Oktober 2015
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
Abstrak
PENDAHULUAN
Penyakit akibat infeksi parasit menjadi ancaman utama
keberhasilan akuakultur. Parasit ikan terdapat pada lingkungan
perairan yang ada ikannya, tetapi belum tentu menyebabkan
ikan menderita sakit. Parasit adalah suatu organisme yang
mengambil bahan untuk kebutuhan metabolismenya (makanan)
dari tubuh inangnya dan merugikan bagi inang tersebut.
Sehingga parasit tidak dapat hidup lama di luar tubuh inangnya.
Berdasarkan sifat hidupnya parasit dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu obligat dan fakultatif. Obligat yaitu parasit yang
hanya bisa hidup jika berada pada inang. Fakultatif yaitu parasit
yang mampu hidup di lingkungan air jika tidak ada inang
disekitarnya.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas budidaya, kondisi
kualitas air semakin mengalami penurunan karena terus
menerus digunakan untuk berproduksi tanpa memperhatikan
kualitasnya. Dalam media air, mikroorganisme sangat cepat
berkembang sehingga akan menjadi pathogen yang dapat
menyerang ikan budidaya. Sehingga sering sekali terlihat ikan-
ikan yang dibudidayakan sakit atau malah mengalami kematian
akibat kualitas air yang buruk.
Dalam kegiatan budidaya, penyakit merupakan
permasalahan yang sangat serius dan menakutkan karena hal
tersebut dapat mengakibatkan kerugian yakni selain dapat
mematikan ikan, hal ini juga dapat menurunkan mutu dari ikan
itu sendiri. Kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ikan sangat
tergantung pada jenis penyakit, kondisi ikan dan kondisi
lingkungan Menurut penyebabnya, penyakit ikan dibedakan atas
penyakit infeksi (infectious diseases) dan non infeksi (non
infectious diseases).
Penyakit infeksi adalah penyakit yang menular yang
disebabkan oleh jasad parasitik, bakteri, jamur dan virus
sedangkan penyakit non infeksi adalah penyakit yang tidak
menular. Penyakit yang sangat berbahaya dan ditakutkan oleh
kalangan pembudidaya yaitu penyakit infeksi karena akan sangat
cepat menyerang atau menginfeksi ikan dalam suatu populasi
sehingga akan menurunkan produksi. Tentunya hal ini akan
menimbulkan kerugian yang cukup besar di kalangan
pembudidaya. Dengan adanya beberapa permasalahan tersebut,
sekiranya sangat penting dilakukan pengkajian terhadap
penyakit ikan agar kedepannya bisa diketahui solusi dan upaya
yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Adapun tujuan dari praktikum tentang kesehatan ikan ini
adalah diharapkan mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis
parasit yang terdapat pada ikan-ikan air tawar.
METODOLOGI
Praktikum Kesehatan Ikan tentang identifikasi parasite
pada ikan air tawar dilaksanakan pada hari kamis tanggal 01
Oktober 2015 mulai pukul 07.00-09.10 WIB. Bertempat di
laboraturium budidaya Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
berupa mikroskop elektrik, cawan petri, gelas objek, pinset dan
alat bedah, alat tulis, wadah serta kaca preparat. Sedangkan
untuk bahan menggunakan beberapa sampel ikan air tawar
segar seperti ikan nila, ikan mas, ikan lele, ikan seribu, ikan koki,
air selokan dan larutan fisiologis.
Sebelum melakukan isolasi, terlebih dahulu melakukan
pengamatan gejala klinis ikan selama masih berada di tempat
pemeliharaannya (wadah) berupa terdapat atau tidaknya
kelainan pada ikan, seperti posisi berenang, nafsu makan,
tingkah laku ikan (aktif atau pasif) dan yang lainnya. Kemudian
mencatat hasil pengamatan yang dilakukan. Selanjutnya ikan
diambil lendirnya sebagai sampel dengan menggunakan bagian
tumpul pisau bedah, kemudian diletakkan pada objek glass atau
kaca preparat yang telah ditetesi dengan larutan fisiologis. Lalu
dilakukan pengamatan dengan menggunaka mikroskop elektrik,
amati parasit yang terlihat di bawah mikroskop selanjutnya
identifikasi.
Sebelum melakukan isolasi
Ambil lendir pada kulit ikan dengan bagian tumpul pisau bedah
Catat hasil
LAMPIRAN