Biokimia
4443130741
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
2015
Abstrak
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan pengawet pada bahan makanan sampai ini
masih banyak dijumpai. Terutama penggunaan formalin sebagai
pengawet bahan makanan seperti tahu, bakso, kerupuk, ikan
kering, ikan laut yang pada umumnya dapat menyebabkan
keracunan pada tubuh manusia. berdasarkan beberapa
penelitian disimpulkan bahwa formalin tergolong sebagai
karsinogen, yaitu senyawa yang dapat menyebabkan timbulnya
kanker, oleh karena itu senyawa formalin tidak boleh digunakan
dalam makanan maupun minuman (Elmatris,2007).
Formaldehid adalah larutan yang tidak berwarna dan
baunya sangat menusuk. Formalin adalah larutan formaldehid
37% dalam air apabila diencerkan dinamai formalin dan harus
dinyatakan kadarnya, misalnya formalin yang diencerkan dengan
air yang sama volumenya, dinamai larutan formalin 50%, berarti
kadar formaldehidnya 18,5% dengan demikian pemakaian istilah
larutan formalin harus dinyatakan kadarnya, misalnya larutan
formalin 50%, larutan formalin 25% dan sebagainya.
Identifikasi keberadaan formaldehida pada bahan pangan,
termasuk ikan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Jika pada uji kualitatif hasilnya positif maka akan dilanjutkan
dengan pengujian secara kuantitatif memakai spektrofotometer.
Pada uji kualitatif produk yang akan mengandung formalin akan
ditunjukan dengan berubahnya warna air dan bening menjadi
merah muda hingga ungu. Semakin ungu berarti kadar formalin
makin tinggi (Hastuti, 2010).
Formalin dapat bereaksi cepat dengan lapisan lendir
saluran pencernaan dan saluran pernafasan. Di dalam tubuh
cepat teroksidasi membentuk asam format terutama di dalam
organ hati dan sel darah merah. Pemakaian pada makanan dapat
mengakibatkan keracunan pada tubuh manusia, yaitu rasa sakit
perut yang akut disertai muntah-muntah, timbulnya depresi
susunan syaraf atau kegagalan peredaran darah (Effendi, 2009).
METODOLOGI
Praktikum tentang pengujian kualitatif kandungan formalin
pada ikan segar dan produk olahan ikan dilakukan di
laboratorium TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pada tanggal 08 April 2015
pukul 15.30-17.30 WIB.
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu berupa tabung
reaksi dan rak tabung reaksi, saringan, wadah atau piring,
sendok, pisau, timbangan elektrik, pipet ukur, ruber bulp,
kompor, talenan, panci dan alat tulis. Sedangkan untuk bahan
menggunakan beberapa sampel ikan segar yaitu ikan kembung,
ikan bandeng, ikan bawal merah, ikan tongkol, ikan payus, dan
ikan patin. Dan untuk produk olahan ikan yaitu ada bakso ikan,
cumi asin, otak-otak, pempek, dan teri nasi. Kemudian ada
larutan PK, Antalin dan air panas.
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, sambil
menunggu rebusan air mendidih, potong sampel yang akan
diteliti kecil-kecil dan timbang dua bagian. Bagian pertama 10
gram sedangkan bagian pertama hanya 1 gram lalu haluskan
sampai menjadi ampas dengan menggunakan campuran 20 ml
air panas. Ambil ampas atau ekstrak sampel yang akan diteliti
sebanyak 2,5 ml dengan pipet ukur ke dalam tabung reaksi. Pada
tabung pertama yang telah berisi sampel dicampurkan dengan 5
ml larutan PK lalu homogenkan dan tunggu 10 menit sampai
berubah warna, untuk tabung kedua diteteskan dengan cairan
antilin sebanyak 2-3 tetes dan homogenkan sampai berubah
warna, kemudian catat waktu dan hasil.
10 gram sampel + 20 ml air panas
1 gram sampel + 5 ml PK
Catat waktu
Gambar 1. Diagram alir
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN