BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas sriwijaya
2
dan dilapisi dengan tepung roti kemudian digoreng atau disimpan dalam ruang
pembeku sebelum digoreng (Heng, 2003).
1.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan magang ini yaitu untuk mempelajari proses
pengolahan nugget udang di PT. Indo American Seafoods, Lampung Selatan.
1.3. Manfaat
Manfaat dari magang ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah ilmu dalam proses pembuatan nugget udang di PT. Indo
American Seafoods, Lampung Selatan.
2. Mendapatkan wawasan dari Perusahaan dan dapat menerapkan ilmu-ilmu
yang telah dipelajari selama magang di PT. Indo American Seafoods,
Lampung Selatan.
3. Menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antara Universitas Sriwijaya dan
PT. Indo American Seafoods, Lampung Selatan.
Universitas Sriwijaya
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3 Universitas Sriwijaya
4
post larva dalam siklus hidupnya. Stadia post larva berkembang menjadi juvenile
dan akhirnya menjadi dewasa (Pranoto, 2007).
Udang vaname merupakan salah satu dari varietas jenis udang yang ada
dan memiliki karakteristik yang sama seperti komoditas hasil perikanan lainnya,
yaitu mudah rusak. Udang vaname (Litopenaeus vannamei) memiliki nama umum
yaitu vannamei facific white shrimp (Inggris). Camaranpat blanco (Spanyol) dan
Crevettepattos blanchos (Perancis). Udang laut ini menyukai hidup dihabitat
pantai dengan dasar berlumpur (Pranoto, 2007).
Universitas Sriwijaya
5
Indonesia. Sebagian besar tangkapan udang yaitu sekitar 85% diekspor ke negara
tujuan seperti Jepang, Amerika dan negara lain, dan sisanya sebanyak 15%
dikonsumsi oleh penduduk Indonesia (Meilin, 2011).
Persyaratan mutu nugget menurut SNI 01-6683-2002 dapat dilihat pada
Tabel berikut :
2.2.1. Tabel Persyaratan mutu nugget menurut SNI 01-6683-2002
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
Keadaan
Aroma - Normal, Sesuai Label
Rasa - Normal, Sesuai Label
Tekstur - Normal, Sesuai Label
Benda Asing - Tidak Boleh
Air %b/b Maks. 60
Protein %b/b Min. 12
Lemak %b/b Maks. 20,0
Karbohidrat %b/b Maks. 25,0
Kalsium (Ca) mg/100g Maks. 30,0
Bahan Tambahan Makanan
Pengawet - Sesuai dengan SNI 01-
0222-1995
Pewarna -
Cemaran Logam Berat
Timbal (Pb) mg/kg Maks. 2,0
Tembaga mg/kg Maks. 20,0
Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0
Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0
Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,03
Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 1,0
Cemaran Mikroba
Angka Lempeng Total Koloni/g Maks. 5x104
Coliform APM/g Maks.10
E. Coli APM/g <3
Salmonella 25g Negatif
Staphylococcus Koloni/g Maks. 1x102
Sumber : (Badan Standarisasi Nasional, 2002).
Keterangan : APM (Angka Lempang Total).
Universitas Sriwijaya
6
digoreng atau disimpan terlebih dahulu dalam ruang pembeku (freezer) sebelum
digoreng (Widrial, 2005).
Produk-produk breaded merupakan produk yang tergolong modern yang
sedang digemari masyarakat. Beberapa produk breaded seperti fishnugget, stick,
breaded shrimp pada prinsipnya sama, perbedaan yang terletak hanya pada
karakteristik bahan baku yang digunakan. Secara garis besar semua produk
breaded merupakan olahan hasil perikanan yang mengalami serangkaian proses
battering (pelapisan) dan breading (penaburan). Produk breaded merupakan
olahan dalam bentuk beku, sehingganya dalam penyajianya harus digoreng
terlebih dahulu sebelum dikonsumsi (Heng, 2003).
Pada dasarnya breaded produk merupakan suatu produk olahan daging
berbentuk emulsi, yaitu emulsi minyak didalam air. Bahan emulsifier yang sering
digunakan adalah tepung tapioka yang berfungsi untuk mengikat air maupun
lemak (Heng, 2003).
2.4. Bumbu-Bumbu
Penambahan bumbu-bumbu dalam pengolahan bahan pangan hampir sama
fungsinya dengan penambahan gula dan garam, namun dengan adanya bumbu
tersebut mampu meningkatkan aroma yang mempengaruhi penilaian organoleptik.
Bumbu-bumbu yang digunakan dalam pembuatan nugget antara lain, bawang
merah, bawang putih, dan merica. Bawang merah berguna sebagai bumbu untuk
menghasilkan aroma sedap yang akan dicampur dengan bawang putih. Bawang
putih (Allium sativum L.) adalah bumbu yang juga memiliki aroma kuat dan
mampu meningkatkan cita rasa produk. Penambahan bawang putih dan bawang
merah dapat bertindak sebagai pengawet alami bahan makanan karena bersifat
fungistatik dan fungisidal (Budiarti, 1992).
Bahan lain yang mampu menjadi pengawet dan memberi cita rasa pada
bahan makanan adalah merica. Peran merica yang ditambahkan kedalam bahan
pangan adalah menghasilkan rasa pedas. Aroma dan rasa pedas merica berasal
dari zat piperin dan piperanin, serta chavicia sebagai persenyawaan dari piperin
dengan alkaloida. Cita rasa bahan pangan selain diperoleh melalui penambahan
bumbubumbu juga ditentukan oleh penambahan garam. Konsentrasi garam yang
Universitas Sriwijaya
7
lebih kecil dari 0,35% dalam makanan akan menghasilkan penilaian organoleptik
yangkurang disukai karena makanan tersebut akan terasa hambar. Karakteristik
garam (NaCl) adalah memiliki warna yang putih seperti gula, berbentuk kristal
padat, sebagai bahan pengawet alami, dan bertindak sebagai penyedap rasa
makanan (Winarno, 2007).
Universitas Sriwijaya
8
BAB 3
PELAKSANAAN MAGANG
8 Universitas Sriwijaya
9
BAB 4
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
9 Universitas Sriwijaya
10
10
berbatasan dengan Way Galih, sebelah utara berbatasan dengan desa Sukanegara.
PT. Indo American Seafoods juga tidak jauh dari pelabuhan Bakauheni yaitu 60
menit perjalanan darat yang memudahkan dalam pendistribusian produk.
PT. Indo American Seafoods memiliki lahan seluas 29.053 m2 yang
merupakan hak milik Usman Saleh. Lahar tersebut memiliki sertifikat tanah
No.112, surat ukur sementara No.224 dan surat ukur No.35/Sukanegara/2000.
Luas bangunan pabrik terdiri dari 14.215 m2.
Universitas Sriwijaya
11
4.4. Kepegawaian
Karyawan PT. Indo American Seafoods terdiri dari 31 karyawan tetap, 86
tidak tetap, 117 karyawan bulanan, 4 karyawan sipil dan 686 karyawan borongan.
Karyawan tetap Karyawan tetap adalah karyawan yang diangkat dan
diberhentikan oleh direksi dan diberi pangkat, golongan, dan gaji yang sesuai
dengan pendidikan formalnya. Karyawan tidak tetap adalah karyawan yang digaji
berdasarkan jumlah hari kerja yang sudah dikontrak. Karyawan bulanan adalah
karyawan yang digaji bulanan.
Sistem pengupahan yang berlaku di lingkungan PT. Indo American
Seafoods adalah sistem skala ganda yaitu gaji pokok ditambah dengan segala
Universitas Sriwijaya
12
macam tunjangan yang berhak diterima seperti tunjangan suami atau istri dan dua
orang anak serta tunjangan melahirkan. Selain itu terdapat kenaikan gaji setiap
tahunnya dengan kebijakan perusahaan. Sistem pengupahan yang digunakan
untuk karyawan borongan adalah sistem upah murni yaitu gaji yang diberikan
berdasarkan jasa yang diberikan. Kesejahteraan yang diberikan kepada karyawan
tetap seperti kepala seksi, wakil kepala seksi, quality control, supervisor, asisten
supervisor, tally, dan staf. Besarnya tunjangan yang diberikan berbeda-beda
jumlahnya sesuai dengan jabatannya.
Universitas Sriwijaya
13
perusahaan memiliki fasilitas bangunan yaitu, ruang toilet, ruang ganti, ruang
istirahat atau ruang makan, dan mess karyawan.
4.6.2. Fasilitas Produksi
Adapun fasilitas produksi yang terdapat di PT. Indo American Seafood
yaitu sebagai berikut :
1. Meja kerja
Meja kerja di ruang produksi berbeda-beda baik jenisnya maupun ukurannya.
Meja kerja ini disesuaikan fungsi atau kegunaanya dalam proses produksi. Meja
kerja ini terbuat dari baja tahan karat. Adapun meja yang digunakan yaitu meja
dengan ukuruan 236x170x82 cm yang digunakan untuk tempat pemotongan
kepala, meja dengan ukuran 210x138x100 cm yang digunakan untuk tempat
sortasi, meja dengan ukuran 246x90x 871 cm untuk meja susun dan meja dengan
ukuran 106x62 x 76 cm digunakan untuk pengemasan.
2. Bak
Bak yang digunakan di dalam ruang produksi terdiri dari berbagai macam
ukuran dan jenis yang disesuaikan dengan kegunaannya. Bak yang digunakan
merupakan bak fiber yang terbuat dari polyethylene food grade. Bak terdiri dari
berbagai macam ukuran yaitu 90x35x42cm untuk perendaman udang dalam
proses soaking, bak ukuran 110x55x70 cm untuk menampung dan mencuci udang
pada saat pembongkaran, bak ukuran 90x50x70 cm untuk menampung es.
3. Keranjang plastik
Keranjang yang digunakan pada ruang produksi terdiri dari berbagai macam
jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan kegunaannya. Keranjang yang
digunakan yaitu keranjang berukuran 86x50x38 cm yang digunakan untuk
mengangkut udang dari ruang penerimaan ke meja potong kepala dan ke bagian
sortasi, keranjang ukuran 32x34x10 cm digunakan untuk meletakkan udang pada
bagian proses pemanjangan (street).
4. Timbangan
Timbangan yang digunakan memiliki spesifikasi yang berbeda-beda yaitu
timbangan analog berkapasitas 150 kg pada proses penerimaan bahan baku.
Timbangan kecil berkapasitas 6 dan 3 kg yang digunakan untuk menimbang
udang perkeranjang kecil maupun udang di dalam nampan (tray).
Universitas Sriwijaya
14
5. Mesin pembeku
Mesin pembeku yang digunakan adalah tunnel freezer dengan suhu pembekuan
-30oC sampai -35 oC.
6. Bahan pengemas
Bahan pengemas terdiri dari plastik polyethylen, kemasan karton yang
permukaannya di lapisi lilin (inner carton), dan Master Carton (MC).
7. Peralatan lain
Peralatan lain yang digunakan diantaranya kereta dorong atau lori, baik kereta
dorong biasa dan kereta dorong hidrolik. Mesin strapping yang digunakan untuk
mengikat master carton dengan menggunakan strapping band. Pendeteksi logam
(metal detector) yang digunakan untuk mendeteksi produk mengandung logam
atau tidak, mesin sealer yang digunakan untuk mengemas.
4.6.3. Fasilitas Penunjang
Selain fasilitas produksi, PT Indo American Seafoods memiliki fasilitas
penunjang seperti :
1. Mesin pembuat kepingan es (flake ice)
PT. Indo American Seafoods memiliki mesin pembuat es dengan kapasitas 25
ton/hari, mesin dengan gudang es dan di letakkan di ruang pengolahan untuk
mempermudah pengambilan es.
2. Kompresor
Kompresor digunakan untuk operasi mesin pembeku, mesin pembuat es,
pendingin ruangan, dan penyimpanan beku.
3. Listrik
Sumber listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan 4 generator
pembangkit listrik milik perusahaan dengan kapasitas masing-masing generator
sebesar 441 KVA.
4. Tandon Water Chiller
Tandon adalah yang digunakan untuk menampung air sumber dengan kapasitas
14.526 liter/hari.
5. Chain conveyor
Chain conveyor digunakan untuk transportasi udang yang telah disusun ke
bagian pembekuan.
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
16 Universitas Sriwijaya
17
Sebelum patty yang beku dicelupkan kedalam adonan terlebih dahulu patty
akan digerus agar tepung uchiko melekat kedalam adonan yang akan diberi roti.
Setelah itu baluri patty ke roti yang telah digiling dan terbentuklah yang namanya
ebikatsu. Roti CRO digunakan untuk produk alpha trading. Penggilingan
dilakukan dimesin khusus penggiling roti dengan cara memasukkan roti kedalam
mesin penggiling satu persatu. Roti yang sudah digiling dimasukkan kedalam
keranjang yang sudah dilapisi dengan plastik. Roti yang sudah digiling dilakukan
pengecekan (cheker) untuk dilihat ada rambut dan benda asing lainnya agar tidak
kontaminasi ke dalam produk. Ebikatsu yang sudah dibalut dengan roti giling
kemudian disusun diatas tatakan stainless steel. Lalu dibekukan lagi kedalam
tunnel freezer -35 0C. Adapun spesifikasi produk ebikatsu sunsugar yaitu sebagai
berikut :
5.1.1.1. Tabel spesifikasi ebikatsu sunsugar
Berat Berat Berat Berat Bentuk patty Ukuran Ebikatsu
produk patty produk produk
(gr) (gr) giling (gr) cincang
(gr)
150 75 22,5 52 Kotak persegi panjang 15cm x 6cm x 1,2cm
130 65 19,5 45 Kotak persegi panjang 13cm x 6cm x 1,2cm
60 30 9 21 Kotak persegi panjang 9cm x 5cm x 1cm
Note : Berat jadi ebikatsu dan berat patty over weight 2 gr.
Universitas Sriwijaya
18
Receiver
Washing Weighing
Deheading
Washing Weighing
Sortir Area
Final Check
Kupas Stretch
Soaking
Timpro
Breading
Diagram 1. Diagram alir proses dari receiving hingga packing cool room
Universitas Sriwijaya
19
Soaking
Breading
Aduk Aduk
Timbang Timbang
Aduk Aduk
Timbang
Cetak
Pembekuan
Penggerusan
Pemberian
uchiko
Pencelupan
Adonan
Pemberian
roti CRO
Penimbangan
Pembekuan
Pengemasan
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
21
udang yang sudah dicuci ke dalam basket berwarna merah. QC mengontrol air
dan es yang ada di wash tank.
5.3.3. Penimbangan (Weighing)
Udang yang sudah dicuci bersih ditimbang dengan menggunakan
timbangan yang mempunyai massa 50 kg dengan graduation 100 kg. Timbang
udang sebanyak 30 kg dalam satu basket. Setelah itu ditiriskan diatas pallet.
Dalam satu baris pallet terdapat 10 basket merah. QC mengambil sampel udang
secara acak untuk dilakukan uji laboratorium dengan pengambilan sampel secara
acak dari 10 basket tersebut untuk dilakukan uji organoleptik. Dalam mencari HO
(head on) yaitu dengan menggunakan rumus :
HO = Jumlah Pcs
Jumlah Kg
Universitas Sriwijaya
22
Universitas Sriwijaya
23
5.5. Sortir-Final
Pada kegiatan Sortir-final udang dilakukan diruangan yang berbeda,
karena untuk menghindari dari kontaminasi bakteri dari ruang PK dan sisa limbah
dari kepala udang yang menjadi sumber bakteri. Sortir- final dilakukan dengan
menggunakan bantuan mesin dan tenaga manusia. Udang dari ruang PK dibawa
dengan menggunakan hand pallet, ditarik dan dibawa menuju ruang final-sortir.
Mesin yang ada di ruang sortir-final adalah mesin grader. Pada mesin grader
terdapat beberapa bagian seperti uprading I, upgrading II, Roll, Washing water,
belt dan digital display, bagian-bagian inilah merupakan tombol untuk mengatur
jalannya mesin grader. Didalam mesin grader tersebut terdapat air untuk cucian
udang yaitu air bellozon 0,3-0,8 ppm. Setelah udang masuk ke mesin grader dan
sudah dalam size yang sama kemudian dilakukan sortir oleh karyawan.
Perhitungan sampai mencari UR yang dilakukan oleh QC (Quality control). Pada
proses sortir juga dilakukan penentuan ukuran atau size. Berikut ini adalah tabel
penentuan ukuran udang:
Tabel 5.5.1. Standar Ukuran Udang Berdasarkan Berat Per Pcs
Size / Ukuran Berat Per pcs (g)
U-5 > 90
6-8 56 – 75
8-12 38 – 50
13-15 30 – 35
16-20 22 – 28
21-25 18 – 21
26-30 15 – 17
31-40 11 – 14
41-50 9,0 – 11,07
51-60 7,5 – 8,9
61-70 6,5 – 7,4
71-90 5,0 – 6,4
91-110 3,7 – 4,9
Penyortiran dilakukan dengan memisahkan udang yang sudah mengalami
broken, pinkish, black spot serta black tail. Sedangkan QC menghitung dengan
metode lagdari 1 lbs udang yang berisi 454-460 gram udang dipisahkan antara
size yang besar dan size yang kecil kemudian dibagi didapatkan hasil UR. Hasil
UR (keseragaman size) yang masuk 1,3.
Cara perhitungan UR = Udang Besar (gram)
Udang Kecil (gram)
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
5.7. Soaking
Setelah dilakukan proses stretching dan telah dicuci dengan menggunakan
air bellozone 0,3-0,8 ppm selanjutnya dilakukan proses soaking. Soaking
merupakan proses perendaman yang bertujuan untuk menambah berat udang
hingga mencapai dua gram. Soaking dilakukan di dua tempat. Ada yang
menggunakan bak fiber dan juga rak soaking, bak fiber untuk udang PCD dan
yang di rak soaking untuk udang roti. Penambahan larutanfood additive PCD dan
udang roti PDTO berbeda persentasinya. Pada udang roti menggunakan 6%
larutan berupa STPP, gula dan garam sedangkan udang PCD menggunakan 5%
larutan berupa STPP, MTR-79 dan garam. Dalam udang PCD menggunakan bak
fiber berwarna biru dengan kapasitas volume 500 liter, udang 150 kg dan air
Universitas Sriwijaya
26
larutan 300L. Pada soaking roti kapasitas baskom yaitu dengan volume 10 liter,
udang 2 kg dan air larutan 3 liter.
Lama perendaman produk roti biasanya membutuhkan waktu 2 - 4 jam,
sedangkan produk PCD IQF membutuhkan waktu 6 jam. Tempat perendaman
produk roti dibedakan dengan produk PCD IQF. Perendaman bertujuan untuk
menambah berat udang, mengenyalkan tekstur udang dan menambahkan cita rasa.
Kenaikan berat udang minimal sekitar 18% hingga 30% tergantung lama
perendaman. Persentase dalam kenaikan berat udang dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
5.8. Timpro
Timpro dilakukan untuk udang black tiger. Jika bahan baku sudah datang
akan dilakukan timpro pada udang black tiger. Udang black tiger HL dilakukan
sortir final lalu ditampung dalam boxfiber ditimbang 2 kg lalu masuk ke dalam
mesin contact plate freezer 1 (pembekuan udang), disusun didalam mesin dan
udang-udang disusun diatas lompan. Dalam mesin contact plate freezer 1 terdapat
120 lompan dengan 1 lompan berisi 3 inner. Pembekuan pada mesin ini dilakukan
dengan menggunakan suhu -36 0C dengan waktu 1 jam 30 menit. Setelah
dibekukan udang black tiger akan masuk kedalam mesin tracking untuk
melakukan pemisahan dari udang-udang yang telah dibekukan agar mudah untuk
dikemas.
5.9. Breading
Udang yang telah disoaking, disusun didalam basket biru dan kemudian
ditimbang, dimasukkan kedalam lorong (loket udang ke ruangan breading).
Setelah itu udang roti dibuat sesuai permintaan buyer. Untuk roti yang digunakan
Universitas Sriwijaya
27
ada dua macam yaitu CRW (crushed bread white) roti giling berwarna putih dan
CRO (crushed bread orange) roti giling berwarna orange. Didalam ruang
breading terdapat ruangan untuk menggiling roti dan membuat adonan.
Pembuatan adonan dengan menggunakan bisa dengan menggunakan butter mix
22-80T (ekspor) dan RX20 (impor). Tepung Predust 22-11T digunakan untuk
mengoles udang untuk kemudian dicelupkan kedalam adonan dan ke roti dan
dibentuk sesuai keinginan buyer. Untuk pembuatan adonan yang dimix
menggunakan mesin dengan suhu -5 0C dengan waktu 10 menit yaitu dengan
menggunakan tepung butter mix dan 3 liter air. Pembuatan dengan 15 kilo butter
mix 22-80T dapat menghasilkan 60 liter/kg adonan.
Udang yang telah diberi uchiko dan adonan serta roti kemudian dilumuri
dengan roti yang telah digiling dan disusun diatas tray. 1 tray berisi 10 udang.
Tray ada beberapa macam seperti tray cvm, N-39, N-40, N-41, maruna, kcm 2-L
dan sekat 10. Untuk produk seperti Nisshin 3L menggunakan roti putih sedangkan
produk seperti sunsugar L menggunkan roti orange.
5.10. Pembekuan
Alat pembekuan yang digunakan di PT. Indo American Seafoods adalah
Tunnel Freezer dengan jumlah yaitu 3 buah. Tunnel 1 dan 2 digunakan untuk
produk udang roti dan produk ebikatsu dan tunnel 3 digunakan untuk produk
udang beku (raw shrimp). Suhu yang digunakan pada pembekuan produk breaded
shrimp adalah -35 0C.selama waktu ±30 menit dengan conveyor motor 11,0 Hz.
Selain alat tunnel pembekuan juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat
Contact Plate Freezer yang dimana alat ini baru dapat digunakan apabila bahan
baku melimpah serta dibantu dengan mesin tracking yang berfungsi untuk
menghilangkan es yang menyeliputi udang beku sehingga tidak dilakukan proses
glazing lagi dan dapat menyalurkan product ke packing area. Biasanya mesin
Contact Plate Freezer digunakan untuk udang BT (black tiger).
Universitas Sriwijaya
28
Universitas Sriwijaya
29
bahan baku yang digunakan, agar tidak merugikan konsumen dan berpengaruh
pada kemanan pangan.
Universitas Sriwijaya
30
kedalam peti kemas master carton sebelumnya diperiksa oleh seorang checker.
Paksenses merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui fluktuasi suhu
selama pengiriman. Fluktuasi suhu ini sangat penting untuk diketahui untuk
meyakinkan pembeli bahwa suhu selama pengiriman tidak terlalu tinggi dan
produk tidak terkontaminasi dan tidak rusak akibat adanya aktivitas mikroba yang
mungkin ada pada saat suhu cukup optimal untuk pertumbuhan mikroba.
Universitas Sriwijaya
31
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan Magang di PT. Indo
American Seafood adalah sebagai berikut :
1. PT. Indo American Seafood merupakan Industri yang bergerak di bidang
perikanan dengan memproduksi produk berbahan baku udang untuk diolah
menjadi produk raw shrimp dan produk breaded.
2. Produk breaded pada produk ebikatsu ada dua macam yaitu ebikatsu yachio
dan ebikatsu sunsugar.
3. Ebikatsu adalah produk udang berlapis tepung yang dibuat dengan perpaduan
udang giling dan udang belah.
4. Produk ebikatsu dinyatakan aman dan terjamin dengan dibuktikan pada setiap
analisa yang didapatkan hasil negatif serta sertifikasi HACCP dan GMP yang
diterima oleh PT. Indo American Seafoods.
5. Produk yang diproduksi oleh PT. Indo American Seafood diproduksi sesuai
permintaan buyer dan sudah menerapkan sistem FIFO (First in first out) untuk
bahan baku dan hasil produksinya.
6.2. Saran
Adapun Saran yang dapat diberikan kepada PT. Indo American Seafood
adalah lebih meningkatkan pengawasan terhadap karyawan untuk mengatur
karyawan agar didalam ruang produksi menggunakan masker dan penutup kepala
dengan benar. Masih ada beberapa pegawai yang lambat mencuci tangan ketika
bel peringatan dibunyikan.
31 Universitas Sriwijaya
32
DAFTAR PUSTAKA
Meilin, C.and Young, L.S (2011) bakery food manufacture & Quality: Water
Control & Effect, Blackwell Science , Oxford, UK.
Hadiwiyoto. 1983. Pembuatan fish nugget dari ikan nila merah (Oreochromis sp.).
Skripsi. Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Pranoto, E. 2007. Evaluasi mutu dan nilai gizi nugget daging merah ikan tuna
(Thunnus sp.) Tesis. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Rahayu, R.Y. 2007. Komposisi kimia rabbit nugget dengan komposisi filler
tepung tapioka yang berbeda. Skripsi. Yogyakarta, Fakultas Peternakan
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Winarno. 2007. Kualitas kimia dan organoleptik nugget daging kelinci dengan
penambahan tepung tempe. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Universitas Sriwijaya
33
LAMPIRAN
Lampiran 1
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan magang yang Berjudul Proses pengolahan
produk nugget udang di PT. Indo American Seafoods, Lampung Selatan.
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR DIAGRAM ALIR
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Udang Vannamei
2.2. Nugget Udang
2.3. Karakteristik Umum Produk Breaded
2.4. Bumbu-Bumbu
2.4. Bahan Pelapis
BAB 3. PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN
3.1. Tempat dan Waktu
3.2. Metode Pelaksanaan Magang
3.2.1. Data Primer
3.2.2. Data Sekunder
BAB 4. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah Singkat Perusahaan
4.2. Lokasi Perusahaan
4.3. Struktur Organisasi
4.4. Kepegawaian
Universitas Sriwijaya
34
Universitas Sriwijaya
35
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
36
LAMPIRAN 2
KERANGKA KERJA MAGANG
Tabel 2.1. Jadwal Kegiatan Magang
Bulan 11 Bulan 12 Bulan 01
No. Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Penyusunan
proposal dan
perizinan tempat
2. Perkenalan dengan
pihak perusahaan
PT. Indo American
Seafoods,
Lampung Selatan
3. Pengumpulan Data
Primer
4. Pengamatan
langsung proses
produksi dari awal
sampai akhir
5. Pengumpulan data
sekunder yang
berkaitan dengan
proses pengolahan
nugget udang
vannamei
6. Penyusunan
Laporan
Universitas Sriwijaya
37
Universitas Sriwijaya
38
Universitas Sriwijaya
39
Universitas Sriwijaya
40
Universitas Sriwijaya