JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
Abstrak
Nugget merupakan salah satu bentuk produk makanan beku siap saji, yaitu
produk yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked),
kemudian dibekukan. Nugget dikonsumsi setelah proses penggorengan rendam
(deep fat frying). Nugget dibuat dari daging giling yang diberi bumbu, dicampur
bahan pengikat, kemudian dicetak membentuk tertentu, dikukus, dipotong dan
dilumuri perekat tepung (batter) dan diselimuti tepung roti (breading). Praktikum
tentang pembuatan ikan lele (Clarias sp.) dilaksanakan di Laboratorium TPHP
Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pada
tanggal 08 April 2016 pukul 13.00-15.00 WIB dengan tujuan untuk mengevaluasi
nilai uji organoleptik nugget ikan lele (Clarias sp.). Dari hasil yang diperoleh
untuk hasil terbaik nugget dengan parameter-parameter yang dikhususkan dimiliki
oleh kelompok 5. Setelah diuji dengan aplikasi SPSS dan uji duncan bahwa
formulasi dan metode yang dilakukan masing-masing kelompok tidak
berpengaruh nyata untuk setiap parameternya.
Kata Kunci : Ikan lele (Clarias sp.), Nugget, Parameter
PENDAHULUAN
Berbagai produk olahan daging seperti bakso, nugget, dendeng, sosis, abon
dan lain-lain merupakan produk olahan hasil perikanan yang memiliki peran
penting dalam pengindustrian olahan perikanan, perlu dipikirkan suatu teknologi
yang dapat memperbaiki penanganan pasca panen dan dapat menganekaragamkan
hasil olahan dari ikan. Alternatif penanganan ikan yang hingga kini masih
dilakukan secara tradisional ataupun modern adalah olahan nugget.
Bahan pangan hewani memiliki karakteristik yang membedakan dengan
bahan pangan nabati. Bahan pangan hewani memiliki daya simpan yang jauh
lebih pendek dibanding bahan pangan nabati bila dalam keadaan segar (kecuali
telur). Pendeknya daya simpan ini terkait dengan struktur jaringan hasil hewani
dimana bahan pangan hewani tidak memiliki jaringan pelindung yang kuat dan
kokoh sebagaimana pada hasil tanaman. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan
lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.
Karakteristik masing-masing bahan pangan hewani sangat spesifik sehingga
tidak bisa digeneralisasi. Sifat pada daging sangatlah berbeda dengan sifat telur.
Nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari daging giling
yang dicetak dalam bentuk potongan empat persegi dan dilapisi dengan tepung
berbumbu (battered dan braded). Nugget dikonsumsi setelah proses
penggorengan rendam (deep fat frying). Nugget dibuat dari daging giling yang
diberi bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian dicetak membentuk tertentu,
dikukus, dipotong dan dilumuri perekat tepung (batter) dan diselimuti tepung roti
(breading). Nugget digoreng setengah matang dan dibekukan untuk
mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Nugget merupakan salah satu
bentuk produk makanan beku siap saji, yaitu produk yang telah mengalami
pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian dibekukan. Produk
beku siap saji ini hanya memerlukan waktu penggorengan selama 1 menit pada
suhu 150 C. Tekstur nugget tergantung dari bahan asalnya.
Adapun tujuan dari praktikum Gizi Ikani ini, yaitu untuk mengevaluasi nilai
uji organoleptik nugget ikan lele (Clarias sp.)
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Lele termasuk dalam jenis ikan air tawar dengan ciri-ciri tubuh yang
memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak memiliki sisik, mulut besar, warna
kelabu sampai hitam. Di sekitar mulut terdapat bagian nasal, maksila, mandibula
luar dan mandibula dalam, masing-masing terdapat sepasang kumis. Hanya kumis
bagian mandibula yang dapat digerakkan untuk meraba makanannya. Adapun
klasifikasi dari ikan lele, yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.
Protein yang terdapat dalam ikan merupakan protein yang amat penting dan
istimewa karena bukan hanya berfungsi sebagai penambah jumlah protein
konsumsi tetapi juga sebagai pelengkap mutu protein dalam pola makan. Ikan lele
selain mengandung gizi yang penting seperti protein juga mengandung asam
amino esensial. Nilai gizi dari ikan lele tersebut berupa rotein 17.7%, lemak 4,8%,
mineral 1,2%, karbohidrat 0,3% dan air 76%. Selain itu jika dibandingkan dengan
bahan pangan dari daging merah (red meat) seperti daging sapi dan ayam,
kandungan gizi dalam ikan lele lebih sehat karena selain berprotein tinggi juga
rendah akan lemak dan kolesterol. Sebagai contoh dalam 100 gram ikan lele
mempunyai kandungan protein 20% sedangkan kandungan lemaknya hanya 2
gram, jauh lebih rendah dibandingkan daging sapi sebesar 14 gram apalagi daging
ayam 25 gram (Warta Pasar Ikan, 2009).
Menurut Moedjiharto (2002), nugget adalah produk olahan yang
menggunakan teknologi restrukturisasi dengan memanfaatkan potongan daging
yang relatif kecil dan tidak beraturan kemudian melekatkannya kembali menjadi
ukuran yang lebih besar dibantu bahan pengikat. Lebih lanjut Manulang dan
Tanoto (1995) mendefinisikan nugget sebagai suatu bentuk produk olahan daging
yang merupakan bentuk emulsi minyak dalam air.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan produk ini dititikberatkan pada
kemampuan mengikat antara partikel daging dan bahan-bahan lain yang
ditambahkan (Rahardjo et al., 1995). Proses pembuatan nugget menurut Gozali et
al. (2001), meliputi tahap pencampuran adonan, pencetakan adonan dan
pengukusan. Selanjutnya nugget kukus diiris dalam bentuk potongan empat
persegi dan dilapisi dengan bahan pelapis dan digoreng.
METODOLOGI
Praktikum tentang pembuatan ikan lele (Clarias sp.)
dilaksanakan di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pada tanggal 08
April 2016 pukul 13.00-15.00 WIB.
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu penggorengan,
sodet, loyang, piring, mangkok, cobek, nampan, kompor gas,
kukusan, sendok, pisau, plastik, baskom, timbangan elektrik,
serbet dan alat tulis. Sedangkan untuk bahan yang digunakan
yaitu daging ikan lele yang telah dihaluskan, susu cair sebanyak
75 ml, bawang bombay 18 gram, bawang putih 3 gram, merica
bubuk 2 gram, garam 6 gram, butter mix, margarin 1 sendok
makan, telur 1 butir dan dipisahkan antara putih dan kuning
telurnya. Dalam pembuatan nugget ikan lele ini dilakukan 3
perlakuan yang berbeda, diantaranya yaitu dengan penambahan
bahan roti tawar, tepung meizena dan tepung tapioka dengan
takaran masing-masing bahan sebanyak 65 gram.
Untuk prosedur kerja pembuatan nugget ikan lele terlebih
dahulu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, siangi
ikan lele tersebut dengan memisahkan antara isi perut, sisik
serta insang. Cuci bersih ikan yang telah disiangi, finlet ikan
dengan tujuan untuk pengambilan daging ikan saja yang akan
digunakan sebagai bahan baku, bahan tambahan yang telah
disiapkan sesuai dengan perlakuan masing-masing kelompok
dicampur dan diaduk hingga homogen, kemudian tambahkan
garam, tumis bumbu dengan menggunakan margarin sampai
harum, setelah daging ikan tersebut dicampurkan adonan bumbu
yang telah ditumis cetak adonan dan kukus selama 15 menit,
setelah matang potong nugget tersebut menjadi kecil-kecil,
celupkan nugget pada putih telur sebagai perekat tepung roti,
simpan nugget pada suhu dingin, goreng nugget hingga matang
dengan api kecil, nugget ikan siap untuk diuji organoleptik oleh
para panelis dengan tingkat kesukaan masing-masing panelis
menggunakan kertas nilai uji hedonik.
Cuci ikan
Finlet ikan/pengambilan
daging ikan
Uji Organoleptik
Rp . 4.500
Rp . 4.500
= Rp . 31.000 = = 32.142,8457
1 0,14
Rp . 36.000
= 32.143 = Rp.
32.000
Keuntungan : Hasil penjualan - Modal
= Rp. 36.000 Rp. 32.000
= Rp. 4.000
Dengan demikian, jumlah total biaya tidak tetapnya
diketahui sebesar Rp.31.000, sedangkan nilai penjualan
didapatkan memproduksi 3 bungkus dengan harga jual Rp.
12.000/bungkus didapatkan Rp. 36.000. Untuk biaya tetap
berkisar Rp. 4.500 sehingga didapatkan nilai BEP atau modal
yang dikeluarkan keseluruhannya sebesar Rp. 32.000. Jadi untuk
mengetahui produksi pengolahan nugget ikan lele tersebut
mengalami keuntungan atau rugi yaitu, hasil penjualan dikurangi
nilai modal (Rp. 36.000 Rp. 32.000 = Rp. 4.000) berarti
penjualan nugget ikan lele tersebut mendapatkan keuntungan
sebesar Rp. 4.000.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data yang telah diperoleh maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa, evaluasi dari nilai uji organoleptik nugget ikan lele
(Clarias sp.) dengan menggunakan bahan butter mix yang berbeda sesuai dengan
perlakuan kelompok, panelis lebih dominan menyukai nugget ikan lele dengan
bahan tambahan tepung tapioka dibanding dengan menggunakan bahan tambahan
lainnya. Namun tidak semua yang ditambahkan bahan tepung tapioka memiliki
nilai unggul, ada beberapa tambahan bahan selain tepung tapioka yaitu
menggunakan roti tawar dan tepung meizena sehingga dapat dikatakan
penambahan bahan butter mix tidak berpengaruh nyata terhadap pembuatan
nugget ikan lele tersebut.
Praktikum yang dilakukan sudah sangat baik dan sesuai
dengan prosedur yang ditentukan, pemberian alat dan bahan
juga sudah lebih baik sehingga tidak berebut baik untuk
penggunaan alat dan penimbangan bahan. Semoga kedepannya
dapat lebih tertib dan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, S., D.R. Dexter, R.C. Worfel, J.N. Sofos, M.B. Solomon,
G.W. Shults and G.R. Schmidt. 1995. Quality Characteristic
of Restructured Beef Steak Manufactured by Various
Techniques. J. Food. Sci., 60(1), 68-71.
LAMPIRAN
ANOVA
Aroma
Nugget_Ikan_Lele N 1
Warna
1 2
Tekstur
Nugget_Ikan_Lele N 1 2
Rasa
Nugget_Ikan_Lele N 1