BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Sriwijaya
2
kristal es. Pembekuan dapat menjadikan makanan tetap awet selama kondisi
penyimpanan memenuhi syarat (Dwiari, 2008). Pada pembekuan udang yang sangat
penting untuk diperhatikan adalah suhu ruang pembekuan. Pembekuan produk udang
pada suhu -18 °C merupakan standar suhu pusat dalam industri pembekuan udang
(Saulina, 2009).
Selain suhu, sanitasi dan higiene dalam proses pembekuan udang juga
harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Secara umum
sanitasi dan higiene mencakup kegiatan secara aseptik dalam persiapan
pengolahan dan pengemasan produk pangan, pembersihan dan sanitasi pabrik
serta lingkungan pabrik dan kesehatan pekerja (Norman, 2006). Sanitasi dan
higiene dari suatu pabrik pengolahan hasil perikanan mempunyai hubungan erat
dengan mutu hasil produk akhir. Sanitasi yang buruk, yang tidak mampu
menghindari terjadinya kontak dengan serangga atau mikroorganisme lain
umumnya akan berujung pada suatu masalah mikrobiologis. Sistem pengendalian
sanitasi dan higiene sangat dibutuhkan agar keamanan produk dapat terjamin baik.
Sanitasi sangat berkaitan dengan kondisi lingkungan perusahaan tempat proses
produksi dilakukan. Higiene berkaitan dengan kondisi para pekerja dalam
melakukan proses produksi (Jenie, 1988).
Mengingat pentingnya sanitasi dalam industri perikanan serta bagi
masyarakat sebagai konsumennya, maka sanitasi ini tidak dapat diabaikan.
Kegiatan sanitasi dalam industri perikanan merupakan suatu kewajiban yang harus
dilakukan terus menerus disertai tanggung jawab tidak hanya sewaktu-waktu.
Berdasarkan beberapa hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka dari itu penulis
akan melaksanakan praktek lapangan di PT. Lestari Magris dengan judul
Penerapan Sanitasi Pengolahan, Lingkungan, Dan Higiene Karyawan Pada Proses
Produksi Udang Beku.
2 Universitas Sriwijaya
3
3 Universitas Sriwijaya
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi dan Klasifikasi Udang
Udang adalah hewan akuatik yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata
Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang yang
keras. Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi (Demarjati
et al., 1990). Jumlah udang di perairan seluruh dunia diperkirakan sebanyak 343
spesies yang potensial secara komersil. Dari jumlah itu 110 spesies termasuk
didalam famili Penaidae. Udang digolongkan kedalam Filum Arthropoda dan
merupakan Filum terbesar dalam Kingdom Animalia (Fast dan Laster, 1992).
Menurut Sterrer (1986), udang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustaceae
Ordo : Decapoda
Family : Palaemonoidae
Genus : Macrobranchium
Penaeus
Metapenaeus
Spesies : Penaeus monodon
Litopenaeus vannamei
Macrobramchium rosenbergii
4 Universitas Sriwijaya
5
dan jumlah gigi pada rostrumnya. Udang windu mempunyai 2-4 gigi pada bagian
tepi ventral rostrum dan 6-8 gigi pada tepi dorsal (Mujiman dan Suyanto, 1999).
5 Universitas Sriwijaya
6
6 Universitas Sriwijaya
7
7 Universitas Sriwijaya
8
8 Universitas Sriwijaya
9
pabrik. Lingkungan dalam pabrik meliputi bangunan bagian dalam pabrik dimana
bagian itu perlu diperhatikan dari sudut sanitasi, seperti diantaranya lantai,
dinding, langit-langit, atap, pencahayaan, dan kondisi kelembapannya. Bagian-
bagian itu harus memenuhi syarat-syarat konsumsi saniter, artinya dari segi
kontruksinya memenuhi syarat untuk suatu industri (Buckle, 1987).
Setiap cara pembuangan sampah atau sisa hasil pengolahan yang dapat
menulari penyediaan air untuk pengolahan tidak dibenarkan. Cara pembuangan
sampah dan sisa hasil pengolahan harus memenuhi sistem yang telah ditentukan
oleh pemerintah daerah setempat. Sampah dan sisa hasil pengolahan harus
dibuang dari lingkungan tempat pengolahan sekurang-kurangnya satu kali dalam
satu hari. Tempat pembuangannya harus jauh dari tempat tinggal masyarakat dan
diusahakan tidak dihinggapi oleh serangga, dan binatang-binatang lainya. Caranya
dapat dilakukan dengan pemendaman (Purwaningsih, 1995).
9 Universitas Sriwijaya
10
10 Universitas Sriwijaya
11
11 Universitas Sriwijaya
12
BAB 3
12 Universitas Sriwijaya
13
METODE PELAKSANAAN
BAB 4
13 Universitas Sriwijaya
14
PROFIL PERUSAHAAN
14 Universitas Sriwijaya
15
tanggal 14 juli 1990 di Jakarta berdasarkan akte notaris Imam Santoso SH.,
dengan nomor 27 sesuai dengan anggaran dasar perusahaan.
Pada tahun 1992 PT. Lestari Magris melakukan perluasan usaha dengan
berdasarkan pertimbangan ekonomis bahwa daerah Sumatera Selatan memberikan
kesempatan bagi investor dan membuka peluang bisnis yang menguntungkan.
Maka PT. Lestari Magris memindahkan tempat dan kedudukan usahanya dari
Jakarta ke Sumatera Selatan, tepatnya di pulau kemarau 1 Ilir kecamatan Ilir
Timur II Palembang. Pada umumnya perusahaan ini bernama CV. Darma Mulya,
kemudian pada tahun 1994 terjadi pelimpahan kepemilikan sehingga diambil alih
oleh PT. Lola Mina yang berpusat di Jakarta karena ada beberapa keluhan dari
konsumen dan berakibat negatif pada kedua pabrik ini baik yang di Jakarta
maupun di Palembang. Akhirnya PT. Lola Mina cabang Palembang berganti nama
menjadi PT. Lestari Magris Palembang yang bergerak dalam industri pengolahan
dan pembekuan udang dan paha kodok.
Pada tanggal 22 Desember 1995 terjadi penambahan modal dasar perusahaan
pada akte pendirian perusahaan yang dimulai dalam rapat pemegang saham yang
disyahkan oleh notaris Heniwati SH., dengan akte nomor 191.
15 Universitas Sriwijaya
16
pekerja yang ada pada unit-unit organisasi akan menerima langsung tugas dan
petunjuk dari masing-masing manager.
PT. Lestari Magris dipimpin oleh seorang Direktur atau Direksi dengan
membawahi Asisten Direktur, Koordinator Kepatuhan Mutu (HACCP dan BRC),
Manager Penjualan, Manajer Keuangan, Dan Manager Pembelian Bahan Baku.
Asisten direktur memegang bagian: Kepala Produksi dan Manager Pemeliharaan
dan Operasional. Sedangkan Koordinator Kepatuhan Mutu (HACCP dan BRC)
memegang bagian: Manager Quality Assurance (QA) dan manager Bagian
Umum. Susunan organisasi lebih lengkapnya terdapat pada Lampiran 9.
4.5. Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan di PT. Lestari Magris dalam menjalankan proses
produksinya melibatkan karyawan yang terbagi menjadi 3 golongan dan disetiap
golongan pendidikannya tidak merata. Untuk yang sarjana atau S1 berjumlah 12
orang, lulusan SMA rata-rata berjumlah 110 orang dan yang lulusan SD dan SMP
berjumlah ±200 orang. Adapun ketiga golongan tersebut adalah, sebagai berikut:
1. Karyawan tetap
Karyawan tetap adalah karyawan yang dipekerjakan untuk jangka waktu
yang tidak dapat ditentukan dan pengupahannya tetap, yang dilakukan setiap
bulan. Karyawan tetap terdiri dari manager dan wakilnya, kepala bagian, bagian
administrasi, bagian personalia, satpam, juru masak dan sopir.
2. Karyawan harian
Karyawan harian atau kontrak adalah karyawan yang pengupahannya
berdasarkan hari kerja dan absensi karyawan. Karyawan harian terdiri dari
karyawan bagian penimbangan, pembekuan, pengemasan, pengawas pada tiap
proses produksi dan karyawan bagian sanitasi. Upah karyawan harian dibayar
setiap akhir bulan atau setiap hari senin untuk upah mingguan.
3. Karyawan borongan
Karyawan borongan adalah karyawan yang dipekerjakan dalam jangka
waktu tertentu selama dibutuhkan dalam proses produksi. Karyawan borongan
terdiri dari karyawan bagian pengguntingan, sortasi, penyusunan, dan packing.
16 Universitas Sriwijaya
17
Upah yang diperoleh sesuai dengan jumlah kodok dan udang yang dapat
dikerjakan. Pembayaran upah dilakukan setiap minggu yaitu hari senin. Secara
keseluruhan karyawan PT. Lestari Magris adalah ± 311 orang.
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
17 Universitas Sriwijaya
18
Proses produksi yang dilakukan di PT. Lestari Magris dimulai dari proses
penerimaan sampai ke proses pemasaran. Selama proses tersebut sanitasi dan
higiene karyawannya harus terjaga untuk menghindari kontaminasi silang pada
produk. Berikut adalah tata cara yang harus dipatuhi ketika hendak masuk ke
ruang produksi:
1. Selain karyawan dilarang masuk dalam ruang produksi dan tamu yang masuk
kedalam ruang produksi harus mendapat izin dari pihak management dan
mengisi surat pernyataan sehat
2. Karyawan/tamu yang masuk keruang produksi harus berpakaian seragam
kerja lengkap dan memakai tanda pengenal
3. Masuk kerja harus tepat waktu
Jam kerja karyawan diatur sebagai berikut:
- Hari Senin s/d Jumat dari jam 08.00 Wib s/d 16.00 Wib
- Hari Sabtu Jam 08.00 Wib s/d 15.00 Wib
- Jam istirahat hari Senin s/d Kamis dan Sabtu Jam 12.00 Wib s/d 13.00 Wib
- Jam istirahat hari Jumat 11.30 Wib s/d 13.00 Wib
4. Karyawan/tamu sebelum masuk ke ruang produksi harus mencuci tangan
dengan sabun, kemudian dibilas, chlorinasi, dibilas. Tangan disemprot
dengan alkohol dan pakaian di roller untuk memeriksa apakah ada rambut dan
benda lain yang menempel di pakaiannya, mengeringkan tangan dengan
Handdryer.
5. Didalam ruang produksi :
- Tidak boleh makan (apapun makanannya)
- Tidak boleh minum
- Tidak boleh meludah
- Tidak boleh memakai perhiasan (cincin, gelang, jam tangan, kalung,
anting-anting dan aksesoris lainnya)
- Tidak boleh menggunakan handphone , bila ada yang menghubungi agar
minta izin keluar ruang produksi/diterima diluar ruang produksi
- Selalu menjaga kebersihan
6. Seluruh karyawan yang bekerja didalam ruang produksi harus mencuci
tangan setiap 1 (satu) jam sekali
7. Perlengkapan kerja harus dilepas, apabila hendak ke toilet/keluar ruang
produksi dan setelah dari toilet atau dari luar, lakukan sesuai dengan tata
tertib point no.4
8. Perlengkapan kerja tidak diperbolehkan disimpan dalam ruang produksi tetapi
harus disimpan didalam ruangan yang telah disediakan
9. Bagi karyawan yang berpenyakit kulit seperti Eksim, alergi, atau luka yang
menganga di bagian tangan dilarang bekerja diruang produksi.
18 Universitas Sriwijaya
19
5.1.1. Penerimaan
Pada proses penerimaan bahan baku yang diterima haruslah udang segar,
dalam bentuk head-on atau head-less (dari tambak untuk head-on, dan dari
tangkapan laut untuk head-less). Bahan baku yang diterima berasal dari perairan
yang tidak terkontaminasi. Ruang penerimaan harus bersih dan sehat, bebas dari
kotoran, zat-zat beracun dan dan bahan asing. Udang yang dibongkar harus
dilakukan secepat mungkin dan hati-hati untuk menghindari udang dari kerusakan
fisik. Suhu udang harus ≤ 5⁰ C, di cek dengan termometer.
Mutu udang di cek secara visual dengan pengujian panca indera meliputi
bau, penampilan, warna dan tekstur dengan nilai organoleptik minimal 7. Sebelum
19 Universitas Sriwijaya
20
20 Universitas Sriwijaya
21
5.1.3. Penimbangan
Penimbangan udang dilakukan secepat mungkin. Timbangan di cek dan
dikalibrasi sebelun digunakan. Tambahan berat adalah 2-3% dari berat blok beku.
Label yang harus diletakan pada pan dan harus sesuai dengan ukuran udang,
warna, kualitas untuk tiap jenis udang. Penimbangan dilakukan dengan tepat
sesuai dengan permintaan pembeli.
5.1.4. Pencucian
Bahan baku yang diterima di ruang penerimaan, harus dicuci dengan air
mengalir. Pencucian dilakukan 3 kali, yaitu setelah penerimaan, penentuan ukuran
dan mutu, serta penimbangan. Pencucian selalu menggunakan air bersih dari
sistem pengolahan UV dapat dilihat pada Gambar 5.6.
21 Universitas Sriwijaya
22
5.1.5. Penyusunan
Penyusunan harus dilakukan secepat dan sehati-hati mungkin. Bahan asing
harus dipindahkan/dikeluarkan/dibuang. Suhu produk harus tetap dipertahankan
pada ≤ 5 ⁰C dan dicatat oleh staf QC. Proses penyusunan dapat dilihat pada
Gambar 5.7.
5.1.6. Pembekuan
Pembekuan menggunakan Contact Plate Freezer dengan temperatur pada
-36 ºC sampai dengan -40 ºC selama 1,5 jam, dan tak boleh lebih dari 2 jam.
Contact Plate Freezer harus selalu dalam keadaan bersih untuk mencegah
kontaminasi ke produk. Pembekuan di contact plate freezer dilakukan dengan
menyusun pan sedemikian rupa dengan muatan 140 pan dalam sekali pembekuan.
22 Universitas Sriwijaya
23
Setelah terisi penuh, tutup pintu dan lakukan pembekuan sampai selesai. Suhu dan
waktu operasi pembekuan dipantau dan dicatat oleh staf QC.
23 Universitas Sriwijaya
24
5.1.9. Pengemasan
Pada proses pengemasan pelabelan harus memasukkan ukuran, warna,
berat bersih, tanggal produksi dan tujuan ekspor. Label harus jelas dan mudah di
mengerti. Suhu ruang pengepakan harus di jaga pada < 20 ºC dan dilakukan
dengan memasukan blok udang beku ke dalam inner karton dapat dilihat pada
gambar 5.11.
24 Universitas Sriwijaya
25
Produk akhir harus segera disimpan dalam cold storage dengan suhu -20
ºC. Cold storage harus dijaga kebersihannya dan dihindarkan dari kontaminasi.
Produk harus di simpan dalam cold storage dengan cara sedemikian rupa yang
memungkinkan sirkulasi udara yang merata.
25 Universitas Sriwijaya
26
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam suatu proses
produksi. Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu proses
produksi. Kualitas produk akhir dari suatu proses produksi sangat ditentukan oleh
kualitas bahan baku. Apabila bahan baku bagus dan semua rangkaian tahapan
proses pengolahan berjalan sesuai standar maka akan didapatkan produk akhir
yang bagus. Namun sebaliknya apabila kualitas bahan baku buruk maka produk
akhir yang dihasilkan juga akan buruk.
26 Universitas Sriwijaya
27
27 Universitas Sriwijaya
28
Es yang digunakan di PT. Lestari Magris adalah es yang dibuat sendiri dari
air bersih yang tidak ada kontaminasi antara air bersih dengan air tak bersih yang
harus sesuai dengan spesifikasi mutu. Uji air dan es secara internal 2 hari sekali
untuk mikrobiologi dan fisik. Uji air dan es secara eksternal 3 bulan sekali untuk
mikrobiologi dan fisik. Uji air dan es secara eksternal setahun sekali untuk kimia.
Es yang dibuat berupa es flake dan es balok. Es balok pada umumnya digunakan
untuk dikapal pada saat pengambilan udang dibeberapa pos agar selama
diperjalanan udang tetap dalam kondisi dingin. Selain itu, es balok juga
digunakan untuk persediaan air didalam blong pada saat proses penyusunan
udang. Sedangkan es flake digunakan untuk menutupi udang selama proses
produksi mulai dari pemotongan kepala, sortir, pengorekan, sampai ke
penyusunan agar rantai dingin udang tetap terkendali dan pertumbuhan bakteri
dapat dihambat.
Tindakan koreksi yang dilakukan oleh PT. Lestari Magris apabila terjadi
penyimpangan pada es yaitu: jika terjadi masalah pada suplay es maka proses
sementara tidak dilakukan sambil memesan es ditempat lain dan jika kualitas es
tidak memenuhi standar maka perusahaan akan memberikan teguran kepada pihak
penyedia es untuk memperbaiki kesalahannya.
28 Universitas Sriwijaya
29
5.4.2. Klorin
Klorin merupakan bahan sanitasi yang sangat penting dalam industri
pengolahan. Klorin atau kaporit pada umumnya digunakan sebagai pemutih atau
desinfektan. Penggunaan klorin di PT. Lestari Magris digunakan untuk pencucian
tangan, pencucian peralatan, pencucian sepatu boot, pencucian tangan di ruang
produksi yang dilakukan sekali dalam 1 jam, klorin untuk pencucian es saat
masuk ke ruang penerimaan (receiving room) dan pencucian udang pada proses
produksi.
Penggunaan klorin pada setiap proses mempunyai kadar yang berbeda-
beda. Klorin yang akan digunakan akan diukur kadarnya apakah telah sesuai
dengan standar yang telah ditentukan dengan menggunakan chlorine test. Jika
kadar klorin yang digunakan terlalu banyak (bau klorin terlalu pekat dan dapat
membahayakan) maka akan ditambahkan dengan air agar sesuai dengan standar
yang telah ditentukan perusahaan.
Standar Penggunaan klorin pada Pengolahan Udang Beku di PT Lestari
Magris meliputi:
a. Kadar klorin untuk pencucian tangan di ruang ganti 50 ppm
b. Kadar klorin untuk sepatu boat 100 ppm
c. Kadar klorin cuci tangan di ruang proses produksi 50 ppm
d. Kadar klorin untuk pencucian peralatan 100 ppm
29 Universitas Sriwijaya
30
30 Universitas Sriwijaya
31
2. Ruang ganti
Ruang ganti merupakan tempat karyawan untuk mengenakan seragam
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh pihak perusahaan. Ruang ganti ini
juga yaitu tempat untuk meletakkan seragam karyawan baik berupa sepatu boat,
seragam, penutup kepala, sarung tangan, apron serta masker. Untuk menjaga
kebersihan ruang ganti ini, para karyawan harus meletakkan baju, apron, sarung
tangan dan sepatu boat secara terpisah karena memiliki ruangan yang berbeda.
Kebersihan ruangan ganti dibersihkan oleh karyawan bagian kebersihan, untuk
kebersihan lantai ruang ganti akan disapu dan dipel secara berkala setiap kali
terlihat kotor, sepatu akan disusun rapi pada tempatnya demikian juga dengan baju
seragam akan digantung dan disusun pada tempat yang telah ditetapkan.
3. Lantai
Lantai yang terdapat pada PT. Lestari Magris ini hampir semuanya terbuat
dari keramik kecuali ruang mesin dan ruang cold storage. Warna keramik dalam
ruang produksi udang berbeda, ada yang biru tua agak kasar dan warna putih licin.
Hal tersebut ditujukan untuk memudahkan karyawan saat bekerja agar tidak
terjatuh. Sanitasi dilakukan dengan cara dibersihkan setiap ruangan dengan sapu
kemudian dilakukan pengepelan. Untuk ruang proses produksi kebersihan
dilakukan setiap hari sebelum, selama proses dan sesudah proses produksi.
Kebersihan lantai dilakukan dengan menggunakan menyikat lantai dengan sabun
kemudian disiram air dan disiram kaporit 100 ppm kemudian dikeringkan.
4. Langit-langit
Pada bagian langit-langit dilengkapi dengan seng yang mampu menutupi
rancangan didalamnya. Untuk kebersihan setiap langit-langit cukup dibersihkan
dengan menggunakan pel panjang, karena kadang terdapat sarang laba-laba yang
menempel pada langit-langit dan kebersihan dilakukan secara berkala. Kebersihan
dilakukan oleh karyawan sanitasi yang telah ditentukan. Apabila terdapat seng
yang bocor langsung ditangani dengan menampal kembali seng tersebut.
31 Universitas Sriwijaya
32
5. Dinding
Dinding yang terdapat pada pabrik sebagian terbuat dari semen dan
keramik. Untuk kebersihannya hampir sama dengan sanitasi lantai dimana dinding
dibersihkan dengan disikat menggunakan sabun teepol dan disiram dengan air
bersih.
6. Tirai
Tirai yang digunakan untuk setiap pintu atau lubang yang ada di setiap
ruang produksi yaitu plastik curtain, memiliki ciri-ciri plastik yang tebal, tahan air
dan mudah untuk dibersihkan.. Penggunaan tirai ini digunakan untuk mencegah
masuknya hama serta serangga lainnya seperti lalat memasuki ruang proses
produksi. Untuk sanitasi tirai cukup dilakukan pembersihan dengan sabun dan
dibilas dengan air bersih. Pembersihan tirai dilakukan secara berkala.
7. Selokan/saluran air
Selokan pada setiap ruang proses produksi ada. Hal ini bertujuan agar
setiap air yang ada pada ruang proses langsung mengalir ke saluran air/selokan,
sehingga lantai tidak tergenang air. Kebersihan selokan/saluran air merupakan hal
yang sangat serius, jika selokan tersumbat dapat menganggu proses produksi.
Pada setiap lubang saluran air dilengkapi dengan jaring sehingga sisa-sisa daging
menempel pada jaring sehingga saluran air tidak mudah tersumbat. Kebersihan
saluran ini dibersihkan dengan secara berkala, setiap saluran terlihat kotor dan
tersumbat akan segera dibersihkan dan pada akhir proses semua saluran dan jaring
harus dibersihkan sehingga tidak ada sisa-sisa udang yang mengotori saluran.
Penggunaan jaring pada lubang saluran ini juga sangat efektif selain menyaring
sisa-sisa daging udang agar selokan tidak tersumbat juga dapat mencegah
masuknya tikus atau binatang lain nya masuk ke ruang proses.
8. Ventilasi udara
Ventilasi udara digunakan untuk mencegah panas yang berlebihan di
dalam ruang proses serta agar sirkulasi udara di dalam ruangan tetap terjaga.
9. Cold storage
Cold storage merupakan ruang pendingin tempat produk setelah dipacking
maupun bahan baku untuk disimpan sebelum di proses. Penyimpanan dalam cold
storage ini bertujuan agar dapat mempertahankan mutu udang dan menghambat
pertumbuhan bakteri. Sanitasi di ruang cold storage adalah dengan cara
dibersihkan dari bongkahan-bongkahan es yang ada dan disapu secara berkala dan
membersihkan blowernya dari es.
10. Ruang mesin
32 Universitas Sriwijaya
33
33 Universitas Sriwijaya
34
1. Drum
Drum merupakan alat yang digunakan untuk tempat penyediaan air saat
proses penyusunan udang kedalam pan. Drum yang disediakan tanpa tutup. Selain
itu drum juga digunakan saat pencucian alat seperti keranjang dan bak kecil.
Drum juga digunakan saat pembuangan limbah tapi drum yang digunakan sudah
setengah bagian. Untuk kebersihan blong biasanya dicuci dengan sabun teepol
terlebih dahulu kemudian disiram dengan air bersih dan dikeringkan. Pembersihan
dilakukan sebelum dan sesudah proses produksi.
2. Fiber
Fiber merupakan alat atau wadah yang digunakan untuk menampung
udang sebelum produksi, biasanya udang udang yang ditampung akan ditambah
es untuk mempertahankan mutunya. Fiber juga digunakan untuk menampung es
selama produksi baik es balok atau es curah. Fiber yang berukuran kecil
digunakan untuk wadah pencucian udang. Kebersihan fiber cukup disikat dengan
sabun teepol, dibilas air bersih, disiram air kaporit 100 ppm dan dibilas kembali
dengan air bersih.
3. Timbangan
Timbangan yang digunakan selama proses produksi udang beku ada dua
yaitu timbangan digital dan timbangan global. Timbangan global digunakan
diruang penerimaan dan timbangan digital digunakan pada proses sortir, seleksi,
dan penimbangan. Untuk kebersihannya hanya dibersihkan gantungannya saja
yaitu dengan dicuci dengan sabun teepol dan disiram dengan air bersih.
4. Pan
Pan atau yang sering disebut loyang merupakan alat yang terbuat stainless
digunakan saat proses penyusunan udang sebelum dimasukkan kedalam contact
plate freezer. Pan yang digunakan dalam keadaan kering dan yang sudah
dibersihkan diruang sanitasi. Pan yang digunakan ada tiga petak untuk menyusun
udang sesui dengan ukurannya. Untuk kebersihannya pan dicuci saat selesai
34 Universitas Sriwijaya
35
proses ngebrak. Pan dicuci dengan air kaporit 100 ppm dan dibilas dengan air
bersih.
5. Meja
Meja merupakan alat yang digunakan untuk meletakkan udang selama
proses produksi. Meja yang terdapat pada ruang proses produksi ini terbuat dari
bahan stainless steel. Meja merupakan alat yang kontak langsung dengan bahan,
dan jika sanitasi dan kebersihannya tidak dijaga dapat mengkontaminasi produk,
sehingga kebersihan dari meja harus tetap dikontrol agar tidak terjadi kontaminasi
silang pada produk. Untuk menjaga kebersihannya, sesudah proses produksi
selesai meja akan dibersihkan dengan sabun teepol dan kemudian disikat hingga
sisa-sisa produk tidak ada yang menempel pada meja kemudian disiram dengan
air. meja akan disanitasi dengan air klorin sebelum dan sesudah proses dan secara
berkala selama proses produksi setiap terlihat kotor.
6. Troli
Troli merupakan alat transportasi perlengkap produksi. Troli ini digunakan
untuk mengangkut berbagai barang dari ruangan yang satu ke ruangan yang lain.
Troli ini digunakan untuk mengangkut fiber es, keranjang udang dan mengangkut
peralatan seperti pan dan yang lainnya. Untuk kebersihan troli, troli akan
dibersihkan dengan sabun, kemudian akan dicuci dengan air kaporit pada akhir
produksi.
7. Keranjang
Keranjang merupakan alat yang digunakan untuk menampung udang. Ada
dua keranjang yaitu keranjang kecil dan keranjang besar. Keranjang besar
digunakan saat proses sortir. Dan keranjang kecil digunakan setelah proses
penimbangan. Kebersihan keranjang biasanya dicuci dengan sabun teepol, dibilas
air bersih, disiram air kaporit 100 ppm dan dibilas kembali dengan air bersih.
8. Mesin Sortir
Mesin sortir adalah mesin yang hampir seluruh rangkaian alatnya terbuat
dari stainless. Mesin sortir digunakan untuk memilah udang berdasarkan
ukurannya. Mesin sortir terdiri dari bak penampungan sebelum naik ke eskalator
dan terdapat roller ketika udang sudah sesuai ukuran. Sanitasi mesin sortir yaitu
dengan disteam menggunakan kaporit 100 ppm dan dibilas dengan air bersih.
35 Universitas Sriwijaya
36
9. Gayung
Gayung adalah alat yang dugunakan untuk mengambil air saat produksi
baik pada proses sortir sampai ke proses pengairan. Sanitasi gayung adalah
dengan dicuci dengan sabun teepol, dibilas dengan kaporit 100 ppm dan dibilas
dengan air bersih.
10. Contact Plate Frezeer (CPF)
CPF adalah mesin pendingin dengan suhu 25°C yang digunakan untuk
memebekukan udang setelah proses pengairan. CPF yang ada di PT.Lestari magris
berupa rak dengan 14 tingkatan. Untuk kebersihannya mesin CPF disteam dengan
air klorin 100 ppm dan dibilas dengan air bersih dan digunakan kembali saat
proses produksi
36 Universitas Sriwijaya
37
37 Universitas Sriwijaya
38
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil Praktek Lapangan (PL) yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa:
38 Universitas Sriwijaya
39
6.2. Saran
Dari pelaksanaan kegiatan Praktek Lapangan (PL) terdapat beberapa saran
kepada perusahaan, diantaranya:
1. Sebaiknya ruangan setiap proses dipisah kalau tidak diberi sekat atau
pemisah agar proses produksi lebih efektif dan karyawana dapat lebih
fokus terhadap bagian masing-masing sehingga tidak saling menganggu.
2. Untuk hygiene karyawan saat pemeriksaan untuk masuk kedalam ruang
proses harus lebih efektif lagi agar karyawan tidak berebut saat memasuki
ruang proses.
39 Universitas Sriwijaya