Anda di halaman 1dari 63

Resep

Oleh : Triyani Sumiati,MSi.Apt

1
 Surat permintaan tertulis dari DOKTER,
DOKTER GIGI, DOKTER HEWAN kepada
Apoteker Pengelola Apotek untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi
penderita sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(SK Menkes No. 922/Men.Kes/Per/X/1993).

 Termasuk juga alat kesehatan

2
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada Apoteker untuk
membuat dan atau menyrahkan obat kepada pasien

Bagian-bagian dalam resep adalah :


1. Nama; alamat dan Nomor ijin Dokter
2. Tanggal penulisan resep ( inscriptio )
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Nama setiap obat atau
komposisi obat ( Invocatio )
4. Aturan pemakaian obat yang tertulis ( sigantura )
5. Tanda tangan dokter (penulis resep ) sesiau undang-undang yang
berlaku ( subcriptio )
6. Jenis hewan or nama pasien dan alamatnya
7. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang
jumlanya melebihi dosis maksimal
1. Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pada
hewan.
2. Resep yang mengandung narkotika harus ditulis tersendiri yaitu
- Tidak boleh ada iterasi
- Ditulis nama pasien tidak boleh m.i
- Alamat dan signatura yang jelas
- Tidak boleh ditulis s.u.c
3. Untuk pasien yang segera memerlukan obat maka dokter menulis di
bagian kanan atas resep : cito, statim, urgent or PIM M/periculum
in mora (berbahaya bila ditunda)”, dan harus didahulukan dalam
pelayanannya.
4. Apabila dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras
tanpa sepengetahuannya diulang, dokter akan menulis tanda N.I
4
5. Resep p.p adalah resep pro paurere artinya resep untuk
orang miskin, ditandai agar apotek dapat meringankan
masalah harga obatnya, bila dapat gratis
6. Yang berhak meracik obat or melayani resep :- Apoteker
dan AA dibawah pengawasan Apoteker

7. Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan


pada hewan.

8. Dokter gigi diberi izin untuk menulis segala macam obat


dengan cara parenteral (injeksi) atau cara-cara pemakaian
lain, khusus untuk mengobati penyakit gigi dan mulut.

9.Pada resep asli yang diberi tanda ”n.i”/ne iteratur (tidak


boleh diulang), maka apotek tidak boleh mengulangi
penyerahan obat atas resep yang sama

5
- harus ditulis tersendiri
- tidak boleh ada iterasi (ulangan)
- dituliskan nama pasien, tidak boleh m.i/mihi
ipsi atau u.p/usus propius (untuk pemakaian
sendiri)
- alamat pasien ditulis dengan jelas
- aturan pakai (signa) ditulis dengan jelas, tidak
boleh ditulis s.u.c /signa usus cognitus (sudah
tahu aturan pakai)

6
 “Dokter”  dlm batas-batas pengobatan
penyakit manusia
 “Dokter Gigi”  dlm batas pengobatan
penyakit mulut & gigi manusia
 “Dokter Hewan”  dlm batas pengobatan
pada hewan

Yang Berhak Membuat & Meracik Obat?


“Apoteker & Asisten Apoteker”, dibawah
pengawasan Apoteker

7
 Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab
APA.
 Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan
tanggung jawab dan keahlian profesinya yang
dilandasi pada kepentingan masyarakat.

 Apoteker tidak diizinkan mengganti obat generik yang


ditulis di dalam resep dengan obat paten.

 Bila pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di


dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan
dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat.

8
Penderita
Dokter
keluhan
Menyampaikan keluhan yg
Terampil menentukan: lengkap & jelas dan disiplin
- Diagnosis thd:
- Terapi & mampu menulis - Petunjuk dokter
resep yg baik dan rasional - Petunjuk APA

APA

Terampil:
- Mampu membaca /koreksi resep
- Menyerahkan obat
- Membuat/menyediakan obat

9
 Resep ditulis dalam rangka memesan
obat untuk pengobatan penderita,

 maka isi resep merupakan refleksi


proses pengobatan, dan utk
keberhasilan itu resep harus benar &
rasional.

10
 Ditujukkan ke apotik  APA

 Ditujukkan pada Depo Obat Hewan  oleh


Dokter Hewan Penanggung jawab Depo Obat
Hewan dan atau Apoteker penanggung Depo
Obat Hewan.

 Dengan demikian bila Resep ditunjukkan ke


Apotik maka drh hrs mengikuti aturan Depkes
dan atau UU Kedokteran serta aturan BPOM.
Bila ditujukan pada DOH, drh hrs mengikuti
aturan dari DEPTAN RI atau PDHI
11
Dr EDWINA
Praktek Umum
SIP : No.03 / tahun 2006
Alamat : Jln Ganting II No 16 Padang
1. Prescriptio
Telp : 0751890114
Praktek Senin – Jumat
Jam 17.00 - 19.00
Padang, 17-5-2006
2. Supercriptio R/
Paracetamol 100 mg
3. PraesCriptio Tab CTM ¼
Tab Bisolvon No I
SL q s
m f pulv d t d No XV
StddpI
Paraf / T T 4. Subcriptio
Pro : Nadia
5. Signature
Umur : 2 th
Alamat : Jln Proklamasi No 17Padang
 (Alamat) memuat :
- identitas dokter; nama dokter, no ijin praktek,
alamat tempat praktek dan no telepon.
- bagian tsb diatas harus ditutup dgn suatu garis
- Huruf dan font yang digunakan penulisan merujuk
Internasional yaitu Huruf Arial dan Font 12, dengan

warna hitam.
- nama kota & tanggal saat penulisan resep
- termasuk tanda R/

13
 (Perintah, pesanan) memuat :
- nama bahan obat & obat dan atau alat-alat
kesehatan
- jumlah masing masing obat
- dosis
- bentuk sediaan obat yang akan dibuat

 merupakan bagian yg mjd inti resep

14
 Bahan obat atau obat sesuai fungsinya:
- Remidium cardinale
 bahan aktif obat
- R. Adjutiva
 bhn tambahan membantu kerja
obat utama
- R. Corringensia
 memperbaiki rasa, bau & warna
- R. Constituen
 vehiculum sbg bahan pembawa
15
 (tanda) ; tanda yang harus ditulis pada etiket
obatnya.
 (tanda) memuat;
- aturan pakai obat
- penutup resep (#)
- identitas pasien (manusia, hewan, umur dan
berat)
- pemilik hewan (nama pemilik, alamat)

16
 Pengesahan
 Paraf atau tanda tangan dokter harus jelas.
Dapat dibedakan dengan jelas mana paraf
atau tanda tangan dokter.

17
 Mengikuti prinsip-prinsip pengobatan,
“Maximum Asclepiades” , yaitu ;
- Tuto (aman)
- Cito (cepat)
- Curare
- et Jucunde (menyenangkan)
 Prinsip pengobatan yang logis dan
bertanggung jawab

18
 Blanko ideal kertas resep umumnya 10-12 x
15-20 cm
 Warna kertas resep putih.
 Penyimpanan resep di apotik selama 3 tahun
(SK Menkes RI No.:280/menkes/sk/v/1981),
setelah itu boleh dimusnahkan disaksikan
oleh wakil dari kanwil / dinkes dan membuat
laporan / berita acara pemusnahan.

19
 Penyimpanan resep di Depo Obat Hewan,
pada dasarnya belum ada aturan berapa
tahun harus disimpan, namun sebaiknya
disimpan antara 7-8 th.
 Masing-masing bagian resep mempunyai
kegunaan penting oleh karenanya resep harus
lengkap,
 bila tidak akan mengganggu kelancaran
penyediaan obat.

20
 Resep harus rasional,
 jelas tulisannya terbaca,
 nama obat ditulis dengan benar dan
lengkap/sempurna,
karena banyak obat yg tulisan dan bunyi
bacaannya hampir sama tetapi memiliki
khasiat berbeda, krn bila tjd kesalahan
dpt merugikan atau bahkan mengakibatkan
hal-hal berbahaya bagi penderita.

21
 Setelah diperoleh diagnosa yg tepat
kemudian memilih obatnya yang tepat
sesuai dgn penyakitnya diberikan dosis yang
tepat dalam bentuk sediaan yang tepat,
diberikan pada waktu yang tepat dengan
cara yang tepat untuk penderita yang
tepat.

 Suatu resep benar atau disebut rasional bila


memenuhi hal-hal tersebut diatas (6 tepat).
22
 Tepat Indikasi
- ada indikasi obat thd px yg diderita/
manfaat terapi
 Tepat Pemilihan Obat
- Efektif, kemanfaatan & keamanan terjamin
- Resiko pengobatan kecil
- obat yg diberikan bermutu & mudah didapat,
ekonomis
- sesedikit mungkin kombinasi
 Tepat Dosis
- dosis sesuai dg kondisi pasien
- bila perlu lakukan individualisme dosis
 Tepat Rute & Cara Pemberiannya
- pertimbangan farmakokinetika obat
 Waspada Efek Samping Obat (ESO)

23
 Penulisan resep umumnya menggunakan bahasa negeri
sendiri dikombinasi dengan bahasa latin.
 Bahasa latin mempunyai beberapa keuntungan;
1. Bahasa latin mrpkan bahasa mati/ statis, tdk
mengalami perkembangan/ perubahan, ini
menjamin tidak akan ada salah tafsir sepanjang
zaman (menghindari dualisme pengertian)
2. Bahasa latin mrpkn bahasa internasional dlm
bidang science, kedokteran dan bidang lain terkait
termasuk obat-obatan.
3. Bahasa latin dapat merahasiakan sesuatu utk
kepentingan penderita (penjagaan privasi klien
sbg pemilik hewan pasien)
24
4. Bahasa universal, bahasa mati, bahasa medical
science
5. Menjaga kerahasiaan
6. Menyamakan persepsi (dokter dan apoteker)

25
1. m.f = Misce Fac = Buatlah 
2. pulv = Pulvis = Serbuk 
3. dtd = Da Tales Dosis = Sesuai Dosis 
4. No. XC = Nomero XC = Banyaknya 90 
5. da in caps = Da In Capsule = Buat dalam bentuk Kapsul
6. m.f.pulv.dtd.no.XV = misce fac pulveres da tales dosis nomero XV=
campur dan buatlah serbuk bagi sejumlah dosis dengan jumlah
15
7. s.up = signa usus propius =tandailah untuk pemakaian sendiri
8. s.p r = signa pro renata = tandailah untuk pemakaian sendiri
9. s. u. c = signa usus kognitis = tandailah untuk pakaian yan
diketahui

26
10. s.b.d.d.gt.I.o.d.c = signa bis di die guttae unam occular
dextro et sinester = tandailah dua kali sehari satu tetes
pada mana kanan dan kiri
11. s.i.m.m= signa in manus medici = tandai lah serahkan
ke tangan dokter
12. s.s.d.d.tab.I.d.c = signa semel de die tabula unam
durante coenam = tandailah satu kali sehari satu tablet
saat makan.
13. m.d.s.pulvis adspersorius zinci adipatus =
14. s.u.e = signa usus externus = tandailah untuk
pemakaian luar
15.s.q.d.d.c=signa quadra de die durante coenam-
tandailah empat kali sehari saat makan
16. s.4.d.d.Ic.p =signa quadra de die cochlear pultis unam=
tandailah 4 kali sehari satu sendok bubur
27
17.s. b.d.d.cth=signa bis de die cochlear thea =
tandailah 2 kali sehari satu sendok teh
18. s.m et v.1 supp = signa mane et vespere unam
suppositoria =tandailah pagi dan sore satu
suppositoria
19. s.3.d.d.IP = signa ter de die unam
pulveres=tandailah tiga kali sehari 1 serbuk
puyer.
20. m.d.s.b.d.d.50 cc=mise da signa bis de die 50
cc = campur dan buatlah 2 kali sehari 50 cc.
21. d.t.d= da tales doses = berikan dalam dosis
demikan
22. dep. depuratus = murni
28
23. d.s = da signa = berikan dan tulis
24. div.in.p.aeq=divide in partes aequalis= bagi
dalam bagian bagian yagn sama
25. h.s=hora somni=waktu tidur
26. h.m=hora matutina=pagi hari
27. h.v=hora vesperlina=malam hari
28.haust.=haustus=diminum sekaligus
29. i.m.m=in mane medici berikan pada dokter
30. intr.d.sum = intra diem
sumerclum=digunakan dalam satu hari

29
31. iter.=iteratur=untuk diulang
32. l.a.=lege artis = menurut aturan
33. lag.gutt.=lagena guttatoria=botol tetes
34. lav.ophth=lavernentum opthalmicum=larutan
pencuci mata
35. loc.dol=locus dolens-tempat yang nyeri
36. m.p = made prescriptio=seperti yang tertulis
37. mod.praescr=modo praescripto =sesuai aturan
38. N=nocte=malam hari
39. ne det=ne detur = tidak diberikan

30
40.p.m=post meridiem
41. p.i=pro injectio=untuk suntikan
44. o.h=omni hora=tiap jam
45. o.b.h.c=omni bihorio cochlear=tiap 2 jam 1
sendok makan
46. o.m=omni mane=tiap pagi
47. oris = oris =mulut
48. p.i.m=periculum in mora=bahaya bila ditunda
49. p.r.n=pro re nata=bila perlu

31
 a.c.= ante coenam =Sebelum makan
 d.c =.durante coenam=Pada waktu makan
 p.c.=post coenam=Setelah makan
 a.p=.ante prandium=Sebelum sarapan pagi
 s.d.d.=semel de die=Sekali sehari
 b.d.d.=bis de die=Dua kali sehari
 t.d.d.=ter de dir=Tiga kali sehari
 q.d.d=quarter de dir=Empat kali sehari
 u.p=usus propius=Untuk dipakai sendiri
 u.c=usus cognitus=Cara pakai sudah diketahui
 C atau cochl=.cochlear=Sendok makan (15ml)
Kadang tertulis C.besar
32
 C.thcochlear theaeSendok the, Ukuran 5 ml
 q.squantum satisSecukupnya
 d.t.dda tales dosesBerikan dalam dosis
demikian
 d.i.dda in dimidioBerikan setengahnya
 citocitoSegera
 pulv.pulvisSerbuk
 caps.capsuleKapsul

33
Contoh Resep :
Dr. Widodo, Sp.D
Jl. Kemerdekaan No. 40 B Yogyakarta
SIK : KP. 01.04.1.5.870

Tanggal, 14 Mei 2015


R/. PCT 500 mg No. V
Amoxicillin 500 mg No. V
CTM No. V
SL qs
M.f. pulv No. X
S 3 dd pulv I

Pro : Doni ( 8 Th )
Alamat : Gandekan lor No. 45 A
Dokter : Drh. Ayu
Izin : No.007/Disnak-Bali/2006
Alamat : Jl. Sudirman No.1
Tlp. : 252525

Denpasar, 7 Juli 2015


R/ Amoxyl caps I
Panadol tab ½
Luminal mg 10
Vit B Comp tab ½
m.f.dtd.no.XX
S.3.dd.pulv I
#
Pro : Anjing
Pemilik : Bejo
Umur : 2 tahun
BB : 10 kg
Alamat : Jl. Bali No. 2

35
 Apograph = Resep Salinan (kopi resep)
 Suatu Apograh dibuatkan oleh apotek atas:
1. Permintaan dokter : kalau ada tanda iteretur
pada resep orisinil.
Tanda “iter 1x” artinya resep itu blh diulang
sekali lagi tanpa resep baru dari dokter, dan
sebaliknya tanda “NI = ne iteretur” : tidak
boleh diulang
2. Permintaan pasien atau client, misal untuk
claim asuransi atau permintaan obat ulangan

36
 Pada copy resep ada informasi mengenai
identitas apotik yang mengeluarkan salinan
resep
 Khusus obat daftar O, copy resep hanya bisa
dipakai pada apotik yg mengeluarkan copy
resep dan untuk mencari/membeli sisa obat

37
- Semua keterangan yang terdapat dalam resep
asli
- Nama dan alamat apotek
- Nama dan nomor Surat izin pengelolaan
apotek
- Tanda tangan atau paraf APA
- Tanda det atau detur untuk obat yang sudah
diserahkan; tanda nedet atau nedetur untuk
obat yang belum diserahkan
- Nomor resep dan tanggal peresepan

38
 Salinan resep harus ditandatangani oleh APA
(bila tidak ada dilakukan oleh
apoteker pendamping, asisten apoteker kepala,
apoteker supervisor atau apoteker pengganti
dengan mencantumkan nama terang dan
status yang bersangkutan).
 Resep/salinan resep harus dirahasiakan.
 Resep/salinan resep hanya boleh diperlihatkan
kepada dokter penulis resep atau yang
merawat penderita, penderita yang
bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas
lain yang berwenang menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

39
 Apotek dilarang melayani salinan resep yang
mengandung narkotika, walaupun resep tersebut baru
dilayani sebagian atau belum dilayanai sama sekali
(untuk mencegah kemungkinan penyalahgunaan
blanko-blanko salinan resep).
 Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian
atau belum dilayani sama sekali, apotek boleh
membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut
hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep
aslinya.
 Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter
tidak boleh dilayani sama sekali (dokter tidak boleh
menuliskan iter untuk resep yang mengandung
narkotika).
 Resep dari luar propinsi harus mendapat persetujuan
dari dokter setempat.
40
 Menurut Permenkes No.922 th 1993, Kepmenkes No.
1332 th 2002 (Ketentuan dan tata cara pemberian izin
apotek) dan Kepmenkes No.1027 th 2004 (Standar
pelayanan kefarmasian di apotek), resep adalah
permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter
hewan kepada apoteker (APA) untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi penderita/pasien sesuai per-UU
yang berlaku.

 Menurut Kepmenkes No.900 th 2000 (Registrasi dan


praktek bidan), bidan boleh menuliskan permintaan
kepada apoteker tentang kebutuhan obat tertentu untuk
pasien dengan menggunakan lembaran permintaan
obat.
41
 Paraf digunakan setiap mengakhiri
penulisan resep

 Tanda tangan mutlak dipakai pada Penulisan


resep yang mencantumkan obat
golongan narkotika

(Menurut aturan DEPKES)

42
dr. Anjasmara
SIP : DU. 102/1278
Alamat : Jl Mawar No. 23 Yogyakarta
Telp. (0274) 555444
Yogyakarta, 18 Feb 2009

R/ Amoxicillin caps mg 500 No XII


S t d d caps I
Ф

R/ Parasetamol syr 200 mg/5 ml Fl I


S p r n Cth I
Ф

R/ Aneurin Hcl mg 10
Piridoxin Hcl mg 5
M f pulv dtd No X
S 1 d d pulv I
Ф

R/ Unguentum 2-4 10
Sue
Ф
Pro : Zakiya Umur : 5 th
Alamat :Jl Kamboja No.7

10/13/20 43
Dr. Arraihana
SIP : DU/27/I/2005
Alamat : Jl Harum 01 Yk
Telp. 081555666777
Yogyakarta, 18 Feb 2009

Iter 3x
R/ Isoniazid mg 100
Piridoxin mg 5
Rifampicin mg 300
M f pulv dtd No XV
Ђ

R/ Curcuma Syr Fl I
S s d d Cth I
Ђ

Pro : Annie (5 th)


Alamat : Jl Seroja 5 Yk

10/13/20 44
Dr. Arraihana
SIP : DU/27/I/2005
Alamat : Jl Harum 01 Yk
Telp. 081555666777
Yogyakarta, 18 Feb 2009

R/ Isoniazid mg 100
Iter 3x Piridoxin mg 5
Rifampicin mg 300
M f pulv dtd No XV
Ђ

R/ Parasetamol syr 200 mg/5 ml Fl I


S p r n Cth I
Ђ

Pro : Annie (5 th)


Alamat : Jl Seroja 5 Yk

10/13/20 45
APOTEK ”MAWAR”
SIA : 123/DKK/2004
Jl. Melati No.1 Yogyakarta
Telp. (0274)

Apoteker Pengelola Apotek : Mawar, S.F, Apt.


SP : Kp. 1.3.1234
Yogyakarta, 18 Feb 2009

SALINAN RESEP

Dari dokter :Anjasmara


Untuk : Zakiya (5 th)
Tanggal : 18 Feb 2009 No. :1

R/ Amoxicillin caps mg 500 No XII


S t d d caps I
det

R/ Parasetamol syr 200 mg/5 ml Fl I


S p r n Cth I
det

R/ Aneurin Hcl mg 10
Piridoxin Hcl mg 5
M f pulv dtd No X
S 1 d d pulv I
det
PCC
ξ

10/13/20 46
APOTEK ”MAWAR”
SIA : 123/DKK/2004
Jl. Melati No.1 Yogyakarta
Telp. (0274)

Apoteker Pengelola Apotek : Mawar, S.F, Apt.


SP : Kp. 1.3.1234
Yogyakarta,18 Feb 2009

SALINAN RESEP

Dari dokter :Arraihana


Untuk : Annie (5 th)
Tanggal : 18 Feb 2009 No. :2

Iter 3x
R/ Isoniazid mg 100
Piridoxin mg 5
Rifampicin mg 300
M f pulv dtd No XV
Det orig

R/ Curcuma Syr Fl I
S s d d Cth I
Det orig
PCC
ξ

10/13/20 47
APOTEK ”MAWAR”
SIA : 123/DKK/2004
Jl. Melati No.1 Yogyakarta
Telp. (0274)

Apoteker Pengelola Apotek : Mawar, S.F, Apt.


SP : Kp. 1.3.1234
Yogyakarta,18 Feb 2009

SALINAN RESEP

Dari dokter :Arraihana


Untuk : Annie (5 th)
Tanggal : 18 Feb 2009 No. :2

R/ Isoniazid mg 100
Iter 3x Piridoxin mg 5
Rifampicin mg 300
M f pulv dtd No XV
Det X

R/ Parasetamol syr 200 mg/5 ml Fl I


S p r n Cth I
Ne det
PCC
ξ

10/13/20 48
Dr. Salama
SIP : DU/14/XI/2007
Alamat : Jl Selamat 02 Yk
Yogyakarta, 18 Feb 2009

R/ Bactrim susp. Fl I
Adde Primperan tab No X
Paracetamol 3
S t d d 5 ml

R/ Lc Oralit 200 ml No VI
Suc

Pro : Enit (5 th)

10/13/20 49
Dr. Benny
SIP : 1245/x/SIP/2000
Alamat : Jl. Kemuning
Yk, 19 Feb 2009

R/ Amoxan tab mg 250


m. f. pulv. d.t.d. No. X
S. 3 d. d. p. I
ς

R/ Teosal tab ½
Iter 2x Ketotifen mg 1
m.f. l. a. pulv.No. X
S.2.d.d.pulv.I
ς
Pro : An. Dani (6 th)

10/13/20 50
 Etiket warna dasar putih : untuk obat dalam
yang diberikan secara oral dan langsung
masuk ke lambung
(obat-obat yg diberikan per oral)

 Etiket warna dasar biru : untuk oba-obat


luar, diluar cara pemberian obat seperti
etiket putih.
(obat gosok pada kulit, tetes mata & telinga

51
Apotik Maju Terus
Jl. Matahari No.1
-------------------------------------------------
No. 10 Singaraja, 7-7-2007

Obat x
Aturan pakai
Milik Tn. …..

52
 Masing-masing profesi harus menjaga
kerahasiaan resep (dokter hewan dan apoteker)
 Dokter tak menjual obat pada pasien
 Pasien bebas mengambil obat diapotek manapun
 Tata cara menulis resep benar;
1. Identitas dokter harus lengkap
2. Nama kota jangan disingkat
3. Nama obat dimulai dengan huruf kapital
4. Singkatan latin diakhiri tanda titik
5. Paraf dan tanda tangan harus tetap
53
6. Resep harus ditulis dg tinta (tdk blh pensil)
 legalitas dlm kedokteran
7. Penulisan resep minimal hrs dpt dibaca o/
apoteker or asisten apoteker
8. Hindarkan penulisan rumus kimia obat, tulis
dg nama latin utk zat kimia atau dg nama
generiknya
9. Hindarkan penulisan singkatan yg meragukan
10. Boleh menulis lebih dari satu tanda R/ pd
satu kertas resep dg memperhatikan: antara
dual resep diberi tanda #, tiap resep
dilengkapi signatura, tiap resep diparaf or
tanda tangan

54
8. Idealnya dokter menyimpan salinan/karbon
resep
9. Sedapat mungkin menulis resep dihadapan
klien, dg tenang tanpa ragu-ragu (efek
psikologis)
10. Sebelum diserahkan kpd klien sebaiknya di
baca ulang utk memperbaiki kemungkinan
kekeliruan
11. Dokter bijaksana akan memeperhatikan
keadaan ekonomi klien, pilihan utk menulis
obat paten or generik

55
 Menurut peraturan perundangan obat dibedakan
dalam 4 golongan:
1. Golongan obat narkotika : Morfin, Codein
2. Golongan Obat Keras :
1. Obat Keras Tertentu (OKT) ; Diazepam
2. Obat Keras : Antibiotika
3. Obat Keras Wajib Apotek (OWA) :
Oral kontrasepsi
3. Gol. Obat Bebas Terbatas : CTM tablet
4. Gol. Obat Bebas ; Vitamin C

 Penulisan resep golongan narkotika harus


ditandatangani oleh dokter, tdk cukup dengan paraf.
56
 Dalam resep bisa terdapat bermacam-macam
obat, dibedakan menjadi 4 fungsi:
1. Remedium Cardinale
2. Remedium Adjutiva
3. Remedium Corringensia:
3.1. R.C. Actionis
3.2. R.C. Saporis
3.3. R.C. Odoris
3.4. R.C. Coloris
4. Remidium Constituen
57
 R. Cardinale  obat yg berfungsi menyembuhkan
penyebab terjadinya penyakit., sehingga dsb
“Obat Pokok / Obat Utama”
Exp. Antibiotika pd infeksi bakteri, Chloroquin
pd kasus malaria
 R. Adjutiva  Obat tambahan yg membantu utk
kesembuhan, biasanya obat-obat simpatomatik.

Exp. Parasetamol (sbg antipiretik), Lasix (kasus


dgn oedema pd px jantung)

58
 R. Corringensia  bahan obat berfungsi
memperbaiki obat yang diberikan.
 R.C. Actionis  memperbaiki kerja R. Cardinale
exp. Vit C (memperbaiki ferro sulfat shg mudah
mjd ferri sulfat), Na bicarbonat utk preparat
sulfa
 R.C. Saporis  memeperbaiki rasa,
exp. Saccharin utk obat pahit
 R.C. Odoris  menutupi atau memperbaiki bau
obat yang tdk enak.
Exp. Ol. Rosarum, O. Menthae piperitae

59
 R.C. Coloris  memberikan warna yg lebih
menarik
Exp. Caramel utk obat bentuk larutan dan
Carminum utk obat serbuk

 R. Constituen  berfungsi sbg pelarut


(vehikulum / sbg pengisi)
Exp. Pelarut : aquadest  u/ obat minum
Vehikulum  Saccharum lactis u/ pulveres
Vaseline u/ salep
Ol. caccao u/ suppositoria
60
 Dosis obat merupakan faktor penting,
kekurangan atau kelebihan dosis akan
menghasilkan efek yg tdk diinginkan
 Dosis suatu obat  dosis pemakaian per oral
u/ orang dewasa, kalau yg dimaksud bukan dosis
tersebut diatas harus dengan keterangan yg
jelas.
 Dosis Terapi (DT)  dosis yg tertulis dalam
resep dan sudah diperhitungkan oleh dokter
penulis resep, yi; dosis yg menyembuhkan u/
penderita (individu)
61
 Dosis Lazim (DL)  dosis yg lazimnya dpt
menyembuhkan, dosis yg tercantum dlm
literatur. Dlm menulis resep dosis lazim
dijadikan pedoman dalam menentukan dosis
terapi.
 Dosis Maksimum (DM)  dosis / takaran
terbanyak / maksimum yg dpt diberikan (ber
efek terapi) tanpa menimbulkan ancaman.

62
Thank you

63

Anda mungkin juga menyukai