1
p-ISSN: 1693-5683; e-ISSN: 2527-7146
doi:
ABSTRACT
Atenolol, a competitive beta (1)-selective adrenergic antagonists, has been widely used in
hypertension therapy. Administration of conventional tablets of atenolol has limitation due to
patient compliance in geriatric patients. Formulation of atenolol as orally disintegrating tablet
(ODT) can improve the effectiveness of the drug and patient compliance in hypertension therapy.
The objective of this study was to formulate orally disintegrating tablet of atenolol using sodium
starch glycolate as superdisintegrant in two different concentrations (10% and 20%). Orally
disintegrating tablets (ODT) of atenolol without superdisintegrant were used as a control in this
study. It was found that orally disintegrating tablets (ODT) of atenolol which used 10% sodium
starch glycolate have better wetting time (9.33±0.58 seconds), disintegration time (15.48±1.16
seconds), in vitro dispersion time (24.00±1.00 seconds), and dissolution efficiency (95.23±0.14 %)
than orally disintegrating tablet (ODT) which used 20% sodium starch glycolate.
Keywords: orally disintegrating tablet (ODT), atenolol, hypertension, sodium starch glycolate
ABSTRAK
Atenolol, obat antihipertensi golongan β-bloker (β1-selektif), banyak digunakan untuk
pengobatan hipertensi. Penggunaan sediaan tablet konvensional atenolol memiliki kelemahan dari
segi kepatuhan penggunaan terutama untuk pasien geriartri. Formulasi atenolol dalam bentuk
sediaan orally disintegrating tablet (ODT) dapat meningkatkan efektifitas dan kepatuhan pasien
yang rendah, terutama pada pasien geriartri. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasi
sediaan orally disintegrating tablet (ODT) atenolol dengan menggunakan sodium starch glycolate
sebagai superdisintegran pada dua konsentrasi yang berbeda (10% dan 20%). Sediaan orally
disintegrating tablet (ODT) atenolol yang diformulasi tanpa menggunakan disintegran digunakan
sebagai kontrol dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan orally
disintegrating tablet (ODT) atenolol dengan konsentrasi sodium starch glycolate 10% memiliki
waktu pembasahan (9,33±0,58 detik), waktu disintegrasi (15,48±1,16 detik), waktu dispersi tablet
secara in vitro (24,00±1,00 detik), dan efisiensi disolusi (95,23±0,14 %) yang lebih baik
dibandingkan sediaan orally disintegrating tablet (ODT) atenolol dengan konsentrasi sodium starch
glycolate 20%.
Kata kunci: orally disintegrating tablet (ODT), atenolol, hipertensi, sodium starch glycolate
Tabel 1. Formula Sediaan Orally Disintegrating Tablet (ODT) Atenolol dengan Konsentrasi Sodium
Starch Glycolate 0% (formula 1), 10% (formula 2), dan 20% (formula 3).
Tabel 2. Hasil Evaluasi Pre Kompresi Sediaan Orally Disintegrating Tablet (ODT) Atenolol dengan Konsentrasi
Sodium Starch Glycolate 0% (formula 1), 10% (formula 2), dan 20% (formula 3). Hasil yang ditampilkan
merupakan nilai rata-rata.
Metode
Pembuatan masa cetak Indeks kompresibilitas
Formulasi sediaan orally disintegrating Indeks kompresibilitas suatu masa cetak
tablet (ODT) atenolol diawali dengan ditentukan dengan terlebih dahulu melakukan
pembuatan masa cetak. Pada penelitian ini pengukuran terhadap bobot jenis nyata dan
disusun tiga formula orally disintegrating bobot jenis mampat masa cetak (Aulton,
tablet (ODT) dengan menggunakan sodium 2013). Hasil yang diperoleh kemudian
starch glycolate sebagai superdisintegran. digunakan untuk menghitung indeks
Ketiga formula tersebut meliputi orally kompresibilitas masa cetak menggunakan
disintegrating tablet (ODT) atenolol dengan persamaan:
konsentrasi sodium starch glycolate 0%
(kontrol), 10%, dan 20%. Formula yang
disusun pada penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 1. Keterangan :
Atenolol dan sebagian Aerosil® (0,35 ρ mampat : bobot jenis mampat serbuk
gram), dicampur merata dalam tumbling mixer ρ nyata : bobot jenis nyata serbuk
selama ± 3 menit. Kemudian, ditambahkan
sebagian Avicel PH 102® (50 gram), dicampur Rasio Hausner
merata ke dalam tumbling mixer selama ± 5 Rasio Hausner digunakan untuk
menit. Pada tahap berikutnya ditambahkan memprediksi karakteristik aliran suatu masa
disintegran (sodium starch glycolate dengan cetak. Rasio hausner dihitung melalui
konsentrasi (0%, 10%, atau 20%), aspartam, perbandingan antara bobot jenis mampat dan
mint flavour, manitol DC, dan sisa Avicel PH bobot jenis nyata suatu masa cetak (Aulton,
102®. Bahan-bahan tersebut dicampur hingga 2013).
homogen selama ± 10 menit. Setelah tahap ini,
dilakukan evaluasi pre kompresi. Moisture content
Massa cetak ditimbang secara seksama
Evaluasi pre kompresi sebanyak 5 g dan permukaan massa cetak
Masa cetak yang telah dihasilkan diratakan pada wadah. Letak lampu pemanas
kemudian dilakukan evaluasi pre kompresi diatur sedemikian rupa sehingga berada di atas
meliputi kecepatan alir, sudut istirahat, indeks bahan. Pada saat proses pengeringan
kompresibilitas, rasio Hausner, dan moisture berlangsung, bobot massa cetak akan
content. ditampilkan setiap 15 menit. Proses
pengeringan dikatakan sempurna apabila
Kecepatan alir dan sudut istirahat setelah interval 3x15 menit tidak terjadi
Pemeriksaan kecepatan alir dan sudut perubahan bobot massa cetak (Aulton, 2013).
istirahat dilakukan dengan menimbang 100 Moisture content dapat dihitung dengan rumus
gram masa cetak. Masa cetak kemudian %.
dituang ke dalam corong yang sudah terpasang
pada statif dengan dengan jarak ujung pipa Keterangan :
bagian bawah ke bidang datar adalah 10,0 ± MC : kandungan lembab (moisture content)
0,2 cm dan dasar lubang corong ditutup. Tutup W : bobot masa cetak basah
dasar lubang corong dibuka dan dilakukan Wo : bobot masa cetak kering
pencatatan waktu yang diperlukan dari bahan
mengalir sampai bahan dalam corong habis Pencetakan orally disintegrating tablet
dengan menggunakan stopwatch sehingga (ODT)
kecepatan alir dapat dihitung. Tahap Massa cetak dicampur dengan
selanjutnya yaitu mengukur tinggi timbunan magnesium stearat, talk dan sisa Aerosil®
bahan dan jari-jari alas kerucut, kemudian selama 3 menit dengan tumbling mixer hingga
menghitung sudut istirahat yang terbentuk homogen. Campuran serbuk kemudian
(Aulton, 2013). dikompresi menjadi tablet dengan
menggunakan mesin pencetak tablet. Evaluasi cawan petri yang sudah berisi pewarna larut
post-kompresi dilakukan setelah proses air (eosin). Waktu yang dibutuhkan cairan
kompresi tablet. untuk mencapai permukaan atas tablet adalah
waktu pembasahan dan massa air yang mampu
Evaluasi Post Kompresi diserap tablet merupakan rasio penyerapan air
Orally disintegrating tablet (ODT) yang (Chandrasekhar et al., 2013; Kumare et al.,
dihasilkan setelah proses kompresi tablet 2013).
kemudian dilakukan evaluasi post kompresi
meliputi organoleptis, penetapan kadar Waktu disintegrasi
atenolol, kekerasan, waktu pembasahan, rasio Sebanyak 6 tablet setiap formula
penyerapan air, waktu disintegrasi, waktu ditempatkan pada masing-masing tabung
dispersi secara in vitro, uji friabilitas, dan uji dengan air 900 ml pada suhu 37±0,50C.
disolusi. Bersamaan dengan dimulainya alat uji,
Organoleptis stopwatch dinyalakan. Waktu yang diperlukan
Evaluasi organoleptis dilakukan dengan agar tablet hancur atau massa intinya tidak
cara mengamati penampilan fisik setiap tablet teraba merupakan waktu hancur tablet tersebut
masing-masing formula, meliputi bau, warna, (Chandrasekhar et al., 2013; Kumare et al.,
rasa, dan bentuk sediaan orally disintegrating 2013).
tablet (ODT) atenolol yang sudah dicetak.
Waktu dispersi secara in vitro
Penetapan kadar Masing-masing tablet dari ketiga
Dilakukan pengambilan masing-masing formula diletakkan di dalam beaker yang
20 tablet setiap formula secara acak. Masing- berisi 6 ml dapar fosfat pH 6,8 dengan suhu
masing tablet digerus. Campuran atenolol 37±0,50C. Waktu yang diperlukan oleh tablet
yang setara dengan 25 mg ditimbang dan tersebut untuk hancur dicatat sebagai waktu
dilarutkan dengan 10 ml metanol, kemudian dispersi secara in vitro (Chandrasekhar et al.,
ditambahkan dapar asetat pH 4,6 hingga 100 2013; Kumare et al., 2013).
ml di dalam labu ukur. Dari larutan tersebut
dipipet sebanyak 10 ml, kemudian Uji friabilitas/kerapuhan tablet
ditambahkan dapar asetat hingga 25 ml dalam Sampel tablet sebanyak 6,5 gram
labu ukur. Larutan tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam alat uji friabilitas tablet.
difiltrasi dengan kertas Whatmann no. 41. Alat uji dioperasikan dengan kecepatan 25
Larutan yang telah disaring, dilihat rpm selama 4 menit. Bobot seluruh tablet
absorbansinya pada spektrofotometer UV-VIS kemudian ditimbang kembali dan dihitung
pada panjang gelombang 274 nm dengan selisih antara bobot tablet sebelum dan setelah
blanko dapar asetat pH 4,6 (Chandrasekhar et uji (Chandrasekhar et al., 2013; Aulton, 2013).
al, 2013). Persentase friabilitas tablet dihitung dengan
rumus:
Kekerasan tablet
Pengujian kekerasan tablet dilakukan x 100%
dengan mengambil sampel sebanyak 10 tablet
dari masing-masing formula. Pengujian
kekerasan tablet dilakukan dengan Monsanto Uji Disolusi
hardness tester. Uji disolusi sediaan orally disintegrating
tablet (ODT) atenolol dilakukan pada media
disolusi dapar asetat 0,1 N pH 4,6 dengan
Waktu pembasahan dan rasio penyerapan
volume 900 ml sesuai ketentuan pada
air
Waktu pembasahan dan rasio Farmakope Indonesia edisi V (Depkes RI,
penyerapan air dilakukan dengan meletakkan 2014). Alat uji disolusi menggunakan tipe 2
tablet dari masing-masing formula ke dalam (paddle) dengan kecepatan 50 rpm. Tahap
awal yang dilakukan adalah memasukkan 6
tablet tiap formula ke dalam alat uji disolusi. tertentu, dinyatakan sebagai persentase
Kemudian mengambil cuplikan sebanyak 10 terhadap segi empat yang digambarkan oleh
ml tiap satuan waktu, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 10, 100% pada batas waktu yang sama (Khan,
15, 20, 25, 30, 45, 60, 75, 90, 105, dan 120 1975).
menit. Kemudian, mengembalikan 10 ml
dapar asetat 0,1 N pH 4,6 ke dalam alat. Tahap Analisis Data
selanjutnya adalah penetapan kadar atenolol Hasil pemeriksaan karakteristik orally
tiap cuplikan menggunakan spektrofotometer disintegrating tablet dengan konsentrasi
pada panjang gelombang 274 nm. Berdasarkan sodium starch glycolate 0% (kontrol), 10%
hasil yang diperoleh kemudian ditentukan (formula 2), dan 20% (formula 3) dilakukan
parameter disolusi (%Q, tQ%, luas area di analisis statistik dengan menggunakan one
bawah kurva disolusi (AUC), dan efisiensi way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%
disolusi) dan profil disolusi (Chandrasekhar et (α=0,05). Parameter yang dianalisis meliputi
al, 2013). AUC disolusi ditentukan dengan waktu pembasahan, waktu hancur, waktu
menghitung luas area yang terbentuk di bawah dispersi tablet secara in vitro, rasio penyerapan
profil disolusi. Sementara itu, nilai efisiensi air, dan parameter disolusi (AUC disolusi dan
disolusi didefinisikan sebagai luas area di efisiensi disolusi).
bawah kurva disolusi sampai batas waktu
Tabel 3. Hasil Evaluasi Post Kompresi Sediaan Orally Disintegrating Tablet (ODT) Atenolol dengan Konsentrasi
Sodium Starch Glycolate 0% (formula 1), 10% (formula 2), dan 20% (formula 3). Hasil yang ditampilkan merupakan
nilai rata-rata.
Tabel 4. Hasil Disolusi Atenolol dari Formula Sediaan Orally Disintegrating Tablet (ODT) Atenolol formula 1 (0%
sodium starch glycolate), formula 2 (10% sodium starch glycolate), dan formula 3 (20% sodium starch glycolate).
Hasil disolusi merupakan nilai rata-rata dari 6 replikasi.
Waktu (menit) % Atenolol yang terlarut (%Q)
Formula 1 Formula 2 Formula 3
F1
F2
Gambar 1. hasil pemeriksaan waktu pembasahan sediaan orally disintegrating tablet atenolol dengan
konsentrasi sodium starch glycolate 0% (formula 1) dan sodium starch glycolate 10% (formula 2)
Gambar 2. Profil disolusi sediaan orally disintegrating tablet atenolol dengan konsentrasi sodium starch
glycolate 0% (formula 1), sodium starch glycolate 10% (formula 2), dan sodium starch glycolate 20%
(formula 3).