Anda di halaman 1dari 23

Istilah kalimat baku digunakan untuk menyebut kalimat yang sesuai dengan

kaidah bahasa Indonesia, baik dari sisi pemilihan kata, ejaan dan struktur
kalimat. Kalimat baku juga sering disamakan dengan kalimat efektif karena
kedua kalimat ini hampir sama. Namu yang harus diketahui adalah kalimat baku
sudah pasti merupakan kalimat efektif sedangkan kalimat efektif belum tentu
baku.

Kalimat baku tidaklah sama dengan kata baku. Namun di dalam kalimat baku
pasti terkandung kata-kata baku. Untuk membuat kalimat-kalimat baku kita
harus memperhatikan kata baku yang bisa dilihat di dalam Kamus Besar Bahas
Indonesia.

Sedangkan kalimat tidak baku adalah kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Meskipun kaliamat tersebut bisa dimengerti oleh pembacanya
apabila tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan bukanlah kalimat baku.

Baku tidaknya sebuah kalimat harus memenuhi bebrapa syarat yang sesuai
dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia. Berikut adalah syarat-syarat yang
harus dipenuhi dalam kaliamat baku:

1. Logis

Sebuah kalimat dapat dikatakan baku jika kalimat tersebut logis atau bisa
diterima dengan akal sehat. Meskipun kaliamat tersebut sering digunakan,
kalimat tersebut bukanlah kalimat baku jika tidak logis.

Contoh:

Bagi yang membawa telepon genggam harap dimatikan!

Meskipun kalimat di atas sangat komunikatif, kalimat tersebut bukanlah kalimat


baku karena kurang logis dengan menyuruh mematikan orang yang membawa
handphone. Seharusnya kalimat yang digunakan adalah:

Bagi yang membawa telepon genggam harap mematikan telepon genggamnya.

2. Hemat

Kalimat dikatakan baku apabila tidak terdapat pemborosan kata di dalamnya.

Contoh:

Para mahasiswa saling dorong-mendorong untuk memasuki kelas.

Kalimat di atas mengandung pemborosan kata karena terdapat kata saling dan
dorong-mendorong. kalimat tersebut akan menjadi efektif apabila dirubah
menjadi:

Para mahasiswa saling dorong untuk memasuki kelas.

4. Padu

Hubungan antar unsur kalimat dalam Kalimat baku harus sesuai agar tidak
terjadi kesalahan penafsiran.

Contoh:

Dari data yang didapat menunjukkan bahwa kenaikan BBM itu cukup
menyulitkan rakyat kecil.

Kalimat di atas bukanlah kalimat baku karena tidak memiliki unsur subjek.
Kalimat tersebut akan menjadi baku apabila dirubah menjadi:

Kenaikan harga BBM cukup menyulitkan rakyat.

5. Kesesuaian Struktur

Kalimat baku memiliki struktur yang sesuai agar tidak terjadi kerancuan makna.

Contoh:

Budi membelikan baju adiknya.

Kalimat di atas tidak baku karena strukturnya salah. Yang dibelikan oleh Budi
bukanlah baju tetapi adiknya. Maka kalimat yang sehaurusnya adalah:

Budi membelikan adiknya baju.

Berikut adalah beberapa kesalahan yang menyebabkan suatu kalimat


menjadi tidak baku:

1. Ketidaktepatan Penulisan Tanda Baca

Meskipun suatu kalimat telah memenuhi syarat sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia, kalimat tersebut tidak baku apabila ada kesalahan pemakaian tanda
baca.

Contoh:

Ibu berkata, Belikan ibu garam dapur?

Kalimat di atas bukan menjadi tidak baku karena terdapat kesalah penulisan
tanda baca. Seharusnya kalimat tersebut ditulis seperti berikut:

Ibu berkata, Belikan Ibu garam dapur?

2. Ketidaktepatan Penulisan Huruf Kapital

Kalimat baku akan menjadi tidak baku jika salah dalam menuliskan huruf Kapital.

Contoh:

Gelombang ombak di daerah pantai pulau jawa sangat tinggi.

Penulisan pulau jawa seharusnya menggunakan huruf kapital karena merupakan


nama tempat atau nama geografi.

3. Ketidaktepatan Struktur dan Ketatabahasaan Kalimat

Sebuah kalimat akan menjadi tidak baku, jika struktur dan ketatabahasaanya
tidak tepat.

Contoh:

Dalam masyarakat Amerika mengenal tradisi Halloween.

Kalimat tersebut secara struktur tidak tepat karena tidak terdapat subjek.
Seharusnya kalimatnya adalah:

Masyarakat Amerika mengenal tradisi Halloween.

Berikut adalah contoh-contoh kalimat tidak baku dan kalimat baku:

Dia mengontrak rumah di Gedung lama. (Baku)

Dia ngontrak rumah di Gedung lama. (Tidak baku)

Paman saya motornya baru. (Baku)


Motor paman saya baru. (Tidak baku)

Mereka saling mengejek. (Baku)


Mereka saling ejek-mengejek. (Tidak baku)

Guru saya, Pak Bambang, pandai sekali. (Baku)


Guru saya Pak Bambang pandai sekali. (Tidak baku)

Saya sudah terima hadiahmu. (Tidak baku)


Hadiahmu sudah saya terima. (Baku)

Kalian semua dipersilahkan untuk pulang. (Tidak Baku)


Kalian dipersilahkan untuk pulang. (Baku)
http://www.kelasindonesia.com/2015/02/contoh-kalimat-baku-dan-tidak-bakuserta-penjelasan-lengkap.html

CIRI-CIRI KALIMAT BAKU (STANDAR) BAHASA


INDONESIA

a)

b)

c)

d)

Catatan dari Pak Tubiono :


I. Sesuai dengan tata bahasa (Gramatikal)
Ini berarti bahwa:
Fungsi-fungsi suku kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek,
dan keterangan terlihat dengan jelas. Ketidakjelasan fungsi-fungsi tersebut
meragukan kebakuannya.
Misalnya : Untuk mengetahui tinggi rendahnya pendidikan
seseorang dapat dinilai dari cara dia berbicara.
Yang baku: Tinggi rendah pendidikan seseorang dapat dinilai
dari cara berbicaranya.
Kalimat itu paling sedikit terdiri atas subjek dan predikat, kecuali kalimat perintah
atau jawaban pertanyaan. Kalimat yang bersubjek saja atau berpredikat saja bukan
kalimat yang baku
Misalnya : Demikian untuk dimaklumi.
(Demikian harap maklum)
Yang baku: Demikian, Bapak/Ibu/Sdr. maklum hendaknya.
Kalimat itu dapat kita tata kembali (kita permutasikan) atas dasar frasa-frasanya.
Kalimat yang tidak dapat kita permutasikan bukan kalimat yang baku
Misalnya : Soal itu saya kurang jelas.
Yang baku: Soal itu bagi saya kurang jelas.
(Bagi saya soal itu kurang jelas)
Suku kalimat tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat
Misalnya : Peristiwa itu perlu mendapat perhatian kita.
Sehingga kita tidak menghadapi kesulitan pada
masa yang akan datang.

Yang baku: Peristiwa itu perlu mendapat perhatian, sehingga


kita tidak menghadapi kesulitan pada masa yang
akan datang.
e) Suku-suku kalimat yang terdiri atas kelompok-kelompok kata, tersusun menurut
kaidah yang berlaku
Penggandaan subjek yang tidak berfungsi bukan kalimat
yang baku.
Misalnya : Penyusunan laporan ini kami mendapat bimbingan
bapak dosen.
Yang baku: Dalam menyusun laporan ini, kami mendapat
bimbingan bapak dosen.

f)

g)

h)

i)

j)

k)

l)

m)

Kalimat baku tidak mencampuradukkan dua pola struktur yang berbeda


Misalnya : Harga minyak dibekukan ataukah kenaikan
secara luwes?
Yang baku: Harga minyak dibekukan ataukah dinaikkan
secara luwes?
Kontaminasi (perancuan) struktural merupakan kalimat yang tidak baku
Misalnya : Dalam rapat itu membicarakan SPP.
Yang baku: Rapat itu membicarakan SPP.
Subjek tidak diawali: bagi, untuk, dengan, sebagai, pada, kepada, dalam, di dalam,
di, ke, dan dari
Misalnya : Bagi yang belum mengerti boleh bertanya.
Di tempat itu kekurangan beras.
Dengan naiknya gaji menyebabkan kenaikan harga.
Kepada para pemenang diberi hadiah.
Yang baku: : Yang belum mengerti boleh bertanya.
Tempat itu kekurangan beras.
Naiknya gaji menyebabkan kenaikan harga
Para pemenang diberi hadiah.
Unsur-unsur gramatikal yang berasal dari dialek setempat dan bahasa daerah
terhindari pemakaiannya
Misalnya : Duduklah yang baik!
Yang baku: Duduklah baik-baik!
Pola frasa verbal aspek + agens + verbal terpakai secara tertib
Misalnya : Surat itu saya sudah baca.
Yang baku: Surat itu sudah saya baca.
Hubungan antara kata kerja transitif dengan objek penderita tidak disisipi olehkata
depan (preposisi)
Misalnya : Dengan ini, saya mengharapkan atas kehadiran
Bapak/Ibu.
Yang baku: Dengan ini, saya mengharapkan kehadiran
Bapak/Ibu.
Kata-kata Tanya: apa, apakah, di mana, siapa, yang mana, mana, yang berfungsi
predikatif dalam kalimat tanya terpakai secara tepat
Misalnya : Apa Anda sudah mengerti?
Kota itu dilanda banjir di mana saya pernah tinggal.
Yang baku: Sudah mengertikah Anda?
Saya pernah bertempat tinggal di kota yang dilanda
banjir itu.
Unsur-unsur seperti yang, bahwa, tetapi, maka, terpakai secara tepat
Misalnya : Siapa menyanyikan lagu itu?
Meskipun keadaannya terlalu parah, tetapi mereka

masih dapat tersenyum.


Karena gangguan alam, maka harga barang-barang
naik.
Yang baku : Siapakah yang menyanyikan lagu itu?
Meskipun keadaannya terlalu parah, mereka
masih dapat tersenyum.
Karena gangguan alam, harga barang-barang naik
n) Awalan, akhiran, dan gabungan awalan dengan akhiran, terpakai secara tepat
Misalnya : Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Di Surabaya, Menteri Sosial memberi bantuan 5 juta
rupiah.
Yang baku: Atas perhatian Saudara, saya (kami) ucapkan terima
kasih.
Di Surabaya, Menteri Sosial memberikan bantuan
5 juta rupiah.
o) Kata benda yang sudah dijamakkan dengan kata-kata yang menyatakan banyak
tidak memerlukan perulangan lagi.
Misalnya : Desember yang akan datang, para ibu-ibu akan
merayakan Hari Ibu di Istana Negara.
Yang baku: Desember yang akan datang, para ibu (ibu-ibu) akan
merayakan Hari Ibu di Istana Negara
II. Cermat
Pengertian cermat meliputi:
(a). Tepat dalam pemilihan kata-kata
Misalnya : Bibit padi itu diangkut dengan pesawat terbang
ke NTT.
Yang baku: Benih padi itu diangkut dengan pesawat terbang
ke NTT.
(b). Tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Misalnya : Istri karyawan yang rajin itu mendapat
penghargaan.
Yang baku: Istri - karyawan yang rajin itu mendapat
penghargaan.
(c). Tidak boros
Misalnya : Dokter menasihati pasien agar supaya makan
bubur halus.
Yang baku: Doklter menasihati pasien agar makan bubur
halus.
(d). Tidak berlebihan.
Misalnya : Saya mengucapkan beribu-ribu terima kasih.

Yang baku: Saya mengucapkan (banyak) terima kasih


(banyak).
III. Masuk akal (logis).
Karena berbahasa itu mengemukakan logika, kalimat-kalimat yang
mendukungnya haruslah dapat diterima akal.
Misalnya : Sekarang acara sambutan Ketua Panitia. Waktu
dipersilahkan.
Yang baku: Sekarang acara sambutan Ketua Panitia. Waktu kami
berikan (sediakan).
(Ketua Panitia, kami silakan.)
IV. Tidak bertele-tele.
Kalimat yang bertele-tele mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis dan
jalan pikiran yang berbelit-belit.
Misalnya : Menurut keterangan polisi Surabaya aksi protes
tersebut ditujukan kepada seorang dosen dengan di bawah pimpinan seorang
mahasiswa yang mempunyai maksud tidak setuju dengan tindakan tersebut yang
dalam pengantar perkuliahannya bertindak tidak wajar terhadap mahasiswamahasiswanya dengan cara memukul dan melempar anak kunci dan memprotes
metode yang dilakukan dalam laboratorium bahasa.
Yang baku: Polisi Surabaya menerangkan bahwa protes yang ditujukan kepada
seorang dosen itu bermaksud tidak menyetujui sikapnya yang tidak wajar terhadap
mahasiswa dalam perkuliahannya. Ketidakwajaran tampak pada saat
memukul dan melempar mahasiswa dengan anak kunci. Selain itu, aksi juga
bermaksud
memprotes metode yang diterapkan dalam Laboratorium
Bahasa.
V. Sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Kalimat yang baku tertulis secara konsekuen dengan ejaan yang berlaku.VI.
Sesuai dengan lafal Indonesia.
Lafal Indonesia ialah lafal yang sudah disepakati kebenarannya oleh mayoritas
penutur BI.
Misalnya

: memberiken
proqram
yunit
semangkin

Yang baku: memberikan


program
unit
semakin

temen

teman

madina farouqova,selasa 5 nov 2006


http://mentjep.blogspot.co.id/2014/04/ciri-ciri-kalimat-baku-standarbahasa_7.html

Definisi, Fungsi dan Ciri-ciri Bahasa Baku


Bahasa baku adalah ragam bahasa yang cara pengucapan dan penulisannya sesuai dengan kaidahkaidah standar. Kaidah standar dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus umum.
Sebaliknya, bahasa tidak baku adalah ragam bahasa yang cara pengucapan atau penulisannya tidak
memenuhi kaidah-kaidah sandar tersebut.

Penggunaan ragam bahasa baku dan tidak baku berkaitan dengan situasi dan kondisi pemakaiannya.
Raga bahasa baku biasanya digunakan dalam situasi resmi, seperti acara seminar, pidato, temu karya
ilmiah, dan lain-lain. Adapun ragam bahasa tidak baku umumnya digunakan dalam komunikasi sehari-hari
yang tidak bersifat resmi.

A.

Fungsi Bahasa Baku

Secara umum, fungsi bahasa baku adalah sebagai berikut.

1.

Pemersatu, pemakaian bahasa baku dapat mempersatukan sekelompok orang

menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa.


2.

Pemberi kekhasan, pemakaian bahasa baku dapat menjadi pembeda dengan

masyarakat pemakai bahasa lainnya.


3.

Pembawa kewibawaan, pemakai bahasa baku dapat memperlihatkan kewibawaan

pemakainya.
4.

Kerangka acuan, bahasa baku menjadi tolok ukur bagi benar tidaknya pemakaian

bahasa seseorang atau sekelompok orang.

B.

Ciri-ciri bahasa baku

1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah

Contoh :

Baku

Tidak baku

Saya - gue
Merasa - ngerasa
Ayah - bokap
Dimantapkan - dimantapin

2. Tidak dipengaruhi bahasa asing

Contoh :
Banyak guru - banyak guru-guru
Itu benar - itu adalah benar
Kesempatan lain - lain kesempatan

3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan

Contoh :

Baku

Tidak baku

Bagaimana - gimana

Begitu gitu
Tidak - nggak/gak
Menelpon - nelpon

4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit

Contoh :

Baku

Tidak baku

Ia mendengarkan radio - ia denganrkan radio


Anak itu menangis - anak itu nangis
Kami bermain bola di lapangan - Kami main bola di lapangan

5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat

Contoh :

Baku

Tidak baku

Sehubungan dengan - sehubungan


Terdiri atas/dari - terdiri
Seorang pasien - seseorang pasien
Dan lain sebagainya - dan sebagainya
Siapa namamu ? - siapa namanya?

6. Tidak mengndung makna ganda, tidak rancu

Contoh :

Baku

Tidak baku

Menghemat waktu - mempersingkat waktu


Mengatasi berbagai ketinggalan - mengejar ketinggalan

7. Tidak mengandung arti pleonasme

Contoh :

Baku

Tidak baku

Para juri - para juri-juri


Mundur - mundur ke belakang
Pada zaman dahulu - pada zaman dahulu kala
Hadirin - para hadirin

8. Tidak mengandung hiperkorek

Contoh :

Baku

Tidak baku

Khusus - husus
Sabtu saptu
Syah - sah

Masyarakat - masarakat
Akhir - ahir

http://www.ebahasaindonesia.com/2014/11/definisi-fungsi-dan-ciri-ciribahasa.html
kamis,20 nov 2014

Syrat - Syarat Kalimat Baku dan Tidak Baku beserta Contohnya - Apakah yang
dimaksud dengan kalimat baku? Kalimat baku adalah suatu kalimat yang sesuai dengan
aruran-aturan atau kaidah pembentukan kalimat berdasarkan Ejaan yang Telah
Disempurnakan (EYD).
Dengan kata lain, kalimat baku menggunakan struktur, ejaan, dan juga pemilihan kata
yang tepat dan benar, sehingga kalimat tersebut bisa mencapai tujuannnya, yaitu
mampu memberikan gagasannya kepada pendengar atau pembacanya dengan benar
dan tepat.

Meskipun telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, ada kalanya kalimat baku belum
bisa dikatakan sebagai kalimat efektif. Hal ini dikarenakan indikator kalimat efektif
adalah bisa mentransfer gagasannya dengan jelas dan tepat. Sedangkan, tidak semua
kalimat baku bisa menyampaikan gagasan utamannya. Namun, semua kalimat efektif
pasti merupakan kalimat yang baku.

Pelajari mengenai kalimat efektif di sini! Kalimat Efektif

Perhatikanlah contoh berikut ini!

Dani membaca buku sejarah baru di perpustakaan sekolah.

Kalimat di atas jika dilihat dari kaidah bahasa Indonesia telah baku. Namun, kalimat
tersebut belum efektif karena masih ambigu dan menimbulkan tafsir yang ganda.

Ciri-ciri Kalimat Baku


Kalimat bisa dikatakan sebagai kalimat baku jika memiliki karakteristik kalimat baku
sebagai berikut ini:

1. Kalimat baku menggunakan ejaan, tanda baca, dan strutktu yang benar.
2. Kalimat baku bisa menyampaikan gagasan utamannya dengan tepat disebut
dengan kalimat efektif.

Syarat syarat kalimat baku


1. Menggunakan tanda baca yang benar
Penggunaan tanda baca sangat penting untuk membuat kalimat menjadi baku atau tidak
baku. Penggunaan tanda baca seperti titik, koma, tanda tanya, tanda petik haruslah
sesuai dengan kaidah penulisa kalimat bahasa Indonesia.

Berikut ini sebagian kecil fungsi dari tanda baca:

Koma (,) : Memisahkan induk kalimat, dan anak kalimat, memisahkan kalimat pengiring
dan kalimat langsung, dan memisahkan frasa/kata yang sama dalam pemeriaan, dan
sebagainya.

Titik (.) : Menadakan akhir kalimat.


Tanda tanya (?) : Digunakan dalam kalimat tanya, dan lain-lain.

Baca artikel penggunaan tanda baca untuk mempelajarinya lebih lanjut di sini : Panduan
Mengunakan tanda Baca

2. Menggunakan huruf kapital yang benar


Suatu kalimat akan menjadi tidak baku jika salah menulis huruf kapital, sehingga
penggunaan huruf kapital ini harus diperhatikan.

Huruf kapital biasanya digunaakan untuk:


Nama orang, tempat, huruf pertama pada kalimat, dan lain-lain.

3. Memiliki struktur dan ketatabahasaan yang tepat.


Kalimat baku harus memiliki ketepataan pada struktur bahasa dan ketatabahasaannya.
Yang dimaksudkan dengan struktur dan ketatabahasaan adalah adanya kejelasan
struktur mana bagian subjek, predikat, objek, dan keterangan.

Perhatikan contoh berikut ini!

Ayah membelikan buku adik. (tidak baku)


Ayah membelikan adik buku. (baku)
Kalimat pertama tidak baku karena

4. Padu
Kalimat baku yang termasuk kalimat efektif harus memiliki syarat padu. Kalimat yang
padu adalah hubungan antara struktur dan gagasan utamanya harus sesuai atau saling
mendukung.

Perhatikan kalimat berikut ini!

Dari data yang didapat menunjukkan bahwa angka kecelakaan sepeda motor sangat
tinggi.

Kalimat di atas tidak baku karena tidak memiliki unsur subjek yang jelas. Seharusnya
kalimat tersebut ditulis seperti berikut ini!

Kecelakaan sepeda motor sangat tinggi berdasarka data yang didapat.

5. Hemat
Kalimat baku harus memiliki kehematan kata. Selain itu, kehematan penggunaan kata
juga membuat kalimat baku menjadi kalimat efektif.

Perhatikan contoh berikut ini:

Para ibu-ibu melakukan aksi demo di depan pintu Gedung Perwakilan Rakyat RI.

Kalimat diatas tidaklah baku dan juga efektif karena ad pemborosan kata di dalamnya.
Seharusnya kalimat tersebut adalah:

Para ibu melakukan aksi demo di depan pintu Gedung Perwakilan Rakyat RI.

6. Logis
Syarat kalimat baku yang terakhir adalah logis. Suatu kalimat dikatakan logis apabila
kalimat tersebut bisa dicerna atau diterima dengan akal sehat. Jika kita membaca suatu
kalimat dan terdengar aneh, maka kalimat tersebut tidaklah baku.

Perhatikan contoh berikut ini!

Bagi yang merokok harap dimatikan.

Kalimat tersebut tidaklah logis karena tidak masuk akal sehat. Sepintas terdengar
seperti orang yang merokok yang akan dimatikan. Seharusnya kalimat tersebut menjadi:

Orang yang merokok harus mematikan rokoknya.

Contoh Kalimat Tidak Baku dan Kalimat Baku


Setelah membaca tulisan ini, saya yakin kalian sudah mengeti tentang kalimat baku dan
tidak baku. Untuk lebih menyakinkan Anda, berikut ini adalah contoh-contoh kalimat
tidak baku yang secara tidak sadar sering kita gunakan beserta dengan kalimat bakunya.

Buah itu jatuh ke bawah setelah tertiup angin.

(tidak baku)

Buah itu jatuh setelah tertiup angin. (baku)

Andi membeli mobil bewarna putih. (tidak baku)


Andi membeli mobil hitam. (baku)

Ibu berkata, Ibu akan pergi ke rumah nenek hari ini! (tidak baku)
Ibu berkata, Ibu akan pergi ke rumah nenek!

(baku)

Aku membeli jeruk Bali sekilo dipasar baru.

(tidak baku)

Aku membeli jeruk bali sekilo di pasar baru.

(baku)

Ayah menolong anak itu kemudian dididik hingga besar. (tidak baku)
Ayah menolong anak itu kemudian mendidik hingga besar. (baku)

Demikianlah artikel kali ini mengenai definisi beserta syarat-syarat kalimat baku.Yang
harus Anda ingat adalah kalimat baku harus mengikuti kaidah yang telah
sesuai dengan ejaan bahasa yang telah disempurnakan (EYD).

http://www.prbahasaindonesia.com/2015/10/kalimat-baku-dan-tidak-baku.html

Berikut ini pengertian kata baku dan tidak baku beserta contohnya Apa itu kata baku
dan tidak baku? Mungkin kamu sudah sering mendengar istilah kata baku dan tidak baku baik
itu di sekolah, lingkungan masyarakat dan lain-lain. Artikel ini dibuat bagi siapa saja yang
ingin memahami tentang definisi kata baku maupun kata tidak baku, yang artikelnya dapat
kamu baca di bawah ini.
A. Penjelasan mengenai kata baku
Kata baku adalah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa
yang telah di tentukan, Atau kata baku merupakan kata yang sudah benar dengan aturan
maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia dan sumber utama dari bahasa baku yaitu Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata baku umumnya sering digunakan pada kalimat yang
resmi, baik itu dalam suatu tulisan maupun dalam pengungkapan kata-kata.
Kata-kata baku yaitu kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang
sudah di tentukan sebelumnya dan suatu kata bisa disebut dengan kata tidak baku jika kata
yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. ketidakbakuan suatu kata
bukan hanya ditimbulkan oleh salah penulisan saja, akan tetapi bisa juga disebabkan oleh
pengucapan yang salah dan penyusunan suatu kalimat yang tidak benar. Biasanya kata tidak
baku selalu muncul dalam percakapan kita sehari-hari.
Kata baku biasanya sering digunakan ketika:

Membuat karya ilmiah.

Membuat surat lamaran pekerjaan.

Membuat surat dinas, surat edaran dan surat resmi lainnya.

Membuat laporan.

Membuat nota dinas.

Saat berpidato dan rapat dinas.

Saat musyawarah atau diskusi.

Surat menyurat antara organisasi, instansi atau lembaga, dan lain-lain.

Baca juga: Pengertian Surat edaran dan contohnya serta bagian-bagiannya.


B. Penjelasan mengenai kata tidak baku

Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah
bahasa sudah ditentukan. Biasanya kata tidak baku sering digunakan saat percakapan seharihari atau dalam bahasa tutur. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan munculnya kata
tidak baku, yang diantaranya sebagai berikut ini:

Yang menggunakan bahasa tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata yang dia
maksud.

Yang menggunakan bahasa tidak memperbaiki kesalahan dari penggunaan suatu kata,
itulah yang menyebabkan kata tidak baku selalu ada.

Yang menggunakan bahasa sudah terpengaruh oleh orang-orang yang terbiasa


menggunakan kata yang tidak baku.

Dan yang terakhir, yang menggunakan bahasa sudah terbiasa memakai kata tidak
baku.

C. Beberapa contoh kata baku dan tidak baku


1. Contoh kata baku
Misalnya seperti: aktif, pasif, apotek, efektif, karena, foto, biosfer, bus, objek, november,
praktik, negeri, teknik, daftar, nasihat dan lain-lain. Kalimatnya: Pada hari ini saya akan keluar
kota.
2. Contoh kata tidak baku
Misalnya seperti: aktip, pasip, apotik, efektip, karna, poto, biosfir, bis, obyek, nopember,
praktek, negri, tekhnik, nasehat dan lain-lain. Kalimatnya: Saya akan keluar kota pada hari ini.

Sora n,

15 09 2015

http://www.pengertianku.net/2015/09/pengertian-kata-baku-dan-tidak-bakubeserta-contohnya.html

Anda mungkin juga menyukai