Rumus Young : DM anak = x DM dewasa
n + 12
n
3. Rumus Dilling : DM anak = x DM dewasa
20

NB : w = Weights (berat badan)


n = Umur
Dengan membahas
“PERIHAL RESEP”
dari kelompok kami Kelas X-B
SMK FARMSI Surabaya,
terima kasih……..

Anda mungkin juga menyukai