OLEH :
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fortifikasi tepung ikan nila
(Oreocrhomis niloticus) terhadap karakteristik crackers. Metode yang digunakan
adalah metode eksperimen dengan rancangan penelitianrancangan acak lengkap non
faktorial terdiri dari 4 taraf yaitu tanpa penambahan tepung ikan (T0), fortifikasi 5%
tepung ikan nila (T1), tepung ikan 10%(T2), dan fortifikasi tepung ikan 15% (T3).
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh fortifikasi tepung ikan nila terhadap
karakteristik organoleptik crackers.Fortifikasi tepung ikan nila 15% (57 gram)
merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan karakteristik crackers ikan nila
memiliki rupa cerah, kuning keemasan dan menarik, memilikirasa enak dan gurih,
tekstur renyah dan aroma khas crackers ikan. Crackers memiliki kadar air 4,43%, abu
2,32%, lemak 28,74%, protein 16,41% dan karbohidrat 48,09%.
Abstrak
Formulasi T0 T1 T2 T3
Shortening (g) 50 50 50 50
Tepung ikan nila(g) 0 19 38 57
Bubuk bawang(g) 2 2 2 2
Tepung terigu(g) 380 380 380 380
Yeast(g) 3 3 3 3
Baking soda(g) 2 2 2 2
Garam(g) 2 2 2 2
Gula(g) 4 4 4 4
Air(g) 10 10 10 10
Data disajikan dalam bentuk tingkat kepercayaan 95%. Maka, H0
tabel yang telah diolah secara diterima dan H1 di tolak serta tidak
statistik, kemudian dilakukan analisis di lanjutkan dengan uji lanjut.
variansi(ANAVA) untuk Dari hasil penelitian di
menemukan apakah hipotesis dapatkan rata-rata nilai rupa pada
diterima atau ditolak. setiap perlakuan rupa cerah, kuning
Berdasarkan analisis variansi keemasan, dan menarik oleh panelis.
(ANAVA), jika F hitung > F tabel pada Hal ini di sebakan penambahan
tingkat kepercayaan 95% berarti tepung ikan nila tidak merubah rupa
hipotesis ditolak. pada setiap perlakuan.
Rupa yang di hasilkan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN cracker tepung ikan nila pada setiap
Penilaian oraganoleptik perlakuan sesuai dengan standart
mutu rasa pada SNI 01-2973-1992.
Rupa
Nilai rupa merupakan faktor Rasa
penarik utama konsumen dengan Rasa merupakan penilaian
menggunakan alat indra mata. Dari organoleptik menggunakan alat indra
hasil organoleptik nilai rupa pengecap (lidah). Dari hasil
fortifikasi tepung ikan nila organoleptik nilai rasa fortifikasi
(oreocromis niloticus) terhadap tepung ikan nila (Oreocromis
karakteristik crackers dapat dilihat niloticus) terhadap karakteristik
pada Tabel 2. crackers dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tingkat karakteristik mutu
Tabel 2. Tingkat karakteristik mutu terhadap rasa crackers
terhadap rupa crackers dengan fortifikasi tepung
dengan fortifikasi tepung ikan nila.
ikan nila Perlakuan Ulangan Rata-
Perlakuan Ulangan Rata- rata
rata 1 2 3
1 2 3
T1 4,68 4,68 5,32 4,89a
T0 5,56 5,64 4,92 5,37
T0 5,24 5,16 4,92 5,11a
T2 5,08 5,64 6,28 5,67
T2 5,40 5,24 5,24 5,29b
T1 5,64 6,20 5,64 5,83
T3 5,64 5,64 5,32 5,53b
T3 5,80 5,96 5,56 5,77
Berdasarkan nilai rasa
Berdasarkan hasil penilaian crackers dengan fortifikasi tepung
rupa crackers dengan fortifikasi hasil ikan nila di dapatkan nilai tertinggi
analisis variansi konsentrasi pada T3 (15% tepung ikan nila dari
perlakuan penambahan tepung ikan berat tepung terigu) dengan nilai
nila yang berbeda pada setiap rata-rata 5,53 (enak, sedikit gurih)
perlakuan tidak berbeda nyata dan nilai rasa terendah di dapatkan
terhadap nilai rata-rata rupa pada T0 (Tanpa penambahan tepung
crackers, dimana ikan nila) dengan nilai rata-rata 4,89
Fhitung(0,74)<Ftabel 5% (4,07) pada (kurang enak, sedikit asin).
Hasil analisis variansi Tekstur
menunjukkan konsentrasi perlakuan Tekstur merupakan hal
penambahan tepung ikan nila yang penting dalam makanan renyah
berbeda pada setiap perlakuan seperti crackers. Setiap makanan
berbeda nyata dimana memiliki tekstur serta tingkat mutu
Fhitung(4,30)>Ftabel(4,07) pada tingkat yang berbeda. Dari hasil
kepercayaan 95%. Maka, H0 ditolak organoleptik nilai tekstur fortifikasi
dan H1 di terima dan dilanjutkan tepung ikan nila (Oreochromis
dengan uji beda nyata Terkecil niloticus) terhadap karakteristik
(BNT). Dari hasil uji lanjut di crackers dapat dilihat pada Tabel 4.
dapatkan perlakuan T1 (5% tepung Tabel 4. Tingkat karakteristik mutu
ikan nila dari berat tepung terigu) terhadap tekstur crackers
tidak berbeda nyata dengan T0 tanpa dengan fortifikasi tepung
perlakuan tetapi berbeda nyata pada ikan nila.
perlakuan T2 (10% tepung ikan nila Perlakuan Ulangan Rerata
dari berat tepung terigu) dan T3 (15%
tepung ikan nila dari berat tepung 1 2 3
terigu). T1 4,36 4,76 5,64 4,92
Berdasarkan hasil penelitian,
dapat diketahui bahwa nilai rasa T2 4,68 5,32 4,84 4,95
crackers terbaik adalah dengan
penambahan tepung okan nila pada T0 5,56 5,24 5,48 5,43
perlakuan T3 (15% tepung ikan dari
T3 5,80 6,04 5,64 5,83
berat tepungterigu) hal ini
disebabkan karena penambahan Berdasarkan nilai tekstur
tepung ikan nila bercampur dengan crackers dengan fortifikasi tepung
adonan crackers merubah rasa dari ikan nila menunjukkan hasil analisis
crackers menjadi enak dan sedikit variansi bahwa perlakuan konsentrasi
gurih. penambahan tepung ikan nila yang
Rasa merupakan salah satu berbeda pada setiap perlakuan
faktor yang mempengaruhi terhadap berbeda nyata dimana Fhitung(3,69 <
mutu suatu produk. Setiap orang Ftabel (4,07) pada tingkat kepercayaan
mempunyai batas konsentrasi 95%.
terendah terhadap suatu rasa agar Berdasarkan hasil penelitian,
bisa dirasakan, hal ini disebut dengan dapat diketahui bahwa nilai tekstur
threshold. Batas ini tidak sama tiap- crackers terbaik adalah dengan
tiap orang dan threshold seseorang penambahan tepung ikan nila pada
terhadap rasa yang berbeda juga perlakuan T3 (15% tepung ikan dari
tidak sama. Rasa enak disebabkan berat tepung terigu) Hal ini
adanya asam-asam amino pada dikarenakan perlakuan T3 lebih
protein serta lemak yang terkandung disukai panelis karena menghasilkan
didalam makanan (Winarno, 2004). tekstur yang renyah.
Rasa yang di hasilkan pada Tepung ikan nila
cracker tepung ikan nila pada setiap mengandung guleten, dimana gluten
perlakuan sesuai dengan standart merupakan komponen sangat penting
mutu rasa pada SNI 01-2973-1992. dalam proses adonan yang akan
mempengaruhi tekstur biskuit
crackers. (Manleydalam Ernisti T2. Hal ini dikarenakan perlakuan T2
2018). lebih disukai panelis karena aroma
Tekstur yang di hasilkan pada yang di hasilkan khas cracker ikan.
cracker tepung ikan nila pada setiap (Rahmaningsih 2016) menyatakan
perlakuan sesuai dengan standart aroma biskuit di pengaruhi bahan-
mutu rasa pada SNI 01-2973-1992. bahan yang digunakannya.
Aroma yang di hasilkan pada
Aroma cracker tepung ikan nila pada setiap
Aroma merupakan penilaian perlakuan sesuai dengan standart
dengan menggunakan alat indera mutu aroma pada SNI 01-2973-1992.
penciuman (hidung). Hasil uji mutu
terhadap aroma crackers dapat Analisis kimia
dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian
Tabel 5. Tingkat karakteristik mutu terhadap pengukuran kadar air, abu,
terhadap aroma crackers lemak, protein dan karbohidrat dapat
dengan fortifikasi tepung dilihat pada Tabel 6.
ikan nila. Perlakuan
Hasil (%)
Air Abu Lemak Protein KH
Perlakuan Ulangan Rerata T0 4,43 1,36a 19,63a 6,42a 48,09a
T1 4,69 1,45a 22,06 a
10,04a 56,93b
1 2 3 T2 5,63 1,56a 23,64 a
13,18b 60,83b
4,92 5,00 4,84 4,92a T3 6,02 2,32b 28,74 b
16,41b 66,57c
T1
T0 5,32 4,92 5,00 5,08a
Kadar air
T3 5,50 5,64 4,92 5,35b Hasil analisis variansi
menunjukkan crackers dengan
T2 5,72 5,32 5,96 5,67b
fortifikasi tepung ikan nila tidak
Berdasarkan nilai aroma berpengaruh nyata terhadap kadar
crackers dengan fortifikasi tepung air, dimana Fhitung (0,21) < Ftabel
ikan nila menunjukkan hasil analisis (6,49) pada tingkat kepercayaan
variansi menunjukkan bahwa 95%. Kadar air yang pada crackers
perlakuan penambahan tepung ikan cenderung menurun diduga oleh
nila yang berbeda pada setiap penambahan tepung ikan nila.
perlakuan tidak berbeda nyata Semakin rendahnya kadar air pada
dimana Fhitung(4,27) >Ftabel (4,07) crackers dikarenakan penggunaan
pada tingkat kepercayaan 95%. Dari tepung ikan nila yang pada dasarnya
hasil uji lanjut di dapatkan perlakuan memiliki nilai kadar air yang rendah
T1 (5% tepung ikan nila dari berat karena telah melalui proses
tepung terigu) tidak berbeda nyata pengeringan Menurut Rissa (2015).
dengan T0 tanpa perlakuan tetapi Tepung ikan nila pada proses
berbeda nyata pada perlakuan T2 pengeringan terjadi penguapan kadar
(10% tepung ikan nila dari berat air hingga kadar air berkurang lebih
tepung terigu) dan T3 (15% tepung besar pada proses pemanggangan
ikan nila dari berat tepung terigu). crackers.
Hal Berdasarkan hasil Menurut SNI 01-2973-1992
penelitian dapat diketahui bahwa syarat mutu kadar air pada crackers
nilai aroma crackers terbaik adalah maksimal 5%. Maka, dari setiap
dengan penambahan tepung ikan nila perlakuan perlakuan, T2 (10% tepung
ikan nila dari berat tepung) dan T3 setiap perlakuan T0 (tanpa
(15% tepung ikan nila dari berat penambahan tepung ikan nila), T1
tepung terigu) memenuhi standart (5% tepung ikan nila dari berat
mutu SNI 01-2973-1992 dengan nilai tepung terigu), dan T2 (10% tepung
4,69 ,dan 4,43. Tetapi kadar air ikan nila dari berat tepung terigu)
dengan perlakuan T0 (tanpa memenuhi syarat mutu dengan nilai
perlakuan) dan T1 (5% tepung ikan kadar abu1,36%, 1,45%, dan 1,56%
nila dari berat tepung terigu) dengan dan T3 (15% tepung ikan nila dari
nilai 6,02 dan 5,63 melebihi standart berat tepung terigu) memiliki nilai
mutu. 2,32% melebihi standart mutu SNI.