Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH FORTIFIKASI TEPUNG Chlorella sp TERHADAP MUTU

COOKIES KONSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata)

Oleh

Helwana 1, Ir. Syahrul, M.Si 2, Ir. N.Ira Sari 2


Email: helwana1711@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fortifikasi Chlorella sp


terhadap mutu cookies konsentrat protein ikan gabus secara organoleptik, kimia
dan mikrobiologi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan
perlakuan fortifikasi tepung Chlorella sp yang terdiri dari empat taraf adalah C1
(tanpa tepung Chlorella sp), C2 (fortifikasi 2 gram tepung Chlorella sp), C3
(fortifikasi 4 gram tepung Chlorella sp), C4 (fortifikasi 6 gram tepung Chlorella
sp). Parameter yang diuji organoleptik, proksimat dan total koloni bakteri. Hasil
penelitian terbaik yang diperoleh berdasarkan parameter adalah fortifikasi tepung
Chlorella sp 2 gram dengan karakteristik rupa hijau, utuh dan rapi (8.09), aroma
sedikit bau Chlorella sp (7.93), rasa enak, gurih dan sedikit rasa Chlorella sp
(7.8), tekstur berongga, dan kurang renyah (8.49), kadar air (3.60%), protein
(28,52%), lemak (21,60%), abu (1.30%) dan total koloni bakteri (3.1 x 103
sel/gram).

Kata Kunci : Ikan gabus, chlorella, cookies

1)Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau


2)Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau

1
THE EFFECT of Chlorella sp FLOUR FORTIFICATION on THE QUALITY
of COOKIES ADDED WITH HEAD SNAKE (Channa striata) FISH
PROTEIN CONCENTRATE

By:

Helwana, Ir. Syahrul, M.Si, Ir. N.Ira Sari


Email: helwana1711@gmail.com

ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of Chlorella sp flour fortification


on the quality of cookies added with head snake (Channa striata) fish protein
concentrate with organoleptic, chemical and microbiological and to find out how
many fortified Chlorella sp best in Fish Of Channa Striata protein concentrate.
The method used was an experimental method and design as completely
randomized design (CRD). The treatment fortification flavour Chlorella sp with
consist four taraf, the taraf is C1 (Chlorella sp without flavour), C2 (2 gram
Chlorella sp fortification flavour), C3 (4 gram Chlorella sp fortification flavour),
C4 (6 gram Chlorella sp fortification flavour). The parameter test of the reseach is
organolephtic, proximat, and coloni bacteria total.The result of the reseach is 2
gram Chlorella sp fortification flavour showed the best of the treatment, with the
characteristic is green, intact and tidy (8.1), aroma slightly smelly chlorella sp
(7.9), flavor tasty, savory and a little taste of chlorella sp (7.8), hollow textures
and less crunchy (8.5). It contained of water 3.60%, protein 28.52%, fat 21,60%,
ash 1.30% and total bacteria 3.1 x 103 Cfu / g).

Keyword: Channa striata, Chlorella sp., cookies, Fish Protein Concentrate

1Student of the Fisheries and Marine Since Faculty, Riau University


2Lecture of the Fisheries and Marine Since Faculty, Riau University

2
PENDAHULUAN Saat ini mikroalga, atau yang
Cookies adalah jenis biskuit lebih dikenal dengan phytoplankton,
yang berkadar lemak tinggi, renyah, sudah mulai diperkenalkan sebagai
dan bila dipatahkan penampang sumber pangan baru. Mikroalga
potongnya bertekstur kurang padat. memiliki kandungan nutrisi yang
Salah satu kelebihan cookies adalah sangat baik, antioksidan, pigmen
memiliki masa simpan yang lama klorofil. Diantara jenis-jenis
karena memiliki kandungn air yang mikroalga yang potensial dan sudah
rendah (lebih kecil dari 10%), cukup dikenal sebagai sumber
sederhana dalam pengolahan dan pangan salah satunya adalah
mempunyai rasa yang khas. Ciri-ciri Chlorella sp. Kandungan gizi
cookies yang baik adalah memilki Chlorella sp yakni protein 42,2%,
tekstur yang renyah, tidak keras lemak kasar 15,3%, kadar air 5,7%
apabila digigit, tidak mudah hancur dan serat 0,4% (Vashita 1979 dalam
namun mudah mencair apabila Rostini, 2007).
terkena air (Manley, 1983). Makanan-makanan ringan
Bahan baku yang digunakan seperti cookies yang di perkaya
dalam pembuatan cookies pada dengan sumber protein ikan gabus
umumnya adalah tepung terigu, dalam bentuk konsentrat protein
namun dapat juga di kombinasikan ikan, sejauh ini belum banyak
dengan kosentrat protein ikan. dilakukan penelitian. Seperti halnya
Bahan-bahan lain dalam pembuatan ikan gabus, Chlorella sp juga
cookies adalah lemak dan garam. memiliki kandungan protein yang
Biasanya cookies dibuat dengan cukup tinggi. Oleh karena itu
sedikit atau tanpa gula, cukup dengan penelitian pemanfaatan Chlorella sp
lemak dan relatif sedikit air yang terhadap mutu cookies konsentrat
ditambahkan (Fariadi, 1994). protein Ikan gabus guna menambah
Salah satu upaya untuk kadar protein, lemak dan
memperbaiki nilai gizi makanan menambahkan zat pewarna dari
tersebut, khususnya protein dapat di klorofil Chlorella sp tersebut.
tambahkan konsentrat protein ikan
(KPI) sebagai makanan fungsional. METODE PENELITIAN
Hasil penelitian Dewita et al., (2012) Bahan-bahan yang di gunakan
penggunaan KPI patin pada cookies dalam penelitian ini adalah: 1. Bahan
dengan penambahan KPI ikan patin pembuat KPI ikan gabus: ikan gabus,
20 gram dengan nilai protein garam, NaHCO3, isoprofil alkohol,
23,82%. aquades, indikator pp. 2. Bahan
Ikan gabus terkenal dengan pembuat cookies: tepung terigu,
memiliki sumber protein dan margarin, garam halus, gula bubuk,
kandungan albumin yang tinggi. kuning telur, baking powder, soda
Selain itu ikan gabus juga kue, KPI Ikan gabus, dan tepung
mengandung lemak, air dan mineral chlorella. 3. Bahan analisis: Kertas
yang sangat penting bagi tubuh kita. label, asam sulfat, katalis (Cu
Albumin jenis protein di dalam komplek), aquades, NaOH 50%,
plasma darah manusia. Peran utama asam borax, plate count agar,
albumin di dalam tubuh sangat Natrium klorida.
penting, yaitu membantu Alat yang di gunakan dalam
pembentukan sel baru. penelitian ini adalah pisau, mixer,
3
panci, sendok, loyang, ayakan
tepung, cetakan, baskom, penganduk, Prosedur pembuatan Cookies
penggilingan, open, spatula, frezeer, (Dewita dan Syahrul, 2012)
kain blacu. Selain itu, alat-alat 1. Siapkan alat dan bahan sesuai
laboratrium yang digunakan yaitu dengan formulasi yang telah
autoclave, cawan petri, hot plate, ditentukan.
timbangan, cawan porselin, pipet 2. Campurkan margarin, gula
tetes, erlenmeyer, gelas ukur, pinset, bubuk, kuning telur dan garam
tabung reaksi, alumunium foil dan lalu diaduk secara perlahan-
inkubator. lahan dengan menggunakan
mixer sampai mengembang.
Metode penelitian yang 3. Kemudian tambahkan sedikit
digunakan adalah metode demi sedikit konsentrat protein
eksperimen yaitu melakukan ikan gabus,tepung Chlorella sp,
pengolahan cookies konsentrat tepung terigu, Baking powder
protein ikan gabus dengan fortifikasi dan soda kue. Aduk kembali
tepung Chlorella sp. Rancangan dengan menggunakan mixer
percobaan yang digunakan adalah sampai adonan kalis.
Rancangan Acak Lengkap (RAL). 4. Selanjutnya cetak adonan
Suatu tindakan perlakuan yang dengan ukuran seragam.
diberikan adalah dengan fortifikasi 5. Masukkan adonan ke dalam
tepung Chlorella sp yang terdiri dari oven dengan suhu 1600 C
empat taraf adalah C1 (tanpa tepung selama 10-15 menit sampai
Chlorella sp), C2 (fortifikasi 2 gram matang.
tepung Chlorella sp), C3 (fortifikasi 4 6. Terakhir cookies didinginkan
gram tepung Chlorella sp), C4 untuk menurunkan suhu dan
(fortifikasi 6 gram tepung Chlorella pengerasan cookies akibat
sp), penelitian dilakukan 3 kali memadatnya gula dan lemak.
pengulangan dengan jumlah unit
percobaan sebanyak 12 unit. HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode matematis yang Nilai rupa
digunakan menurut rancangan Hasil nilai rupa cookies
Gasperz (1991), adalah sebagai konsentrat protein ikan gabus yang di
berikut: fortifikasi tepung Chlorella dapat di
lihat pada Tabel1.

Yij = + i + ij
Dimana :
Yij = Nilai pengamatan dari
ulangan ke-j yang memperoleh
perlakuan ke-i
= Nilai tengah umum
i = Pengaruh perlakuan ke-i
ij = Pengaruh galat ke-j yang
memperoleh perlakuan ke-

4
Tabel 1. Nilai rata-rata rupa cookies konsentrat protein ikan gabus yang di
fortifikasi tepung Chlorella sp.
Ulangan
Perlakuan
1 2 3 Rata-rata
C1 8.12 7.96 7.88 7.98c
C2 8,36 7.96 7.96 8.09d
C3 7.32 7.32 7.56 7.4a
C4 7.40 7.48 7.48 7.45b
Keterangan: C1= 0 gram, C2= 2 gram C3= 4 gram, C4= 6 gram

Berdasarkan Tabel 1, dapat disebabkan karena pada tepung


dilihat bahwa nilai rata-rata rupa chorella sp terdapat pigmen klorofil
cookies konsentrat protein ikan yang berperan sebagai pemberi
gabus yang difortifikasi tepung warna alami hijau terhadap rupa
chlorella sp tertinggi terdapat pada cookies.
perlakuan C2 (8.09) dengan kriteria Menurut Dewita (2010) secara
hijau, utuh dan rapi dan nilai fisik konsentrat protein ikan
terendah adalah C3 (7.4) dengan berbentuk tepung yang memiliki sifat
kriteria hijau, utuh dan rapi. menyerap air (higrokopis). Sifat
Berdasarkan hasil analisis hidrokopis ini menyebabkan air yang
variansi dapat dijelaskan bahwa berada dalam adonan akan diserap
fortifikasi tepung Chlorella sp oleh konsentrat protein ikan.Sama
memberikan pengaruh sangat nyata halnya seperti konsenrat protein ikan,
terhadap nilai rupa cookies, dimana F tepung chlorella sp juga memiliki
hit (17,16) > F tab (4,07) pada sifat higrokopis sehingga mampu
tingkat kepercayaan 95%. menyerap air yang terdapat di dalam
Berdasarkan hasil analisi cookies sehingga cookies yang
variansi bahwa Cookies konsentrat penambahan tepung chlorella sp
protein ikan gabus yang di fortifikasi terbanyak rupanya kurang menarik.
tepung chlorella pada penambahan
tepung chlorella sp C4 (6 gram) Nilai aroma
memberi pengaruh sangat nyata Hasil nilai aroma cookies
terhadap nilai rupa. Semakin banyak konsentrat protein ikan gabus yang di
jumlah tepung chlorella sp yang fortifikasi tepung Chlorella sp dapat
ditambahkan maka rupa cookies akan di lihat pada Tabel 2.
menjadi berwarna kehijauan. Hal ini

Tabel 2. Nilai rata-rata aroma cookies konsentrat protein ikan gabus yang di
fortifikasi tepung Chlorella sp.
Ulangan
Perlakuan
1 2 3 Rata-rata
C1 5,96 5,72 5,72 5.8a
C2 8,04 7,88 7,88 7.93d
C3 7,32 7,08 7,08 7.16b
C4 7,32 7,72 7,56 7.53c
Keterangan: C1= 0 gram, C2= 2 gram C3= 4 gram, C4= 6 gram

5
Berdasarkan Tabel 2, dapat yang dihasilkan dari setiap perlakuan
dilihat bahwa nilai rata-rata aroma berbeda-beda. C1 (kriteria tanpa
cookies konsentrat protein ikan aroma chlorella sp dan tanpa
gabus yang difortifikasi tepung penambahan chlorella sp), C2, C3
chlorella sp tertinggi terdapat pada dan C4 (aroma cookies yang kuat
perlakuan C2 (7.93) dengan kriteria berasal dari penambahan tepung
sedikit bau chlorella sp dan nilai chlorella sp).
terendah adalah C1 (5.8) dengan Berdasarkan uji lanjut beda
kriteria netral (tanpa aroma chlorella nyata jujur (BNJ), di dapatkan hasil
sp). bahwa C1 berbeda nyata dengan C2,
Berdasarkan hasil analisis C3, C4. Hal ini dikarenakan jumlah
variansi dapat dijelaskan bahwa pemberian tepung chlorella sp
fortifikasi tepung Chlorella sp dalam jumlah yang berbeda-beda
memberikan pengaruh sangat nyata sehingga aroma yang dihasilkan dari
terhadap nilai aroma cookies, dimana tepung chlorella sp pada setiap
F hit (118,11) > F tab (4,07) pada perlakuannya juga berbeda-beda.
tingkat kepercayaan 95%. Semangkin tinggi jumlah
Berdasarkan hasil analisis penambahan tepung chlorella sp
variaansi menunjukkan bahwa maka semangkin jelas aroma khas
fortifikasi tepung chlorella sp chlorella sp terasa.
memberikan pengaruh sangat nyata
terhadap aroma cookies karena Nilai rasa
chlorella sp merupakan mikroalga Hasil nilai rasa cookies
yang pada umumnya memiliki aroma konsentrat protein ikan gabus yang di
yang kuat. Dengan adanya fortifikasi tepung Chlorella sp dapat
penambahan tepung chlorella sp di lihat pada Tabel 3.
yang berbeda-beda, sehingga aroma

Tabel 3. Nilai rata-rata rasa cookies konsentrat protein ikan gabus yang di
fortifikasi tepung Chlorella sp.
Ulangan Rata-rata
Perlakuan
1 2 3
C1 6.84 6.68 6.76 6.76a
C2 7.72 7.88 7.80 7.8d
C3 7.16 7.16 7.08 7.13c
C4 7.24 7.08 7.0 7.10b
Keterangan: C1= 0 gram, C2= 2 gram C3= 4 gram, C4= 6 gram

Berdasarkan Tabel 3, dapat (7.10) enak, gurih dan sedikit rasa


dilihat bahwa nilai rata-rata rasa chlorella sp.
cookies konsentrat protein ikan Berdasarkan hasil analisis
gabus yang difortifikasi tepung variansi dapat dijelaskan bahwa
chlorella sp tertinggi terdapat pada fortifikasi tepung Chlorella sp
perlakuan C2 (7.8) dengan kriteria memberikan pengaruh sangat nyata
enak, gurih dan sedikit rasa chlorella terhadap nilai rasa cookies, dimana F
sp dan nilai terendah adalah C4 hit (76,58) > F tab (4,07) pada
tingkat kepercayaan 95%, maka
6
hipotesis ditolak. Chlorella sp tepung chlorella sp yang
memiliki kandungan klorofil yang ditambahkan pada tepung chlorella
tinggi, berwarna hijau pekat dan sp maka semangkin kuat rasa pahit
memiliki rasa yang cendrung pahit. yang ditimbulkan karena
Penambahan tepung chlorella sp kandungnan protein yang terdapat
terhadap makanan akan dalam chlorella sp.
mempengaruhi rasa.
Berdasarkan analisis variansi Nilai tekstur
sebelumnya, menunjukkan bahwa Hasil nilai tekstur cookies
cookies konsentrat protein ikan gabus konsentrat protein ikan gabus yang di
dengan fortifikasi tepung chlorella sp fortifikasi tepung Chlorella sp dapat
berpengaruh sangat nyata terhadap di lihat pada Tabel 4.
nilai rasa. Semangkin banyak jumlah

Tabel 4. Nilai rata-rata tekstur cookies konsentrat protein ikan gabus yang di
fortifikasi tepung Chlorella sp.
Ulangan Rata-rata
Perlakuan
1 2 3
C1 8.32 8.04 8.32 8.22c
C2 8.40 8.52 8.56 8.49d
C3 7.84 7.56 8.08 7.82b
C4 7.44 7.56 7.60 7.53a
Keterangan: C1= 0 gram, C2= 2 gram C3= 4 gram, C4= 6 gram

Berdasarkan Tabel 4, dapat dengan penambahan tepung chlorella


dilihat bahwa nilai rata-rata tekstur sp paling tinggi, menghasilkan
cookies konsentrat protein ikan tekstur cookies yang kurang renyah.
gabus yang difortifikasi tepung Hal ini disebabkan minimnya kadar
chlorella sp tertinggi terdapat pada air pada perlakuan tersebut.
perlakuan C2 (8.49) dengan kriteria Insansetyo dan Kurniastuty (1995),
berongga, dan kurang renyah dan menyatakan bahwa tepung chlorella
nilai terendah adalah C4 (7.53) sp mampu menyerap air sehingga
dengan kriteria berongga, dan kurang dapat mempengaruhi tekstur dari
renyah. cookies. Purnomo (1995),
Berdasarkan hasil analisis menyatakan bahwa banyak hal yang
variansi dapat dijelaskan bahwa mempengaruhi tekstur bahan pangan
fortifikasi tepung Chlorella sp antara lain, lemak, suhu pengolahan,
memberikan pengaruh sangat nyata kadar air dan aktivitas air.
terhadap nilai tekstur cookies,
dimana F hit (20,10) > F tab (4,07) Kadar air
pada tingkat kepercayaan 95%, Hasil nilai kadar air cookies
maka hipotesis ditolak. konsentrat protein ikan gabus yang di
Penambahan tepung chlorella fortifikasi tepung Chlorella sp dapat
sp berpengaruh sangat nyata pada di lihat pada Tabel 5.
nilai tekstur cookies Perlakuan

7
Tabel 5. Nilai rata-rata kadar air (%) cookies konsentrat protein ikan gabus yang
di fortifikasi tepung Chlorella sp.
Ulangan Rata-rata
Perlakuan
1 2 3
C1 4.30 4.25 4.38 4.31
C2 3.63 3.66 3.53 3.60
C3 2.91 2.83 2.89 2.87
C4 2.60 2.50 2.47 2.52
Keterangan: C1= 0 gram, C2= 2 gram C3= 4 gram, C4= 6 gram

Berdasarkan hasil analisis fortifikasi tepung chlorella sp tidak


variansi dapat dijelaskan bahwa memberi pengaruh terhadap nilai
fortifikasi Chlorella sp tidak kadar air, hal ini di sebabkan tepung
memberikan pengaruh terhadap nilai chlorella sp memiliki sifat yang
kadar air cookies, dimana F hit (0.49) sama dengan tepung pada umumnya
< F tab (4,07) pada tingkat yaitu bersifat hidroskopis sehingga
kepercayaan 95%, maka H0 kandungan air pada adonan tertarik
diterima. Kadar air merupakan mutu dan lebih mudah menguap saat
parameter yang sangat penting bagi pemasakan.
suatu produk, karena kadar air Ranken (2000), menyebutkan
merupakan zat cair yang bahwa pemanasan dengan suhu
memungkinkan terjadinya reaksi- tinggi akan menyebabkan kehilangan
reaksi yang dapat menurunkan mutu air yang lebih tinggi sehingga akan
suatu bahan makanan sehingga meningkatkan jumlah lemak,
sebahagian air harus dikeluarkan dari karbohidrat dan protein.
bahan makanan. Semakin rendah Berdasarkan Standar Nasional
kadar air suatu produk, maka Indonesia (2000), persyaratan kadar
semakin tinggi daya tahan suatu air pada cookies adalah maksimal
produk tersebut (Winarno, 2004). 8,51 %. Pada penilitian ini kadar air
Kadar air sangat tertinggi adalah 4.31%. Kadar air
mempengaruhi daya tahan cookies. yang terdapat pada cookies dengan
Kadar air yang tinggi mengakibatkan fortifikasi tepung chlorella sp
mudahnya bakteri dan jamur serta memenuhi persyaratan standar mutu
mikroba lainnya untuk berkembang cookies.
biak sehingga akan mempengaruhi
mutu dari produk tersebut. Kadar protein
Semangkin rendah kadar air suatu Hasil nilai kadar protein
produk, maka semangkin tinggi daya cookies konsentrat protein ikan gabus
tahan produk tersebut (Winarno, yang di fortifikasi tepung Chlorella
2004). sp dapat di lihat pada Tabel 6.
Berdasarkan hasil analisis
variansi menunjukkan bahwa

8
Tabel 6. Nilai rata-rata kadar protein (%) cookies konsentrat protein ikan gabus
yang di fortifikasi tepung Chlorella sp.
Ulangan Rata-rata
Perlakuan
1 2 3
C1 24.20 23.75 23.19 23.71 a
C2 28.41 28.54 28.63 28.52 b
C3 31.41 32.24 33.83 32.49c
C4 35.32 36.09 35.28 35.56 d
Keterangan: C1= 0 gram, C2= 2 gram C3= 4 gram, C4= 6 gram

Berdasarkan hasil analisis pangan memiliki variansi baik dalam


variansi dapat dijelaskan bahwa jumlah maupun jenisnya, protein
fortifikasi tepung Chlorella sp merupakan sumber gizi utama, yaitu
memberikan pengaruh sangat nyata sebagai sumber asam amino.
terhadap kadar protein cookies, Berdasarkan Standar Nasional
dimana F hit (158,88) > F tab (4,07) Indonesia (2000), persyaratan kadar
pada tingkat kepercayaan 95%, protein pada cookies adalah
maka hipotesis ditolak. maksimal 15,59%. Hasil penelitian
Protein merupakan suatu zat yang dilakukan, menunjukkan bahwa
makanan yang amat penting bagi fortifikasi tepung chlorella sp
tubuh karena zat ini berfungsi memberikan pengaruh sangat nyata
sebagai zat pembangun dan zat karena mampu meningkatkan kadar
pengatur (Winarno, 2004). Kadar protein pada cookies. Hal ini di
protein dalam bahan makanan sebabkan adanya kandungan protein
merupakan pertimbangan tersendiri pada tepung chlorella sp sehingga
bagi orang yang mengkonsumsi semangkin banyak tepung chlorella
makanan. Protein adalah senyawa sp yang ditambahkan maka
komplek yang terdiri dari asam-asam semangkin tinggi pula nilai
amino yang diikat oleh ikatan proteinnya. Dan nilai tertinggi kadar
peptida yang mempunyai unsur protein terdapat pada C4 yakni
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (35,56) namun, apabila dilihat dari
(O) dan nitrogen (N). uji organoleptik C3 dan C4 tidak
Protein dari sumber yang disukai. Hal ini berkaitan dengan
berbeda akan memiliki sifat rasa pahit yang ditimbulkan oleh
fungsional tertentu Dalam kandungan tanin yang terdapat pada
menentukan karateristik produk tepung chlorella yang ditambahkan
pangan. sifat fungsional tersebut kedalam cookies terlalu banyak.
berperan penting dalam pengolahan, Sehingga diperoleh nilai terbaik
penyimpanan, dan penyajiannya adalah C2 dengan penambahan
yang mempengaruhi karateristik tepung chlorella 2 gram.
yang diinginkan, mutu makanan serta
penerimaan konsumen. Kadar lemak
Andarwulan dkk., (1997) Hasil nilai kadar lemak cookies
menambahkan protein merupakan konsentrat protein ikan gabus yang di
komponen yang banyak terdapat fortifikasi tepung Chlorella sp dapat
pada sel tanaman atau hewan, di lihat pada Tabel 7.
kandungan protein dalam bahan

9
Tabel 7. Nilai rata-rata kadar lemak (%) cookies konsentrat protein ikan gabus
yang di fortifikasi tepung Chlorella sp.
Ulangan Rata-rata
Perlakuan
1 2 3
C1 20.19 21.37 30.39 20.65 a
C2 21.56 21.53 21.73 21.60 b
C3 23.39 23.84 24.34 23.85 c
C4 24.90 24.61 25.38 24,96 d
Keterangan: C1= 0 gram, C2= 2 gram C3= 4 gram, C4= 6 gram

Berdasarkan hasil analisis dijelaskan bahwa perlakuan


variansi 7 dapat dijelaskan bahwa penambahan tepung Chlorella
fortifikasi tepung Chlorella sp terhadap mutu cookies konsentrat
memberikan pengaruh sangat nyata protein ikan memberi pengaruh
terhadap kadar lemak cookies, sangat nyata. Lemak yang terdapat
dimana F hit (60,40) > F tab (4,07) pada Chlorella adalah 15,3%, selain
pada tingkat kepercayaan 95%, itu lemak yang terdapat pada cookies
maka hipotesis ditolak. juga berasal dari telur, dan margarin
Lemak yang terkandung dalam yang di tambahkan kedalam setiap
bahan pangan merupakan salah satu perlakuan.
dari kandungan gizi yang terdapat Hasil uji proksimat kadar
pada bahan pangan. Menurut Kataren lemak pada cookies yang tertinggi
dalam Herlina (2003), bahwa tujuan adalah C4 (24,96). Dan nilai kadar
penambahan lemak pada bahan lemak yang terbaik adalah C2
pangan adalah memperbaiki rupa dan (21.60).
struktur fisik bahan pangan serta
menambah nilai gizi dan Kadar abu
memberikan cita rasa gurih pada Hasil nilai kadar abu cookies
bahan pangan. konsentrat protein ikan gabus yang di
Berdasarkan hasil analisis fortifikasi tepung Chlorella sp dapat
variansi terhadap kadar lemak, dapat di lihat pada Tabel 12.

Tabel 8. Nilai rata-rata kadar abu (%) cookies konsentrat protein ikan gabus yang
di fortifikasi tepung Chlorella sp.
Ulangan
Perlakuan
1 2 3 Rata-rata
C1 0.97 0.99 0.99 0.98
C2 1.31 1.30 1.30 1.30
C3 1.66 1.61 1.56 1.61
C4 1.92 1.94 1.94 1.93
Keterangan: C1= 0 gram, C2= 2 gram C3= 4 gram, C4= 6 gram

Berdasarkan hasil analisis kepercayaan 95%, maka H0


variansidapat dijelaskan bahwa diterima.
fortifikasi tepung Chlorella sp tidak Sebagian besar bahan makanan
memberikan pengaruh terhadap nilai 96% terdiri dari bahan organik.
kadar abu cookies, dimana F hit Sisanya terdiri dari unsur-unsur
(0,06) < F tab (4,07) pada tingkat mineral yang dikenal dengan kadar
10
abu. Dalam proses pembakaran, Berdasarkan analisis variasi
bahan organik terbakar, sedangkan menunjukkan cookies dengan
bahan anorganik tidak terbakar. fortifikasi tepung chlorella sp tidak
Pengukuran kadar abu memberi pengaruh terhadap kadar
bertujuan untuk mengetahui abu.
kandungan mineral yang terdapat
pada bahan pangan. Kadar abu dalam Total koloni bakteri (TPC)
bahan pangan merupakan sisa bahan Hasil nilai total koloni bakteri
organik berupa mineral-mineral cookies konsentrat protein ikan gabus
kering dari bahan yang telah yang di fortifikasi tepung Chlorella
dipanaskan (Winarno,2004). sp dapat di lihat pada Tabel 13.

Tabel 9. Nilai total koloni bakteri (sel/gram) cookies konsentrat protein ikan
gabus yang di fortifikasi tepung Chlorella sp.
Ulangan Rata-rata
Perlakuan
1 2 3
3 3
C1 1.2 x 10 1.3 x 10 1.1 x 103 3.1 x 103 a
3 3
C2 1.2 x 10 1.7 x 10 1.4 x 103 3.1 x 103b
C3 1.5 x 103 1.4 x 103 1.5 x 103 3.2 x 103c
3 3
C4 1.7 x 10 1.7 x 10 1.5 x 103 3.2 x 103d
Keterangan: C1= 0 gram, C2= 2 gram C3= 4 gram, C4= 6 gram

Berdasarkan hasil analisis terjadinya kontaminasi produk pada


variansi dapat dijelaskan bahwa saat proses pengolahan produk
fortifikasi tepung Chlorella sp maupun pada saat pengemasan
memberikan pengaruh nyata produk tersebut. Pada udara terdapat
terhadap total koloni bakteri cookies, berbagai jenis mikroorganisme,
dimana F hit (6,58) > F tab (4,07) sebagai pengkontaminasi pada bahan
pada tingkat kepercayaan 95%, pangan.
maka hipotesis ditolak. Menurut Wibowo dan Ristanto
Salah satu faktor yang (1997), pertumbuhan mikroba
menentukan penurunan mutu cookies dipengaruhi oleh waktu, air, gas O2
maupun produk perikanan adalah dan CO2, makanan, cahaya dan
keberadaan mikroba. Menurut bahan-bahan yang bersifat
Hadiwiyoto (1993), cepat lambatnya desinfektan.
kerusakan hasil perikanan secara Berdasarkan hasil analisi
mikrobiologis tergantung pada variansi dapat dijelaskan bahwa
kecepatan pertumbuhan mikrobia cookies dengan fortifikasi tepung
yang ada terutama bakteri pembusuk. chlorella memberi pengaruh
Pertumbuhan bakteri pada umumnya terhadap total koloni bakteri. Hal ini
diartikan sebagai kenaikan jumlah dikarenakan pertumbuhan
konstituen dalam sel atau massanya, mikroorganisme dipengaruhi oleh
kemudian diikuti oleh perbanyakan kondisi lingkungannya, salah satunya
sel sehingga jumlah sel menjadi dipengaruhi oleh CO2.
bertambah banyak .
Fardiaz (1992), menyatakan KESIMPULAN
bahwa besarnya jumlah bakteri pada Mutu Cookies konsentrat
suatu bahan pangan disebabkan protein ikan gabus dengan fortifikasi
11
tepung Chlorella sp nmemberi Produk Makanan Jajanan
pengaruh nyata terhadap mutu Untuk Menanggulangi Gizi
organoleptik (rupa, aroma, rasa, dan Buruk pada Anak Balita Di
tekstur), nilai proksimat (air, protein, Kabupaten Kampar, Riau.
lemak dan abu) dan nilai total coloni Lembaga Penelitian
bakteri. Universitas Riau. Pekanbaru
Berdasarkan hasil uji mutu
organoleptik, proksimat, dan Total Djarijah, A. S. 1995. Pakan Alami.
koloni bakteri terhadap Cookies Kanisius. Yogyakarta.
konsentrat protein ikan gabus dengan
fortifikasi tepung Chlorella terbaik FAO, Human Energy Requirement,
adalah dengan penambahan Food and Nutrition
Chlorella C2 (2 gram) dengan Technical Report Series,
karakteristik rupa hijau, utuh dan rapi Report of a Joint
(8.09), aroma sedikit bau chlorella FAO/WHO/UNU Expert
(7.93), rasa enak, gurih dan sedikit Consultation, Rome 17-24
rasa chlorella (7.8), tekstur October 2011.
berongga, dan kurang renyah (8.49),
kadar air (3.60%), protein (28,52%), Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi
lemak (21,60%), abu (1.30%) serta Pangan. Jakarta: PT.
uji Total koloni bakteri (3.1 x 103 Gramedia Pustaka Utama.
sel/gram).
Fariadi, H. 1994. The Science of
Cookie and Cracker
DAFTAR PUSTAKA
Production. Capman and
Andarwulan, A.,Y.T.Sadikin, dan
Hall. New York.
F.G Winarno. 1997.
Pengaruh lama Froese, R. dan Pauly, D. 2006
penggorengan dan Himantura Gerrardi Fish
penggunaan adsorben base.
terhadap mutu minyak
goreng bekas penggorengan Gasperz, V. 1991. Metode
tahu-tempe. Buletin Perancangan Percobaan.
Teknologi dan Industri Penerbit CV. Armico.
Pangan.8 (1) : 40-45. Bandung.
Buchari, D., Sukmawati, M dan Sari,
N.I. 2010. Buku Ajar Ghufran, M. 2010. Budidaya Biota
Teknologi Pemanfaatan Akuatik untuk Pangan,
Limbah Hasil Perikanan. Kosmetik dan Obat-obatan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Kelautan. Universitas Riau.
Pekanbaru Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi
Pangolahan Hasil
Dewita dan Syahrul. 2010. Laporan Peikanan. Liberty.
Hibah Kompetisi Kajian Yogyakarta.
Diversifikasi Ikan Patin
(Pangasius sp) dalam Insansetyo dan Kurniastuty. 1995.
Bentuk Konsentrat Protein Teknik Kultur Fitoplankton
Ikan dan Aplikasi pada dan Zooplankton Pakan

12
Alami Untuk Pembenihan Sudarmadji, S. Bambang dan
Organisme Laut. Penerbit Suhardi. 1997. Prosedur
Kanisius Yogyakarta. Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian.
Kartika, B. P., Hastuti dan W, Yogyakarta : Liberty.
Supartono. 1998. Pedoman
Uji Inderawi Bahan Pangan Sultan, W, J. 1969. Practical Baking.
Pusat Antar Universitas The AVI Publishing
Pangan dan Gizi. Universitas Company, Inc. Westport
Gadjah Mada. Yogyakarta. Connecticut.

Isnaharani, D. 2009. Buku Serba Sunatrio. 2003. Peran Albumin Pada


Pintar Perawatan Bayi dan Penyakit Kritis Dalam
Balita. Yogyakarta: Araska. Konsensus FKUI-PPHI
Pemberian Albumin Pada
Manley, D. J. R. 1983. Technology Sirosis Hati. Balai Penerbit
of Biskuit, Cookies. Ellies Fakultas Kedokteran
Horwood Llimited Universitas Indonesia.
Publishing. New York. Jakarta: EGC.

Martosudarmo dan Wulan. 1990, Suparno dan A. Dwiponggo, 1994.


Laju Pertumbuhan Ikan-ikan yang Krang di
Mikroalga Penghasil Manfaatkan Sebagai Bahan
Biofuel Jenis Chlorella sp Pangan Bergizi Tinggi. Di
dan Nannochloropsis sp, Dalam Laporan Widyakarya
yang diaktifasi Nasional Pangan dan Gizi
Menggunakan Air Limbah V, Jakarta.
Hasil Penambangan Timah
di Pulau Bangka. Skripsi. Tanjung, A. 2012. Rancangan
Bogor. IPB 102 hlm. Percobaan edisi revisi.
Tantaramesta Asosiasi
Purnomo, H. 1995. Aktivitas air dan Direktori Indonesia.
peranannya dalam Bandung.
pengawetan pangan. UI
Press. Jakarta. Winarno. 2004. Kimia Pangan dan
Gizi. Penerbit PT. Gramedia
Rostini, I. 2007. Kultur Fitoplankton Pustaka Utama, Jakarta.
(Chlorella sp dan
Tetraselmis Chull) Pada
Skala Laboratorium.
Skripsi. Jatinagor.
Universitas Padjajaran.

Standarisasi Nasional Indonesia,


1992. Mutu dan Cara Uji
Mie Kering SNI 01-2974
Dewan Standarisasi
Nasional. Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai