Anda di halaman 1dari 13

NASKAH PUBLIKASI

FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI


KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN
METODE GRANULASI BASAH

Oleh
EVI CICILIA
NIM. I 211 09 033

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
NASKAH PUBLIKASI

FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI


KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN
METODE GRANULASI BASAH

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi


(S.Farm) pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura Pontianak

Oleh
EVI CICILIA
NIM. I 211 09 033

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI
KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN
METODE GRANULASI BASAH

ABSTRAK

Attapulgit merupakan obat diare golongan adsorben yang perlu diformulasikan


dalam bentuk tablet kunyah untuk meningkatkan penerimaan obat pada anak yang sukar
menelan tablet. Tablet kunyah memerlukan bahan pengikat yang sesuai sehingga
menghasilkan tablet kunyah dengan sifat fisik yang baik, salah satunya yaitu gelatin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan gelatin dalam berbagai
konsentrasi terhadap sifat fisik tablet kunyah attapulgit. Metode yang digunakan dalam
pembuatan tablet kunyah adalah granulasi basah. Tablet kunyah diformulasikan dalam
tiga formula dengan konsentrasi gelatin 1%, 3% dan 5%. Evaluasi kualitas tablet kunyah
yang dilakukan yaitu uji penampilan fisik, keseragaman ukuran, keseragaman bobot,
kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan tanggapan rasa. Data uji sifat fisik dibandingkan
dengan persyaratan pada literatur serta dianalisis secara statistik menggunakan uji One
Way ANOVA. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ketiga formula tablet kunyah
memenuhi semua persyaratan uji, kecuali pada uji kekerasan dimana hanya formula
dengan konsentrasi gelatin 1% yang memenuhi persyaratan. Hasil analisis menandakan
adanya perbedaan signifikan pada kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur dimana
p<0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa tablet kunyah attapulgit memiliki sifat fisik
yang baik, dimana formula dengan konsentrasi gelatin 1% memiliki sifat fisik yang paling
baik dari ketiga formula dengan hasil uji kekerasan, kerapuhan dan tanggapan rasa yang
paling baik.

Kata Kunci: tablet kunyah, attapulgit, pengikat, gelatin, granulasi basah

1
THE FORMULATION OF ATTAPULGITE CHEWABLE TABLET WITH
CONCENTRATIONS VARIATION OF GELATIN BINDER
USING WET GRANULATION METHOD

ABSTRACT

Attapulgite is an adsorben compound as diarrhea drug that need to be formulated


into chewable tablet for increasing drug acceptability for children who have problem in
swallow tablet. Chewable tablet requires suitable binder that can produce the good
physical characteristics of chewable tablet, such as gelatin. The aimed of this research
was to find the influence of gelatin as a tablet binder toward physical characteristics of
attapulgite chewable tablet. The manufacture of attapulgite chewable tablet used wet
granulation method. Attapulgite chewable tablets were made into three formulas with
gelatin concentrations of 1%, 3% and 5%. The evaluations of chewable tablet quality that
carried out were physical appearance, size uniformity, weight uniformity, friability,
disintegration time and taste response test. The physical characteristics test data was
compared to standard in literature and analyzed using One Way ANOVA test. The
evaluation result showed that the three formulas of chewable tablet had required result in
all of the test, except in the hardness test which only the formula with concentration of
gelatin 1% had required result. The analysis result indicated the significant difference in
the hardness, friability and disintegration time which p<0,05. The research showed that
attapulgite chewable tablets had good physical characteristics, which the formula with
concentration of gelatin 1% had the best physical characteristics of the three formulas that
indicated by the best results of hardness, friability and taste response test.

Keywords: chewable tablet, attapulgite, binder, ge latin, wet granulation

2
PENDAHULUAN menggunakan metode granulasi basah
Diare merupakan kondisi dimana beserta evaluasi sifat fisik yang
terjadi frekuensi buang air besar lebih dari dihasilkan, sehingga melalui penelitian ini
3 kali dimana konsistensi feses menjadi diharapkan dapat ditentukan konsentrasi
cair(1). Attapulgit termasuk salah satu gelatin yang tepat sebagai bahan pengikat
senyawa golongan adsorben yang secara untuk menghasilkan tablet kunyah
umum digunakan dalam menangani attapulgit dengan sifat fisik yang baik.
penyakit diare (2). Sediaan attapulgit yang ALAT DAN BAHAN
beredar di pasaran hingga saat ini masih Alat
dalam bentuk suspensi dan tablet, namun Timbangan analitik (Precisa tipe
penggunaan tablet sering kali XT 220A), ayakan granul nomor 12 dan
menimbulkan permasalahan bagi anak- 14, oven listrik (Memmert Gmbh Co Kg
anak yang sukar menelan obat, serta Model 400), mesin tablet single punch
menghasilkan onset yang lebih lambat (Korch Germany tipe EKO 01), jangka
sehingga attapulgit perlu diformulasikan sorong, hardness tester (Electrolab tipe
dalam sediaan tablet kunyah untuk EH01P), friability tester (Electrolab tipe
meningkatkan penerimaan obat pada anak EF-2), disintegration tester (Electrolab
dan menghasilkan efek yang lebih cepat. tipe ED-2L), volumenometer (Erweka tipe
Sediaan tablet kunyah umumnya SVM 102) dan mikroskop (Zeiss
diformulasikan dengan kekerasan yang Primostar), serta alat gelas lainnya.
lebih rendah untuk memberikan
kemudahan pasien dalam mengunyah(3). Bahan
Salah satu komponen yang mempengaruhi Serbuk attapulgit (Kimia Farma,
tingkat kekerasan tablet kunyah adalah nomor batch 718425), gelatin (Brataco,
bahan pengikat. Penambahan bahan nomor batch J0514/13), manitol,
pengikat sangat penting dalam pembuatan aspartam, talk (Brataco, nomor batch
tablet kunyah karena berfungsi untuk J1230/12), magnesium stearat (Brataco,
menyatukan partikel serbuk dalam sebuah nomor batch J0187/13), perasa cokelat,
butir granulat serta meningkatkan pewarna cokelat, aquadestilata.
kekompakan dan kekerasan tablet. METODE
Pembuatan tablet kunyah Pembuatan Larutan Gelatin
attapulgit dalam penelitian ini Larutan gelatin dibuat dengan
menggunakan bahan pengikat gelatin membiarkan gelatin terhidrasi dalam air
yang mempunyai kekuatan pengikatan dingin selama 1 jam, kemudian campuran
yang tinggi, menghasilkan granul yang dipanaskan sampai mendidih(6).
seragam dengan daya kompresibilitas dan
Pembuatan Granul
kompaktibilitas yang bagus. Penelitian Formula tablet kunyah attapulgit
terkait yang menggunakan gelatin sebagai dirancang ke dalam 3 formula dengan
bahan pengikat pada tablet kunyah ekstrak konsentrasi bahan pengikat gelatin 1%,
daun belimbing menghasilkan tablet
3% dan 5% (Tabel 1). Tahapan awal,
kunyah dengan sifat fisik yang memenuhi attapulgit dicampur dengan manitol dan
persyaratan sifat fisik yang baik(4). aspartam hingga homogen. Selanjutnya,
Penelitian lainnya menyatakan bahwa perasa dan pewarna cokelat ditambahkan
semakin besar konsentrasi gelatin sebagai ke dalam larutan gelatin. Larutan gelatin
bahan pengikat maka semakin tinggi ditambahkan sedikit demi sedikit sambil
kekerasan tablet yang dihasilkan(5). diaduk dan diremas dengan tangan sampai
Berdasarkan uraian di atas, maka
terbentuk massa banana breaking.
perlu dilakukan penelitian mengenai Dilakukan pengayakan basah dengan
formulasi tablet kunyah attapulgit dengan ayakan no 12 mesh dan dikeringkan pada
variasi konsentrasi bahan pengikat gelatin
suhu 60o C selama 2 jam. Granul kering

3
Tabel 1. Formula Tablet Kunyah Attapulgit
Formul a
Bahan
F1 F2 F3
Attapulgit (mg) 300 300 300
Gelat in (mg ) 2,6 7,8 13
Aspartam (mg) 6 6 6
Perasa cokelat q.s q.s q.s
Manitol (mg ) ad 590 ad 590 ad 590
Talk : Mg Stearat (9 : 1) (mg ) 10 10 10
Keterangan : Formulasi tablet dibuat untuk 200 tablet dengan berat 600 mg/tablet
F1 = Konsentrasi gelatin 1%
F2 = Konsentrasi gelatin 3%
F3 = Konsentrasi gelatin 5%

diayak kembali dengan ayakan nomor 14 hingga mencapai 100 hentakan sampai
mesh, kemudian ditambahkan talk dan volume granul tidak berubah lagi(9). Data
magnesium stearat. Selanjutnya, pengetapan yang dihasilkan juga
dilakukan pengujian terhadap granul. digunakan untuk memperoleh nilai
kompresibilitas granul.
Evaluasi Granul
Uji Distribusi Ukuran Granul secara Evaluasi Tablet Kunyah
Mikroskopi Uji Penampilan Fisik
Dibuat suspensi encer granul, Diamati penampilan fisik seluruh
diletakkan di atas object glass dan diamati tablet kunyah attapulgit yang dihasilkan,
di bawah mikroskop. Diukur partikel antara lain tidak ada capping, cracking,
granul, kemudian dihitung nilai Antilog picking dan karakteristik lain yang
SD dari partikel. Partikel bersifat menandakan adanya kerusakan tablet(6).
monodispers jika Antilog SD<1,2; Uji Keseragaman Ukuran
sedangkan jika Antilog SD>1,2 maka Diambil sebanyak 10 tablet,
partikel bersifat polidispers. Kemudian diukur diameter dan tebal tablet
digolongkan ke dalam group dan diukur menggunakan jangka sorong(10). Pengujian
≥500 partikel jika sampel bersifat dilakukan triplo.
monodispers dan ≥1000 partikel jika
Uji Keseragaman Bobot
sampel bersifat polidispers (7). Ditimbang 20 tablet dan dihitung
Uji Sifat Alir bobot rata–ratanya. Jika ditimbang satu
Uji sifat alir dilakukan dengan per satu tidak boleh lebih dari dua tablet
metode tidak langsung meliputi uji sudut yang masing-masing bobotnya
diam, pengetapan dan kompresibilitas. menyimpang dari bobot rata-rata yang
Pada uji sudut diam, ditimbang 100 g telah ditetapkan kolom A (lebih besar dari
granul, dimasukkan ke dalam corong alat 5%) dan tidak satupun tablet yang
uji yang bagian bawahnya tertutup. bobotnya menyimpang dari bobot rata–
Dibuka penutupnya dan dibiarkan seluruh rata yang ditetapkan kolom B (lebih besar
granul mengalir. Selanjutnya dihitung dari 10%)(10). Pengujian dilakukan triplo.
sudut diam granul(8).
Uji Kekerasan
Pada uji pengetapan, granul
Diambil 6 tablet, satu per satu
dimasukkan perlahan–lahan sehingga
tablet diletakkan dengan posisi tegak lurus
tepat 100 ml. Dihentakkan di mesin
pada alat hardness tester. Selanjutnya
pengetap sebanyak 10 hentakan,
diputar penekan alat pelan–pelan sampai
kemudian dicatat perubahan volume yang
tablet pecah. Dibaca skala alat yang
terjadi. Apabila masih terjadi perubahan
menunjukkan kekerasan tablet dalam
volume, maka diulang setiap 10 hentakan
satuan kg(11). Pengujian dilakukan triplo.

4
Uji Kerapuhan Analisis Data
Ditimbang 20 tablet yang sudah Data yang diperoleh dari hasil
dibebasdebukan, kemudian dimasukkan pengujian evaluasi tablet kunyah
ke dalam friability tester, diputar selama 4 dibandingkan dengan standar parameter
menit dengan 100 kali putaran. Tablet uji yang ada di literatur. Data hasil dari
dibebasdebukan kembali dari fines yang ketiga formula, diuji secara statistik
menempel dan dihitung persen kehilangan menggunakan uji normalitas dan
bobotnya(11). Pengujian dilakukan triplo. homogenitas lalu dilanjutkan dengan uji
Uji Waktu Hancur One Way ANOVA dengan taraf
Diambil 6 tablet, dimasukkan ke kepercayaan 95%.
dalam masing-masing tabung pada alat HASIL DAN PEMBAHASAN
disintegration tester. Tabung dinaik- Evaluasi Granul
turunkan secara teratur 30 kali permenit di
Uji Distribusi Ukuran Granul secara
dalam medium air. Tablet dinyatakan
Mikroskopi
hancur jika tidak ada bagian yang
Hasil uji distribusi ukuran granul
tertinggal di atas kasa. Dicatat waktu
disajikan dalam bentuk grafik (Gambar 1).
hancur tablet yang terakhir kali hancur
Setelah dianalisis secara statistik, data
dengan stopwatch (12). Pengujian dilakukan
ukuran partikel ketiga formula tablet
triplo. kunyah memiliki distribusi yang normal
Uji Tanggapan Rasa yang ditandai dengan nilai sig. p>0,05.
Dipilih 20 responden secara acak, Hal ini memungkinkan terjadinya
kemudian diminta untuk merasakan dan keseragaman pengisian granul pada ruang
memberikan tanggapan tentang rasa tablet kempa sehingga dapat dihasilkan tablet
kunyah attapulgit. Setiap responden kunyah dengan bobot yang seragam.
memiliki kesempatan yang sama untuk
Uji Sifat Alir
merasakan ketiga formula tablet kunyah
Uji sifat alir dilakukan dengan
dengan cara meletakkan tablet di atas
metode tidak langsung meliputi uji sudut
lidah selama beberapa detik, kemudian
diam, pengetapan dan kompresibilitas.
mengunyah tablet tanpa menelannya.
Berdasarkan hasil uji sudut diam (Tabel
Selanjutnya responden diberikan air putih
2), formula yang memiliki sudut diam
sebagai penetral rasa dan diminta untuk
paling kecil adalah F2, sedangkan formula
berkumur, kemudian diberikan formula
yang memiliki sudut diam paling besar
tablet kunyah berikutnya. Pada setiap kali
adalah F3. Hasil tersebut memenuhi
setelah pemberian tablet kunyah, setiap
persyaratan sifat alir, dimana granul
responden diminta untuk mengisi angket
memiliki sifat alir sedang karena berada
yang telah disediakan. pada rentang 300 –400 (13).

350
300 Formula 1:
Jumlah Partikel

250 Gelatin 1%
Formula 2:
200
Gelatin 3%
150
Formula 3:
100 Gelatin 5%
50
0
11-29 29-47 47-65 65-83 83-101 101-119119-137137-155155-173
Jangkauan ukuran partikel (µm)
Gambar 1. Grafik Distri busi Ukuran Granul

5
Tabel 2. Hasil Evaluasi Granul
Formul a
Evaluasi Granul
F1 F2 F3
Distribusi Ukuran Partikel pada
> 0,05 > 0,05 > 0,05
Granul (Sig)
Sudut Diam (o ) ± CV 36,18 ± 1,12 35,47 ± 0,19 38,18 ± 1,25
Pengetapan (%) ± CV 6,67 ± 4,33 5,83 ± 4,95 7,00 ± 7,14
Ko mpresibilitas (%) ± CV 6,65 ± 4,54 5,83 ±4,95 6,99 ± 7,01
Susut Pengeringan (%) ± CV 2,92 ± 0,88 2,95 ± 4,17 3,24 ± 6,65
Keterangan : F1 = Konsentrasi gelatin 1%
F2 = Konsentrasi gelatin 3%
F3 = Konsentrasi gelatin 5%
Hasil pengetapan dan mottling pada masing–masing formula
kompresibilitas granul yang terlihat pada (Gambar 2). Mottling merupakan
tabel 2 menunjukkan bahwa persen distribusi warna yang tidak merata di
pengetapan dan kompresibilitas yang permukaan tablet yaitu berbintik terang
paling kecil yaitu pada F2, sedangkan atau gelap. Hal ini dikarenakan zat aktif
yang paling besar yaitu pada F3, sehingga attapulgit memiliki warna krim kecoklatan
granul F2 memiliki daya alir yang lebih sehingga berbeda dengan warna eksipien
baik karena semakin kecil kompresibilitas lainnya yaitu manitol dan aspartam yang
granul maka semakin besar daya alirnya. berwarna putih. Selain itu, diduga
Granul dengan nilai persen pengetapan pewarna yang ditambahkan menyebabkan
<20% dan kompresibilitas antara 5%– migrasi zat warna pada granul ketika
12% memiliki sifat alir yang baik(13). proses pengeringan sehingga distribusi
Dengan demikian, hasil tersebut warna granul menjadi tidak merata dan
memenuhi persyaratan sifat alir yang baik. pada akhirnya menghasilkan tablet
Uji Susut Pengeringan Granul kunyah dengan warna yang tidak
Uji susut pengeringan granul yang homogen(6).
dilakukan untuk mengetahui kadar air
yang terkandung dalam granul. Hasil uji
susut pengeringan granul dari masing-
masing formula memenuhi persyaratan
granul yang baik karena granul berada
pada rentang 2%–5% (13). Formula 1 Formula 2 Formula 3
Gambar 2. Mottling pada masing-masing
Granul yang akan dikempa harus
formula
memiliki kandungan lembab dalam Uji Keseragaman Ukuran
batas–batas tertentu karena granul yang Berdasarkan hasil uji
terlalu lembab akan menghasilkan sifat keseragaman ukuran (Tabel 3), masing–
alir granul yang buruk dan granul akan masing formula tablet kunyah attapulgit
lengket bila dikempa, serta mudah telah memenuhi syarat keseragaman
ditumbuhi jamur dan mikrobakteria. ukuran tablet karena sesuai dengan
Sebaliknya, apabila granul mempunyai persyaratan keseragaman ukuran tablet
tingkat kekeringan yang tinggi, maka yaitu diameter tablet tidak boleh kurang
kerapuhan granul menjadi lebih tinggi dari 1 13 tebal tablet dan tidak boleh lebih
sehingga tablet yang dihasilkan akan
dari 3 kali tebal tablet(10). Hal ini
mudah rapuh(13).
menandakan bahwa tablet kunyah
Evaluasi Tablet Kunyah attapulgit dimungkinkan dapat diterima
Uji Penampilan Fisik (acceptable) oleh konsumen.
Berdasarkan hasil uji penampilan Analisis statistik menghasilkan
fisik, tablet kunyah attapulgit mengalami data yang berdistribusi normal dan

6
Tabel 3. Hasil Evaluasi Tablet Kunyah Attapulgit (x̅ ± CV, n = 3)
Formul a
Evaluasi Tablet
F1 F2 F3
Diameter Tablet (cm) 1,2305 ± 0,04 1,2300 ± 0,04 1,2295 ± 0,04
Tebal Tablet (cm) 0,4370 ± 0,23 0,4437 ± 0,07 0,4377 ± 0,24
Keseragaman Bobot (mg) 606,743 ± 0,378 605,327 ± 0,181 607,583 ± 0,927
Kekerasan (kg) 5,84 ± 1,83 8,19 ± 2,20 9,97 ± 1,06
Kerapuhan (%) 0,42 ± 3,13 0,38 ± 4,56 0,26 ± 12,14
Waktu Hancur (men it) 0,33 ± 9,84 0,39 ± 6,51 1,31 ± 10,14
Keterangan : F1 = Konsentrasi gelatin 1% x̅ = Rata-rata
F2 = Konsentrasi gelatin 3% CV = Coefisien Variation
F3 = Konsentrasi gelatin 5% n = Jumlah replikasi

homogen sehingga dilanjutkan dengan uji Berdasarkan hasil yang diperoleh


One Way ANOVA dan menghasilkan dapat dilihat bahwa terdapat hubungan
nilai sig. p>0,05 yang menunjukkan antara sudut diam dan pengetapan
bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap CV formula tablet, yaitu semakin
keseragaman ukuran tablet kunyah. baik sifat alir suatu granul maka sudut
Uji Keseragaman Bobot diam yang dihasilkan semakin kecil dan
Hasil uji keseragaman bobot indeks pengetapan yang dihasilkan juga
menunjukkan bahwa tablet kunyah ketiga semakin baik, sehingga bobot tablet yang
formula memenuhi persyaratan yang dihasilkan lebih seragam.
ditentukan Farmakope Indonesia yaitu Analisis statistik dengan uji One
tidak lebih dari dua tablet yang masing- Way ANOVA menghasilkan nilai sig.
masing bobotnya menyimpang dari bobot p>0,05 yang menunjukkan bahwa tidak
rata-rata yang telah ditetapkan kolom A terdapat perbedaan signifikan
(lebih besar dari 5%) dan tidak satupun keseragaman bobot tablet kunyah.
tablet yang bobotnya menyimpang dari Uji Kekerasan
bobot rata–rata yang ditetapkan kolom B Berdasarkan grafik pada gambar
(lebih besar dari 10%)(10). 4, dapat dilihat bahwa masing–masing
Evaluasi keseragaman bobot formula tablet kunyah attapulgit memiliki
tablet juga dapat dilihat dari harga kekerasan antara 5,84–9,97 kg. Tablet
koefisien variasi (CV). Tablet dikatakan kunyah yang baik memiliki kekerasan
mempunyai keseragaman bobot yang baik yang lebih rendah daripada tablet
jika harga % CV kurang dari 5% (13). konvensional yaitu berkisar antara 4–7
Tablet untuk keseluruhan formula kg(3). Dengan demikian, tablet kunyah
memenuhi syarat uji keseragaman bobot attapulgit pada F1 memenuhi persyaratan
sebab nilai % CV tiap-tiap formula kurang kekerasan tablet kunyah, sedangkan
dari 5% (Gambar 3). tablet kunyah F2 dan F3 tidak memenuhi

0.927 9.97
Kekerasan (kg)

8.19
1 10
5.84
0.8
CV (%)

0.378
0.6 5
0.4 0.181
0.2
0 0
F1 F2 F3 F1 F2 F3
Formula Formula
Gambar 3. Grafik % CV Keseragaman Gambar 4. Grafik Kekerasan Tablet
Bobot Tablet

7
persyaratan karena kekerasan yang Sedangkan untuk tablet kunyah, apabila
dihasilkan lebih dari 7 kg. kerapuhannya berkisar antara 3%–4%,
Hasil tersebut menunjukkan tablet maka nilai tersebut masih dapat diterima
kunyah F1 dengan konsentrasi gelatin 1% karena tablet kunyah yang memiliki
memiliki tingkat kekerasan yang paling tingkat kekerasan yang rendah sering
rendah, sedangkan tablet kunyah F3 menghasilkan tablet dengan kerapuhan
dengan konsentrasi gelatin 5% memiliki yang tinggi(3). Oleh karena itu, hasil uji
tingkat kekerasan yang paling tinggi. memenuhi persyaratan kerapuhan tablet
Dengan demikian, konsentrasi bahan karena nilai kerapuhannya kurang dari
pengikat yang digunakan mempengaruhi 1%.
kekerasan tablet kunyah yang dihasilkan, Nilai kerapuhan yang diperoleh
dimana semakin besar konsentrasi gelatin cukup rendah karena tingkat kekerasan
sebagai bahan pengikat maka semakin tablet kunyah yang dihasilkan juga cukup
tinggi kekerasan tablet yang dihasilkan(5). tinggi sehingga tablet tidak terlalu rapuh.
Gelatin akan membantu pelekatan partikel Tablet kunyah yang tidak terlalu rapuh
dalam formulasi, memberikan daya adhesi akan menghasilkan tablet kunyah yang
pada massa serbuk saat granulasi dan baik karena apabila harga persentase
pengempaan tablet serta menambah daya kerapuhan semakin besar, maka semakin
kohesi yang telah ada pada bahan besar pula massa tablet yang hilang
pengisi(6). sehingga kadar zat aktif dalam tablet akan
Analisis statistik dengan uji One berkurang(14). Selain itu, tablet dengan
Way ANOVA menghasilkan nilai sig. kerapuhan cukup rendah dapat
p<0,05 sehingga terdapat perbedaan menghasilkan tablet kunyah dengan
signifikan kekerasan tablet kunyah pada penampilan fisik yang baik karena
ketiga formula tersebut. Pengujian memperkecil kemungkinan terjadinya
lanjutan yaitu uji Tukey dilakukan untuk permasalahan tablet pada saat
mengetahui formula mana yang memiliki pengemasan dan distribusi tablet(8).
perbedaan signifikan di antara ketiga Hasil tersebut menunjukkan tablet
formula tersebut. Hasil yang diperoleh kunyah F1 dengan konsentrasi gelatin 1%
menunjukkan bahwa kekerasan masing– memiliki tingkat kerapuhan yang paling
masing formula tablet kunyah berbeda tinggi, sedangkan tablet kunyah F3
signifikan antara satu dengan lainnya. dengan konsentrasi gelatin 5% memiliki
tingkat kerapuhan yang paling rendah.
Uji Kerapuhan
Dengan demikian, semakin kecil
Berdasarkan grafik pada gambar
konsentrasi gelatin maka semakin tinggi
5, dapat dilihat bahwa masing–masing
kerapuhan tablet yang dihasilkan(5).
formula tablet kunyah attapulgit memiliki
Analisis statistik dengan uji One
tingkat kerapuhan antara 0,26%–
Way ANOVA menghasilkan nilai sig.
0,42%. Tablet umumnya dianggap baik
p<0,05 sehingga terdapat perbedaan
apabila kerapuhannya tidak lebih dari 1%. signifikan kerapuhan tablet kunyah pada
ketiga formula tersebut. Uji Tukey
menunjukkan bahwa tidak terdapat
Kerapuhan (%)

0.6 0.42 perbedaan signifikan antara tablet kunyah


0.38
0.4 0.26 F1 dengan tablet kunyah F2. Sedangkan,
tablet kunyah F3 memiliki perbedaan
0.2 signifikan terhadap tablet kunyah F1 dan
F2.
0
F1 Formula
F2 F3 Uji Waktu Hancur
Berdasarkan grafik pada gambar
Gambar 5. Grafik Kerapuhan Tablet 6, masing-masing formula tablet kunyah

8
100
1.31
1.5 80
83 79 F1
Waktu Hancur

1 60
62 F2

Nilai
0.33 0.39 58
(menit)

40 79 F3
0.5 60 56 61
20
89 69 62 81
0 0
F1 F2 F3 P1 P2 P3 P4
Formula Tanggapan Rasa
Gambar 6. Grafik Waktu Hancur Tablet Gambar 7. Grafik Tanggapan Rasa
attapulgit memiliki waktu hancur yang Keterangan:
baik karena tablet dapat hancur pada P1 = Rasa manis
P2 = Tidak berpasir
media yang sesuai dalam waktu kurang P3 = Tidak sepat
dari 15 menit(10). P4 = Kekerasan dapat diterima oleh responden
Hasil tersebut menunjukkan yaitu tablet kunyah memiliki rasa manis,
bahwa tablet kunyah F1 memiliki waktu tidak berpasir, tidak sepat dan kekerasan
hancur yang paling cepat, sedangkan yang dapat diterima oleh responden.
tablet kunyah F3 memiliki waktu hancur Berdasarkan grafik tersebut, dapat dilihat
yang paling lama. Hal ini dikarenakan bahwa tablet kunyah F1 memiliki nilai
adanya hubungan antara kekerasan dan yang lebih tinggi dibandingkan tablet
waktu hancur tablet dimana semakin keras kunyah F2 dan F3 pada setiap
suatu tablet, maka waktu hancurnya akan parameternya. Hal ini menandakan bahwa
semakin lama. Faktor lainnya yang tablet kunyah attapulgit yang paling
mempengaruhi waktu hancur adalah disukai oleh responden adalah tablet
bahan tambahan yang digunakan. Pada kunyah F1.
tablet kunyah attapulgit ini, manitol yang Hasil tersebut menunjukkan
digunakan sebagai bahan pengisi memiliki bahwa semakin kecil konsentrasi bahan
sifat mudah larut dalam air sehingga pada pengikat gelatin yang digunakan dalam
saat tablet dimasukkan ke dalam medium tablet kunyah, maka semakin banyak
berupa air, maka tablet tidak jumlah manitol di dalam formula yang
membutuhkan waktu yang lama untuk menyebabkan rasa tablet kunyah menjadi
hancur(13). lebih enak sehingga disenangi oleh
Analisis statistik dengan uji One responden(15). Selain rasa yang enak,
Way ANOVA menghasilkan nilai sig. kekerasan tablet kunyah juga memiliki
p<0,05 sehingga terdapat perbedaan pengaruh terhadap hasil tanggapan rasa,
signifikan waktu hancur tablet kunyah dimana tablet kunyah F1 memiliki
pada ketiga formula tersebut. Uji Tukey kekerasan yang paling dapat diterima oleh
menunjukkan bahwa tidak terdapat responden karena F1 dengan konsentrasi
perbedaan signifikan antara tablet kunyah gelatin paling rendah menghasilkan tablet
F1 dengan tablet kunyah F2. Sedangkan, yang tidak terlalu keras. Meskipun
tablet kunyah F3 memiliki perbedaan demikian, hasil analisis dengan One Way
signifikan terhadap tablet kunyah F1 dan ANOVA menunjukkan bahwa tidak
F2. terdapat perbedaan signifikan antara
Uji Tanggapan Rasa ketiga formula tablet kunyah dengan nilai
Hasil pengujian tanggapan rasa sig. p>0,05.
tablet kunyah pada 20 responden disajikan
dalam bentuk grafik (Gambar 7). KESIMPULAN
Parameter tanggapan rasa yang diujikan Hasil evaluasi kualitas pada
ketiga formula tablet kunyah attapulgit

9
dengan konsentrasi gelatin 1%, 3% dan Kedokteran EGC. Jakarta. Hal. 162,
5% menunjukkan hasil uji penampilan 260.
fisik, keseragaman ukuran, keseragaman 7. Anastasia, D. S. 2011. Uji Amilum
bobot, kerapuhan, waktu hancur dan Buah Pisang Barangan (Musa
tanggapan rasa tablet kunyah yang baik. acuminata “AAA”) sebagai Bahan
Sedangkan, uji kekerasan yang memenuhi Pengisi pada Tablet Kloramfeniramin
persyaratan tablet kunyah yang baik Maleat (CTM). Skripsi. Universitas
hanya pada formula 1 dengan konsentrasi Tanjungpura. Pontianak.
gelatin 1%. Dengan demikian, sifat fisik 8. Lachman, L., Lieberman, H. A. dan
tablet kunyah attapulgit yang paling baik Kanig, J. L. 1994. Teori dan Praktek
adalah formula 1 dengan konsentrasi Farmasi Industri. Edisi III.
gelatin 1% yang ditunjukkan dengan hasil Penerjemah Siti Suyatmi. UI Press.
uji penampilan fisik, keseragaman ukuran, Jakarta. Hal. 654.
keseragaman bobot dan waktu hancur 9. Gusmayadi, I. 2000. Amilum
yang memenuhi syarat, serta hasil uji Granulat Biji Nangka (Artocarpus
kekerasan, kerapuhan, dan tanggapan rasa integra Linn.) sebagai Bahan
yang paling baik dari ketiga formula tablet Tambahan Dalam Pembuatan Tablet.
kunyah attapulgit. Tesis. Program Pascasarjana UGM.
Yogyakarta.
Daftar Pustaka 10. Depkes RI. 1979. Farmakope
1. Baughman, D. C. dan Hackley J. C. Indonesia. Edisi III. Departemen
2000. Keperawatan Medikal-Bedah. Kesehatan Republik Indonesia.
Alih bahasa Asih Y. Penerbit Buku Jakarta. Hal. 6-8, 265-266, 807.
Kedokteran EGC. Jakarta. Hal. 121. 11. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran
2. Nathan, A. 2010. Non-prescription Teknologi Farmasi, Edisi V.
Medicines. Fourth Edition. Penerjemah Soendani Noerono. UGM
Pharmaceutical Press. London. Hal. Press. Yogyakarta. Hal. 217-222.
90-91. 12. Depkes RI. 1995. Farmakope
3. Agoes, G. 2008. Pengembangan Indonesia. Edisi IV. Departemen
Sediaan Farmasi. Edisi Revisi dan Kesehatan Republik Indonesia.
Pengembangan. Penerbit ITB. Jakarta. Hal. 4-6, 404-405, 999-1000,
Bandung. Hal. 279. 1043-1044.
4. Suci, H. A. 2008. Kemampuan Bahan 13. Sulaiman, T. N. S. 2007. Teknologi
Pengikat Gelatin dalam Pembuatan dan Formulasi Sediaan Padat.
Tablet Kunyah Ekstrak Daun Pustaka Laboratorium Teknologi
Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi Farmasi Fakultas Farmasi UGM.
L.) dengan Metode Granulasi Basah. Yogyakarta. Hal. 149-153.
Skripsi. Universitas Setia Budi. 14. Kathiresan, K., Vijin, P., Moorthi, C.
Surakarta. dan Manavalan, R. 2010. Formulation
5. Gunarsih, F. C. 2012. Pengaruh and Evaluation of Loratadine
Gelatin sebagai Bahan Pengikat Chewable Tablets. Research Journal
terhadap Sifat Fisik Tablet Hisap of Pharmaceutical, Biological and
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Chemical Sciences. 1 (4): 763.
guajava Linn.) dengan Metode 15. Kuncahyo, I. dan Kurniasih, D. H.
Granulasi Basah. Skripsi. Universitas 2011. Pembuatan Tablet Kunyah
Sebelas Maret. Surakarta. Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle L.)
6. Siregar, C. J. P. dan Wikarsa, S. 2010. dengan Bahan Pengikat Gelatin secara
Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Granulasi Basah. Skripsi. Universitas
Dasar-Dasar Praktis. Penerbit Buku Setia Budi. Surakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai