Anda di halaman 1dari 15

JURNAL

FORTIFIKASI TEPUNG IKAN NILA (Oreocrhomis niloticus)


TERHADAP KARAKTERISTIK CRACKERS

OLEH :

AYUNINGTIAS WIDIA PUTRI


NIM. 1604115875

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
2

FORTIFIKASI TEPUNG IKAN NILA (Oreocrhomis niloticus)


TERHADAP KARAKTERISTIK CRACKERS

Ayuningtias widia putri1, Sumarto1, Suparmi2


Email : ayuningtiaswputri@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fortifikasi tepung ikan nila
(Oreocrhomis niloticus) terhadap karakteristik crackers. Metode yang digunakan
adalah metode eksperimen dengan rancangan penelitianrancangan acak lengkap non
faktorial terdiri dari 4 taraf yaitu tanpa penambahan tepung ikan (T0), fortifikasi 5%
tepung ikan nila (T1), tepung ikan 10%(T2), dan fortifikasi tepung ikan 15% (T3).
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh fortifikasi tepung ikan nila terhadap
karakteristik organoleptik crackers.Fortifikasi tepung ikan nila 15% (57 gram)
merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan karakteristik crackers ikan nila
memiliki rupa cerah, kuning keemasan dan menarik, memilikirasa enak dan gurih,
tekstur renyah dan aroma khas crackers ikan. Crackers memiliki kadar air 4,43%, abu
2,32%, lemak 28,74%, protein 16,41% dan karbohidrat 48,09%.

Kata kunci : crackers,Oreocrhomis niloticus, tepung ikan


1)
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2)
Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
3

FORTIFICATION OF TILAPIA (Oreocrhomis niloticus) FISH MEAL


ON CHARACTERISTICS CRACKERS

Ayuningtias widia putrti1, Sumarto1, Suparmi2


Email: ayuningtiaswputri@gmail.com

Abstrak

This study aims to determine the effect of fortification of tilapia (Oreochromis


niloticus) meal on the characteristics of crackers. The method used was an
experimental method with a non-factorial completely randomized design study
consisting of 4 levels, namely without the addition of fish meal (T0), fortification of
5% tilapia fish meal (T1), 10% fish meal (T2), and fortification of fish meal 15%
(T3).The results showed the effect of fortification of tilapia fish meal on the
organoleptic characteristics of crackers. Fortification of 15% (57 grams) of tilapia
fish meal is the best treatment which results in the characteristics of tilapia crackers
having a bright, golden yellow and attractive appearance, delicious and savory taste,
crunchy texture, and distinctive aroma of fish crackers. Crackers have a moisture
content of 4.43%, 2.32% ash, 28.74% fat, 16.41% protein, and 48.09%
carbohydrates.

Keyword: crackers, fish meal, Oreocrhomis niloticus


1
) Student of the Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Riau
2
) Lecturer of the Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Riau
Pendahuluan nila memiliki sumber gizi tetapi
Ikan nila (Oreochromis crackers yang beredar dipasaran pada
niloticus) adalah salah satu ikan air umumnya sedikit akan nilai gizi
tawar yang mudah beradaptasi dengan protein di dalam nya. makanan seperti
lingkungan dan mudah dipijahkan biscuit, roti, dan mie cenderung
sehingga penyebarannya di alam mengandung lemak dan karbohidrat
sangat luas, baik di daerah tropis yang tinggi dan protein rendah
maupun di daerah beriklim sedang (Defira,2019). Sejauh ini belum di
(Angienda et al, 2010). ketahui formula yang tepat agar
Salah satu upaya meningkatkan menghasilkan crackers yang baik
nilai gizi dan mengoptimalkan secara organoleptikdengan kandungan
pemanfaatan produksi hasil perikanan gizi yang tinggi.
adalah dengan fortifikasi yang dapat Penelitian ini bertujuan untuk
dimanfaatkan dalam pembuatan mengetahui pengaruh fortifikasi
tepung ikan.Tepung ikan adalah suatu tepung ikan nila (Oreocrhomis
produk padat kering yang dihasilkan niloticus) terhadap karakteristik
dengan cara mengeluarkan sebagian crackers.
besar cairan dan sebagian atau seluruh
lemak yang terkandung dalam tubuh BAHAN DAN METODE
ikan. Bahan
Crackers merupakan biskuit
tanpa pemanis, asin, berbentuk tipis Bahan pembuatan crackers
dan lebih krispi apabila di makan serta pada penelitian ini yaitu ikan nila
dalam prosesnya menggunakan teknik (Oreochromis niloticus) dari Desa
fermentasi. Crackers biasanya banyak Beringin Kabupaten Kuantan Singingi
disajikan dengan berbagai komposisi sebagai bahan pembuatan tepung ikan,
dan flavor yang berbeda sehingga tepung terigu, yeast, baking soda, gula,
dapat memberikan nilai tambah pada air, garam, mentega putih
crackers tersebut (Manley,1983). (shortening), bawang putih bubuk, air.
Creakers merupakan produk yang Bahan untuk analisis kimia antara lain
popular. Beberapa keunggulannya Bahan untuk analisis kimia meliputi
yaitu dapat langsung di konsumsi asam sulfat (H2SO4), Cu kompleks,
sebagai teman minum teh, kopi, susu indicator pp (Fenol flatein), natrium
dan lainnya. Para pengkonsumsi hidroksida (NaOH), asam borat
creakers tidak mengenal usia, siapapun (H2BO3), indikator campuran (metilen
bisa memakan crackers. Azra (2017) merah biru), asam clorida (HCl), dietil
menambahkan Crackers merupakan eter, dan aquades.
salah satu kue kering yang sampai saat Alat
ini digemari oleh masyarakat sebagai Alat yang digunakan pada
makanan jajanan atau camilan dari penelitian ini, saringan, pengukus,
berbagai kelompok ekonomi dan pisau, nampan, oven, mixer, loyang,
umur. timbangan, cetakan, dan penakar air.
Ikan nila adalah salah satu hasil Alat untuk analisis kimia antara lain,
perikanan yang kaya akan sumber zat cawan porselen, desikator, labu
gizi terutama protein. Meskipun ikan
kjedahl, soxlet dan alat pendukung protein, kadar lemak, kadar abu, dan
lainnya. kadar karbohidrat(by different).
Metode penelitian yang
digunakan adalah eksperimen, yaitu PROSEDUR PENELITIAN
melakukan pengolahan crackers Pembuatan tepung ikan nila
dengan fortifikasi tepung ikan nila Pembuatan tepung ikan
dalam jumlah berbeda. mengacu pada Amirullah (2008) di
Rancangan penelitian yang modifikasi sebagai berikut:
digunakan yaitu rancangan acak 1. Ikan nila segar disiangi, dibuang
lengkap (RAL) non faktorial sebagai sisik, isi perut, dan insang. Ikan nila
perlakuan adalah fortifikasi tepung dicuci dengan air bersih kemudian
ikan nila yang terdiri dari 4 taraf ditiriskan.
perlakuan yaitu tanpa fortifikasi 2. Ikan dikukus menggunakan alat
tepung ikan nila (T0), fortifikasi tepung pengukus (dandang). Selama 10
ikan nila 5% (T1), fortifikasi tepung menitsetelah air mendidih.
ikan nila 10% (T2).dan fortifikasi 3. Ikan setelah dikukus kemudian
tepung ikan nila 15% (T3). jumlah ditiriskan dan
fortifikasi tepung ikan nila (%) yang didinginkan,selanjutnya diambil
digunakan dihitung dari jumlah tepung daging ikan.
terigu dalam formulasi pembuatan 4. Daging ikan dikeringkan dalam
crackers. oven pada suhu 45℃selama 20 jam.
Model matematis yang 5. Daging ikan kan digiling hingga
diajukan menurut Rancangan Gasperz halus dan homogen kemudian
(1991), adalah sebagai berikut: dilakukan penepungan
menggunakan ayakan dengan
Yij = µ + τi + εij ukuran size 80 mesh.
Dimana: Pembuatan crackers
Yij =variable yang diukur Pembuatan crackers dilakukan
dengan menyiapkan adonan :
i = 1,2,3 (banyaknya perlakuan) 1. Tepung ikan nila ditimbang sesuai
j = 1,2 ,3 (banyaknya ulangan) dengan taraf perlakuan pada
formulasi pembuatan
µ = Nilai tengah umum crackers.Jumlah tepung ikan nila
sebagai berikut: tanpa tepung ikan
τi = Pengaruh perlakuan ke-i nila (T0),penambahan tepung ikan
nila 5% (19 gram)dari jumlah
εij = Pengaruh galat ke-j yang
tepung terigu (T1), penambahan
memperoleh perlakuan ke-i
tepung ikan nila 10% (38 gram)dari
Parameter yang di uji adalah jumlah tepung terigu (T2), dan
uji organoleptik yaitu rupa, aroma, penambahan tepung ikan nila 15%
tekstur dan rasa, sedangkan analisis (57 gram)dari jumlah tepung terigu
proksimat yang diuji sebagai (T3) ; serta ditimbang bahan-bahan
pendukung yaitu kadar air, kadar lainnya sesuai formulasi
(Shortening , bubuk bawang 5. Adonan yang telah di cetak disusun
,tepung terigu, yeast, baking soda dalam Loyang kemudian adonan di
dan garam dan gula). panggang dalam oven pada suhu
2. Bahan-bahan pembuatan crackers 180oC selama 8 menit.
dicampur dan diadon dalam mixer 6. Crackers ikan nila dilakukan
hingga adonan menjadi kalis. pengamatandan
3. Adonan yang telah kalis dibungkus analisis(organoleptik dan kimia).
menggunakan dengan plastikwrap,
kemudian didiamkan adonan Formulasi yang digunakan
selama 45 menit. menggunakan mengikuti Susanto et al,
4. Adonan dicetak sesuai yang di 2018 yang telah dimodifikasi dapat
inginkan ( bentuk persegi) dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Formulasi bahan crackers dengan penambahan tepung ikan nila

Formulasi T0 T1 T2 T3
Shortening (g) 50 50 50 50
Tepung ikan nila(g) 0 19 38 57
Bubuk bawang(g) 2 2 2 2
Tepung terigu(g) 380 380 380 380
Yeast(g) 3 3 3 3
Baking soda(g) 2 2 2 2
Garam(g) 2 2 2 2
Gula(g) 4 4 4 4
Air(g) 10 10 10 10
Data disajikan dalam bentuk tingkat kepercayaan 95%. Maka, H0
tabel yang telah diolah secara diterima dan H1 di tolak serta tidak
statistik, kemudian dilakukan analisis di lanjutkan dengan uji lanjut.
variansi(ANAVA) untuk Dari hasil penelitian di
menemukan apakah hipotesis dapatkan rata-rata nilai rupa pada
diterima atau ditolak. setiap perlakuan rupa cerah, kuning
Berdasarkan analisis variansi keemasan, dan menarik oleh panelis.
(ANAVA), jika F hitung > F tabel pada Hal ini di sebakan penambahan
tingkat kepercayaan 95% berarti tepung ikan nila tidak merubah rupa
hipotesis ditolak. pada setiap perlakuan.
Rupa yang di hasilkan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN cracker tepung ikan nila pada setiap
Penilaian oraganoleptik perlakuan sesuai dengan standart
mutu rasa pada SNI 01-2973-1992.
Rupa
Nilai rupa merupakan faktor Rasa
penarik utama konsumen dengan Rasa merupakan penilaian
menggunakan alat indra mata. Dari organoleptik menggunakan alat indra
hasil organoleptik nilai rupa pengecap (lidah). Dari hasil
fortifikasi tepung ikan nila organoleptik nilai rasa fortifikasi
(oreocromis niloticus) terhadap tepung ikan nila (Oreocromis
karakteristik crackers dapat dilihat niloticus) terhadap karakteristik
pada Tabel 2. crackers dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tingkat karakteristik mutu
Tabel 2. Tingkat karakteristik mutu terhadap rasa crackers
terhadap rupa crackers dengan fortifikasi tepung
dengan fortifikasi tepung ikan nila.
ikan nila Perlakuan Ulangan Rata-
Perlakuan Ulangan Rata- rata
rata 1 2 3
1 2 3
T1 4,68 4,68 5,32 4,89a
T0 5,56 5,64 4,92 5,37
T0 5,24 5,16 4,92 5,11a
T2 5,08 5,64 6,28 5,67
T2 5,40 5,24 5,24 5,29b
T1 5,64 6,20 5,64 5,83
T3 5,64 5,64 5,32 5,53b
T3 5,80 5,96 5,56 5,77
Berdasarkan nilai rasa
Berdasarkan hasil penilaian crackers dengan fortifikasi tepung
rupa crackers dengan fortifikasi hasil ikan nila di dapatkan nilai tertinggi
analisis variansi konsentrasi pada T3 (15% tepung ikan nila dari
perlakuan penambahan tepung ikan berat tepung terigu) dengan nilai
nila yang berbeda pada setiap rata-rata 5,53 (enak, sedikit gurih)
perlakuan tidak berbeda nyata dan nilai rasa terendah di dapatkan
terhadap nilai rata-rata rupa pada T0 (Tanpa penambahan tepung
crackers, dimana ikan nila) dengan nilai rata-rata 4,89
Fhitung(0,74)<Ftabel 5% (4,07) pada (kurang enak, sedikit asin).
Hasil analisis variansi Tekstur
menunjukkan konsentrasi perlakuan Tekstur merupakan hal
penambahan tepung ikan nila yang penting dalam makanan renyah
berbeda pada setiap perlakuan seperti crackers. Setiap makanan
berbeda nyata dimana memiliki tekstur serta tingkat mutu
Fhitung(4,30)>Ftabel(4,07) pada tingkat yang berbeda. Dari hasil
kepercayaan 95%. Maka, H0 ditolak organoleptik nilai tekstur fortifikasi
dan H1 di terima dan dilanjutkan tepung ikan nila (Oreochromis
dengan uji beda nyata Terkecil niloticus) terhadap karakteristik
(BNT). Dari hasil uji lanjut di crackers dapat dilihat pada Tabel 4.
dapatkan perlakuan T1 (5% tepung Tabel 4. Tingkat karakteristik mutu
ikan nila dari berat tepung terigu) terhadap tekstur crackers
tidak berbeda nyata dengan T0 tanpa dengan fortifikasi tepung
perlakuan tetapi berbeda nyata pada ikan nila.
perlakuan T2 (10% tepung ikan nila Perlakuan Ulangan Rerata
dari berat tepung terigu) dan T3 (15%
tepung ikan nila dari berat tepung 1 2 3
terigu). T1 4,36 4,76 5,64 4,92
Berdasarkan hasil penelitian,
dapat diketahui bahwa nilai rasa T2 4,68 5,32 4,84 4,95
crackers terbaik adalah dengan
penambahan tepung okan nila pada T0 5,56 5,24 5,48 5,43
perlakuan T3 (15% tepung ikan dari
T3 5,80 6,04 5,64 5,83
berat tepungterigu) hal ini
disebabkan karena penambahan Berdasarkan nilai tekstur
tepung ikan nila bercampur dengan crackers dengan fortifikasi tepung
adonan crackers merubah rasa dari ikan nila menunjukkan hasil analisis
crackers menjadi enak dan sedikit variansi bahwa perlakuan konsentrasi
gurih. penambahan tepung ikan nila yang
Rasa merupakan salah satu berbeda pada setiap perlakuan
faktor yang mempengaruhi terhadap berbeda nyata dimana Fhitung(3,69 <
mutu suatu produk. Setiap orang Ftabel (4,07) pada tingkat kepercayaan
mempunyai batas konsentrasi 95%.
terendah terhadap suatu rasa agar Berdasarkan hasil penelitian,
bisa dirasakan, hal ini disebut dengan dapat diketahui bahwa nilai tekstur
threshold. Batas ini tidak sama tiap- crackers terbaik adalah dengan
tiap orang dan threshold seseorang penambahan tepung ikan nila pada
terhadap rasa yang berbeda juga perlakuan T3 (15% tepung ikan dari
tidak sama. Rasa enak disebabkan berat tepung terigu) Hal ini
adanya asam-asam amino pada dikarenakan perlakuan T3 lebih
protein serta lemak yang terkandung disukai panelis karena menghasilkan
didalam makanan (Winarno, 2004). tekstur yang renyah.
Rasa yang di hasilkan pada Tepung ikan nila
cracker tepung ikan nila pada setiap mengandung guleten, dimana gluten
perlakuan sesuai dengan standart merupakan komponen sangat penting
mutu rasa pada SNI 01-2973-1992. dalam proses adonan yang akan
mempengaruhi tekstur biskuit
crackers. (Manleydalam Ernisti T2. Hal ini dikarenakan perlakuan T2
2018). lebih disukai panelis karena aroma
Tekstur yang di hasilkan pada yang di hasilkan khas cracker ikan.
cracker tepung ikan nila pada setiap (Rahmaningsih 2016) menyatakan
perlakuan sesuai dengan standart aroma biskuit di pengaruhi bahan-
mutu rasa pada SNI 01-2973-1992. bahan yang digunakannya.
Aroma yang di hasilkan pada
Aroma cracker tepung ikan nila pada setiap
Aroma merupakan penilaian perlakuan sesuai dengan standart
dengan menggunakan alat indera mutu aroma pada SNI 01-2973-1992.
penciuman (hidung). Hasil uji mutu
terhadap aroma crackers dapat Analisis kimia
dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian
Tabel 5. Tingkat karakteristik mutu terhadap pengukuran kadar air, abu,
terhadap aroma crackers lemak, protein dan karbohidrat dapat
dengan fortifikasi tepung dilihat pada Tabel 6.
ikan nila. Perlakuan
Hasil (%)
Air Abu Lemak Protein KH
Perlakuan Ulangan Rerata T0 4,43 1,36a 19,63a 6,42a 48,09a
T1 4,69 1,45a 22,06 a
10,04a 56,93b
1 2 3 T2 5,63 1,56a 23,64 a
13,18b 60,83b
4,92 5,00 4,84 4,92a T3 6,02 2,32b 28,74 b
16,41b 66,57c
T1
T0 5,32 4,92 5,00 5,08a
Kadar air
T3 5,50 5,64 4,92 5,35b Hasil analisis variansi
menunjukkan crackers dengan
T2 5,72 5,32 5,96 5,67b
fortifikasi tepung ikan nila tidak
Berdasarkan nilai aroma berpengaruh nyata terhadap kadar
crackers dengan fortifikasi tepung air, dimana Fhitung (0,21) < Ftabel
ikan nila menunjukkan hasil analisis (6,49) pada tingkat kepercayaan
variansi menunjukkan bahwa 95%. Kadar air yang pada crackers
perlakuan penambahan tepung ikan cenderung menurun diduga oleh
nila yang berbeda pada setiap penambahan tepung ikan nila.
perlakuan tidak berbeda nyata Semakin rendahnya kadar air pada
dimana Fhitung(4,27) >Ftabel (4,07) crackers dikarenakan penggunaan
pada tingkat kepercayaan 95%. Dari tepung ikan nila yang pada dasarnya
hasil uji lanjut di dapatkan perlakuan memiliki nilai kadar air yang rendah
T1 (5% tepung ikan nila dari berat karena telah melalui proses
tepung terigu) tidak berbeda nyata pengeringan Menurut Rissa (2015).
dengan T0 tanpa perlakuan tetapi Tepung ikan nila pada proses
berbeda nyata pada perlakuan T2 pengeringan terjadi penguapan kadar
(10% tepung ikan nila dari berat air hingga kadar air berkurang lebih
tepung terigu) dan T3 (15% tepung besar pada proses pemanggangan
ikan nila dari berat tepung terigu). crackers.
Hal Berdasarkan hasil Menurut SNI 01-2973-1992
penelitian dapat diketahui bahwa syarat mutu kadar air pada crackers
nilai aroma crackers terbaik adalah maksimal 5%. Maka, dari setiap
dengan penambahan tepung ikan nila perlakuan perlakuan, T2 (10% tepung
ikan nila dari berat tepung) dan T3 setiap perlakuan T0 (tanpa
(15% tepung ikan nila dari berat penambahan tepung ikan nila), T1
tepung terigu) memenuhi standart (5% tepung ikan nila dari berat
mutu SNI 01-2973-1992 dengan nilai tepung terigu), dan T2 (10% tepung
4,69 ,dan 4,43. Tetapi kadar air ikan nila dari berat tepung terigu)
dengan perlakuan T0 (tanpa memenuhi syarat mutu dengan nilai
perlakuan) dan T1 (5% tepung ikan kadar abu1,36%, 1,45%, dan 1,56%
nila dari berat tepung terigu) dengan dan T3 (15% tepung ikan nila dari
nilai 6,02 dan 5,63 melebihi standart berat tepung terigu) memiliki nilai
mutu. 2,32% melebihi standart mutu SNI.

Kadar Abu Kadar Lemak


Hasil analisis kadar abu di Kadar lemak crackers dengan
dapatkan kadar abu tertinggi pada fortifikasi tepung ikan nila dari hasil
crackers T3 (15% tepung ikan nila analisis dapat dilihat pada Tabel 8.
dari berat tepung terigu) dengan nila Dari analisis kadar lemak di
dengan rata-rata 2,32% dan kadar dapatkan kadar lemak tertinggi pada
abu terendah pada crackers dengan crackers T3 (15% tepung ikan nila
perlakuan T0 tanpa penambahan dari berat tepung terigu) dengan nila
tepung ikan nila dengan rata-rata dengan rata-rata 81,64 dan kadar
1,36%. lemak terendah pada crackers dengan
Hasil analisis variansi perlakuan T0 tanpa penambahan
menunjukkan crackers dengan tepung ikan nila dengan rata-rata
fortifikasi tepung ikan nila berbeda 19,63. Dari hasil analisis variansi
nyata terhadap kadar abu, dimana (lampiran 12) menunjukkan crackers
Fhitung (367.87) > Ftabel (6,49) pada dengan fortifikasi tepung ikan nila
tingkat kepercayaan 95%. Pada berbeda nyata terhadap kadar lemak,
perlakuan T0 (tanpa penambahan dimana Fhitung (33,53) > Ftabel 5%
tepung ikan nila), T1 (5% tepung (6,49) pada tingkat kepercayaan
ikan nila dari berat tepung terigu), 95%. sehingga hipotesis H0 ditolak
dan T2 (10% tepung ikan nila dari dan H1 diterima dan dilanjutkan
berat tepung terigu) berbeda nyata dengan uji lanjut beda jarak nyata
dengan perlakuan T3 (15% tepung ducan yang menunjukkan perlakuan
ikan nila dari berat tepung terigu). T0 (tanpa penambahan tepung ikan
Kadar abu cenderung nila ), T1 (5% tepung ikan nila dari
mengalami peningkatan, Tingginya berat tepung terigu), dan T2 (10%
kadar abu pada crackers karena tepung ikan nila dari berat tepung
kandungan mineral tingginya kadar terigu) berbeda nyata dengan
abu pada tepung ikan nila yang perlakuan T3 (15% tepung ikan nila
ditambahkan serta tepung terigu dari berat tepung terigu).
yang mengandung mineral. Sehingga Dari analisis variansi
semakin tinggi konsentrasi tepung didapatkan crackers dengan
ikan nila yang digunakan maka fortifikasi tepung ikan nila
semakin tinggi kadar abu yang berpengaruh nyata terhadap kadar
dihasilkan. lemak. Dimana kadar lemak tertinggi
Menurut SNI 01-2973-1992 pada crackers T3 (15% tepung ikan
syarat mutu kadar abu pada crackers nila dari berat tepung terigu) dengan
maksimal 2%. Hasil penelitian dari nila dengan rata-rata 28,74 lebih
tinggi dari crackers dengan berbeda nyata dengan perlakuan T2
penambahan tepung ikan patin siam (10% tepung ikan nila dari berat
29,68 (Ernisti, 2018) dan crackers tepung terigu) dan T3 (15% tepung
dengan penambahan tepung ikan teri ikan nila dari berat tepung terigu).
nasi dengan kadar lemak 14,646% Hasil penelitian didapatkan
(Nugraha, 2016). Sementara kadar kadar protein yang semakin
lemak terendah pada crackers dengan meningkat diduga karena
perlakuan T0 tanpa penambahan penambahan konsentrasi tepung ikan
tepung ikan nila dengan rata-rata nila pada pembuatan crackers.
19,63. Dimana tepung ikan merupakan
Berdasarkan hasil penelitian produk berkadar air rendah yang
diperoleh kadar lemak yang semakin memiliki sebagian besar komponen
meningkat diduga karena protein ikan (Irianto,2006).
penambahan tepung ikan nila yang Menurut SNI 01-2973-1992
meningkat . Berdasarkan analisis syarat mutu kadar protein pada
pendahuluan Maulida, 2017 ketika crackers minimal 8% maka
dijadikan tepung ikan, ikan nila perlakuan T1 (5% tepung ikan nila
kandungan lemaknya yaitu 8,2% dari berat tepung terigu) dengan nilai
meskipun nilai nya tidak terlalu besar 10.04 , T2 (10% tepung ikan nila dari
tetapi tepung ikan dapat dijadikan berat tepung terigu) dengan nilai
salah satu sumber lemak. 13,18 dan T3 (15% tepung ikan nila
Menurut SNI 01-2973-1992 dari berat tepung terigu) dengan nilai
syarat mutu kadar lemak pada 16,41 memenuhi standart mutu
crackers minimal 9,5% maka semua crackers. Sementra perlakuan T0
perlakuan memenuhi standart mutu (tanpa perlakuan) belum memenuhi
crackers. standart SNI mutu crackers.

Kadar protein Kadar karbohidrat


Berdasarkan hasil analisis Hasil analisis kadar
terhadap kadar protein di dapatkan karbohidrat di dapatkan kadar
kadar protein tertinggi pada crackers karbohidrat tertinggi pada crackers
T3 (15% tepung ikan nila dari berat T0 (tanpa penambahan tepung ikan
tepung terigu) dengan nila dengan nila) dengan nila dengan rata-rata
rata-rata 16,41 dan kadar protein 66,57dan kadar karbohidrat terendah
terendah pada crackers dengan pada crackers dengan perlakuan T3
perlakuan T0 tanpa penambahan (15% penambahan tepung ikan nila
tepung ikan nila dengan rata-rata dari berat tepung terigu) dengan rata-
6,42. Dari hasil analisis variansi rata 48,09. Hasil analisis
(lampiran 13) menunjukkan crackers variansimenunjukkan crackers
dengan fortifikasi tepung ikan nila dengan fortifikasi tepung ikan nila
berbeda nyata terhadap kadar berbeda nyata terhadap kadar
protein, dimana Fhitung (12,15)> Ftabel karbohidrat, dimana Fhitung (12,30) >
(6,49) pada tingkat kepercayaan Ftabel 5% (6,49) pada tingkat
95%. Hasil uji lanjut beda nyata kepercayaan 95%. Hasil uji lanjut
terkecil menunjukkan bahwa beda nyata terkecil yang
perlakuan T0 (tanpa penambahan menunjukkan perlakuan T0 (tanpa
tepung ikan nila), dan T1 (5% tepung penambahan tepung ikan nila)
ikan nila dari berat tepung terigu) berbeda nyata dengan perlakuan T1
(5% tepung ikan nila dari berat keemasan dan menarik,
tepung terigu) dan T2 (10% tepung memilikirasa enak dan gurih,
ikan nila dari berat tepung terigu) tekstur renyah dan aroma khas
dan sangat berbeda nyata dengan crackers ikan. Crackers memiliki
perlakuan T3 (15% tepung ikan nila kadar air 4,43%, abu 2,32%,
dari berat tepung terigu). lemak 28,74%, protein 16,41%
Hasil penelitian didapatkan dan karbohidrat 48,09%.
kadar karbohidrat yang semakin
menurun diduga karena penambahan Saran
konsentrasi tepung ikan nila pada Berdasarkan hasil penelitian
pembuatan crackers. dapat disarankan melakukan
Biskuit yang dihasilkan dari penelitian lebih lanjut mengenai
penelitian ini memiliki nilai penggunaan jenis kemasan dan masa
karbohidrat yang lebih rendah simpan produk crackers ikan nila.
dibandingkan dengan syarat standar
mutu biskuit yang ditetapkan SNI DAFTAR PUSTAKA
01-2973-1992 yaitu minimum 70%.
Mohamed et al. dalam wulandari [KKP].Kementrian Kelautan dan
(2019) melaporkan bahwa semakin Perikanan. 2018. Prospek
tinggi jumlah konsentrat protein ikan Ikan Nila, Omset Puluhan
yang ditambahkan dalam pembuatan Juta,Badan Riset dan SDM
biskuit maka nilai karbohidrat Kelautan dan
semakin menurun. Perikanan.Jakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN [BPS RIAU] Badan Pusat Statistik
Kesimpulan Provinsi Riau. 2017. Produksi
Berdasarkan hasil penelitian dan Nilai Perikanan Perairan
dapat disimpulkan: Umum, Tambak,dan Kolam
1. Fortifikasi tepung ikan nila Keramba Mernurut Jenis,
dengan jumlah yang berbeda 2014-2015.
(0%,5%,10%, dan 15%)
memberikan pengaruh terhadap [KKP] Kementerian Kelautan dan
pengolahan produk crackers Perikanan. 2017. Status
secara organoleptik rasa dan Keanekaragaman Hayati
aroma crackers, akan tetapi tidak Biota Perairan Prioritas.
berpengaruh nyata pada mutu Kementerian Kelautan dan
rupa dan tekstur. Perikanan Republik
2. Berdasarkan penilaian kimia Indonesia: Jakarta.
bahwa fortifikasi tepung ikan nila
memberikan pengaruh nyata Amirullah, 2008.Fortifikasi Tepung
terhadap kadar protein, lemak Ikan Tenggiri
dan abu,sedangkan pada kadar air (Scomberomorus Sp.) dan
tidak berpengaruh nyata. Tepung Ikan Swangi
3. Fortifikasi tepung ikan nila 15% (Priacanthus Tayenus) dalam
(57 gram) merupakan perlakuan Pembuatan Bubur Bayi
terbaik yang menghasilkan Instan [Skripsi] Institut
karakteristik crackers ikan nila Pertanian Bogor,Bogor.
memiliki rupa cerah, kuning
Anggraheni,P. 2018. Mengenal Ernisti, W 2018. Karakteristik
baking soda dan manfaatnya. Biskuit (Crackers) Yang
https://lifestyle.kompas.com/r Difortifikasi Dengan
ead/2018/09/19/151500520/ Konsentrasi Penambahan
mengenal-baking-soda-dan- Tepung Ikan Patin Siam
manfaatnya-yang- (Pangasius Hypophthalmus)
menakjubkan-?page=all. Berbeda. Juenal Ilmu-Ilmu
Akses tanggal 10 desember Perikanan dan Budidaya
2019,Pekanbaru. Perairan, 13(2) 88-100

Angienda PO. 2010. Development of Fatmawati dan Mardiana. 2014.


all-male fingerlings by heat Tepung Ikan Gabus Sebagai
treatment and the genetic Sumber Protein (Food
mechanism of heat induced Supplement). Jurnal
sex determination in nile bionature, 15( 1) 54-60.
tilapia (oreochromis niloticus
l.). International journal of Gaol Vicky LL, Sudaryati E, Lubis
biological, biomolecular, Z. 2017. Kandungan gizi dan
agricultural, food and daya terima bakso ikan nila(
biotechnological engineering, Oreocrhomis niloticus)
4 (1) : 50-55. dengan penambahan tepung
labu kuning. Jurnal
Arza, 2017. Pengembangan Universitas Sumatra Utara.
Crackers dengan 1(1):1-9.
Penambahan Tepung Ikan
Patin [Pangasius Gracia, C. C. L., Sugiyono.,
Hypophthalmus] dan Tepung Haryanto. 2009. Kajian
Wortel [Daucus Carota L.] Formulasi Biskuit Jagung
(Development Of Nutritious dalam Rangka Susbstitusi
Crackers By Adding Striped Tepung Terigu. Jurnal
Catfish [Pangasius Teknologi dan Industri
Hypophthalmus] and Carrot Pangan (1): 32- 40.
[Daucus Carota L.] Flour)
Penelitian Gizi Dan Hiswaty, 2002.Pengaruh
Makanan, 40 (2): 55-62. penambahan tepung ikan nila
merah(Oreocromis sp)
Defira, 2019. Pengaruh Fortifikasi terhadap karakteristik
Konsentrat Protein Ikna nila biskuit.[Skripsi] Institut
(Oreocrhomis niloticus) Pada Pertanian Bogor,Bogor.
Roti manis. [Skripsi]
Universitas Riau. http://www.markaindo.co.id/id/publi
kasi/garlic-powder-perasa-
Djuarni, N., Silvana M.D., Yohannes alami-untuk-makanan/.
dan Rumawa Maukar. 1985. Akses tanggal 10 Desember
Tata Laksana Makanan. 2019,Pekanbaru.
Badan Kerjasama Perguruan
Tinggi Indonesia Timur,
Ujung Pandang.
Irianto, 2002. Teknologi Pengolahan Maulana,A. 2016. Analisis
Hasil Perairan. Jakarta : Parameter Mutu Dan Kadar
Universitas Terbuka Flavonoid Pada Produk Teh
Departemen Pendidikan Hitam Celup. [Skripsi]
Nasional Universitas Pasundan,
Bandung.
Kartika, B. 1988.Pedoman Uji Maulida, 2017.Pengaruh
Inderawi Bahan Pangan. Perbandingan Tepung Umbi
Yogyakarta : UGM. Garut (Maranta
Arundinacea) Dengan
Khairuman, A. 2013. Budidaya Ikan Tepung Ikan Nila
Nila.Agromedia Pustaka: (Oreochromis Niloticu) Dan
Jakarta. Suhu Pemanggangan
Terhadap Karakteristik Food
Khalishi. 2011. Karakterisasi dan Bar Ikan Nila. Artikel
formulasi rengginang tepung Teknologi Pangan
ikan tembang (sardinella Universitas Pasundan.
fimbriata).[Skripsi] Institut Bandung.
Pertanian Bogor, Bogor.
Mujalifah, 2018. Kajian Morfologi
Kurniari dan Jumanto,2017. Strategi Ikan Nila (Oreochromis
Pengembangan Usaha Ikan Niloticus) dalam Habitat Air
Nila Di Kabupaten Kuantan Tawar dan Air Payau. E-
Singingi Propinsi Riau.Jurnal Jurnal Ilmiah Biosaintropis
Agribisnis. 19(1):13-25 (Bioscience-Tropic) 3 (3) :
10-17.
Manley, D. 1983. Technology of
biskuit, crackers and cookies. Nugraha,Y.A. 2016. Kualitas Non
Ellis horwood limited Flaky Crackers Dengan
publisher: New york. Substitusi Tepung Sukun Dan
Tepung Ikan Teri Nasi
Marwah,2018. Kualitas Fisikokimia
(Stolephorus Sp..)[Skripsi]
Biskuit Pada Berbagai
Universitas Atma Jaya,
Komposisi Tepung Terigu,
Yogyakarta
Tepung Dangke Dan Tepung
Sagu.Naskah Publikasi Rahmaningsih, 2016. Pengaruh
Universitas Penambahan Tepung Buah
Hasanudin,Makassar. Lindur (Bruguiera
Gymnorrhiza) Terhadap
Meilita,Q. 2019. Pengaruh Suhu Dan
Kualitas Biskuit Ikan Lele
Waktu Pemanggangan Dan
(Clarias Batrachus). J. Peng.
Perbandingan Tepung
& Biotek. Hasil Pi 5(3) : 52-
Kacang Merah Dengan
59
Tepung Talas Terhadap
Karakteristik Cookies.Jurnal Ramlah,2016.
Publikasi Universitas Perbandingankandungan gizi
Pasundan,Bandung. ikan nila oreochromis
niloticus asal danau mawang
kabupaten gowa dan danau
universitas hasanuddin kota Wulandari, 2019. Karakteristik
makassar. Jurnal biologi Fisiko-Kimia Biskuit Dengan
makassar (bioma), 1(1). Fortifikasi Tepung Belut.
Jurnal pengolahan hasil
Rissa, Y.I., dan Kusnadi.J. 2015. perikanan Indonesia 2019,
Biskuit bebas Gluten dan 22(2) 246-254.
Bebas Kasein Bagi Penderita
Austin. Jurnal Pangan dan Yanuarti,A Dan Afsari,M. 2016.
Gizi Lembaga llmu Komoditas Terigu. Profil
Pengetahuan Indonesia Komoditas Barang
(LIPI). Jakarta. Kebutuhan Pokok Dan
Barang Penting.
Saanin H. 1986. Taksonomi dan
Kunci Identifikasi Ikan. Bina
Cipta: Jakarta

Segiyono, 2013. Pembuatan


Crackers Jagung dan
pendugaan umur
simpannya dengan
pendekatan kadar air kritis.
Jurnal teknologi dan
industry pangan, 24(2).

Sugiyono, 2004.Kimia Pangan.


Universitas Negeri
Yogyakarta,Yogyakarta.

Susanto dan Jesika 2018.


Pemanfaatan Telur Asin
Sebagai Substitusi Shortening
dalam Pembuatan Biskuit
Crackers Ditinjau dari Nilai
Gizi dan Uji Organoleptik.
[Skripsi]. Universirtas Ciputa
Surabaya, Surabaya.

Syadeto,H.dkk 2017 fortifikasi


tepung tulang ikan
nila(Oreochromis niloticus)
sebagai sumber kalsium dan
fosfor serta mutu cookies.
Jurnal ilmiah teknosains, 3(1)
17-21.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan


dan Gizi. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai