Anda di halaman 1dari 16

Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020).

e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

Optimasi Co-Processed Disintegrant Sodium Starch Glycolate Dan


Pati Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) Sebagai Bahan
Penghancur Fast-Disintegrating Tablet Ondansetron Hydrochloride

Optimization Of Sodium Starch Glycolate And Red Bean Starch


(Phaseolus vulgaris L.) Co-Processed Disintegrant As
Disintegrating Agent Of Ondansetron Hydrochloride Fast-
Disintegrating Tablet

Rina Suciati, Gunawan Setiyadi*


Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani Tromol Pos I
Pabelan Sukoharjo 57162, Indonesia
*E-mail: gunawan_setiyadi@ums.ac.id

Received: 22 September 2021; Accepted: 20 Oktober 2021; Published: 25 Okober 2021


Abstrak

Ondansetron HCl merupakan obat yang dapat memblokir situs serotonin yang menyebabkan mual dan
muntah. Ondansetron yang diberikan dalam sediaan fast disintegrating tablet diharapkan dapat
memudahkan pasien untuk menelannya karena sifat sediaan yang cepat larut dengan bantuan saliva. Pati
kacang merah mempunyai kadar air 9,14% dan kadar amilosa sebesar 44,83±1,56% yang bermanfaat
sebagai bahan penghancur tablet. Sodium starch glycolate (SSG) merupakan bahan penghancur yang baik
karena mempunyai kemampuan swelling 300% di dalam air. Pada penelitian ini menggunakan metode co-
processed yang dapat mengurangi kadar air dan mempersingkat waktu penghancuran tablet dengan efektif.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbandingan SSG dengan pati kacang merah dalam
co-processed disintegrant terhadap sifat fisik FDT Ondansetron terutama waktu hancur, kerapuhan dan
disolusi tablet serta untuk mengetahui pengaruh penggunaan co-processed disintegrant SSG-pati kacang
merah dalam formula FDT ondansetron dengan formula yang menggunakan disintegrant non-co-processed.
Metode optimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplex lattice design dengan komponen yang
dioptimasi SSG dan pati kacang merah dengan perbandingan 0,5:0,5 (FI), 0,75:0,25 (FII), 0:1 (FIII),
0,25:0,75 (FIV), dan 1:0 (FV). Respon yang digunakan dalam optimasi adalah sifat fisik tablet berupa
kerapuhan, waktu hancur dan disolusi tablet. Formula optimum yang didapatkan dari percobaan adalah
formula dengan perbandingan SSG dan pati kacang merah 0,208:0,792. Respon prediksi formula optimum
dan respon formula verifikasi masing-masing adalah kerapuhan 0,61% dan (0,66 ± 0,08) %, waktu hancur
37,98 detik dan (39,90 ± 0,72) detik dan disolusi 97,88% dan (97,45 ± 0,66) %. Respon formula verifikasi
berada dalam rentang confidence interval respon prediksi yang menunjukkan bahwa optimasi menghasilkan
prediksi yang baik. Respon formula optimum kemudian dibandingkan dengan respon formula yang sama
tapi mengandung kombinasi non-co-processed SSG dan pati kacang merah menggunakan uji t dengan taraf
kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukkan P-value untuk kerapuhan 0,127>0,05 dan disolusi
0,059>0,05 yang tidak ada perbedaan bermakna di antara keduanya. Sedangkan P-value untuk waktu hancur
adalah 0,006<0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara formula optimum co-processed dan
non-co-processed.
Kata Kunci: pati kacang merah, sodium starch glycolate, simplex lattice design, Ondansetron HCl dan fast
disintegrating tablet.

Abstract

Ondansetron HCl is a drug that can block serotonin sites that cause nausea and vomiting. Ondansetron
administered in fast disintegrating tablet preparations is expected to make it easier for patients to swallow
it since it dissolves quickly with the help of saliva. Red bean starch has a moisture content of 9.14% and
amylose content of 44.83±1.56% which is useful as a tablet crusher. Sodium starch glycolate (SSG) is a
good disintegrant because it has a swelling ability of 300% in water. In this research, co-processed method
is used which can reduce the water content and shorten the tablet crushing time effectively. The purpose of

132
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

this study was to determine the effect of the different ratios of SSG with red bean starch in co-processed
disintegrant on the physical properties of Ondansetron FDT, especially disintegration time, friability and
dissolution of tablets and to determine the effect of using co-processed disintegrant SSG-red bean starch in
the ondansetron FDT formula with formulas that use non-co-processed disintegrants. The optimization
method used in this study was the simplex lattice design with components optimized being SSG and red bean
starch in a ratio of 0.5:0.5 (FI), 0.75: 0.25 (FII), 0:1 (FIII), 0.25:0.75 (FIV), and 1:0 (FV). The responses
used in the optimization were the physical properties of tablets in the form of friability, disintegration time
and tablet dissolution. The optimum formula obtained from the experiment was a formula with a ratio of
SSG and red bean starch 0.208:0.792. The predicted response of the optimum formula and the response of
the verification formula were 0.61% and (0.66 ± 0.08) % friability, respectively, 37.98 seconds of
disintegration and (39.90 ± 0.72) seconds and 97 dissolution 88% and (97.45 ± 0.66) %. The response of
the verification formula was within the confidence interval of the prediction response, which indicates that
the optimization produces a good prediction. The response of the optimum formula was then compared with
the response of the same formula but containing a combination of non-co-processed SSG and red bean
starch using a t test with a 95% confidence level. The results of the analysis showed that the P-value for
friability was 0.127>0.05 and dissolution was 0.059>0.05, with no significant difference between the two.
Meanwhile, the P-value for disintegration time was 0.006 <0.05, which means that there was a significant
difference between the co-processed and non-co-processed optimum formulas.
Keywords: red bean starch, sodium starch glycolate, simplex lattice design, Ondansetron HCl and fast
disintegrating tablet.

PENDAHULUAN merah juga rendah yaitu 9,14% (Siregar et al.,


Ondansetron HCl adalah antagonis 5- 2017). PKcM juga mempunyai kadar amilosa
Hydroxytryptamine yang sangat selektif pada sebesar 44,83±1,56 % (Ratnaningsih, 2013)
5HT3 reseptor yang akan memblokir situs yang bermanfaat sebagai bahan penghancur.
serotonin yang menyebabkan mual dan Selain itu, kacang merah merupakan sumber
muntah. Obat ini digunakan untuk pengobatan karbohidrat kompleks, serat, vitamin B,
mual dan muntah serta profilaksis dari emesis kalsium, zat besi dan kandungan protein yang
pasca kemoterapi atau radioterapi (Salunkhe cukup tinggi yaitu 23,1% (Karti et al., 2018).
et al., 2013). Ondansetron yang diberikan Hal ini bermanfaat pada pasien yang
dalam sediaan fast disintegrating tablet. menjalani kemoterapi karena sering
diharapkan dapat memudahkan pasien dalam mengalami masalah mual, muntah, tidak nafsu
menelan tablet yang cepat larut dengan makan dan malabsorbsi gizi (Wiranata et al.,
bantuan saliva (Purnamasari and Saputra, 2017). Pati juga merupakan salah satu bahan
2019). Fast Disintegrating Tablet (FDT) pengahancur tablet yang sering digunakan
adalah tablet yang ketika dimasukkan ke dalam proses pembuatan tablet kempa
dalam mulut akan segera melepaskan obatnya langsung. Pati dapat mempercepat waktu
dengan bantuan saliva (Sharma et al., 2012). hancur suatu tablet dan dapat mempercepat
Sediaan obat FDT dirancang untuk obat pelepasan obat dan meningkatkan
dengan BCS kelas 2 karena diharapkan dapat ketersediaan hayati (Rowe et al., 2015).
mempercepat waktu hancur dan Selain menggunakan pati kacang merah
meningkatkan kecepatan pelarutan juga menggunakan sodium starch glycolate
ondansetron sehingga meningkatkan (SSG). SSG merupakan bahan penghancur
ketersediaan hayati zat aktif didalam tubuh yang baik, karena mempunyai kemampuan
(Mulagada and Baratam, 2017). swelling 300% di dalam air. Sehingga tablet
Pada penelitian ini digunakan bahan akan mengalami penghancuran dalam waktu
penghancur sodium starch glycolate dan pati kurang dari dua menit (Berlian and Subarnas,
kacang merah. Pati kacang merah (PKcM) 2018). Oleh karena itu, dalam pembuatan
dipilih karena ketersediaan kacang merah tablet ini digunakan metode co-processed
sangat banyak, mudah diperoleh, harganya disintegrant untuk mengurangi kadar air
relatif murah dan kadar air tepung kacang bahan penghancur pada saat pembuatan.

133
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

Co-processing merupakan interaksi pada Alat dan Bahan


tingkat sub partikel pada beberapa bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini
tambahan untuk memperbaiki dan yaitu mixer powder, ayakan nomer 44 mesh,
meningkatkan fungsi zat tambahan. Co- lemari pengering, alat pencetak tablet single
processing ini dapat meningkatkan punch (Korsch EK-0), hardness tester (tipe
penyerapan air dan mempersingkat waktu LIH-1), friability tester (tipe LIC-2),
penghancuran tablet dengan efektif. dissolution tester (tipe RC 6D USP XXIII
Berdasarkan penelitian sebelumnya dengan paddle), flow tester granul,
penggunaan metode co-processed volumenometer (tipe dual tape density 22),
superdisintegrant crospovidone dan SSG moisture content balance (Ohaus), corong
lebih unggul dibanding campuran fisik hopper (Erwekka tipe ST-2), spektrofotometer
crospovidone dan SSG (Nagendrakumar et al., UV (Genesys 10), stopwatch, neraca analitik
2010). (Ohauss), pH meter (Ohaus starter 3100), alat-
Tujuan dari penelitian ini untuk alat gelas (Pyrex), jangka sorong, ayakan 40
mengetahui pengaruh perbandingan SSG mesh, dan kuvet (Hellma analytical).
dengan PKcM dalam co-processed Bahan yang digunakan pada penelitian ini
disintegrant terhadap sifat fisik FDT yaitu ondansetron HCl (PT. Pharos) sebagai
Ondansetron, terutama waktu hancur, zat aktif, sodium starch glycolate
kerapuhan dan disolusi tablet serta untuk pharmaceutical grade (CV. Dwilab Mandiri)
mengetahui pengaruh penggunaan co- sebagai superdisintegrant, pati kacang merah
processed disintegrant SSG-PKcM dalam fine grade (PT. Bionic Natura) sebagai bahan
formula FDT ondansetron dengan formula penghancur, sodium stearyl fumarate (PT.
yang menggunakan disintegrant non co- Pharos) sebagai pelicin, talk (CV. Agung
processed SSG maupun PKcM untuk dapat Jaya) sebagai pelicin, avicel 102 (CV. Agung
menghasilkan sifat fisik FDT yang lebih baik. Jaya) sebagai pengikat, manitol (pearlitol
160C) (PT. Pharos) sebagai pengisi,
METODE PENELITIAN aspartame (CV. Agung Jaya) sebagai pemanis,
Penelitian yang dilakukan termasuk ke etanol 95% (CV. Borneo Kimia) sebagai
dalam jenis penelitian eksperimental. Metode media dalam co-processed, HCl 37% (PT.
analisis yang digunakan disini adalah simplex Smart Lab Indonesia), NaOH (analytical
lattice design (SLD). Penelitian ini bertujuan grade, E Merck), dan Kalium fosfat
untuk melihat perbandingan co-processed monobasa (analytical grade, E Merck) serta
variasi konsentrasi SSG dan PKcM dengan aquadest (CV. Mitra Medika).
non co-processed PKcM. Variabel bebas Jalannya Penelitian
dalam penelitian ini adalah perbandingan Preparasi Co-processed SSG dan Pati
konsentrasi SSG dan PKcM dalam bahan Kacang Merah
penghancur co-processed. Variabel Co-processed disintegrant dilakukan
tergantung adalah kualitas granul seperti dengan menggunakan metode penguapan
kerapatan ruahan, kerapatan mampat, sudut pelarut. Bahan kombinasi antara PKcM dan
diam, sifat alir dan kandungan lembab granul SSG ditimbang sesuai dengan variasi
sebelum tablet dicetak serta sifat fisik tablet konsentrasi yang sudah ditentukan pada Tabel
seperti kerapuhan, kecepatan waktu hancur 1. Design formula co-processed SSG- PKcM
tablet setelah kontak dengan air dan disolusi dibuat dengan perbandingan sesuai simplex
tablet. Variabel terkontrol yaitu penambahan lattice design menggunakan software Design
etanol, lamanya waktu pengeringan granul (40 Expert version 12,0 (trial). Kombinasi bahan
menit), suhu pengeringan granul dalam oven tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
(30º C), lamanya waktu pencampuran (20 bekker glass 500 mL. Alkohol 95% sebanyak
menit) dan kekerasan tablet.

133
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

Tabel 1. Perbandingan SSG dan pati kacang merah menggunakan metode simplex lattice design

Formula Run Komposisi SSG dan PKcM dengan nilai kode


1 0,5 0,5
I
3 0,5 0,5
II 2 0,75 0,25
4 0 1
III
7 0 1
IV 5 0,25 0,75
6 1 0
V
8 1 0

Tabel 2. Formula tablet FDT ondansetron HCl untuk 1 tablet (Co-processed)

Bahan Fungsi bahan F I (mg) F II (mg) F III (mg) F IV (mg) FV (mg)


Ondansetron HCl Zat aktif 3,2% 8 8 8 8 8
5 7,5 0 2,5 10
SSG : PKcM Penghancur 4%
5 2,5 10 7,5 0
Avicel PH 102 Pengikat 20% 50 50 50 50 50
Sodium Stearyl Fumarate Pelicin 1% 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Talkum Pelicin 2% 5 5 5 5 5
Aspartam Pemanis 2% 5 5 5 5 5
Manitol Pengisi 67,84% 169,5 169,5 169,5 169,5 169,5
Total 250 250 250 250 250

110 mL dimasukkan ke dalam bekker glass. Uji Sudut Diam


Campuran tersebut diaduk sampai merata, Sudut diam ditentukan dengan
ditunggu sampai semua alkohol menguap dan menggunakan corong. Campuran granul
dapat dibentuk massa granul yang baik. Massa ditimbang sebanyak 100 gram dan
granul yang terbentuk kemudian diayak dimasukkan ke dalam corong. Semua granul
dengan ayakan no 40 mesh. Hasil ayakan dibiarkan mengalir melalui corong dengan
kemudian dimasukkan ke dalam lemari bebas ke permukaan sampai membentuk
pengering pada suhu 30º C selama 40 menit. kerucut. Granul kemudian diukur lebar alas
Granul yang sudah kering diayak lagi dengan dan tingginya. Uji sudut diam ini juga
ayakan no 40 mesh. dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Sudut
diam dapat diukur dengan menggunakan
Evaluasi Co-processed SSG dan PKcM persamaan 1 berikut:
Uji Waktu alir 𝑡𝑎𝑛(𝛼) = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 ⁄0,5 𝑎𝑙𝑎𝑠 (1)
Hasil co-processed SSG-PKcM Jadi, sudut diam dapat dihitung dengan
ditimbang sebanyak 100 gram dan membagi tinggi kerucut dengan setengah dari
dimasukkan ke dalam corong hopper dalam diameter alas kerucut serbuk (United States
keadaan tertutup. Corong hopper kemudian Pharmacopeia, 2016).
dibuka dan dicatat waktu yang diperlukan Uji Kerapatan Ruahan
untuk granul mengalir seluruhnya. Uji waktu Co-processed SSG dan PKcM yang
alir dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Sifat sudah diayak, ditimbang sebanyak 100 gram.
alir granul yang baik jika waktu yang Sebuk co-processed kemudian dimasukkan ke
dibutuhkan semua granul mengalir dari dalam gelas ukur 250 mL. Permukaan granul
corong hopper tidak lebih dari 10 detik diratakan dengan hati-hati tanpa melakukan
(United States Pharmacopeia, 2016). pengetapan dan diukur volume granul.
Pengujian kerapatan ruahan ini dilakukan

134
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

replikasi sebanyak 3 kali (Kementerian dalam labu takar 10 mL. Aquadest kemudian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020). ditambahkan sampai tanda dan dikocok
Uji Kerapatan Mampat sampai homogen. Kemudian larutan tersebut
Granul hasil uji kerapatan ruahan dibaca di spektrofotometer UV dan dicari
kemudian dilakukan pengetapan dengan lamda max. Hasil pembacaan dengan
volumenometer. Pengetapan dilakukan spektrofotometer UV didapatkan lamda max
sebanyak 10, 500, 1250 ketukan. Selanjutnya pada 248 nm. Pembuatan kurva baku
dibaca V10, V500, V1250 serbuk ke satuan gelas dilakukan dengan membuat 5 konsentrasi
ukur yang terdekat. Volume pemampatan yang berbeda melalui pengenceran bertingkat
ditetapkan pada V1250 jika hasil ketukan pada dan larutan dibaca absorbansinya pada lamda
V500 dan V1250 mempunyai perbedaan volume 248 nm.
kurang dari 2 mL. Kerapatan serbuk mampat Orientasi Mixing
dapat dihitung dengan menggunakan rumus Semua bahan ditimbang sesuai formula.
M/VF. VF merupakan volume pada Semua bahan tersebut kemudian dimasukkan
pengetukan terakhir. Untuk mengetahui ke dalam mixing cube. Sampel diambil pada 5
interaksi antar partikel dihitung Indeks titik dan dilakukan pada menit ke 5, 10, 15, 20
Kompresibilitas dan Perbandingan Hausner. dan 25. Sampel diambil sebanyak 10 mg pada
Indeks Kompresibilitas dihitung dengan setiap pengambilan sampling. Sampel
persamaan 2 yaitu: kemudian dimasukkan ke dalam labu takar
100 mL dan ditambahkan HCl 0,1 N sampai
(𝑉0 − 𝑉𝐹)⁄𝑉 0 × 100 (2) tanda. Larutan sampel kemudian disaring dan
Keterangan : dibaca pada spektrofotometer UV pada
V0 = Volume sebelum dimampatkan panjang gelombang 248 nm. Waktu optimum
VF = volume setelah pengetukan orientasi mixing ditentukan berdasarkan CV
terendah.
Perbandingan Hausner dapat dihitung Pencetakan Tablet Secara Kempa Langsung
dengan persamaan 3 yaitu : Semua bahan ditimbang dengan
timbangan analitik sesuai formula pada Tabel
𝑉0 2. Bahan yang sudah ditimbang selanjutnya
= 𝑉𝐹 (3)
dimasukkan ke dalam mixing cube dan
(Kementerian Kesehatan Republik
dicampur selama 20 menit. Setelah semua
Indonesia, 2020)
bahan tercampur dengan homogen kemudian
Uji Kandungan Lembab
dilakukan evaluasi sifat fisik serbuk seperti uji
Pengujian ini dilakukan dengan
granul co-processed. Serbuk yang sudah diuji
memasukkan pan aluminium kosong ke dalam
kemudian dimasukkan ke dalam pencetak
moisture balance lalu ditutup kembali untuk
tablet untuk dicetak secara langsung sampai
memulai tare. Granul yang sudah ditimbang
membentuk tablet yang diinginkan. Tablet
sebanyak 3 gram diratakan di atas pan lalu
dicetak dengan berat tiap tablet 250 mg.
moisture balance ditutup kembali. Pengujian
Evaluasi Sifat Fisik Tablet
dilakukan sampai nilai kadar air serbuk
Uji Keseragaman Bobot
konstan. Syarat kandungan lembab yang baik
Tablet diambil sebanyak 20 tablet dan
yaitu 2-5% (Hana, 2010).
diukur bobot rata-rata tiap tablet. Tablet
Orientasi Pencampuran Komponen
dengan bobot rata-rata 151 mg–300 mg
Formula FDT Ondansetron HCl
dikatakan memenuhi persyaratan jika tidak
Pembuatan Kurva Baku
lebih dari 2 tablet yang penyimpangan bobot
Ondansetron HCl sebanyak 10 mg
rata-ratanya lebih dari 7,5%. Tablet juga
dicampur dengan HCl 0,1 N sampai 100 mL
dikatakan memenuhi syarat keseragaman
sebagai larutan stok. Larutan stok ondansetron
bobot jika tidak ada tablet yang penyimpangan
HCl 0,1 N diambil 1 mL dan dimasukkan ke

135
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

bobot rata-ratanya lebih dari 15% bekker glass yang sebelumnya sudah
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, ditambahkan buffer phosphate pH 6,8
1979). sebanyak 10 mL. Waktu hancur tablet diukur
Uji Keseragaman Kandungan menggunakan stopwatch dan dicatat waktu
Tablet yang sudah dicetak diambil yang diperlukan tablet untuk hancur. Semua
sebanyak 30 tablet dan disisihkan. Kadar pada tablet harus hancur semua pada akhir
10 tablet ditetapkan menggunakan pengujian. Uji waktu hancur dilakukan
spektrofotometer UV (Kementerian replikasi sebanyak 3 kali (Nagendrakumar et
Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Tablet al., 2010).
ditimbang dan dicatat beratnya, kemudian Uji Disolusi
digerus dan diambil 10,0 mg. Sampel Uji disolusi dilakukan dengan mengambil
kemudian dimasukkan ke dalam labu takar sebanyak 6 tablet. Metode disolusi yang
100 mL dan dilarutkan dengan HCl 0,1 N digunakan yaitu metode dayung. Chamber
sampai tanda. Larutan sampel kemudian dissolution tester diisi menggunakan medium
disaring dan dibaca absorbansinya dengan HCl 0,1 N sebanyak 500 mL. Dissolution
spektrofotometer UV 248 nm. Hasil dari tester kemudian dinyalakan dan diatur suhu
pembacaan absorbansi pada 10 tablet medium agar 37oC ± 0,5 serta kecepatan
kemudian dihitung kadar dan nilai paddle 50 rpm. Sampel diambil sebanyak 5
penerimaanya. mL pada waktu 2, 5, 10, 15 menit.
Uji Kekerasan Pengambilan sampel dilakukan pada bagian
Pengujian kekerasan pada tablet tengah dayung dan larutan sampel yang
dilakukan dengan mengambil sebanyak 6 diambil diganti dengan HCl 0,1 N sebanyak 5
sampel tablet secara acak pada setiap formula. mL. Larutan sampel yang diambil kemudian
Tablet diletakkan pada hardness tester satu disaring dan dibaca absorbansinya
persatu secara horizontal. Sekrup pada menggunakan spektrofotometer UV 248 nm.
hardness tester kemudian diputar sampai Kadar persen disolusi kemudian ditentukan
tablet pecah. Hasil kekerasan tablet kemudian pada setiap waktu pengambilan sampel
dicatat (United State Pharmacopoeia, 2012). (Pharmacopeia United States, 2011).
Uji Kerapuhan Optimasi Formula Menggunakan Design
Tablet ondansetron HCl ditimbang Expert
dengan berat keseluruhan sedekat mungkin Penentuan formula yang optimal
dengan 6,5 gram. Tablet yang sudah dilakukan dengan menggunakan metode SLD.
ditimbang di timbangan analitik selanjutnya Hasil data yang didapatkan dari pengujian
dibebasdebukan. Tablet kemudian tablet pada setiap formula dimasukkan ke
dimasukkan kedalam friabilator tester dan dalam aplikasi Design Expert version 12,0
diputar 100 kali. Selanjutnya tablet (trial). Respon yang dimasukkan yaitu
dibersihkan dari sisa serbuk tablet dan kerapuhan, waktu hancur dan disolusi.
ditimbang lagi dengan timbangan analitik. Formula yang menunjukkan respon dan
Untuk mengetahui kerapuhan tablet dihitung desirability paling tinggi digunakan sebagai
persentase penurunan berat tablet sebelum dan formula yang optimum. Selanjutnya formula
sesudah perlakuan. Suatu tablet dapat optimum yang didapatkan dilakukan
dikatakan memenuhi persyaratan tablet yang verifikasi. Formula optimum yang didapat
baik jika mempunyai nilai kerapuhan tidak dengan metode co-processed selanjutnya
lebih dari 1% (United State Pharmacopoeia, dibuat juga formula FDT yang non co-
2012). processed untuk dijadikan pembanding. FDT
Uji Waktu Hancur yang non co-processed ini dibuat dengan
Uji waktu hancur dilakukan dengan mencampur semua bahan sesuai formula tanpa
mengambil 1 tablet dan di letakkan kedalam dilakukan penambahan etanol pada bahan

136
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

Tabel 3. Hasil uji sifat co-processed SSG-PKcM

FI FII FIII FIV FV


Uji
Run 1 Run 3 Run 2 Run 4 Run 7 Run 5 Run 6 Run 8
Kecepatan Alir 11,64 ± 20,51 ± 12,04 ± 13,68 ± 17,23 ± 15,01 ± 10,80 ± 12,62 ±
(gram/detik) 0,17 0,56 0,34 0,40 0,36 0,36 0,15 0,12
29,18 ± 30,01 ± 30,79 ± 30,73 ± 30,25 ± 32,28 ± 35,97 ± 30,55 ±
Sudut Diam (derajat)
1,12 0,11 0,67 1,28 1,05 1,82 0,95 2,15
Kerapatan Ruahan 0,48 ± 0,50 ± 0,40 ± 0,43 ± 0,47 ± 0,40 ± 0,40 ± 0,40 ±
(gram/mL) 0,003 0,003 0,002 0,003 0,005 0,002 0,002 0,003
Indeks
20,35 21,95 16,98 11,54 24,14 22,00 7,76 7,83
Kompresibilitas (%)
Perbandingan
1,20 1,22 1,17 1,12 1,24 1,22 1,08 1,08
Hausner
MC (%) 4,97 3,83 4,75 4,77 3,26 2,85 4,16 3,53

Tabel 4 Uji campuran serbuk formula FDT

FI FII FIII FIV FV


Uji
Run 1 Run 3 Run 2 Run 4 Run 7 Run 5 Run 6 Run 8
Kecepatan alir 9,67 ± 9,30 ± 10,33 ± 11,99 ± 10,48 ± 10,41 ± 11,68 ± 12,03 ±
(gram/detik) 0,92 0,56 0,56 0,92 0,98 0,83 1,22 0,62
Sudut diam 36,68 ± 36,09 ± 34,24 ± 35,22 ± 38,12 ± 38,38 ± 34,07 ± 34,00 ±
(derajat) 1,09 1,24 1,25 2,18 1,57 1,10 0,65 0,69
Kerapatan Ruahan 0,52 ± 0,55 ± 0,56 ± 0,55 ± 0,51 ± 0,55 ± 0,51 ± 0,51 ±
(g/mL) 0,003 0,004 0,002 0,004 0,005 0,004 0,006 0,003
Indeks
kompresibilitas 11,63 5,88 8,43 4,76 10,34 9,76 11,76 10,23
(%)
Perbandingan
1,12 1,06 1,08 1,05 1,10 1,10 1,12 1,10
Hausner
MC (%) 2,30 2,37 2,24 2,17 2,27 2,39 2,40 2,52

penghancur. Selanjutnya campuran serbuk dibandingkan dengan formula non co-


dilakukan uji serbuk dan uji tablet sama processed menggunakan anilisis uji t dengan
seperti FDT yang co-processed. taraf kepercayaan 95%. Sehingga dapat
Teknik atau Model Analisis Data ditentukan formula FDT yang mempunyai
Hasil data yang diperoleh dari pengujian sifat fisik paling baik diantara formula yang di
sifat fisik granul dan tablet pada masing- co-processed dengan formula FDT non co-
masing formula dianalisis dengan software processed.
Design Expert version 12,0 (trial) metode
mixture simplex lattice untuk mendapatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
persamaan SLD dan formula optimum dengan Hasil Uji Kualitas co-processed SSG-
respon fisik terutama waktu hancur yang PKcM
paling baik. Setelah diperoleh formula Pengujian sifat granul yang dilakukan
optimum, kemudian dilakukan verifikasi hasil yaitu kerapatan ruahan, kerapatan mampat,
formula optimum prediksi program tersebut waktu alir, sudut diam dan kandungan lembab.
dengan formula pembanding hasil percobaan Pengujian sifat granul ini dilakukan untuk
(Edityaningrum, 2018). Selanjutnya hasil uji mengetahui sifat granul sebelum dicetak
tablet formula optimum co-processed

137
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

langsung. Hasil uji co-processed SSG dan yang baik jika memiliki nilai lebih dari 10
PKcM dapat dilihat pada Tabel 3. gram/detik (United States Pharmacopeia,
Uji Kecepatan Alir 2016). Sifat alir suatu serbuk berpengaruh
Hasil uji co-processed SSG dan PKcM pada saat proses pengempaan tablet. Jika
pada uji kecepatan alir menunjukkan bahwa granul memiliki sifat alir yang baik maka
pada semua run menunjukkan kecepatan alir aliran granul menjadi konstan (Maghfiroh et
yang baik dengan kecepatan alir lebih dari 10 al., 2018). Jika bobot tablet konstan, maka
gram/detik. Syarat suatu serbuk dapat tablet akan memiliki keseragaman kandungan
dikatakan mempunyai kecepatan alir serbuk dan keseragaman bobot yang baik juga.
Uji Sudut Diam mencegah pertumbuhan mikroba atau jamur
Uji sudut diam digunakan untuk karena serbuk menjadi lembab saat
mengetahui sifat dari aliran granul. Serbuk penyimpanan (Hana, 2010). Kandungan
dapat dikatakan memilki sifat alir yang baik lembab merupakan metode untuk
jika memiliki sudut diam kurang dari 35o menunjukkan kadar air yang terkandung
(United States Pharmacopeia, 2016). Pada uji dalam suatu serbuk (Elisabeth et al., 2018).
sudut diam semua run mempunyai sudut diam Hasil uji MC pada granul co-processed pada
<35o.Jadi, dapat disimpulkan granul semua run mempunyai range <5% yang
memenuhi syarat sudut diam yang baik dan artinya memenuhi persyaratan kadar
dapat mengalir bebas. Sifat alir juga dapat kelembapan.
mempengaruhi keseragaman dari zat aktif, Uji Campuran Serbuk Formula FDT
karena mempengaruhi aliran serbuk dari Co-processed SSG-PKcM yang sudah
hopper ke die. diuji sifat granul kemudian dicampurkan
Uji Kerapatan Mampat dengan bahan yang lain sesuai formula dan
Indeks kompresibilitas dilakukan untuk dilakukan uji sifat serbuk. Hasil uji sifat
mengetahui sifat alir dari suatu serbuk yang campuran serbuk formula FDT Ondamsetron
akan dicetak. Jika indeks kompresibilitas HCl dapat dilihat pada Tabel 4.
semakin kecil maka sifat alir serbuk akan Uji Kecepatan Alir
semakin baik (Nawangsari, 2019). Pada hasil Sifat alir suatu serbuk berpengaruh dalam
uji pengetapan granul co-processed proses pencetakan tablet. Hal ini dikarenakan
didapatkan indeks kompresibilitas <25 jika suatu serbuk mempunyai sifat alir yang
sehingga dapat disimpulkan mempunyai sifat jelek maka aliran granul dari hopper ke die
alir yang agak baik (United States menjadi tidak sempurna (Maghfiroh et al.,
Pharmacopeia, 2016). Hasil uji granul co- 2018). Sifat alir dapat dipengaruhi oleh
processed untuk perbandingan hausner yaitu ukuran, bentuk, massa jenis granul dan gaya
hampir pada semua run mempunyai range kohesi antar partikel. Pada uji campuran
1,19-1,25 yang termasuk kategori cukup baik serbuk FDT ondansetron HCl kecepatan alir
(United States Pharmacopeia, 2016). Uji serbuk hampir semua mempunyai kecepatan
kerapatan mampat ini dipengaruhi oleh ikatan alir >10 gram/detik. Namun, pada run 1 dan 3
yang terjadi antar pertikel dan sifat alir serbuk. kecepatan alir serbuk kurang dari 10
Pada hasil percobaan ini, formula yang gram/detik. Hal tersebut menunjukkan pada
mempunyai jumlah pati lebih banyak perbandingan SSG dan PKcM 0,5:0,5 pada
memiliki indeks kompresibilitas yang lebih campuran serbuk FDT memiliki ikatan kohesi
besar. Indeks kompresibilitas yang besar, antar partikel yang besar dan memiliki sifat
menandakan ikatan yang terjadi antar partikel alir yang kurang baik.
juga lebih besar. Uji Sudut Diam
Uji Kandungan Lembab Uji sudut diam digunakan untuk
Parameter uji granul yang lain yaitu menyatakan bahwa granul dapat mengalir
moisture content yang penting dalam bebas dan menjadi indikasi keberterimaan

138
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

sifat aliran suatu serbuk (Elisabeth et al., Uji Kerapuhan


2018). Hasil uji serbuk untuk sudut diam yaitu Uji kerapuhan merupakan cara yang
hampir pada semua run mempunyai range dilakukan untuk mengetahui kemampuan
sudut diam 31-35o yang artinya baik. Besar tablet menahan tekanan mekanis yang
kecilnya sudut yang terbentuk dipengaruhi menentukan ketahanan tablet terhadap
oleh beberapa hal seperti ukuran partikel, gaya beberapa perlakuan seperti chipping dan
tarik menarik antar partikel dan gaya gesek abrasi permukaan. Suatu tablet dapat
yang terjadi antar partikel. Jika ukuran partikel dikatakan memenuhi persyaratan tablet yang
semakin kecil, maka akan semakin besar juga baik jika memiliki kerapuhan tidak lebih dari
sudut diam yang terbentuk (Elisabeth et al., 1% (United State Pharmacopoeia, 2012). Pada
2018). Sudut diam juga dapat dipengaruhi hasil penelitian ini hanya run 2,4,6 dan 7 yang
oleh kandungan lembab. Jika kandungan memiliki kerapuhan dibawah 1%. Hal ini bisa
lembab tinggi, maka ikatan antar partikel juga disebabkan karena pada run tersebut memiliki
akan semakin besar dan sudut diam yang sifat alir dan kompresibilitas yang baik. Jika
terbentuk juga akan semakin besar. sifat alir dan kompresibilitas serbuk jelek,
Uji Kerapatan Mampat maka pengisian ruang kompresi pada saat
Hasil uji pengetapan pada campuran pencetakan akan turun dan tablet menjadi
serbuk FDT ondansetron HCl untuk indeks rapuh.
kompresibilitas dan perbandingan hausner Uji Waktu Hancur
didapatkan hasil yang sangat baik pada hampir Tablet FDT seharusnya dapat hancur
semua run. Hal ini dilihat dari indeks didalam mulut dalam waktu kurang dari 60
kompresibilitas yang < 10 dan perbandingan detik atau berada dalam rentang 5-50 detik
hausner dengan range 1,00-1,11. Sehingga (Bhowmik et al., 2009). Pada penelitian ini
bisa disimpulkan bahwa campuran serbuk semua run memiliki waktu hancur dibawah 50
FDT memenuhi persyaratan dan memiliki detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sifat alir yang baik. Hasil indeks waktu hancur pada semua run memenuhi
kompresibilitas dan perbandingan hausner persyaratan waktu hancur.
yang baik ini menandakan pada semua run Uji Disolusi
memiliki interaksi antar partikel yang rendah. Uji disolusi digunakan untuk menentukan
Interaksi antar prtikel yang rendah ini dapat kadar obat dari suatu sediaan menjadi bentuk
dipengaruhi dari nilai kandungan lembab yang zat aktif yang terlarut. Kadar zat aktif dalam
rendah juga pada semua run. tubuh akan semakin banyak ketika waktu
Uji Kandungan Lembab disolusi juga semakin lama (Maghfiroh et al.,
Parameter uji sifat campuran serbuk FDT 2018). Persyaratan uji disolusi yaitu jika kadar
ondansetron HCl yang lain yaitu uji disolusi zat aktif yang terlarut Q + 5. Dimana
kandungan lembab. Kelembapan serbuk dapat Q adalah nilai zat aktif yang terlarut sesuai
mempengaruhi sifat alir suatu serbuk yang tercantum dalam monografi
(Lutfhfiani et al., 2020). Pada uji ini campuran (Pharmacopeia United States, 2011). Untuk
serbuk pada semua run mempunyai kadar MC keberterimaan uji disolusi FDT Ondansetron
< 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa HCl yaitu 95-115% (The United States
semua serbuk memenuhi syarat kandungan Pharmacopeia, 2010).
lembab. Hasil uji disolusi pada penelitian ini dapat
Uji Sifat Fisik Tablet dilihat pada Tabel 5. Hasil disolusi pada menit
Pada penelitian ini uji sifat fisik tablet ke 10 pada Run 5 memiliki kadar pelepasan
yang dilakukan meliputi keseragaman bobot, zat aktif tertinggi dengan 97,54 %. Dimana
keseragaman kandungan, kekerasan, Run 5 mempunyai perbandingan SSG dan pati
kerapuhan, waktu hancur dan disolusi. Hasil kacang merah 0,25 : 0,75. Hal ini sebanding
uji sifat fisik tablet dapat dilihat pada Tabel 5. dengan hasil waktu hancur tablet. Dimana

133
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

Tabel 5. Uji sifat fisik tablet FDT ondansentron HCl

F1 FII FIII FIV FV


Uji
Run 1 Run 3 Run 2 Run 7 Run 4 Run 5 Run 6 Run 8
3,58 ± 4,14 ± 4,05 ± 3,78 ± 4,40 ± 3,16 ± 4,08 ± 3,63 ±
Kekerasan (kg)
0,66 0,61 0,69 0,92 0,60 0,35 0,54 0,39
5,53 ± 4,68 ± 0,61 ± 0,96 ± 0,92 ± 1,56 ± 0,87 ± 1,33 ±
Kerapuhan (%)
2,89 1,77 0,31 0,09 0,61 0,31 0,35 0,63
40,18 ± 39,18 ± 41,1 ± 40,1 ± 41,31 ± 37,91 ± 38,27 37,32
Waktu hancur (s)
2,05 0,49 2,24 0,39 0,99 1,42 ± 0,70 ± 0,51
Keseragaman 247,9 ± 250,8 245,0 249,9 252,3 244,8 248,3 249,0
bobot (mg) 7,50 ± 7,39 ± 4,48 ± 7,60 ± 7,94 ± 4,97 ± 3,98 ± 3,65
Keseragaman
3,03 2,95 1,83 3,04 3,15 2,03 1,60 1,47
bobot (CV%)
Keseragaman 95,86 ± 95,15 ± 95,68 96,55 96,60 ± 97,17 ± 99,69 99,49
kandungan (%) 4,77 4,39 ± 4,07 ± 4,55 4,37 3,88 ± 3,95 ± 4,69
NP (KK) 14,09 13,88 12,59 12,87 12,38 10,64 9,48 11,26
95,05 ± 95,42 ± 96,08 95,83 95,85 ± 97,54 ± 97,18 97,21
Disolusi (%)
0,43 0,49 ± 0,55 ± 0,49 0,58 0,68 ± 0,59 ± 0,73

Tabel 6. Model respon sifat fisik tablet berdasarkan simplex lattice design

Uji Persamaan
Kerapuhan 1,1A + 0,94B + 16,34AB – 5,49333AB(A-B) – 63,9733AB(A-B)2
Waktu Hancur 37,7897A + 40,6997B + 1,61412AB + 24,7733AB(A-B)
Disolusi 97,195A + 95,84B – 5,17AB – 11,4 AB(A-B) + 26,92 AB(A-B)2

pada run ke 5 memiliki waktu hancur yang terhadap penerapan beban tekan (United State
lebih cepat. Waktu penghancuran yang cepat Pharmacopoeia, 2012). Hasil uji kekuatan
pada tablet menyebabkan laju disolusi tablet pada semua run semua berada dalam rentang
meningkat. Hal ini terjadi karena ketika tablet 3-5 kg yang berarti memenuhi persyaratan
bersentuhan dengan air, tablet akan kekerasan tablet yang baik. Kekerasan tablet
mengalami pembengkakan kemudian pecah. dipengaruhi oleh tekanan kompresi saat
Tablet yang pecah akan menjadi partikel kecil pencetakan dan ikatan yang terjadi antar
dan zat aktif akan terlepas dari tablet (Berlian partikel. Semakin kuat ikatan yang terjadi
and Subarnas, 2018). Kadar zat aktif antar partikel, maka semakin besar kekerasan
Ondansetron HCl yang diperoleh dari hasil tablet.
disolusi ini pada menit ke 10 memiliki rentang Uji Keseragaman Bobot
95-97 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Hasil pengujian keseragaman bobot pada
semua run memenuhi persyaratan disolusi semua run tidak lebih dari 2 tablet yang
yaitu mempunyai kadar 95-115%. melebihi bobot rata-rata. Semua berat tablet
Uji Kekerasan masih memenuhi range 231,25 - 268,75 mg.
Pengujian kekuatan tablet digunakan Selain itu, semua run mempunyai nilai CV
sebagai parameter kontrol kualitas tablet dan <5%. Sehingga dapat disimpulkan semua run
pengembangan tablet. Kekerasan tablet memenuhi persyaratan keseragaman bobot.
mengarah kepada kemampuan ketahanan Uji Keseragaman Kandungan
permukaan tablet terhadap penetrasi atau Uji keseragaman kandungan dilakukan
lekukan karena benturan. Uji kekerasan ini pada sediaan yang mempunyai kandungan zat
juga dapat diartikan kekuatan penghancuran aktif kurang dari 25 mg. Suatu sediaan padat
yang juga menggabarkan ketahanan tablet dapat dikatakan memenuhi persyaratan

134
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

keseragaman kandungan jika nilai penerimaan dengan model quartic, dapat dilihat pada
dari 10 unit sediaan pertama kurang dari atau Gambar 1.
sama dengan L1%. Nilai L1 sebesar 15,0. Persamaan respon kerapuhan campuran
Perhitungan penerimaan keseragaman SSG dan PKcM mengikuti pola quartic. Hasil
kandungan ini dapat dilihat pada persamaan 4. campuran SSG dan PKcM terhadap respon
Jika rata-rata kadar sampel < 98,5 maka kerapuhan terjadi perbedaan yang signifikan.
perhitungan nilai penerimaanya, Persamaan ANOVA yang dihasilkan untuk
98,5– 𝑋 + 𝑘𝑠 (4) kerapuhan memiliki nilai A (+1,1), nilai B
(Kementerian Kesehatan Republik (+0,94) dan nilai interaksi AB (+16,34).
Indonesia, 2020). ANOVA untuk model quartic menunjukkan
Hasil uji keseragaman kandungan pada nilai p-value 0,0061 (<0,05) artinya
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil persamaan model untuk uji kerapuhan dapat
uji keseragaman kandungan dapat dilihat menggabarkan perilaku respon secara
bahwa rata-rata kadar pada semua run signifikan. Sehingga dapat disimpulkan
memiliki rentang 95-99 %. Dari hasil tersebut variasi konsentrasi SSG dan PKcM
didapatkan nilai penerimaan dengan rentang memberikan perbedaan respon kerapuhan
9-14. Sehingga bisa disimpulkan bahwa yang sangat bermakna.
semua run memenuhi syarat uji keseragaman Penentuan Persamaan Model Waktu
kandungan dengan nilai penerimaan < 15,0. Hancur
Optimasi Tablet FDT Ondansetron HCl Uji sifat fisik yang lain yaitu uji waktu
Persamaan yang dihasilkan berdasarkan hancur. Grafik campuran SSG dan PKcM
Design Expert Version 12.0 (Trial) dengan terhadap respon waktu hancur dengan model
metode simplex latice design akibat pengaruh cubic, dapat dilihat pada Gambar 2.
variasi konsentrasi SSG dan PKcM terhadap
respon sifat fisik tablet dapat dilihat pada
Tabel 6. Persamaan yang didapat merupakan
interaksi antara SSG dan PKcM terhadap
respon uji kekerasan, kerapuhan dan uji
disolusi.
Penentuan Persamaan Model Kerapuhan

Gambar 2. Grafik campuran SSG dan


PKcM terhadap respon waktu hancur
tablet

Model grafik yang digunakan untuk


Gambar 1. Grafik campuran SSG dan respon waktu hancur adalah cubic. Pada uji
PKcM terhadap respon kerapuhan waktu hancur persamaan yang dihasilkan
tablet
yaitu mempunyai nilai A (+37,7897), nilai B
(+40,6997) dan nilai AB (+ 1,61412). Hasil
Parameter uji sifat fisik tablet salah
ANOVA untuk model cubic mempunyai p-
satunya yaitu kerapuhan. Grafik campuran
value 0,0214 (<0,05) dengan nilai lack of fit
SSG dan PKcM terhadap respon kerapuhan

135
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

yaitu 0,9260 (>0,05). Hasil ANOVA tersebut mendekati satu. Kriteria yang dimasukkan
dapat diartikan bahwa dengan adanya variasi yaitu kekerasan, waktu hancur dan disolusi
konsentrasi SSG dan PKcM dapat
menghasilkan waktu hancur yang sangat
signifikan. Persamaan model hasil SLD juga
dapat menggambarkan perilaku respon waktu Gambar 3. Perbandingan optimal SSG-PKcM dan
hancur secara signifikan. respon prediksinya
Penentuan Persamaan Model Disolusi
yang ditunjukkan pada Tabel 7. Formula
optimum hasil prediksi Design Expert Version
12.0 (trial) ditunjukkan pada Gambar 4.
Formula optimum berdasarkan analisa SLD
yaitu dengan perbandingan konsentrasi SSG
dan PKcM 0,208 : 0,792. Nilai desirability
yang dihasilkan yaitu 0,942 dengan bentuk
grafik seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Grafik campuran SSG dan


PKcM terhadap respon disolusi
tablet

Grafik campuran SSG dan PKcM terhadap


respon disolusi dapat dilihat pada Gambar 3.
Model grafik yang digunakan untuk respon
disolusi adalah quartic. Pada respon disolusi
Gambar 4. Grafik desirability formula
persamaan yang dihasilkan yaitu mempunyai
optimum FDT Ondansetron HCl
nilai A (+97,195), nilai B (+95,84) dan nilai menggunakan Design Expert 12.0 (trial)
AB (-5,17). Nilai p-value pada model
ANOVA untuk respon disolusi yaitu 0,0036 Tabel 7. Kriteria penentuan formula optimum
(<0,05). Sehingga dapat diartikan perbedaan FDT ondansetron HCl dengan metode simplex
lattice design
variasi campuran SSG dan PKcM terhadap
respon waktu hancur terjadi perbedaan yang Batas Atas Dan
Respon Kriteria
bermakna dan persamaan model dapat Bawah
mengambarkan respon disolusi yang Kerapuhan Minimize 0,61 – 5,53
Waktu
signifikan. Minimize 37,32 – 41,31
hancur
Pemilihan Formula Optimum dan Uji Sifat Disolusi Maximize 95,03 – 97,54
Fisik
Berdasarkan hasil dari parameter respon Verifikasi Formula Optimum FDT
fisik yang telah dilakukan kemudian Ondansetron HCl
ditentukan formula optimum. Penentuan Formula optimum hasil prediksi Design
formula optimum ini menggunakan metode Expert Version 12.0 (trial) kemudian dibuat
simplex lattice design dengan menentukan sediaan tablet dengan bahan penghancur yang
beberapa kriteria sehingga akan didapatkan di co-processed. Hasil uji co-processed SSG-
nilai respon tertinggi dengan desirability yang PKcM dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil uji

136
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

Tabel 8. Hasil uji co-processed dan non co-processed SSG-PKcM formula optimum
Uji Co-processed Non co-processed
Kecepatan alir (gram/detik) 12,89 ± 0,76 3,24 ± 0,13
Sudut diam (derajat) 25,64 ± 0,94 41,93 ± 0,18
Kerapatan ruahan (gram/mL) 0,40 ± 0,002 0,41 ± 0,003
Indeks kompresibilitas (%) 7,08 5,26
Perbandingan Hausner 1,07 1,05
MC (%) 3,39 4,53

Tabel 9. Hasil uji campuran serbuk FDT optimum


Uji Co-procesed Non co-processed
Kecepatan alir (gram/detik) 10,88 ± 1,18 5,45 ± 0,35
Sudut diam (derajat) 34,43 ± 0,50 37,65 ± 1,59
Kerapatan ruahan (gram/mL) 0,517 ± 0,014 0,522 ± 0,005
Indeks kompresibilitas (%) 9,64 7,06
Perbandingan Hausner 1,10 1,05
MC (%) 2,09 2,40

Tabel 10. Hasil uji tablet optimasi


Uji tablet Co-processed Non co-processed
Kerapuhan (%) 0,66 ± 0,08 1,33 ± 0,39
Waktu hancur (detik) 39,90 ± 0,72 48,61 ± 1,82
Disolusi (%) 97,45 ± 0,66 95,05 ± 0,43
Kekerasan (kg) 3,96 ± 0,50 3,92 ± 0,63
Keseragaman bobot (mg) 246,5 ± 3,88 246,7 ± 10,30
Keseragaman bobot (CV %) 1,58 4,18
Keseragaman kandungan (%) 97,67 ± 3,67 93,53 ± 3,78
NP (KK) 9,63 14,04

sifat granul co-processed dengan formula Formula optimum yang didapatkan


optimasi ini didapatkan hasil sifat granul yang selanjutnya dilakukan verifikasi. Hasil uji
sangat baik dan sifat alir yang sangat baik. formula optimum dibandingkan dengan hasil
Pada uji campuran serbuk FDT formula prediksi SLD dengan tingkat kepercayaan
optimum didapatkan hasil seperti pada Tabel 95%. Hasil uji kerapuhan, waktu hancur dan
9. Semua campuran serbuk FDT dimana disolusi masuk kedalam interval prediksi yang
bahan penghancurnya dilakukan co-processed ada di SLD seperti pada Tabel 11. Error!
memiliki sifat serbuk yang memenuhi Reference source not found.Untuk respon
persyaratan. kerapuhan hasilnya 0,66 dengan batas atas
Sifat fisik tablet dengan formula optimasi 2,50 dan batas bawah -1,28. Pada uji waktu
hasilnya bisa dilihat pada Tabel 10. hancur hasilnya 39,9 dengan batas atas 40,31
Kekerasan tablet baik yang co-processed dan batas bawah 35,63. Hasil respon disolusi
masih memenuhi persyaratan 3-5 kg. Pada uji yaitu 97,45 dimana batas bawahnya 97,11 dan
waktu hancur tablet co-processed memenuhi batas atas 98,64. Sehingga bisa disimpulkan
persyaratan tablet FDT dengan waktu hancur bahwa hasil respon kerapuhan, waktu hancur
kurang dari 50 detik. Pada uji keseragaman dan disolusi FDT Ondansetron HCl semuanya
juga masih memenuhi persyaratan dengan sesuai dengan prediksi SLD.
nilai penerimaan kurang dari 15,0.

137
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

Tabel 11. Verifikasi formula optimum

Respon Prediksi Verifikasi Interval predikasi Kesimpulan


Kerapuhan 0,610 0,66 -1,28 - 2,50 sesuai
Waktu hancur 37,976 39,9 35,63 - 40,31 sesuai
Disolusi 97,876 97,45 97,11 - 98,64 sesuai

Tabel 12. Hasil uji t antara formula optimasi FDT ondansetron HCl co-processed
dan non co-processed
Uji p-value Kesimpulan
Kerapuhan 0,127 Tidak signifikan
Waktu hancur 0,006 Signifikan
Disolusi 0,059 Tidak signifikan

Formula Optimasi non Co-Processed FDT dibandingkan dengan dianalisis menggunakan


Ondansetron HCl uji t. Analisis uji t dilakukan dengan
Formula optimum yang sudah dilakukan menggunakan software IBM SPSS dengan
verifikasi dan hasilnya sesuai dengan nilai taraf kepercayaan 95%. Uji sifat fisik tablet
prediksi kemudian dibuat sediaan FDT tanpa yang dibandingkan yaitu respon kerapuhan,
dilakukan co-processed terhadap bahan waktu hancur dan disolusi. Hasil analisis
penghancurnya. Hasil uji sifat granul non co- dikatakan signifikan jika mempunyai nilai α <
processed dengan formula optimasi ini 0,05 (Tabel 12). Hasil analisis uji t pada Tabel
didapatkan hasil seperti pada Tabel 8. Hasil uji 12 menunjukkan bahwa hanya pada uji waktu
granul non co-processed untuk kecepatan alir hancur yang signifikan. Hal ini dilihat dari p-
granul yang jelek dan sudut diam yang masuk value yang kurang dari 0,05 yaitu 0,006.
ke dalam kategori agak baik. Namun, pada Sedangkan untuk uji disolusi (0,059>0,05)
indeks kompresibilitas dan perbandingan dan kerapuhan (0,127>0,05) tidak
hausner masih memenuhi persyaratan granul menunjukkan perbedaan yang bermakna.
yang baik. Sehingga bisa disimpulkan penggunaan bahan
Pada uji campuran serbuk formula penghancur SSG dan PKcM co-processed
optimum non co-processed didapatkan hasil lebih bermanfaat dibanding non co-processed
seperti pada Tabel 9. Pada campuran serbuk hanya dari kecepatan waktu hancur tablet.
dimana bahan penghancurnya tidak dilakukan
co-processed memiliki kecepatan alir yang KESIMPULAN
jelek dan sudut diam yang cukup baik. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu
Namun, indeks kompresibilitas dan kombinasi antar SSG dan PKcM pada FDT
perbandingan hausner serbuk sangat baik. Ondansetron pada berbagai formula dapat
Hasil uji sifat fisik tablet FDT formula mempengaruhi sifat granul dan sifat fisik
optimum non co-processed seperti Tabel 10. tablet. Pada perbandingan konsentrasi SSG
Pada uji kekerasan masih berada dalam dan PKcM 0,208 : 0,792 diketahui dapat
rentang 3-5 kg. Namun, pada uji kerapuhan menghasilkan sifat fisik tablet yang paling
tablet formula optimasi non co-processed baik. Pada formula ini dapat menghasilkan
tidak memenuhi persyaratan karena diatas 1%. waktu hancur yang lebih cepat, kerapuhan
Pada uji waktu hancur dan keseragaman yang lebih kecil dan disolusi yang lebih tinggi.
kandungan juga masih memenuhi persyaratan. Pada penelitian ini semua formula
Hasil uji sifat fisik tablet antara formula menghasilkan keseragaman bobot dan
optimum yang co-procesed dan formula keseragaman kandungan yang memenuhi
optimum yang non co-processed persyaratan. Pada uji disolusi menit ke 10

138
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

semua formula juga memenuhi persyaratan dapat menyebabkan tablet hancur lebih cepat.
disolusi yang baik dan mempunyai persen Pada penelitian ini juga dapat diketahui bahwa
disolusi yang mendekati 100%. Hal ini penggunaan bahan penghancur SSG dan
disebabkan karena SSG merupakan PKcM yang sudah di co-processed lebih baik
superdisintegrant yang dapat mengalami dibanding yang non co-processed. Hal ini bisa
swelling 300 kali. Selain itu, penggunaan dilihat dari kecepatan tablet hancur menjadi
PKcM yang sudah mengalami co-processed partikel kecil.

Daftar Pustaka

Berlian, A.V. and Subarnas A., 2018. Review Mekanisme, Karakterisasi dan Aplikasi Sodium
Starch Glycolate (SSG) dalam Bidang Farmasetik. Farmaka, 16, 556–563.
Bhowmik, D., Chiranjib, B., and Chandira, R.M., 2009. Fast Dissolving Tablet : An Overview,
1 (1), 163–177.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia edisi III, III., Jakarta.
Edityaningrum, D., 2018, Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) dengan Kombinasi Superdisintegrant
Crospovidone dan Croscarmellose Sodium. Traditional Medicine Journal, 23 (April), 62–
69.
Elisabeth, V., YamLea,n P.V., and Suprapti, H.S., 2018. Formulasi Sediaan Granul dengan
Bahan Pengikat Pati Kulit Pisang Goroho (Musa acuminafe L.) dan Pengaruhnya Pada
Sifar Fisik Granul. Pharmacon, 7 (4), 1–11.
Hana, N., 2010, Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Gambir (Uncaria gambir Roxb) dengan
Variasi Konsentrasi Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) Sebagai Pengikat Dan Pengaruhnya
Terhadap Kadar Cd4 Dalam Darah. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Karti, E., Nurismanto, R. and Suharfiyanti, E., 2018. Kajian Proporsi Kacang Merah (Phaseolus
vulgaris L.) dan Ubi Jalar Ungu (Ipomoe batatas) Pada Pembuatan Yoghurt, Jurnal
Teknologi Pangan, 12 (2), 72–81.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020. Farmakope Indonesia edisi VI, VI., Jakarta.
Lutfhfiani, H., Ardana, M. and Fadraersada, J., 2020. Pengaruh Penambahan Ekstrak Umbi
Bawang Tiwai (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) Terhadap Sifat Alir Beberapa Jenis
Bahan Pengisi. Mulawarman Pharmaceutical Conference, 41–47.
Maghfiroh N., Ermawati D.E. and Rohmani S., 2018, Optimasi Kombinasi Pati Umbi Gembili
(Dioscorea esculenta (Lour.) Burk) dan Pati Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.) Sebagai
Bahan Pengisi Tablet Ibuprofen dengan Metode Simplex Lattice Design. JPSCR : Journal
of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 3 (2), 104.
Mulagada, S. and Baratam, S.R., 2017. Design and Evaluation of Ondansetron Fast
Disintegrating Tablets Using Natural Polymers and Modified Starches as Super
Disintegrants for The Enhancement of Dissolution. Journal of Young Pharmacists, 9 (4),
519–524.
Nagendrakumar, D., Raju S.A., Shirsand, S.B. and Para, M.S., 2010. Design of Fast Dissolving
Granisetron HCl Tablets Using Novel Co -processed Suprdisintegrants. International
Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, 1 (1), 58–62.
Nawangsari, D., 2019. Pengaruh Bahan Pengisi Terhadap Massa Cetak Tablet Vitamin C.
Jurnal Kesehatan,Kebidanan dan keperawatan Viva Medika, 11 (2), 27–36.
Pharmacopeia United States, 2011. USP General Chapter 〈711〉 Dissolution. US
Pharmacopeial Convention, United Book Press, 1, 1–8.

139
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia. Edisi Khusus (Rakerda-Seminar IAI Jateng), (2020). e-ISSN 2685-5062
Available online at: http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon

Purnamasari, N.A.D., and Saputra P.A., 2019. Formulasi Orally Disintegrating Tablet (ODT)
Hasil Pembentukan Kompleks Inklusi Nifedipin- β -siklodekstrin dengan Metode
Kneading, Majalah Farmaseutik, 15 (1), 22–27.
Ratnaningsih, N., 2013. Artikel Publikasi Penelitian Hibah Bersaing Karakteristik Fisikokimia
Pati Kacang Merah dan Pati Kacang Koro Pedang, November: 1–13.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J. and Quinn, M.E., 2015. Handbook of Pharmaceutical Excipients,
sixth edit., Washington DC.
Salunkhe, S.S., Bhatia, N.M., Kulkarni, P.A., Kale, A.S., Pagar, U.E., and Bhatia, M.S., 2013.
Impact of Formulation Parameters on Fast Dissolving Tablet of Ondansetron
Hydrochloride Prepared by Pressurized Homogenization Technique. World Journal of
Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 2 (6), 5654–5666.
Sharma, D., Kumar, D., Singh, M., Singh, G. and Rathore, M.S., 2012. Fast Disintegrating
Tablets: A New Era In Novel Drug Delivery System and New Market Opportunities.
Journal of Drug Delivery and Therapeutics, 2 (3), 74–86.
Siregar, L.N.S., Harum, N. and Rahmayuni, R., 2017. Pemanfaatan Tepung Kacang Merah dan
Salak Padang Sidimpuan (Salacca sumatrana R.) dalam Pembuatan Snack Bar. JOM
Faperta UR, 4 (1), 1–10.
United States Pharmacopeia, 2010, Ondansetron, Orally Disintegrating Tablet, Healthline, 1–
2.
United State Pharmacopoeia, 2012, Tablet Breaking Force, USP 35, (c), 2011–2013.
United States Pharmacopeia, 2016, USP Powder Flow, Stage 6 Harmonization, 30(60) (6), 7.
Wiranata, I.G.A.G., Puspaningrum, D.H.D. and Kusumawati, I.G.A.W., 2017. Formulasi dan
Karakteristik Nutrimat Bar Berbasis Tepung Kacang Kedelai (Glycine max. L) dan
Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris. L) sebagai Makanan Pasien Kemoterapi.
Jurnal Gizi Indonesia, 5 (2), 133.

140

Anda mungkin juga menyukai