PENDAHULUAN
1
Proses pengolahan rajungan menjadi produk siap santap salah satunya
yaitu menjadi otak-otak rajungan. Pengolahan rajungan menjadi produk tersebut
dilakukan dalam beberapa tahap dengan tetap menjaga mutu produk selama
pengolahan pangan. Oleh karena itu kami sebagai mahasiswa program studi
Teknologi Hasil Perikanan tertarik untuk mempelajari dan mengikuti secara
langsung proses pengolahan rajungan (Portunus pelagicus.) menjadi otak-otak
rajungan di UKM Ibu Hj. Tamiasih Desa Kersikan ,Kecamatan Bangil, Kabupaten
Pasuruan, Jawa Timur.
2
Kersikan,Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur hingga
menjadi produk otak-otak rajungan yang siap didistribusikan kepada
konsumen.
c. Mengetahui komposisi gizi dari produk otak-otak rajungan (Portunus
pelagicus.)
1.3 Kegunaan
Hasil Praktek Kerja Magang (PKM) ini diharapkan dapat meningkatkan
wawasan dan pengetahuan serta keterampilan mahasiswa di lapangan,
sehubungan dengan proses pembuatan otak-otak rajungan (Portunus pelagicus.)
dengan memadukan antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dengan
kenyataan yang ada. Sedangkan usulan PKM ini diharapkan berguna bagi :
1. Lembaga akademis atau perguruan tinggi, sebagai informasi keilmuan dan
pedoman untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
2. Sebagai sumber informasi bagi unit usaha pembuatan otak-otaki rajungan
(Portunus pelagicus.) skala rumah tangga dalam upaya pengembangan
potensi usaha pengolahan rajungan (Portunus pelagicus.)agar menghasilkan
produk dengan kualitas yang lebih baik.
3. Sebagai informasi kepada masyarakat luas mengenai proses pembuatan
otak-otak rajungan (Portunus pelagicus.)
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelas : Crustacea
Sub kelas : Malacostraca
Ordo : Eucaridae
Sub ordo : Decapoda
Famili : Portunidae
Genus : Portunus
4
produk hasil perikanan lainnya memiliki kelebihan berupa kandungan protein
yang cukup tinggi serta tersusun oleh asam-asam amino yang berpola mendekati
pola kebutuhan asam amino dalam tubuh manusia. Daging rajungan mudah
dicerna oleh tubuh karena mengandung sedikit tenunan pengikat (tendon).
Tabel 2 Komposisi proksimat, protein larut air dan protein larut garam daging
rajungan
5
PLG 12,50 58,06 7,56 30,77
Sumber : Sudhakar et al.( 2009).
2.3 Otak-Otak
Otak-otak merupakan salah satu olahan diversifikasi dari bahan dasar
ikan Prinsip dasar dari pengolahan otak-otak adalah mengeluarkan daging dan
duri dari tubuh ikan kemudian dipisahkan dari kulitnya. Duri ikan dibuang,
sementara kulitnya dijadikan sebagai pembungkus otak-otak. Daging ikan
digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan otak-otak. Dalam
pengolahannya, daging ikan dicampur dengan bahan dan bumbu tertentu
kemudian dimasukkan lagi ke dalam kulit ikan. Beberapa jenis Ikan dapat
dijadikan olahan otak-otak karena memiliki kulit yang ulet sehingga tidak mudah
sobek pada saat proses pengeluaran daging dan durinya.
Otak-otak merupakan produk olahan ikan yang termasuk dalam
diversifikasi produk olahan hasil perikanan. Produk ini diolah dengan cara
mengeluarkan daging dan tulang ikan kemudian daging dihaluskan dan diberi
bumbu lalu dimasukkan kembali ke dalam kulit ikan dan dimasak . Kelemahan
dari produk ini adalah waktu penyimpanan produk yang relative singkat sehingga
menyebabkan produk tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
(Budiawati, 2001)
Bahan pokok yang diperlukan dalam pembuatan otak-otak rajungan yaitu
daging rajungan, telur, gula, garam, merica, bawang merah, bawang putih,
penyedap rasa,bawang goreng dan minyak goreng.
6
b) Backfin (daging putih) yang merupakan jumbo kecil dan pecahan dari
daging jumbo.
c) Special (daging putih) yang merupakan daging yang berada disekitar
badan yang berupaserpihan-serpihan.
d) Clawmeat (daging merah) yang merupakan daging dari bagian kaki
sampai capit dari rajungan.
e) Claw Finger (daging merah) yang merupakan bagian dari capit rajungan
bersama dengan bagian shell yang dapat digerakkan.
2.4.2.2 Garam
Fungsi garam menurut Apriantono (2004), adalah sebagai garam yang
menarik air dari jaringan. Bila konsentrasi garam kurang dari 5 %, maka bakteri
proteolitik dapat tumbuh yang menyebabkan peruraian protein yang ditandai
adanya aroma busuk. Sedangkan bila konsentrasi garam lebih dari 15 % maka
dapat menghambatkan pertumbuhan bakteri asam laktat dan membiarkan
bakteri halofilik tumbuh sehingga proses fermentasi menjadi gagal
7
2.4.2.3 Lada / Merica
Lada atau merica (piper nigrum) banyak digunakan sebagai bumbu atau
penyedap rasa untuk aneka hidangan. Cita rasa pedas dan aroma yang khas
bisa diperoleh dengan menambahkan bumbu ini. Manfaat lada sebagai bumbu
penyedap rasa yang mengandung senyawa alkolid piperin, berasa pedas. Lada
digunakan sebagai pemberi aroma dan pemberi rasa pedas pada otak-otak
rajungan ini.
2.4.2.6 Telur
Telur yang digunakan dalam pembuatan otak-otak rajungan ini adalah
telur ayam. Telur ayam dapat mempengaruhi tekstur karena tidak memiliki daya
emulsi sehingga menjaga kestabilan adonan dan sebagai pengikat bahan-bahan
lain dalam adonan, memberi rasa lezat dan menambah gizi. (Widowati, 2003).
8
menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan bila digunakan untuk
rempah-rempah.
9
garam, merica, bawang merah, bawang putih, cabai, penyedap rasa (MSG),
bawang goreng dan minyak goreng. Bahan tersebut dipilih berdasarkan
kualitasnya yang memenuhi syarat sebagai bahan otak-otak rajungan.
2.5.1.2 Persiapan alat
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan otak-otak rajungan
adalah pisau, talenan, nampan, baskom, blander, wajan, spatula, panci, sendok,
kompor, tabung gas, ember ukuran sedang,timbangan,plastik,karet gelang,dan
pengaduk kayu
2.5.1.3 Penimbangan bahan
Untuk menentukan berat masing-masing bahan yang akan digunakan
sebagai bahan otak-otak rajungan dilakukan penimbangan terlebih dahulu.
Tujuan dari penimbangan ini adalah agar berat bahan tepat sesuai dengan resep
yang digunakan.
2.5.2 Proses
Resep dasar dan proses pembuatan otak-otak rajungan yang dijadikan
pedoman dalam penelitian ini adalah resep dari Ibu Hj.Tamiasih sebagai berikut :
2.5.2.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan otak-otak rajungan
beserta komposisinya adalah sebagai berikut:
1000 gram daging rajungan (1 kg)
1000 gram telur ayam (16 butir)
100 g bawang merah (15 siung)
100 g bawang putih (15 siung)
5 sendok garam (50 gram)
5 sendok gula (50 gram)
2 sendok merica bubuk (20 gram)
1 saschet penyedap rasa (10 gram)
100 gram bawang goreng (10 siung)
50 gram kulit cabai
Minyak sayur untuk menggoreng
10
Masukan bawang merah ,bawang putih, gula, garam , merica, penyedap
kedalam blender. Lalu blender hingga halus. Setelah itu pindahkan bumbu pada
baskom.
2.5.2.2.3 Penggorengan
Adonan yang telah jadi juga di masukan kembali kedalam cangkang
rajungan dan di beri irisan lombok. Kemudian siapkan penggorengan dengan
minyak panas. Kemudian goreng otak otak rajungan tersebut selama 5 menit
angkat dan tiriskan. Terdapat 2 macam produk yang di jual yaitu dalam bentuk
frozen dan dalam bentuk sudah matang.
11
Hygiene makanan merupakan kesehatan dan kebersihan makanan yang
menitik beratkan pada kebersihan dan keutuhan makanan dan dipengaruhi oleh
tenaga pengolah makanan tersebut.Sanitasi makanan merupakan kebersihan
dan kesehatan makanan yang menitik beratkan pada lingkungan, dimana
makanan itu diolah yang meliputi kualitas bahan makanan, penerimaan dan
penyimpanan, teknik pencucian bahan makanan, teknik pengolahan makanan,
dan personal hygiene.sanitasi makanan meliputi usaha yang ditujukan kepada
kebersihan dan kemurnian makanan agar tidak menimbulkan penyakit.Hygiene
dan sanitasi makanan merupakan kebersihan dan kesehatan makanan, sehingga
lewat penyajian diharapkan tidak menimbulkan keracunan akibat bahan makanan
yang salah dalam pengolahannya dan adanya bakteri pada makanan serta
akibat yang ditimbulkan (Napitupulu, 2015).
BAB III
12
METODE DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA
13
Data yang diambil pada Praktek Kerja Magang tentang proses
pengolahan rajungan (Portunus pelacicus) menjadi otak-otak rajungan di UKM
Ibu Hj. Tamiasih Desa Kersikan,Kecamatan Bangil,Kabupaten Pasuruan, Jawa
Timur meliputi data primer dan data sekunder.
3.2.1.1 Observasi
Observasi merupakan cara atau metode menghimpun keterangan atau
data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Melalui kegiatan observasi dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang
kehidupan social yang sukar diperoleh dengan menggunakan metode lain.
Observasi harus dilakukan secara sistematis dan terarah (Mania, 2008).
Dalam Praktek Kerja Magang, observasi tersebut dilakukan terhadap
metode yang digunakan dalam proses pembuatan otak-otak rajungan mulai dari
awal proses sampai akhir proses.
14
3.2.1.3 Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif dilakukan dengan mengikuti beberapa tahap proses
produksi mulai dari penerimaan bahan baku sampai ke produksi akhir khususnya
pada otak-otak rajungan.
3.2.1.4 Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data dengan cara
mengumpulkan gambar. Teknik ini hanya digunakan untuk memperkuat data-
data yang telah diambil dengan menggunakan teknik pengambilan data
sebelumnya.. Kegiatan dokumentasi pada Praktek Kerja Magang Ini terutama
meliputi proses pengolahan bahan baku hingga menjadi otak-otak rajungan yang
siap dipasarkan.
15
Tamiasih Desa Kersikan ,Kec. Bangil,Kab. Pasuruan Jawa Timur meliputi kadar
air, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan kadar abu.
16
tersebut. Penentuan kadar abu bertujuan untuk menentukan baik tidaknya suatu
prosedur pengolahan. Untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan dan untuk
parameter alat gizi bahan pangan. Metode yang digunakan untuk menentukan
kadar abu suatu bahan adalah metode secara langsung (secara kering). Prinsip
penentuan kadar abu adalah abu dalam bahan pangan ditetapkan dengan
menimbang sisa hasil pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 500–600 °C
(Sudarmadji et al., 2003).
17
BAB IV
18
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik Desa Kersikan terdapat 4 sekolah Taman Kanak – Kanak
(TK) swasta, 2, Sekolah Dasar (SD) swasta ,2 Sekolah Dasar (SD) Negeri , 2
Madrasah negeri ,3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta, dan 2 Sekolah
Menengah Atas (SMA) swasta
19
BAB V
KEADAAN UMUM TEMPAT USAHA
20
5.2 Tata Letak Pembuatan Otak-otak Kepiting
Tata letak fasilitas pabrik memiliki dampak yang cukup significant terhadap
performansi perusahaan seperti ongkos material handling, work-in process
inventory, lead times, produktivitas, dan performansi pengantaran. Desain
fasilitas pabrik yang baik adalah yang mampu meningkatkan keefektifan dan
keefisienan melalui penurunan perpindahan jarak material, dan ongkos material
handling (Susetyo et.al., 2010).
Letak bangunan yang digunakan untuk proses pengolahan daging rajungan
barada di dalam bangunan rumah yang dekat dengan jalan raya, sehingga
memudahkan dalam distribusi bahan baku dan juga distribusi penjualan produk.
Bangunan yang digunakan untuk produk berbentuk persegi panjang dengan
dinding dari batu bata, dilapisi dengan semen, dan lantainya yang dilapisi
keramik serta beratap. Bangunan ini memiliki ventilasi yang cukup baik sehingga
mempermudah terjadinya sirkulasi udara. Pembagian ruangan produksi
berbentuk persegi panjang mengikuti bentuk bangunan, belum ada pembagian
berdasarkan alur produksi daging rajungan.
Produksi daging rajungan menjadi olahan otak-otak rajungan di UKM Ibu
Hj. Tamiasih terdiri dari 1 ruangan yang ruangan tersebut untuk memasak,
penyimpanan bahan baku, dan tempat untuk pengemasan. Bangunan yang
digunakan untuk proses produksi dan pemasaran tak-otak rajungan mempunyai
ukuran bangunan 5 x 5 m2. Fungsi bangunan ini adalah untuk mengerjakan
proses produksi otak-otak rajungan dari bahan mentah menjadi produk jadi. Tata
letak pembuatan otak-otak kepiting di UKM Ibu Hj. Tamiasih cukup efisien,
karena produksi ,pengemasan dan peyimpanan yang menjadi satu dalam 1
ruangan. Sedangkan ruang pemasaran terletak di teras rumah atau ruang depan.
21
ibu Hj. Tamiasih dilakukan dengan cara memakai sistem penggajian borongan
dan besarnya gaji sesuai dengan produktifitasnya dan sesuai dengan masing-
masing bagian karyawan tersebut karena sistem kinerja karyawan adalah
borongan yang dibayarkan setiap hari atau setiap kali produksi. Besarnya upah
yang diberikan kepada tiap pekerja sebesar Rp 30.000,00/orang.
Kegiatan berproduksi atau jam kerja yang dilakukan di unit usaha milik ibu
Hj. Tamiasih adalah dalam seminggu 5 kali produksi biasanya mulai dari jam
07.00–15.00 WIB, jam kerja tersebut disesuaikan dengan bagian kerja yang
ditetapkan masing-masing pekerjaan. Untuk istirahat sholat dan makan siang
biasanya dilakukan mulai dari jam 12.00 WIB hingga 13.00 WIB.
PEMILIK
Hj. Tamiasih
ANGGOTA
1. Mutmainah
2. Hadijah
3. Indah
4. Winda
5. Malik
22
5.5 Sarana Produksi
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan otak-otak kepiting
merupakan peralatan rumah tangga dan peralatan modern. Peralatan yang
digunakan berjumlah 15, adapun peralatan yang digunakan selama pembuatan
otak-otak kepiting yaitu: wajan, kompor gas ,ember plastik, pengaduk kayu,
timbangan, blender, nampan,pisau, talenan, baskom,spatula, panci,sendok,
plastik PP dan karet gelang.
1. Wajan
Wajan yang digunakan dalam pembuatan otak-otak kepiting berjumlah 2
buah. Wajan digunakan sebagai wadah untuk memasak adonan daging rajungan
dan bahan tambahan seperti gula ,garam,bawang merah,bawang putih,
merica/lada, telur, penyedap rasa, dan cabai. Wajan ini berbentuk lengkung yang
terbuat dari bahan aluminium super dan dilapisi teflon yakni bahan anti lengket,
anti gores, kuat, dan mudah dibersihkan, kelebihan dari wajan ini dapat
menyebarkan panas lebih merata sehingga membuat adonan menjadi cepat
matang. Kapasitas wajan dalam membuat adonan sekali produksi yaitu 3 kg.
Gambar 1. Wajan
2. Kompor Gas
Kompor gas yang digunakan dalam pembuatan otak-otak kepiting
berjumlah 1 dengan pembakaran berjumlah 2 buah. Kompor gas digunakan
sebagai sumber panas saat memasak adonan dodol. Kompor gas yang
digunakan terbuat dari bahan yang tahan panas berupa kaca hitam, sementara
pada bagian bawah kompor dilapisi aluminium untuk mencegah panas yang
berlebih, lapisan ini mudah dibersihkan dari noda.
23
Gambar 2. Kompor gas
3. Ember plastik
Ember digunakan sebagai penampung (wadah) daging rajungan beku
yang belum dicuci hingga selesai dithawing. Ember yang digunakan sebanyak 3
buah. Ember yang digunakan terbuat dari bahan plastik yang terbuat dari jenis
polimer yang memiliki sifat tidak mudah pecah, kedap air, dan ringan. Kapasitas
ember plastik untuk menampung bahan baku daging rajungan yaitu 2 kg.
24
5. Timbangan Digital
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat atau
massa suatu benda atau zat. Timbangan yang digunakan adalah timbangan
digital sebanyak 1 buah, timbangan ini berfungsi untuk menimbang bahan baku
daging rajungan dan bahan tambahan pembuatan otak-otak rajungan seperti
gula,garam,merica,bawang merah,bawang putih,bawang goreng. Selain itu
Timbangan ini sering digunakan pada laboratorium untuk sebuah penelitian,
adapun kapasitas dari timbangan ini adalah 3 kg.
6. Blender
Blender digunakan untuk menghaluskan atau menghancurkan bumbu
hingga menjadi bubur. Alat ini menggunakan komponen pengiris berbentuk pisau
bermata empat. Pada badan atau bodi blender terpasang tombol yang memeiliki
fungsi untuk menghidupkan dan mengatur kerja blender. Kapasitas blender ini
adalah 1,25 ltr dengan power 350 W. Blender yang digunakan berjumlah 1 buah.
Gambar 6. Blender
7. Nampan
Nampan yang digunakan dalam pembuatan otak-otak kepiting sebanyak
3 buah. Bahan yang digunakan untuk membuat nampan ini dari bahan plastik
25
jenis polimer yang memiliki kekurangan yakni tidak tahan panas, dapat
mencemari produk akibat migrasi komponen-komponen monomer pada pangan,
dan menimbulkan bahaya pada kesehatan.Nampan ini berfungsi sebagai wadah
otak-otak kepiting yang akan di goreng.
Gambar 7. Nampan
Gambar 8. Pisau
9. Talenan
Talenan atau papan pemotong ini terbuat dari bahan kayu yang aman
digunakan sehingga membuat proses pemotongan lebih mudah dan praktis,
selain itu talenan ini juga mudah dibersihkan dan tahan korosif.. Ukuran talenan
ini 10 x 20 cm dengan ketebalan 1 cm. Talenan berfungsi sebagai wadah
pemotongan bahan tambahan sebelum di campur dalam daging kepiting..
Talenan yang digunakan dalam pembuatan otak-otak kepiting sebanyak 2 buah.
26
Gambar 9. Talenan
10. Baskom
Baskom terbuat dari bahan plastik yang aman sehingga dapat di gunakan
sebagai wadah maupun tempat pencampuran sesuatu adonan, selain itu baskom
mudah untuk di bersihkan dan tahan korosi. Fungsi dari baskom sendiri yaitu
sebagai wadah daging rajungan setelah pengukusan serta tempat pencampuran
adonan otak-otak kepiting. Baskom yang di gunakan sebanyak 2 buah.
11. Spatula
Spatula yaitu sendok ceper besar yg terbuat alumunium atau kayu untuk
mengaduk sesuatu yang sedang digoreng. Fungsi dari spatula sendiri sebagai
alat bantu untuk menggoreng olahan produk otak-otak kepiting. Spatula yang
digunakan sebanyak 2 buah.
27
12. Panci
Panci merupakan alat masak yang terbuat dari logam (alumunium, baja,
dll) biasanya digunakan untuk memasak air, sayur berkuah. Panci disini
berfungsi untuk mengukus daging rajungan hingga menjadi daging rajungan
matang. Panci yang di gunakan sebanyak 2 buah.
13. Sendok
Sendok adalah alat makan yang memiliki cekungan berbentuk oval dan
memiliki gagang. Sendok berfungsi alat bantu untuk mengambil suatu bahan dan
mencampurkan bahan satu dengan yang lain. Sendok yang di gunakan
sebanyak 2 buah.
14. Plastik PP
Plastik PP (polypropylene) adalah plastik terbaik untuk bahan berhubungan
dengan makanan dan minuman. Plastik PP berfungsi sebagai wadah daging
rajungan yang akan dikukus. Jumlah plastik yang di butuhkan sekitar 2 buah
yang berisikan 1 kg
28
Gambar 14. Plastik pp
16. Freezer
Tempat mengawetkan bahan pangan atau bahan olahan pangan dengan
cara pembekuan pada suhu -5°Celsius hingga 0°C dapat bertahan hingga 3
hari. Sedangkan pada pembekuan -19°C hingga -5°C dapat bertahan hingga
7 hari.
29
BAB VI
PEMBUATAN OTAK-OTAK RAJUNGAN
6.2.1 Gula
Jenis gula yang digunakan pada otak-otak rajungan yaitu gula pasir. Gula
pasir adalah suatu karbohidrat sederhana yang terbuat dari hasil penggilingan
tebu yang memiliki fungsi sebagai sumber pemanis alami, membantu dalam
pembentukan warna, menambah nilai nutrisi produk, dan sebagai bahan
30
pengawet. Penambahan gula pasir (sukrosa) pada adonan otak-otak rajungan
sebanyak 50 gram, konsentrasi gula yang ditambahkan hanya sedikit .
Pernyataan ini kurang sesuai dengan penilitian Marpaung (2001), apabila gula
ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan konsentrasi yang tinggi (paling
sedikit 40% padatan terlarut) sebagian besar air yang ada menjadi tidak tersedia
untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air dari bahan pangan menjadi
berkurang.Gula dihasilkan dari proses pengkristalan dari sari tebu yang diperoleh
dengan cara pemerasan atau pengepresan.
6.2.2 Garam
Garam yang digunakan dalam pembuatan otak-otak rajungan yaitu garam
beryodium dan berbentuk serbuk halus. Penambahan garam dapur pada
pembuatan otak-otak rajungan berfungsi untuk memantapkan rasa.
Gambar 18.Garam
31
6.2.3 Lada / Merica
Lada atau merica (piper nigrum) banyak digunakan sebagai bumbu atau
penyedap rasa untuk aneka hidangan. Manfaat lada sebagai bumbu penyedap
rasa yang mengandung senyawa alkolid piperin, berasa pedas. Lada digunakan
sebagai pemberi aroma dan pemberi rasa pedas pada otak-otak rajungan ini.
32
aerogeneses, dan Staphylococus aureus. Disamping itu bawang putih dapat
mengurangi jumlah koliform, bakteri anaerob dan total mikroba (Pruthi,1980)
6.2.6 Telur
Telur yang digunakan dalam pembuatan otak-otak rajungan ini adalah
telur ayam. Telur ayam dapat mempengaruhi tekstur karena tidak memiliki daya
emulsi sehingga menjaga kestabilan adonan dan sebagai pengikat bahan-bahan
lain dalam adonan, memberi rasa lezat dan menambah gizi. Telur dalam
pembuatan otak-otak rajungan juga berfungsi sebagai bahan pengembang,
menambah flavor dan rasa gurih serta menambah nilai gizi (Widowati, 2003).
33
Gambar 23.Cabai
6.2.8 Bawang Goreng
Bawang goreng adalah bawang merah yang diiris tipis dandigoreng
dengan minyak sebagai penambah cita rasa dalam pembuatan otak-otak
rajungan.
Gambar 25.MSG
34
Pembuatan Otak-otak rajungan di UKM Ibu Hj. Tamiasih melalui 5 tahapan,
diantaranya penanganan daging rajungan, penambahan bahan tambahan,
pengolahan adonan, penggorengan, dan pengemasan. Skema kerja pembuatan
otak-otak rajungan dapat dilihat pada
Diblender hingga
Daging diambil dan di masukan plastik dan
rata
diikat karet
35
Digoreng dengan minyak panas Di kemas dalam mika
selama 5 menit plastik
HASIL
36
Pengukusan merupakan salah satu tahap penting dalam pengolahan
rajungan. Pengukusan secara umum bertujuan untuk mematikan mikroba-
mikroba dalam makanan, walaupun pemanasan memberikan pengaruh yang
tidak diinginkan pada makanan, misalnya perubahan sifat sensori, kandungan
gizi dan fungsi dari makanan (Romero et al.2007).
37
Gambar 6. Penghalusan bahan tambahan
38
c.) Ditambahkan bumbu dan d.) Daging rajungan dimasukan ke dalam
Bawang goreng cangkang rajungan
6.3.4 Penggorengan
Penggorengan merupakan suatu unit operasi yang digunakan untuk
mengubah citarasa makanan dengan minyak goreng sebagai media pindah
panas Tujuan utama penggorengan adalah meningkatkan warna, rasa dan
aroma yang khas bahan pangan yang digoreng seperti halnya pada otak-otak
rajungan. Setelah adonan telah diisi pada cangkang rajungan kemudian
disiapkan penggorengan dan di isi dengan minyak goreng kemudian kompor
dinyalakan. Tunggu hingga minyak menjadi panas, kemudian masukan olahan
bahan yang telah siap ke dalam penggorengan. Goreng olahan prodak hingga
berubah warna dan aroma. Warna olahan akan berubah menjadi emas
kecoklatan dan aroma akan menjadi lebih wangi . Goreng produk kurang lebih 5-
10 menit hingga warna berubah dan memiliki kenampakan yang sama antar satu
dengan yang lain. Setelah itu angkat olahan yang telah matang dan tiriskan.
Angin-anginkan sesaat hingga produk tidak panas. Kemudian tambahkan irisan
cabai merah untuk mempercantik produk olahan.
39
Gambar 28. Penggorengan produk olahan
6.3.5 Pengemasan
Pengemasan merupakan suatu cara untuk memberikan kondisi sekeliling
yang tepat bagi bahan pangan. Pengemas yang baik adalah pengemas yang
dapat mencegah penularan bahan pangan yang dikemas dari organisme yang
berbahaya bagi kesalahan, maupun melindungi pangan dari kerusakan serta
dapat mempermudah proses selanjutnya atau proses tambahan yang mungkin
masih diperlukan (Susanto dan Sucipto, 1994).
40
digunakan memilki ketebalan minimal 12,5 mikron dengan keunggulan tahan
lama, tahan benturan, dan tidak berbau. Pemilihan kemasan mika karena
harganya yang murah dan mampu memperindah tampilan kemasan.
6.3.6 Produksi
Produksi otak-otak rajungan di UKM Ibu Hj. Tamiasih dilakukan empat kali
dalam seminggu dengan jumlah 150 hingga 200 bungkus mika plastik dalam 1
kali produksi. UKM Ibu Hj. Tamiasih menjual 1 mika plastik yang berisi 2 biji otak-
otak rajungan dengan Keuntungan awal yang diperoleh UKM Ibu Hj. Tamiasih
dalam setahun sekitar harga Rp Rp 67.371.500,-. Pada setiap satu bungkus
mika plastik otak-otak rajungan memiliki komposisi berat 100 gram. Sekali
produksi otak-otak rajungan di UKM Ibu Hj. Tamiasih menggunakan bahan baku
daging rajungan sebanyak 4 kg. Modal awal alat alat pembuatan otak-otak
rajungan menghabiskan dana sebesar Rp. 37.824.500,00 sudah termasuk listrik,
pajak dan peralatan sedangkan biaya tidak tetap untuk bahan baku dan bahan
tambahan sebesar Rp 78.804.000,00. Alat-alat yang digunakan dalam
pembuatan otak-otak rajungan berasal dari alat sendiri
6.3.7 Pemasaran
Pemasaran adalah proses individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara
bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Selain
itu pemasaran juga merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus
dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, untuk mendapatkan laba, dan untuk berkembang.
Berhasil tidaknya suatu usaha tersebut sangat tergantung pada kesalahan yang
41
dimiliki di bidang pemasaran, produksi, keuangan, dan sumber daya manusia
(Fauziyah, 2011).
Pemasaran produk dilakukan oleh anak ibu Hj. Tamiasih yang bernama
Husni. Husni yang bertanggung jawab pada bagian penjualan dan pemasaran
produk. Pemasaran dilakukan ke berbagai tempat seperti di titipkan di tempat
froozen food, di supermarket terdekat, dititipkan dan dipasok ke rumah makan
sekitar Kab. Pasuruan, pemasaran via online dan pada pameran produk
makanan. Sejalan dengan perkembangan usaha ibu Hj. Tamiasih produk olahan
rajungan sudah mulai dikenal oleh masyarakat sekitar, sehingga banyak
pemesanan dari daerah sekitar maupun luar kota.
BAB VII
SANITASI DAN HIGIENE
42
7.1 Sanitasi dan Higiene Pembuatan Otak-otak rajungan
Sanitasi dan higiene merupakan kondisi yang mencerminkan kebersihan
dan kesehatan, yang juga menjadi persyaratan untuk menghasilkan produk yang
aman. Sanitasi industri perikanan merupakan suatu pengawasan seluruh kondisi
dan praktek di dalam perusahaan sehingga hasil perikanan yang diolah bebas
dari mikroorganisme penyebab penyakit serta bebas dari benda-benda asing
lainnya, sedangkan praktek higiene yang benar pada penanganan produk
pangan, termasuk hasil perikanan, merupakan hal yang penting yang kritikal,
karena manusia merupakan salah satu sumber utama dari mikroorganisme
penyebab penyakit. Dalam hal menjaga sanitasi yang baik, maka pencucian
merupakan hal yang sangat penting untuk menghindari terjadinya kontaminasi
silang pada produk perikanan yang dihasilkan (Fauziyah et al.,2014),
Sanitasi dapat didefinisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan
cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan
dengan rantai perpindahan penyakit tersebut. Secara luas ilmu sanitasi adalah
penerapan dari prinsip-prinsip yang akan membantu dalam memperbaiki,
mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik bagi manusia
(Triharjono et.al.,2013).
43
Penerapan sanitasi bahan baku yang digunakan di UKM Ibu Hj. Tamiasih
adalah dengan mencuci daging rajungan beku serta cangkang rajungan
menggunakan air mengalir dan perendaman. Pencucian ini dimaksudkan untuk
menghilangkan sisa kotoran apabila masih ada yang menempel serta
menghilangkan kristal es pada daging rajungan ,selain itu daging rajungan juga
diberi perlakuan direndam dengan air bersih selama 4-5 jam. Tujuan dari
perlakuan di atas adalah juga untuk menghilangkan kristal es supaya daging
rajungan dapat segera diolah sedangkan untuk higiene bahan baku yang
dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan dari tempat pencucian daging
rajungan dan cangkang rajungan, dimana tempat pencucian tersebut memiliki
saluran pembuangan air.
44
Hj. Tamiasih menggunakan sabun pembersih atau deterjen, tujuannya adalah
untuk menghilangkan sisa bahan organik yang masih menempel pada peralatan.
45
ditularkan melalui makanan. Sumber kontaminasi potensial ini terdapat selama
jam kerja dari para pekerja yang menangani makanan. Kebiasaan dari pekerja
pengelola makanan mempunyai andil yang besar dalam peluang melakukan
perpindahan kontaminasi dari manusia ke makanan.
46
kerusakan dapat ditandai oleh adanya perubahan dalam kenampakan. Misalnya
bentuk atau warna, bau, rasa, tekstur, atau tanda-tanda lainnya (Purnawijayanti,
2001).
BAB VIII
KARAKTERISTIK OTAK-OTAK RAJUNGAN
47
8.1 Komposisi Gizi
Analisis proksimat terhadap otak-otak rajungan bertujuan untuk
mengetahui kandungan gizi yang terdapat di dalam produk. Analisis yang
dilakukan meliputi analisa kadar protein, kadar air, kadar lemak, dan kadar abu
selain itu dibandingkan dengan komposisi gizi daging rajungan dan SNI
(Standart Nasional Indonesia) dari Otak-otak ikan yang telah ditetapkan.
Komposisi gizi otak-otak rajungan dan komposisi gizi daging rajungan segar dan
daging rajungan kukus dapat dilihat pada Tabel 3 ,Tabel 4, dan Table 5
Persyaratan mutu dan keamanan otak-otak ikan sesuai SNI pada Tabel 5.
48
8.1.1 Protein
Kandungan protein pada persyaratan mutu dan keamanan otak-otak ikan
sesuai dengan SNI otak-otak ikan minimal 5,0% sedangkan pada produk otak-
otak rajungan produksi UKM Ibu Hj. Tamiasih kadar protein sebesar 16,91%.
Kadar protein otak otak rajungan sudah memenuhi syarat mutu dan keamanan
otak-otak ikan secara SNI. Sedangkan pada produk olahan otak otak rajungan
UKM Ibu Tamiasih memiliki protein lebih tinggi dari pada kandungan protein pada
rajungan segar yaitu 14,66%, lebih tingginya kadar protein pada olahan otak-otak
rajungan karena adanya penambahan bahan lain pada saat proses pengolahan
serta proses penggorenganan yang menyebabkan hidrolisa protein. .
Hal ini sesuai pendapat Guyton (1983) yang menyatakan bahwa proses
pemanasan protein dalam air pada suhu 50ºC menyebabkan terjadinya
pengembangan atau pembukaan lipatan protein menjadi bentuk yang terbuka.
Ikatan peptida yang terbuka akan memudahkan enzim berhubungan dengan
protein. Hidrolisat protein yang semakin banyak akan menghasilkan rantai
peptida yang semakin pendek yang berarti berat molekul berkurang. Dengan
demikian kelarutan protein meningkat.
8.1.2 Air
Kandungan air pada persyaratan mutu dan keamanan otak-otak ikan
sesuai dengan SNI otak-otak ikan maksimal 60,0%, sedangkan kandungan air
pada produk otak-otak rajungan produksi UKM Ibu Hj. Tamiasih sebesar 51,05%.
Kadar air otak-otak rajungan sudah memenuhi syarat mutu dan keamanan otak-
otak ikan secara SNI. Sedangkan olahan otak-otak rajungan UKM Ibu Tamiasih
memiliki kadar air lebih rendah dibandingkan pada kadar air pada rajungan segar
yaitu 78,47%, Hal ini terjadi karena produk daging segar masih benar benar
dalam keadaan segar dan masih mengandung air seperti saat rajungan masih
hidup, dan belum mengalami proses yang menyebabkan kandungan air
menurun. Sedangkan pada produk olahan otak-otak rajungan lebih rendah
dikarenakan perlakuan pengolahan seperti pemanasan yang menyebabkan air
menguap serta penambahan garam yang dapat menarik air keluar dari bahan.
Menurut Winarno (1997), kadar yang rendah dapat mencegah atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme perusak. Sedangkan kadar air yang
terdapat pada daging rajungan kukus mengalami penurunan dibandingkan
49
daging rajungan segar. Penurunan kadar air dipengaruhi oleh faktor pemasakan
yang menyebabkan cairan dari dalam daging rajungan merembes keluar (terjadi
drip) (Tapotubun.,et al.2008)
8.1.3 Lemak
Kandungan lemak pada persyaratan mutu dan keamanan otak-otak ikan
sesuai dengan SNI otak-otak ikan maksimal 16,0% sedangkan pada produk otak-
otak rajungan produksi UKM Ibu Hj. Tamiasih kadar lemak sebesar 12,78%.
Kadar lemak otak otak rajungan sudah memenuhi syarat mutu dan keamanan
otak-otak ikan secara SNI. Sedangkan pada produk olahan otak otak rajungan
UKM Ibu Tamiasih memiliki lemak lebih tinggi dari pada kandungan lemak pada
rajungan segar yaitu 0,18%, lebih tingginya kadar lemak pada olahan otak-otak
rajungan karena adanya penambahan bahan lain pada saat proses pengolahan
serta proses penggorenganan dengan minyak yang menyebabkan
bertambahnya kandungan lemak.
Hal ini sesuai dengan penelitian Musfiroh et al, (2012) menyatakan bahwa
peningkatan kadar lemak pada suatu bahan pangan dapat disebabkan karena
adanya penambahan margarin di dalam proses pembuatannya. Hal ini,
dikarenakan adanya kandungan lemak yang tinggi dalam margarin sehingga
dapat meningkatkan kadar lemak suatu bahan pangan.
8.1.4 Abu
Kandungan abu pada persyaratan mutu dan keamanan otak-otak ikan
sesuai dengan SNI otak-otak ikan maksimal 2,0% sedangkan pada produk otak-
otak rajungan produksi UKM Ibu Hj. Tamiasih kadar abu sebesar 5,26%. Kadar
abu otak-otak rajungan belum memenuhi syarat mutu dan keamanan otak-otak
ikan secara SNI. Sedangkan pada produk olahan otak-otak rajungan UKM Ibu
Tamiasih memiliki kadar abu lebih tinggi dari pada kadar abu pada rajungan
segar yaitu 1,65%, lebih tingginya kadar abu pada olahan otak-otak rajungan
dibanding rajungan segar karena bahan baku telah mengalami proses
pencucian dan perendaman, pengolahan, dan pemanasan sehingga
kemungkinan banyak mineral yang rusak.
Hal ini sesuai dengan penelitian Palupi et al, (2007) menyatakan bahwa
pada umumnya garam-garam mineral tidak berpengaruh secara signifikan
50
dengan perlakuan kimia dan fisik selama pengolahan. Dengan adanya oksigen,
beberapa mineral dimungkinkan teroksidasi menjadi mineral yang bervalensi
lebih tinggi, namun tidak mempengaruhi nilai gizinya.
8.1.5 Karbohidrat
Kandungan karbohidrat pada persyaratan mutu dan keamanan otak-otak
ikan sesuai dengan SNI otak-otak ikan belum ada. Pada produk otak-otak
rajungan produksi UKM Ibu Hj. Tamiasih kadar karbohidrat sebesar 13,99%.
Kadar karbohidrat otak-otak rajungan lebih tinggi bila di bandingkan dengan
kadar karbohidrat daging rajungan segar yaitu 5,04% di mana lebih tingginya
kadar karbohidrat pada olahan otak-otak rajungan dikarenakan adanya
penambahan bahan tambahan pada saat proses pengolahan sehingga
menambah volume dari bahan baku itu sendiri serta proses pengukusan dan
pemanasan yang mengubah tekstur dari daging rajungan sehingga
meningkatkan kandungan karbohidrat dalam bahan.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan.
Karbohidrat berfungsi untuk mencegah timbulnya pemecahan protein berlebihan,
kehilangan mineral dan membantu metabolisme lemak protein. Karbohidrat pada
produk perikanan tidak mengandung serat, kebanyakan dalam bentuk glikogen.
(Mardiana,2011)
BAB IX
ANALISIS USAHA
yang dikeluarkan suatu tempat usaha dalam suatu proses produksi sampai
menjadi produk yang siap dipasarkan. Biaya produksi ini meliputi biaya tetap
51
(Fixed cost) dan biaya tidak tetap (Variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang
penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi meliputi modal tetap,
upah karyawan, pajak usaha, penyusutan, dan biaya pemeliharaan. Biaya tidak
tetap adalah biaya yang berubah, besar kecilnya tergantung biaya skala produksi
yang meliputi biaya bahan baku, biaya bahan tambahan dan lain sebagainya.
14.919.000,00 dan perinciannya dapat dilihat pada lampiran 4. Biaya tidak tetap
adalah biaya yang berubah besar kecilnya tergantung biaya skala produksi.
Biaya tidak tetap atau variable cost pada pembuatan otak-otak rajungan sebesar
penyusutan yang sama setiap tahun berdasarkan waktu pemakaian atau umur
teknis dari barang tersebut (Hernanto, 1991). Biaya penyusutan pada usaha
9.2 Keuntungan
setelah dikurangi biaya produksi yang meliputi biaya tetap dan biaya variable
π = TR – TC
dimana:
π = Keuntungan
52
TR = Total Revenue (total volume penerimaan)
TC = Total Cost (total biaya produksi)
Keuntungan usaha akan diperoleh jika total penerimaan lebih besar dari
aktivas yang dipergunakan. Rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik atas
tahunnya. Total biaya investasi dan biaya produksi pada usaha pembuatan otak-
keuntungan dari usaha otak otak kepiting dalam 1 tahun hingga mencapai
53
9.4 R/C Ratio
total penerimaan (TR) dan total biaya (TC). Dimana jika R/C ratio > 1 maka
usaha tersebut mendapatkan laba (keuntungan), jika R/C ratio = 1, maka usaha
tersebut tidak mendapatkan laba ataupun mengalami kerugian dan jika R/C ratio
dijalankan adalah layak. Nilai R/C sebesar 1,589 , hal ini menunjukkan bahwa
Analisis Break Even Point (BEP) menurut Hernanto (1991) adalah analisis
yang dilakukan untuk mengetahui batas usaha yang masih memungkinkan agar
produk BEP berdasarkan unit sebesar 7508 bungkus yang mempunyai arti
impas pada saat produksi telah mencapai 7508 bungkus. Nilai BEP harga
mengalami titik impas atau tidak untung dan tidak rugi pada saat harga jual otak-
otak rajungan sebesar Rp 9385,708 per bungkus. Perhitungan BEP dapat dilihat
pada Lampiran 9.
54
BAB X
PENUTUP
10.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktek Kerja Magang (PKM) tentang
55
- Proses pembuatan otak-otak rajungan meliputi beberapa tahapan,
dan pengemasan.
10.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil Praktek Kerja Magang (PKM)
tentang pembuatan otak-otak rajungan di UKM Ibu Hj. Tamiasih adalah lebih
Selain itu sanitasi dan higiene bahan baku dan bahan tambahan juga perlu
diperhatikan agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik. Untuk
bawang merah dan bawang putih, terhadap pengukuran kadar gula, garam
merica , bawang merah dan bawang putih dalam bahan makanan serta
56
DAFTAR PUSTAKA
57
Pengembangan Peternakan Bogor.
Bappenas.2009. Konsep Pedoman Sanitasi dan Hygiene Agroindustri
Perdesaan. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Ditjen Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanan.
Buckle, K.A., R.A Edwards, G. H Fleet., and M, Wootton. 2007. Ilmu Pangan. UI
Press. Jakarta
Endra, Y. 2006. Analisis Proksimat dan Komposisi Asam Amino Buah Pisang
Batu (Musa balbisiana colla). Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Ferisa N. 2005. Pengaruh pengemasan vakum terhadap data awet sate bandeng
(Chanos chanos). [Skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Hasil
Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Intitut pertanian Bogor
58
Fessenden.Organic Chemistry Third Edition.terj. Aloysius Hadyana Pudjaatmaka.
Kimia Organk Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1982.
Guyton, A.C., 1983. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke tujuh.
Penerbit Buku Kedokteran. Universitas Indonesia E.G.C. Jakarta.
Hatta, R. 2012. Studi Pembuatan Dodol Dari Rumput Laut (Eucheuma cottonii)
Dengan Penambahan Kacang Hijau (Phaseolus eureus). Skripsi.
Universitas Hasanudin. Makasar.
Hernanto, B.R. 1991. Ilmu Usaha Tani. Jakarta. Penebar Swadaya.
Jenie, B.S.L. 1988. Sanitasi Dalam Industri Pangan. Pusat Antar Universitas
Pertanian Bogor bekerja sama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi
IPB. Bogor
Johan, Y. 2001. Pengaruh Penambahan KCL dan Konsentrasi Gula Terhadap
Mutu Dodol Rumput Laut. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press.
Jakarta
Mania, S. 2008. Observasi Sebagai Alat Evaluasi dalam Dunia Pendidikan dan
Pengajaran. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Lentera Pendidikan 11 (2) :
220-233.
Musfiroh, I., Wiwiek, I., Muchtariadi., dan Yudhi, S. 2012. Analisis Proksimat dan
Penetapan Kadar β-Karoten Dalam Selai Lembaran Terung Belanda
(Cyphomandra betacea sendtn) dengan Metode Spektrofotometri Sinar
Tampak. Skripsi. Universitas Padjajaran. Bandung
59
Napitupulu, B P. 2105. Kebersihan ( Hygiene ) dan Sanitasi Makanan di Dapur
Hotel. Fakultas Akademi Pariwisata dan Perhotelan Universitas Darma
Agung. Medan
Nawangsari DA, Indah IS, Perdana AN. 2008. Pemanfaatan bawang merah
(Allium cepaL.) sebagai Agen Ko-Kemoterapi. Yogyakarta. Laporan
penelitian KKTM. Fakultas Farmasi. Universitas Gajah Mada
Palupi, N.S., Zakaria, E.R.,dan Prangdimurti, E. 2007. Pengaruh Pengolahan
Terhadap Nilai Gizi Pangan. Modul e-learning ENBP. Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan-fteta. Ipb. 2007.
Romero MC, Kelly AL, Kerry JP. 2007. Effects of high-pressure and heat
treatments on physical and biochemical characteristics of oysters
(Crassostrea giga).Journal Innovative Food Science and Emerging
Technologies 8: 30-38.
Soekarwati. 1991. Agribisnis (Teori dan Aplikasinya). Rajawali Pers. Jakarta
Sudarmadji, S.B., Haryono, dan Suhardi. 2003. Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta
Sudhakar M, Manivannan K, Soundrapandian P. 2009. Nutritive value of hard
and soft shell crabs of Portunus sanguinolentus (herbst). Journal
Animal and Veterinary Advances 1(2):44-48
Sudirja R. 2001. Bawang Merah. www.lablink.or.id. (15 Agustus 2016).
Suryana. 2010. Data dan Jenis Data Penelitian. Http:
//csuryana.wordpress.com/2010/03/25/data-dan-jenis-data-
penelitian/diakses pada 21 Juni 2016. 21:26 WIB
60
Susanto, T., dan Sucipto, N. 1994.Teknologi Pengemasan Bahan Makanan. CV.
Famili. Blitar
Susetyo, J., Risma, A.S., dan Joao, M.R. 2010. Perancangan Ulang Tata Letak
Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group Technology dan Algoritma
Blocplan untuk Meminimasi Ongkos Material Handling. Teknis Industri.
Yogyakarta. Teknologi 3 (1): 75-84
Tangko AM dan Rangka NA. 2009. Industri rajungan dan usaha peletariannya di
Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Di dalam: Seminar Nasional
Perikanan Indonesia 2009. Sekolah Tinggi Perikanan, Desember 3-4,
2009.
Lampiran 4. Perincian Modal Tetap pada Usaha Otak-otak rajungan UKM Ibu
Hj. Tamiasih
61
No Jenis Barang Jumlah Harga Satuan (Rp) Nilai Total (Rp)
62
Kayu
Timbangan
5 Digital 1 75000 5 15000 15000
6 Blender 1 250000 5 50000 50000
7 Nampan 3 9000 2 4500 13500
8 Pisau 2 7500 3 2500 5000
9 Talenan 2 5000 2 2500 5000
10 Baskom 2 5000 2 2500 5000
11 Spatula 2 10000 2 5000 10000
12 Panci 2 10000 2 5000 10000
13 Sendok 10 2500 2 1250 12500
14 Freezer 1 2000000 5 400000 400000
15 Bangunan 1 10000000 10 1000000 1000000
Biaya /
Harga Per
N Jenis Jumla Satuan Biaya / Per Bulan Biaya / Per
o Bahan h (Kg) Hari (Rp) (Rp) Tahun (Rp)
1 Gas LPG 1 buah 17500 1750 35000 420000
Daging
2 Rajungan 4 kg 40000 160000 3200000 38400000
3 Telur 4 kg 15000 60000 1200000 14400000
200
4 Gula gram 15000 3000 60000 720000
200
5 Garam gram 7000 1400 28000 336000
40
6 Merica gram 500 2000 40000 480000
Bawang 400
7 Merah gram 25000 10000 200000 2400000
Bawang 400
8 Putih gram 28000 11200 224000 2688000
40
9 Msg gram 500 2000 40000 480000
10 Bawang 400 35000 14000 280000 3360000
63
Goreng gram
Minyak
11 Goreng 2 liter 20000 20000 400000 4800000
200
12 Cabai Merah gram 40000 8000 160000 1920000
100
13 Plastik PP buah 15000 15000 300000 3600000
100
14 Mika Plastik buah 15000 15000 300000 3600000
15 Staples 100 biji 2500 2500 50000 600000
16 Listrik 50000 2500 50000 600000
total 328.350 6.567.000 78.804.000
Lampiran 6.Perincian Modal Kerja Pada Usaha Pembuatan Otak-otak rajungan
Lampiran 7. Rincian Biaya Tetap (Fix cost) Pada Usaha Otak-Otak Rajungan.
di UKM Ibu Hj. Tamiasih
Biaya/Bulan Biaya/Tahun
No Jenis (Rp) (Rp)
Upah Karyawan
1 (5 Orang @Rp 30.000/Hari) 3000000 36000000
2 Pajak Usaha 20000 240000
3 Penyusutan 1584500
4 Perawatan (Alat Dan Bangunan) 10000 120000
Total 3.030.000 37.824.500
64
Lampiran 8.Perincian Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) pada Pembuatan
Otak-otak Rajungan di UKM Ibu Hj. Tamiasih
Biaya /
Harga Per
N Jenis Jumla Satuan Biaya / Per Bulan Biaya / Per
o Bahan h (Kg) Hari (Rp) (Rp) Tahun (Rp)
1 Gas LPG 1 buah 17500 1750 35000 420000
Daging
2 Rajungan 4 kg 40000 160000 3200000 38400000
3 Telur 4 kg 15000 60000 1200000 14400000
200
4 Gula gram 15000 3000 60000 720000
200
5 Garam gram 7000 1400 28000 336000
40
6 Merica gram 500 2000 40000 480000
Bawang 400
7 Merah gram 25000 10000 200000 2400000
65
Bawang 400
8 Putih gram 28000 11200 224000 2688000
40
9 Msg gram 500 2000 40000 480000
Bawang 400
10 Goreng gram 35000 14000 280000 3360000
Minyak
11 Goreng 2 liter 20000 20000 400000 4800000
200
12 Cabai Merah gram 40000 8000 160000 1920000
100
13 Plastik PP buah 15000 15000 300000 3600000
100
14 Mika Plastik buah 15000 15000 300000 3600000
15 Staples 100 biji 2500 2500 50000 600000
16 Listrik 50000 2500 50000 600000
total 328.350 6.567.000 78.804.000
TC = FC + VC
= Rp 37.824.500,00 + Rp 78.804.000,00
= Rp 112.628.500
66
Π = TR – TC
= Rp 180.000.000 – Rp 112.628.500
= Rp 67.371.500
Rp 67.371.500 x 100%
Rp 112.628.500
=59,81 %
R/C Ratio
R TR
=
C TC
Rp 180.000 .000,00
¿
Rp112.628 .500,00
= 1,598
BEP
TC
BEP Unit=
Harga per bungkus
Rp 112.628.500 ,00
¿
Rp 15 .000,00
= 7508 bungkus
TC
BEP Harga=
Total Produksi
Rp 112.628.500 ,00
¿
12000
= Rp 9385,708
67
Jadwal Kegiatan Magang
68
manajemen pemasaran
5. Mempelajari proses sanitasi ukm 15-17 Agustus 2016 3
69
TABEL PEKERJA
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : P / L
No Pertanyaan Jawaban
1. Pendidikan terakhir
4. Gaji pegawai
7.
70