NASKAH PUBLIKASI
ABSTRAK
Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu ikan yang memiliki
kandungan protein yang tinggi. Tetapi sebagian besar masyarakat kurang
menyukai ikan gabus, karena rasa dan baunya yang amis. Oleh karena itu,
digunakan alternatif untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara
memproses fase air ekstrak ikan gabus menggunakan metode pengeringan
beku/Freeze dry (lyophilization) dan dikemas dalam sediaan kapsul. Sediaan
kapsul digunakan karena kepraktisannya untuk memberikan kenyamanan
bagi konsumen dan dapat menutupi bau amis dari ikan gabus selain itu
cangkang kapsul berfungsi untuk menjaga bahan aktif dari pengaruh
lingkungan sehingga diharapkan bisa menjaga stabilitasnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui stabilitas kadar protein freeze dry fase
air ekstrak ikan gabus yang dibuat dalam bentuk sediaan kapsul setelah
disimpan selama 28 hari dengan suhu 30oC dan kelembaban 75%.
Pengukuran kadar protein dilakukan pada hari ke 0, 3, 7, 14, 21, dan 28 untuk
kemudian dianalisis dengan metode Lowry. Berdasarkan hasil uji kadar
protein sediaan kapsul freeze dry fase air ekstrak ikan gabus (Channa striata)
yang diuji selama 28 hari mengalami ketidakstabilan, dimana penurunan
kadar yang signifikan dimulai dari hari ke-7 sedangkan sediaan yang tidak
dikapsul mengalami ketidakstabilan dimulai dari hari ke-7. Stabilitas sediaan
kapsul tidak ada perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan sediaan
yang tidak dikapsul.
metode Biuret, yang dalam suasana alkalis Cu(II) akan tereduksi menjadi
Cu(I). Ion Cu+ kemudian akan mereduksi reagen Folin Ciocalteu, kompleks
aromatik (rantai samping asam amino) terkatalis Cu, yang memberikan warna
biru intensif yang dapat terdeteksi secara kalorimetri. Kekuatan warna biru
Keuntungan metode Lowry adalah lebih sensitif (100 kali) dari pada metode
500 sampai 750 nm. Reaksi Biuret sendiri tidak terlalu sensitif, dengan
mengalami reduksi, alat uji Lowry hampir 100 kali lebih sensitif daripada
reaksi Biuret saja(41). Zat berikut yang diketahui mengganggu uji Lowry yaitu
ALAT
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat press
climatic chamber.
BAHAN
Bahan yang digunakan antara lain fase air ekstrak ikan gabus
cangkang kapsul.
Cara Kerja
Preparasi sampel : Ikan gabus dibersihkan, dibuang bagian kepala dan isi
perutnya, serta dibuang sisiknya, kemudian ditimbang dagingnya. Daging
ikan gabus dikukus dalam panci selama ± 30 menit pada kompor gas dengan
suhu 70º C, kemudian daging ikan gabus ini dibungkus dengan kain flanel
dan dimasukkan ke dalam alat press hidrolik. Selanjutnya dilakukan
pengepresan berulang untuk mengambil ekstrak ikan gabus. Ekstrak ikan
gabus yang telah didapat ditampung, dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditutup dengan clean pack dan alumunium foil, kemudian ekstrak
disentrifugasi selama 60 menit pada kecepatan 6000 rpm, setelah itu ekstrak
ikan gabus dipisahkan fase minyak, fase air, dan pengotor (endapan)
menggunakan pipet tetes dan disimpan di dalam wadah berupa botol kaca
gelap yang ditutup dengan aluminium foil dan clean pack. Disaring
menggunakan kertas saring warnanya putih bersih dan teksturnya kelihatan
renyah kertas saring berukuran 0,45 mikron (Kertas saring Millipore),
sehingga lebih mudah dihaluskan, sedangkan yang tidak disaring warnanya
kekuningan dan memiliki tekstur yang keras, susah di haluskan karena masih
terdapat fase minyak yang dapat membentuk gumpalan pada hasil freeze dry.
Kemudian diambil fase airnya dan dilanjutkan pada proses freeze dryer. Hasil
freeze dry yang di dapat dihaluskan. Setelah itu serbuk hasil freeze dry
tersebut dikemas dalam kapsul menggunakan alat pencetak kapsul.
Dimasukan kapsul kedalam wadah tertutup yang telah diisi dengan silika gel
dengan tujuan mengurangi interaksi isi kapsul dan kontaminasi uap air di
udara.
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Pembuatan Larutan Induk
Ditimbang 0,10 gram Bovin Serrum Albumin (BSA), dilarutkan
dengan air suling dalam labu ukur 10 ml sampai tanda batas, sehingga
selama 55menit.
gelombang.
Tabel 5. Komposisi Tabung Kurva Standar
dan 28. Sebelum dilakukan uji sediaan kapsul dilarutkan terlebih dahulu
kemudian inkubasi selama 10 menit dalam water bath dengan suhu 50ºC
dengan reagen Folin- Ciocalteu 0,5 mL, digojog kemudian inkubasi selama
30 menit dalam water bath dengan suhu 50ºC kemudian didinginkan pada
suhu ruang ± 20-25 0C. Selanjutnya disimpan dalam labu takar pada suhu
ruang selama waktu operating time yang didapatkan agar larutan tersebut
bereaksi, sampai terbentuk warna biru sempurna. Kemudian dibaca
Persamaan garis yang digunakan pada kurva kalibrasi diperoleh dari metode
konsentrasi larutan BSA yaitu 600, 700, 800, 900 dan 1000 ppm. Larutan
pada panjang gelombang 630 nm dan didapatkan hasil seperti pada (tabel 6).
Uji Presisi
penerimaan untuk uji presisi yaitu RSD ≤ 20%. Uji presisi ini dilakukan
presisi.
Uji Akurasi
penerimaan untuk uji akurasi yaitu % recovery berada pada rentang 90-
107%. Uji akurasi dilakukan pada medium akuades. Hasil uji menunjukkan
Tabel 10. Hasil rata-rata kadar protein yang dikapsul dan tidak
dikapsul 28 hari
variances sediaan kapsul freeze dry didapat hasil nilai signifikansi perbedaan
persentase kadar protein pada sampel kapsul freeze dry dan tidak dikapsul
adalah nilai p>0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data uji normalitas dan
data sampel tersebut. Kadar protein freeze dry fase air ekstrak ikan gabus
yang dibuat dalam sediaan kapsul dibandingkan kontrol yaitu dengan freeze
hasil uji statistik nilai Sig. (2-tailed) >0,05 maka H0 ditolak yang berarti
dry fase air ekstrak ikan gabus (Channa striata) hasil uji Post Hoc pada hari
ke-0 yang dibandingkan dengan hari ke-3 tidak mengalami perbedaan kadar
yang signifikan dengan tidak adanya tanda (*). Tetapi pada kadar hari ke-0
Hasil Freeze dry fase air ekstrak ikan gabus yang dikapsul dan tidak
dikapsul mampu menjaga stabilitas kadar proteinnya hingga hari ke-3 dan
mulai mengalami ketidakstabilan dihari ke-7. Hal ini terjadi karena produk
freeze dry ini dapat meninggalkan kadar air sampai 1%, sehingga masih
adanya kemungkinan akan mengalami penguraian oleh bakteri (4). Selain itu
rongga (pori) bersifat porous setelah pengeringan dan mudah sekali larut
dalam air. Jadi ketika sediaan disimpan dalam kelembaban yang tinggi maka
kadar air pada sediaan juga akan meningkat sehingga dapat memicu
itu semakin lama penyimpanan maka kadar protein akan turun karna proses
proteolitik dan lepolitik yang menjadi substansi yang bisa dimanfaatkan oleh
Penambahan air tersebut dapat dihindari dengan penambahan silica gel pada
digunakan, dan dapat melindungi dari rasa dan bau amis dari ikan gabus
Kadar protein sediaan kapsul dan serbuk freeze dry fase air ekstrak
Merah dan Ikan Kerapu Bebek. Jurnal Biology Science & Education.
Metode Freeze Drying. Jurnal Integrasi Proses. 2015 ; 5 (2) : Hal 101 –
107.
patients. J Exp Integr Med. 2013 [cited Jun 26, 2014]; 3(3): 237-42.
doi:10.5455/jeim.
ISSN:2089-3582.
52-56
11. Wuryanti. Isolasi dan Penentuan Aktivasi Spesifik Enzim Bromelin dari
Buah Nanas (Ananas comosus L.,). Artikel: JKSA. 2004 : VII(3).