Anda di halaman 1dari 34

Tugas Mata Kuliah Sistem Pengantaran Obat

(Dosen Pengampu : Dewi Rahma Fitri S.Farm., M.Farm., Apt)

“Review Jurnal : Formulasi Tablet ODT (Orally


Disintegrating Tablet) dan Formulasi Tablet Lepas
Lambat”

Penyusun :
Kelompok 2
1. Akbar Akhairi Ansyah 201851019
2. Alawiyah 201851021
3. Amirudin Azis 201851025
4. Muhammad Afif Faizal 201751199

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL


Jl. Raya Al Kamal No. 2 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk Jakarta Barat, DKI
Jakarta 11520

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Review Jurnal ini. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarganya, para sahabat dan para umatnya sampai akhir zaman.

Makalah ini saya buat sebagai tugas mata kuliah Sistem Pengantaran Obat
dengan judul makalah “Review Jurnal : Formulasi Tablet ODT (Orally
Disintegrating Tablet) dan Formulasi Tablet lepas Lambat” yang kami susun
dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah
mambantu dalam penyusunan makalah ini.

Terlepas dari itu, kami menyadari sepernuhnya masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata Bahasanya. Oleh karena itu kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini. Terima kasih.

Jakarta, 31 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………..……….… i

DAFTAR ISI …………………………………………………..…………… ii

BAB I …………………………………………………………….…………. 1

Review Jurnal I : FORMULASI ORALLY DISINTEGRATING TABLET


SALBUTAMOL SULFAT MENGGUNAKAN PENGISI F-MELT,
PEMANIS XYLITOL DAN SUPERDISINTEGRANT SISTEM
EFFERVESCENT

PENDAHULUAN ……………………………………………….…………. 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………..…………... 2

1.2 Tujuan Penelitian ….………………………………………………. 2

1.3 Permasalahan ….……………………………………………..….… 2

PEMBAHASAN ………………………………………………………….... 3

2.1 Metodologi Penelitian .……….……………………………………. 3

2.2 Hasil Penelitian ……………………….…………………….……… 3

2.3 Kelebihan ……………………………………………………….….. 3

2.4 Kekurangan ………………………….…………………………….. 4

BAB II ……………………………………………………………………… 5

Review Jurnal II : OPTIMASI FORMULA TABLET LEPAS LAMBAT


KAPTOPRIL MENGGUNAKAN SISTEM KOMBINASI POLIMER HPMC
K4M DAN GUARGUM

PENDAHULUAN ……………………………………………….…………. 5

3.1 Latar Belakang ………………………………………..…………... 6

iii
3.2 Tujuan Penelitian ….………………………………………………. 7

3.3 Permasalahan .………………………………………………..….… 7

PEMBAHASAN ………………………………………………………….... 7

4.1 Metodologi Penelitian .……….……………………………………. 7

4.2 Hasil Penelitian ……………………….………….………….……… 8

4.3 Kelebihan ………………………………………….……………….. 9

4.4 Kekurangan ……………………………………….……………….. 9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..……………… 10

LAMPIRAN ……………………………………………..……………...… 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Review Jurnal I : ODT

Judul : Formulasi Orally Disintegrating Tablet Salbutamol Sulfat


menggunakan pengisi F-Melt, pemanis Xylitol dan Superdisintegrant Sistem
Effervescent

Nama Jurnal : Jurnal Wiyata

Volume dan Halaman : Vol. 6 , No. 1

Tahun : 2019

Penulis : Sony Andika Saputra, T.N Saifullah Sulaiman, Rina Herowati

Reviewer : Alawiyah , Akbar Akhairi Ansyah , Amirudin Azis , Muhammad


Afif Faizal

Tanggal Reviewer : 31 Maret 2021

Abstak

ODT merupakan sediaan yang didesain segera hancur pada saat kontak
dengan air liur. Salbutamol sulfat merupakan bronkodilator dalam pengobatan
asma, yang bekerja selektif terhadap reseptor β2 adrenergik. Formulasi ODT
dapat meningkatkan bioafailibilitas obat Tujuan: mengoptimasi dan
mengevaluasi pengaruh F-Melt, xylitol dan effervescent terhadap waktu
pembasahan, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan obat yang terdisolusi
pada menit ke 5 Metode: Metode simplex lattice design diaplikasikan untuk
mengoptimasi orally disintegrating tablet salbutamol sulfat. Menggunakan
variabel F-Melt, xylitol dan effervescent. Daerah optimum ditentukan
superimposed countour plot dari kekerasan, waktu pembasahan, kerapuhan
dan obat yang terdisolusi pada menit ke 5 Hasil: Hasil menunjukkan interaksi
F-Melt dan xylitol menurunkan waktu pembasahan, mempercepat waktu
hancur dan meningkatkan kualitas tekstur dan rasa. Interaksi xylitol dan
effervescent mempercepat waktu pembasahan, menurunkan kekerasan,
mempercepat waktu hancur. Simpulan Formula optimum yang didapat dengan
kombinasi komposisi F-Melt 146,00 mg, xylitol 35,33 mg dan sistem
effervescent 13,65 mg.

1
Pendahuluan :

1.1 Latar Belakang


Teknologi sediaan oral untuk mengatasi masalah fisikokimia dan
farmakokinetik obat semakin berkembang, salah satunya adalah orally
disintegrating tablet (ODT). ODT menghasilkan disolusi dan absorpsi
yang cepat dibanding sediaan tablet konvensional, sehingga
menghasilkan onset of action yang cepat. Teknologi sediaan oral untuk
mengatasi masalah fisikokimia dan farmakokinetik obat semakin
berkembang, salah satunya adalah orally disintegrating tablet (ODT).
ODT menghasilkan disolusi dan absorpsi yang cepat dibanding
sediaan tablet konvensional, sehingga menghasilkan onset of action
yang cepat.
ODT merupakan sediaan yang didesain segera hancur pada saat
kontak dengan air liur. Salbutamol sulfat merupakan bronkodilator
dalam pengobatan asma, yang bekerja selektif terhadap reseptor β2
adrenergik. Formulasi ODT dapat meningkatkan bioafailibilitas obat.
Bioavailabilitas salbutamol sulfat hanya dapat mencapai 50% jika
diberikan dalam bentuk tablet oral konvensional, akibat terjadinya
sulfonasi di usus halus, hati, dan terdegradasi di kolon. ODT
menghasilkan disolusi dan absorpsi yang cepat dibanding sediaan
tablet konvensional, sehingga menghasilkan onset of action yang
cepat.

1.2 Tujuan Penelitian


Mengoptimasi dan mengevaluasi pengaruh F-Melt, xylitol dan
effervescent terhadap waktu pembasahan, kekerasan, kerapuhan, waktu
hancur dan obat yang terdisolusi pada menit ke 5.

1.3 Permasalahan

2
Diketahui bahwa Bioavailabilitas pada salbutamol sulfat hanya
dapat mencapai 50% jika diberikan dalam bentuk tablet oral
konvensional, akibat terjadinya sulfonasi di usus halus, hati, dan
terdegradasi di kolon. Oleh karena itu diperlukan pengembangan
formulasi obat Salbutamol sulfat dengan formulasi Orally
Disintegrating Tablet ini untuk meningkatkan Bioavailabilitasnya di
dalam tubuh, yaitu meningkatkan disolusi dan absorbsi Salbutamol
sulfat sehingga menghasilkan onset of action yang cepat.
Metode simplex lattice design diaplikasikan untuk mengoptimasi
orally disintegrating tablet salbutamol sulfat. Menggunakan variabel
F-Melt, xylitol dan effervescent. Daerah optimum ditentukan
superimposed countour plot dari kekerasan, waktu pembasahan,
kerapuhan dan obat yang terdisolusi pada menit ke 5.

PEMBAHASAN
2.1 Metodologi Penelitian
Penentuan formula tablet dengan metode simplex lattice design
dengan menggunakan 3 faktor menggunakan batas atas dan bawah.
Pembuatan massa granul

2.2 Hasil Penelitian


Hasil menunjukkan interaksi F-Melt dan xylitol menurunkan waktu
pembasahan, mempercepat waktu hancur dan meningkatkan kualitas
tekstur dan rasa. Interaksi xylitol dan effervescent mempercepat waktu
pembasahan, menurunkan kekerasan, mempercepat waktu hancur.

2.3 Kelebihan
Kelebihan dari jurnal ini adalah alat dan bahan yang di gunakan
cukup lengkap dan tidak sulit untuk mendapatkannya selain itu
kelebihan yang lainnya adalah penulis menjelaskan secara detail

3
bagaimana penelitian ini berlangsung yaitu melalui gambar mengenai
metodologi penelitian yang dilakukan dan juga tabel hasil dari
penelitian tersebut cukup lengkap dan hasil mudah dimengerti bagi
para pembaca seperti tujuan dilakukannya penelitian ini serta pembaca
mudah menganalisa sasaran objek (permasalahan) pada penelitian ini.
Seperti contoh : pada penelitian Jurnal I diketahui ternyata kombinasi
F-Melt, xylitol dan effervescent berpengaruh besar terhadap laju
disolusi ODT salbutamol sulfat. Kombinasi xylitol dan sistem
effervescent berpengaruh terhadap penurunan waktu pembasahan,
kekerasan, kerapuhan, waktu hancur in vitro dan in vivo. Rasa manis
yang timbul dipengaruhi oleh xylitol dan tekstur yang lembut
dipengaruhi oleh F-Melt. Diperoleh hasil orally disintegrating tablet
salbutamol sulfat yang optimum dengan kombinasi komposisi F-Melt
146,00 mg, xylitol 35,33 mg dan sistem effervescent 13,65 mg. Tidak
terjadi interaksi antara salbutamol sulfat dengan bahan tambahan
orally disintegrating tablet saat dianalisis menggunakan FTIR.

2.6 Kekurangan

Perlu dilakukan penelitian stabilitas terhadap formula optimum dan


dilakukan perbandingan kadar bioavailabilitas secara in vivo dengan
salbutamol sulfat tablet konvesional.

4
BAB II
PENDAHULUAN

Review Jurnal II :

Judul : Optimasi Formula Tablet Lepas Lambat Kaptopril menggunakan


Sistem Kombinasi Polimer HPMC K4M dan Guargum

Nama Jurnal : Jurnal Sain Med

Volume dan Halaman : Vol. 3 , No. 2

Tahun : 2011

Penulis : Angeline Rosiana dan Lannie Hadisoewignyo

Reviewer : Alawiyah , Akbar Akhairi Ansyah , Amirudin Aziz , Muhammad


Afif Faizal

Tanggal Reviewer : 31 Maret 2021

ABSTRAK

Kaptopril merupakan obat anti hipertensi dengan frekuensi penggunaan


berulang kali dalam sehari,oleh sebab itu kaptopril perlu diformulasikan dalam
bentuk lepas lambat. Formula tablet lepas lambat kaptopril diperoleh dengan
menggunakan metode factorial design. Faktor yang diteliti adalah
perbandingan HPMC K4M – Guar gum pada tingkat 1:1 dan 4:1 serta
konsentrasi asam tartrat pada tingkat 0% dan 5%. Respon terpilih adalah
kekerasan tablet, kerapuhan tablet, floating lag time, dan konstanta laju
disolusi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kedua faktor
dan interaksinya terhadap sifat fisik massa tablet, pelepasan kaptopril, floating
lag time, seta memperoleh formula optimum yang memenuhi persyaratan dan
menghasilkan tablet dengan pola pelepasan obat menurut kinetika orde nol.
Faktor kombinasi perbandingan HPMC K4M – Guar gum dapat meningkatkan

5
kekerasan, menurunkan kerapuhan, mempercepat floating lag time, dan
memperbesar konstanta laju disolusi. Faktor konsentrasi asam tartrat dapat
menurunkan kekerasan, meningkatkan kerapuhan, mempercepat floating lag
time, dan memperbesar konstanta laju disolusi. Faktor interaksi keduanya
dapat menurunkan kekerasan, meningkatkan kerapuhan, memperlambat floating
lag time, dan memperbesar laju disolusi. Formula optimum dapat diperoleh
dengan kombinasi perbandingan HPMC K4M – Guar gum 3,04:1 dan
konsentrasi asam tartrat 1,33%, dengan respon kekerasan 12,48 kp, kerapuhan
0,29%, floating lag time 0,92 menit, dan konstanta laju disolusi 0,04
mg/menit.

PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang

Kaptopril merupakan senyawa aktif yang berfungsi sebagai inhibitor


Angiotensin Converting Enzyme (ACE) yang banyak digunakan untuk
pengobatan gagal jantung dan hipertensi karena keefektifannya serta
toksisitasnya yang rendah. Kaptopril memiliki waktu paruh yang singkat yaitu
2-3 jam, sehingga cocok untuk dibuat sediaan tablet lepas lambat.
Pengembangan tablet lepas lambat kaptopril akan memberikan beberapa
keuntungan antara lain pengurangan frekuensi pemberian obat, serta
mengurangi fluktuasi konsentrasi obat dalam darah sehingga dapat
memperkecil efek samping obat.

Absorpsi kaptopril berlangsung cepat sehingga kadar terapeutik obat


dalam plasma cepat tercapai dan karena waktu paruh yang singkat, kadar
terapetik obat dalam plasma menjadi sukar dipertahankan. Oleh karena itu,
kaptopril merupakan obat yang sangat potensial untuk diformulasi dalam
bentuk sediaan lepas lambat. Dengan adanya tablet lepas lambat kaptopril,
konsentrasi terapetik obat dalam plasma dapat lebih dipertahankan, sehingga
terapi dapat berjalan lebih optimal. Sistem matriks hidrofilik yang digunakan
pada penelitian ini adalah kombinasi Hidroxypropyl Methylcellulose (HPMC)

6
K4M dan guar gum yang dapat membentuk gel matrik hidrofilik dalam
media air yang akan menghambat pelepasan zat aktif. Hidroxypropyl
Methylcellulose K4M (HPMC K4M) adalah polimer yang larut dalam cairan
lambung dan umum digunakan pada salut film. Guar gum merupakan
galactomannan yang memiliki rantai utama β-D mannopyranosil yang
dihubungkan dengan ikatan (1–4) dan rantai cabang α-D galactopyranosil
yang berhubungan melalui ikatan (1–6). Guar gum dapat digunakan sebagai
matriks hidrofilik karena mampu mengembang dan membentuk massa yang
kental dalam air dan mempunyai viskositas yang tinggi sehingga dapat
memberi suatu rintangan alami untuk terjadinya difusi obat dari tablet dan
pada akhirnya menyebabkan pelepasan obat menjadi lambat.

3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kedua faktor dan
interaksinya terhadap sifat fisik massa tablet, pelepasan kaptopril, floating lag
time, serta memperoleh formula optimum yang memenuhi persyaratan dan
menghasilkan tablet dengan pola pelepasan obat menurut kinetika orde nol.

3.3 Permasalahan

Faktor kombinasi perbandingan HPMC K4M – Guar gum dapat


meningkatkan kekerasan, menurunkan kerapuhan, mempercepat floating lag
time, dan memperbesar konstanta laju disolusi. Faktor konsentrasi asam tartrat
dapat menurunkan kekerasan, meningkatkan kerapuhan, mempercepat floating
lag time, dan memperbesar konstanta laju disolusi. Faktor interaksi keduanya
dapat menurunkan kekerasan, meningkatkan kerapuhan, memperlambat floating
lag time, dan memperbesar laju disolusi.

PEMBAHASAN

7
4.1 Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode factorial design dengan dua faktor
(perbandingan konsentrasi kombinasi dari HPMC K4M - Guar gum dan
konsentrasi asam tartrat) dan dua tingkat (konsentrasi kombinasi HPMC
K4M-Guar gum: tingkat rendah = 1:1; tingkat tinggi = 4:1; konsentrasi asam
tartrat: tingkat rendah = 0%, tingkat tinggi = 5%).

4.4 Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian pada jurnal kaptopril yang akan dibuat sediaan tablet
salut enteric dan dari tiap-tiap hasil uji yang dilakukan menunjukkan hasil-
hasil yang diinginkan dan sesuai dengan standarnya. Dapat dilihat pada hasil
uji mutu fisik granul menunjukkan bahwa granul memiliki kelembaban
granul dan sifat alir yang baik, yang berarti granul dapat mengalir dengan
baik saat memasuki ruang cetak pada proses kompresi tablet sehingga akan
diperoleh keseragaman dalam pengisian yang akan menjamin keseragaman
sediaan.

Selanjutnya dari hasil Uji Keseragaman Sediaan menunjukkan bahwa


semua formula memenuhi persyaratan menurut Farmakope Indonesia edisi IV.
Pada hasil uji kekerasan tablet dari persamaan yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa kombinasi polimer merupakan komponen yang paling
dominan dalam mempengaruhi kekerasan tablet, ditandai dengan nilai
koefisien -1,89. Hal ini disebabkan karena adanya sifat deformasi elastik dari
HPMC.

Hasil uji Kerapuhan tablet pada jurnal ini memenuhi syarat karena kurang
dari 0,8%. Dari persamaan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa asam
tartrat memberikan pengaruh positif terhadap kerapuhan yaitu meningkatkan
kerapuhan tablet kaptopril. Karena semakin besar proporsi asam tartrat maka
pengaruh sifat higroskopis akan semakin tampak, yaitu menyebabkan ikatan
antar granul melemah. Interaksi kedua faktor memberikan pengaruh negatif

8
yang ditandai dengan nilai koefisien –0,040 yang berarti menurunkan
kerapuhan tablet.

4.5 Kelebihan

Kelebihan dari jurnal penelitian ini diketahui bahwa penulis menjelaskan


secara detail bagaimana hasil dari penelitian yang dilakukan yaitu dari table-
tabel yang ada dan mampu menjelaskan bagaimana sifat-sifat zat aktif dari
tiap-tiap kandungan yang digunakan seperti contoh, dapat disimpulkan bahwa
asam tartrat sebagai bahan effervecent tablet berpengaruh menurunkan
kekerasan tablet, meningkatkan kerapuhan tablet, mempercepat floating
lag time, dan memperkecil konstanta laju disolusi. Sedangkan kombinasi
perbandingan polimer HPMC K4M–guar gum menurunkan kekerasan tablet,
meningkatkan kerapuhan tablet, mempercepat floating lag time, dan
memperkecil konstanta laju disolusi. Interaksi keduanya memberikan
pengaruh meningkatkan kekerasan tablet, menurunkan kerapuhan tablet,
meningkatkan floating lag time, dan memperkecil konstanta laju disolusi.
Formula optimum tablet katopril dapat diperoleh dengan konsentrasi asam
tartrat 3,55% dan kombinasi perbandingan polimer HPMC K4M – guar gum
1,105:1.

4.6 Kekurangan

Kekurangan dari jurnal penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penulis


harus lebih memperhatikan kandungan zat yang digunakan seperti contoh
pada asam tartrat. Karena semakin besar proporsi asam tartrat maka pengaruh
sifat higroskopis akan semakin tampak, yaitu menyebabkan ikatan antar
granul melemah. Interaksi kedua faktor memberikan pengaruh negatif yang
berarti menurunkan kerapuhan tablet.

9
DAFTAR PUSTAKA

Augsburger, L., & Hoag, S. (2008). Pharmaceutical dosage form


tablets. New York: Informa Healthcare.

Bala, R., & Khanna, S. (2012). Polymers In Fast Disintegrating


Tablets. A Review. Asian J Pharm Clin Res, 8-14.

Bhasin, R., Bhasin, N., & Ghosh, P. (2011). Advances in Formulation


of Orally Disintegrating Dosage Form: A Review Article. Indo
Global Journal of Pharmaceutical Sciences 1, 328-353.

Bond, M. (2009). Xylitol. In R. RC, S. PJ, & Q. ME, Hanbook of


Pharmaceuticals Exipient 9th Ed (pp. 786-789). London:
Pharmaceutical Press.

Chaudhary, S., & Chaudharya, A. (2010). Excipients Updates for


Orally Disintegrating Dosage Forms. Int. J. Res. Pharm. Sci,
103-109.

DepKes. (2007). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta:


Dirjen Binfar dan Alkes Depkes RI.

DepKes. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: DepkesRI.

FCI. (2011). F-Melt Brochure. Fuji's Advance ODT Technology-Fast Melt


Tablets Made Easy.
Tokyo.

Khirwadkar, P., & Dhasora, K. (2011). The Comparative Evaluation


Of Fast Of Fast Dissolving Tablet Of Ofloxacin Prepared By
Three Different Methods. IJDFR 2, 339-356.
Krupa, A., & Jachowics, R. (2012). The Inluence of the API Properties
on the ODTs Manufacturing from Co-processed Excipient
Systems. AAPS Pharm Sci Tech, 1120- 1129.

Moffat, A. C., & M David Oselton, B. W. (2011). Clarke's Analysis of


Drugs and Poisons.
London: EGC.

Patel, H., & Shah, V. (2011). New pharmaceutical excipients in solid

10
dosage forms. A review.
IJPLS2, 1006-1019.
Seth N, Goswami J, Sharma S, Gupta G. (2008). Orodispersable
Tablets of Salbutamol Suphate using combinational approaches
for disintegration: For Effective Management of Asthma. Journal
of Pulmonary Medicine. 11.

Shetkar, M., More, R., Mahapure, D., Patil, S., & Poul, B. (2015).
Formulation and Evaluation of Fast Dissolving Levosalbutamol
Sulphate Tablet. IJPPR 4, 77-99.

Shihora, H., & Panda, S. (2011). Superdisintegrants, Utility in Dosage


Forms: A Quck Review.
JPSBR 1, 148-153.

Siregar, C., & Wikarsa, S. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet


Dasar-Dasar Praktis.
Jakarta : EGC.

WHO. (2008). Second Meeting of the Subcomitte of the Expert


Commitee on the Selection and Use of Essential Medicine.
Geneva.

11
LAMPIRAN

Jurnal I terlampir

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jurnal II terlampir

23
24
25
26
27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai