Penyusun :
Kelompok 2
1. Akbar Akhairi Ansyah 201851019
2. Alawiyah 201851021
3. Amirudin Azis 201851025
4. Muhammad Afif Faizal 201751199
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Review Jurnal ini. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarganya, para sahabat dan para umatnya sampai akhir zaman.
Makalah ini saya buat sebagai tugas mata kuliah Sistem Pengantaran Obat
dengan judul makalah “Review Jurnal : Formulasi Tablet ODT (Orally
Disintegrating Tablet) dan Formulasi Tablet lepas Lambat” yang kami susun
dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah
mambantu dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepernuhnya masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata Bahasanya. Oleh karena itu kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini. Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I …………………………………………………………….…………. 1
PENDAHULUAN ……………………………………………….…………. 1
PEMBAHASAN ………………………………………………………….... 3
BAB II ……………………………………………………………………… 5
PENDAHULUAN ……………………………………………….…………. 5
iii
3.2 Tujuan Penelitian ….………………………………………………. 7
PEMBAHASAN ………………………………………………………….... 7
LAMPIRAN ……………………………………………..……………...… 12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Tahun : 2019
Abstak
ODT merupakan sediaan yang didesain segera hancur pada saat kontak
dengan air liur. Salbutamol sulfat merupakan bronkodilator dalam pengobatan
asma, yang bekerja selektif terhadap reseptor β2 adrenergik. Formulasi ODT
dapat meningkatkan bioafailibilitas obat Tujuan: mengoptimasi dan
mengevaluasi pengaruh F-Melt, xylitol dan effervescent terhadap waktu
pembasahan, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan obat yang terdisolusi
pada menit ke 5 Metode: Metode simplex lattice design diaplikasikan untuk
mengoptimasi orally disintegrating tablet salbutamol sulfat. Menggunakan
variabel F-Melt, xylitol dan effervescent. Daerah optimum ditentukan
superimposed countour plot dari kekerasan, waktu pembasahan, kerapuhan
dan obat yang terdisolusi pada menit ke 5 Hasil: Hasil menunjukkan interaksi
F-Melt dan xylitol menurunkan waktu pembasahan, mempercepat waktu
hancur dan meningkatkan kualitas tekstur dan rasa. Interaksi xylitol dan
effervescent mempercepat waktu pembasahan, menurunkan kekerasan,
mempercepat waktu hancur. Simpulan Formula optimum yang didapat dengan
kombinasi komposisi F-Melt 146,00 mg, xylitol 35,33 mg dan sistem
effervescent 13,65 mg.
1
Pendahuluan :
1.3 Permasalahan
2
Diketahui bahwa Bioavailabilitas pada salbutamol sulfat hanya
dapat mencapai 50% jika diberikan dalam bentuk tablet oral
konvensional, akibat terjadinya sulfonasi di usus halus, hati, dan
terdegradasi di kolon. Oleh karena itu diperlukan pengembangan
formulasi obat Salbutamol sulfat dengan formulasi Orally
Disintegrating Tablet ini untuk meningkatkan Bioavailabilitasnya di
dalam tubuh, yaitu meningkatkan disolusi dan absorbsi Salbutamol
sulfat sehingga menghasilkan onset of action yang cepat.
Metode simplex lattice design diaplikasikan untuk mengoptimasi
orally disintegrating tablet salbutamol sulfat. Menggunakan variabel
F-Melt, xylitol dan effervescent. Daerah optimum ditentukan
superimposed countour plot dari kekerasan, waktu pembasahan,
kerapuhan dan obat yang terdisolusi pada menit ke 5.
PEMBAHASAN
2.1 Metodologi Penelitian
Penentuan formula tablet dengan metode simplex lattice design
dengan menggunakan 3 faktor menggunakan batas atas dan bawah.
Pembuatan massa granul
2.3 Kelebihan
Kelebihan dari jurnal ini adalah alat dan bahan yang di gunakan
cukup lengkap dan tidak sulit untuk mendapatkannya selain itu
kelebihan yang lainnya adalah penulis menjelaskan secara detail
3
bagaimana penelitian ini berlangsung yaitu melalui gambar mengenai
metodologi penelitian yang dilakukan dan juga tabel hasil dari
penelitian tersebut cukup lengkap dan hasil mudah dimengerti bagi
para pembaca seperti tujuan dilakukannya penelitian ini serta pembaca
mudah menganalisa sasaran objek (permasalahan) pada penelitian ini.
Seperti contoh : pada penelitian Jurnal I diketahui ternyata kombinasi
F-Melt, xylitol dan effervescent berpengaruh besar terhadap laju
disolusi ODT salbutamol sulfat. Kombinasi xylitol dan sistem
effervescent berpengaruh terhadap penurunan waktu pembasahan,
kekerasan, kerapuhan, waktu hancur in vitro dan in vivo. Rasa manis
yang timbul dipengaruhi oleh xylitol dan tekstur yang lembut
dipengaruhi oleh F-Melt. Diperoleh hasil orally disintegrating tablet
salbutamol sulfat yang optimum dengan kombinasi komposisi F-Melt
146,00 mg, xylitol 35,33 mg dan sistem effervescent 13,65 mg. Tidak
terjadi interaksi antara salbutamol sulfat dengan bahan tambahan
orally disintegrating tablet saat dianalisis menggunakan FTIR.
2.6 Kekurangan
4
BAB II
PENDAHULUAN
Review Jurnal II :
Tahun : 2011
ABSTRAK
5
kekerasan, menurunkan kerapuhan, mempercepat floating lag time, dan
memperbesar konstanta laju disolusi. Faktor konsentrasi asam tartrat dapat
menurunkan kekerasan, meningkatkan kerapuhan, mempercepat floating lag
time, dan memperbesar konstanta laju disolusi. Faktor interaksi keduanya
dapat menurunkan kekerasan, meningkatkan kerapuhan, memperlambat floating
lag time, dan memperbesar laju disolusi. Formula optimum dapat diperoleh
dengan kombinasi perbandingan HPMC K4M – Guar gum 3,04:1 dan
konsentrasi asam tartrat 1,33%, dengan respon kekerasan 12,48 kp, kerapuhan
0,29%, floating lag time 0,92 menit, dan konstanta laju disolusi 0,04
mg/menit.
PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang
6
K4M dan guar gum yang dapat membentuk gel matrik hidrofilik dalam
media air yang akan menghambat pelepasan zat aktif. Hidroxypropyl
Methylcellulose K4M (HPMC K4M) adalah polimer yang larut dalam cairan
lambung dan umum digunakan pada salut film. Guar gum merupakan
galactomannan yang memiliki rantai utama β-D mannopyranosil yang
dihubungkan dengan ikatan (1–4) dan rantai cabang α-D galactopyranosil
yang berhubungan melalui ikatan (1–6). Guar gum dapat digunakan sebagai
matriks hidrofilik karena mampu mengembang dan membentuk massa yang
kental dalam air dan mempunyai viskositas yang tinggi sehingga dapat
memberi suatu rintangan alami untuk terjadinya difusi obat dari tablet dan
pada akhirnya menyebabkan pelepasan obat menjadi lambat.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kedua faktor dan
interaksinya terhadap sifat fisik massa tablet, pelepasan kaptopril, floating lag
time, serta memperoleh formula optimum yang memenuhi persyaratan dan
menghasilkan tablet dengan pola pelepasan obat menurut kinetika orde nol.
3.3 Permasalahan
PEMBAHASAN
7
4.1 Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini digunakan metode factorial design dengan dua faktor
(perbandingan konsentrasi kombinasi dari HPMC K4M - Guar gum dan
konsentrasi asam tartrat) dan dua tingkat (konsentrasi kombinasi HPMC
K4M-Guar gum: tingkat rendah = 1:1; tingkat tinggi = 4:1; konsentrasi asam
tartrat: tingkat rendah = 0%, tingkat tinggi = 5%).
Hasil dari penelitian pada jurnal kaptopril yang akan dibuat sediaan tablet
salut enteric dan dari tiap-tiap hasil uji yang dilakukan menunjukkan hasil-
hasil yang diinginkan dan sesuai dengan standarnya. Dapat dilihat pada hasil
uji mutu fisik granul menunjukkan bahwa granul memiliki kelembaban
granul dan sifat alir yang baik, yang berarti granul dapat mengalir dengan
baik saat memasuki ruang cetak pada proses kompresi tablet sehingga akan
diperoleh keseragaman dalam pengisian yang akan menjamin keseragaman
sediaan.
Hasil uji Kerapuhan tablet pada jurnal ini memenuhi syarat karena kurang
dari 0,8%. Dari persamaan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa asam
tartrat memberikan pengaruh positif terhadap kerapuhan yaitu meningkatkan
kerapuhan tablet kaptopril. Karena semakin besar proporsi asam tartrat maka
pengaruh sifat higroskopis akan semakin tampak, yaitu menyebabkan ikatan
antar granul melemah. Interaksi kedua faktor memberikan pengaruh negatif
8
yang ditandai dengan nilai koefisien –0,040 yang berarti menurunkan
kerapuhan tablet.
4.5 Kelebihan
4.6 Kekurangan
9
DAFTAR PUSTAKA
10
dosage forms. A review.
IJPLS2, 1006-1019.
Seth N, Goswami J, Sharma S, Gupta G. (2008). Orodispersable
Tablets of Salbutamol Suphate using combinational approaches
for disintegration: For Effective Management of Asthma. Journal
of Pulmonary Medicine. 11.
Shetkar, M., More, R., Mahapure, D., Patil, S., & Poul, B. (2015).
Formulation and Evaluation of Fast Dissolving Levosalbutamol
Sulphate Tablet. IJPPR 4, 77-99.
11
LAMPIRAN
Jurnal I terlampir
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jurnal II terlampir
23
24
25
26
27
28
29
30