Merupakan kalimat yang sesuai dengan kaidah kebahasaan bahasa Indonesia yang
berlaku. Berdasarkan pengertian ini kalimat baku memiliki ciri antara lain,
sebagai berikut :
1. Memiliki struktur yang lengkap (minimal subjek dan predikat).
2. Bebas dari gej ala bahasa hiperkorek, pleonasme, dan kontaminasi.
3. Pilihan kata yang digunakannya tepat dan sesuai.
4. Menggunakan ejaan yang benar.
5. Struktur kalimatnya benar, logis, dan lancar.
1. Sebab-Sebab Ketidakbakuan Kalimat
2) Pelesapan Akhiran
a. Pelesapan Imbuhan
Ada dua buah akhiran yang
1) Pelesapan Awalan penggunaannya dilesapkan, yaitu
Awalan yang sering dilesapkan yang akhiran -kan dan -i.
mengakibatkan kalimat yang terbentuk Baku
menjadi tidak baku ialah me-/ meN-,ber-,
dan di-. Laporkan kejadian itu !
Contoh : Kita menantikan hubungan dengan
Baku Jakarta.
Sukiman mencuri sebelas buah mobil. Tidak Baku
Saya ingin bertanya, Pak? Lapor kejadian itu !
Dua orang pemulung dihukum dua tahun. Kita menanti hubungan dengan
Jakarta.
Tidak Baku
Sukiman curi sebelas buah mobil.
Saya ingin tanya Pak?
Dua orang pemulung hukum dua tahun.
b. Pemborosan Penggunaan Kata
Pemborosan kata di mana, daripada, maka
Baku
Ketika bertanding di Jakarta tahun lalu, ia kalah angka.
Dengan ini kami sampaikan data seorang ibu dari kelurahan Kota Baru.
Tidak Baku
Tahun lalu ia bertanding di Jakarta di mana ia kalah angka.
Maka dengan ini kami haturkan data seorang ibu dari kelurahan Kota Baru.
Tidak baku
Karena sakit, maka ia tidak masuk kantor.
Meskipun kita tidak berperang, tetapi kita harus waspada
Walaupun keringat membasahi seluruh badan, namun ia tetap bekerja.
Setelah berhari-hari berjalan, maka sampailah beliau di pinggiran hutan Merbabu.
Meskipun bentuknya lain-lain, namun hakikatnya karikatur dapat disebut humor.