JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
Abstrak
Dencis umumnya biasa disebut sebagai makanan kaleng dan banyak
dipasarkan sebagai ikan sarden. Meskipun sarden dianggap sebagai satu spesies,
namun sebenarnya ada 21 jenis ikan yang dikatagorikan sebagai sarden. Dalam
pembuatan dencis ini menggunakan bahan baku ikan bandeng, Bandeng
merupakan sumber protein hewani yang tinggi, menyediakan vitamin B
kompleks, dan selenium, tetapi juga banyak mengandung lemak, lemak jenuh,
kolesterol dan kalori. Ikan bandeng menyediakan 116% vitamin B, yaitu 12, 44%
niacin, 24% vitamin B6, dan 15 persen asam pantotenat dan cara pengolahannya
dengan pengukusan yang dilakukan beberapa batas waktu sebagai perlakuan.
Praktikum tentang pembuatan dencis ikan bandeng (Chanos chanos) dilaksanakan
di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Pada tanggal 22 April 2016 pukul 13.00-15.00 WIB dengan
tujuan untuk mengetahui lama waktu pemasakan terbaik terhadap mutu fisik
dencis ikan bandeng (Chanos chanos). Lama pemasakan terbaik pada mutu dencis
ikan bandeng yaitu selama 60 menit.
Kata Kunci : Dencis, Ikan bandeng (Chanos chanos), Mutu waktu
PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi
proses kelangsungan hidup manusia. Manusia telah
memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa abad
yang lalu. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung zat gizi
utama berupa protein, lemak, vitamin dan mineral. Protein ikan
menyediakan 2-3 dari kebutuhan protein hewani yang
diperlukan oleh manusia. Kandungan protein ikan relatif besar
yaitu antara 15-25% atau 100 gram daging ikan. Kandungan
lemak daging merah ikan lebih tinggi dibandingkan daging putih
ikan. Jumlah mineral pada daging ikan hanya sedikit. Ikan juga
dipandang sebagai sumber kalsium, besi, tembaga, dan yodium.
Ikan tergolong bahan makanan yang mudah sekali busuk oleh sebab itu agar
sampai di tangan konsumen masih dalam keadaan baik, diperlukan cara-cara
penanganan yang baik,dari sekian banyak upaya manusia untuk mempertahankan
mutu ikan yang umum dilakukan adalah pengolahan secara tradisional dari
pengawetan hasil ikan yang ditangkap diantaranya teknologi pengawetan ikan
dengan cara pemindangan.
Ikan menjadi salah satu hasil tangkapan laut yang mudah
didapatkan dan banyak digemari dan banyak diburu oleh
masyarakat untuk konsumsi. Contohnya seperti ikan bandeng,
ikan ini selain bergizi tinggi karena mengandung protein,
lemak,vitamin dan mineral yang kaya akan kalsium dan fosfor
juga rasanya lezat gurih sehingga sangat digemari masyarakat
Indonesia. Salah satu komponen yang menonjol dalam nutrisi
ikan bandeng adalah asam lemak omega-3 yang sangat berguna
bagi kesehatan manusia, karena dapat mencegah penyakit yang
berhubungan dengan peredaran darah. Ikan bandeng sering
diawetkan dengan cara pengasapan, namun asam lemak omega-
3 dalam lemak ikan ini beresiko mengalami penurunan komposisi
dan bahan kemungkinan dapat mengalami kerusakan atau
oksidasi.
Ikan bandeng memiliki kadar air yang cukup tinggi sehingga
jika tidak diolah dengan cara yang tepat dapat menyebabkan
pembusukan dan daya simpan ikan bandeng tersebut tidak akan
lama. Salah satu cara olahan ikan bandeng adalah dengan cara
mengolah ikan bandeng menjadi dencis ikan bandeng.
Adapun tujuan dari praktikum Gizi Ikani ini, yaitu untuk mengetahui lama
waktu pemasakan terbaik terhadap mutu fisik dencis ikan bandeng (Chanos
chanos).
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan populer
di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang
masih ada dalam suku Chanidae bersama enam genus tambahan
dilaporkan pernah ada namun sudah punah. Dalam bahasa Bugis
dan Makassar dikenal sebagai ikan bolu, dan dalam bahasa
Inggris yaitu Milkfish. Mereka hidup di Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik dan cenderung berkawanan di sekitar pesisir
dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan
baru menetas hidup di laut selama 2-3 minggu, lalu berpindah ke
rawa-rawa bakau berair payau, dan kadangkala danau-danau
berair asin. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa
dan bisa berkembang biak. Ikan muda disebut nener,
dikumpulkan oleh orang-orang dari sungai dan dibesarkan di
tambak-tambak. Di sana ikan bandeng bisa diberi makanan apa
saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya
sekitar 25-30 cm) bandeng dijual segar atau beku.
Bandeng merupakan sumber protein hewani yang tinggi,
menyediakan vitamin B kompleks, dan selenium, tetapi juga
banyak mengandung lemak, lemak jenuh, kolesterol dan kalori.
Ikan bandeng menyediakan 116% vitamin B, yaitu 12, 44%
niacin, 24% vitamin B6, dan 15 persen asam pantotenat, food
and Nutrition Board of the Institute of Medicine
merekomendasikan untuk orang dewasa untuk sering
mengkonsumsinya. Keempat vitamin jenis vitamin yang
disebutkan diatas adalah dari anggota vitamin B kompleks, yaitu
jenis vitamin larut dalam air, yang berperan penting untuk
metabolisme, fungsi sistem saraf pusat, kesehatan kulit, dan
DNA, hormon dan pembentukan sel darah merah. Bandeng juga
mengandung jejak riboflavin, asam folat, dan vitamin A. Namun
ikan bandeng ini tidak banyak mengandung vitamin C, D, E, dan
vitamin K. Dalam 3 ons jumlah sajian ikan bandeng menawarkan
sebesar 25% fosfor dan selenium, yang harus dikondsumsi oleh
orang dewasa setiap hari.
Fosfor adalah mineral penting yang menjadi bagian integral
dari oksigenasi sel darah merah, sementara itu selenium sangat
penting untuk kelenjar tiroid dan fungsi kekebalan tubuh.
Bandeng juga mengandung jejak mineral penting lain yaitu
kalsium, zat besi, kalium dan seng. Satu porsi bandeng
mengandung sekitar 20% lemak jenuh, 19% kolesterol, dan 9%
dari total lemak, MayoClinic.com menyarankan bagi orang
dewasa untuk membatasi konsumsinya setiap hari. Meskipun
bandeng mengandung lebih banyak lemak, namun yang 60%
adalah lemak tak jenuh tunggal yang sehat untuk jantung,
termasuk asam lemak omega-3, yang terkait dengan penurunan
kadar trigliserida darah, menurunkan tekanan darah,
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan menurunkan gejala
atrithis. Untuk menurunkan kadar lemak dan kalori, metode
memasak yang dibutuhkan adalah menggoreng dengan sedikit
minyak, termasuk mengukus dan memanggang, salah satunya
adalah dalam pengolahan ikan bandeng dencis ini.
METODOLOGI
Praktikum tentang pembuatan dencis ikan bandeng (Chanos chanos)
dilaksanakan di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pada tanggal 22
April 2016 pukul 13.00-15.00 WIB.
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu panci presto,
piring, timbangan elektrik, penggorengan, sodet, pisau, baskom,
mangkok, nampan, kompor gas, sendok, alat tulis dan serbet.
Sedangkan untuk bahan menggunakan 2 ekor ikan bandeng
untuk masing-masing kelompok, bawang putih 25%, bawang
merah 40%, gula pasir 10%, saus tomat 25%, cuka 15%, garam
5%, sereh, daun salam 5%, dan daun jeruk secukupnya.
Prosedur kerja praktikum ini, pertama siapkan alat dan
bahan yang akan digunakan, timbang berat awal ikan bandeng,
siangi 2 ekor ikan bandeng tersebut dengan membuang sisik dan
isi perut ikan, cuci bersih ikan bandeng lalu timbang kembali
berat ikan yang telah disiangi tersebut. Lumuri ikan dengan cuka
dan diamkan selama 10 menit. Siapkan bumbu-bumbu dan
tumis hingga harum, campur dan oleskan bumbu tersebut ke
dalam perut ikan hingga bumbu meresap seluruhnya dan
diamkan selama 10 menit, lakukan pengukusan dengan
menggunakan kukusan presto dengan lama waktu yang menjadi
pembeda perlakuan untuk tiap kelompoknya. Kelompok 1 dan 2
lama pengukusannya 30 menit, kelompok 3 dan 4 selama 45
menit dan kelompok Siapkan
5 dan 6alat dan bahan
selama 60 menit pengukusan.
Setelah matang angkat dan dinginkan, dencis ikan bandeng siap
untuk diuji organoleptik.
Lama Pengukusan
Lama Pengukusan
Lama Pengukusan
Lama Pengukusan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ANOVA
Aroma
Dencis_Ikan_Bandeng N Subset for alpha
= 0.05
45 Menit 30 3,2333
45 Menit 30 3,3333
30 Menit 30 3,3667
60 Menit 30 3,4000
30 Menit 30 3,4333
60 Menit 30 3,4667
Sig. ,377
Warna
30 Menit 30 3,1000
45 Menit 30 3,1667
30 Menit 30 3,2000
45 Menit 30 3,2000
60 Menit 30 3,2667
60 Menit 30 3,2667
Sig. ,525
Tekstur
30 Menit 30 3,2333
30 Menit 30 3,2667
45 Menit 30 3,2667
45 Menit 30 3,2667
Rasa
60 Menit 30 3,3000
60 Menit 30 3,4667
Dencis_Ikan_Bandeng
Sig. N Subset for alpha
,345
= 0.05
30 Menit 30 3,3333
45 Menit 30 3,3333
45 Menit 30 3,3333
30 Menit 30 3,3667
60 Menit 30 3,4667
60 Menit 30 3,5000
Sig. ,589
Berat bahan
Rendemen= x Berat ikan
100
25
Bawang putih : 100 x 250 = 62,5
40
Bawang merah : 100 x 250 = 100
10
Gula pasir : 100 x 250 = 25
25
Saus tomat : 100 x 250 = 62,5
15
Cuka : 100 x 250 = 37,5
5
Garam : 100 x 250 = 12,5