Anda di halaman 1dari 27

Dosen Pembimbing :

Nesa Agistia, M.Farm., Apt

1. Affifah Putri Yusra (1601084) KELOMPOK 6


2. Richa Gustyana (1601114)
3. Sri Rahayu Suprapto (1601120) (S1 – 6C)
4. Tutik Rahayu (1601125)
Tablet merupakan sediaan obat
dalam bentuk padat yang
biasanya dibuat dengan
penambahan bahan farmasetika
yang sesuai (Ansel, 1989).

Selain zat aktif, tablet terdiri


dari bahan tambahan dengan
fungsi yang berbeda diantaranya
bahan pengisi, penghancur,
pengikat, pembasah dan pelicin
(Lachman dkk., 1994).
DAFTAR ZAT TAMBAHAN YANG UMUM
DIGUNA KAN DALAM FORMULASI TABLET

a. Bahan pengisi (diluent)


Contoh : laktosa, pati, kalsium fosfat, dibase, selulosa mikrokristal.
b. Bahan pengikat (binder)
Contoh : gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, CMC, selulosa
mikrokristal, pasta pati terhidrolisis.
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegrant)
Contoh : pati, asam alginat, selulosa mikrokristal.
d. Glidan
Contoh : silika pirogenik koloidal.
e. Bahan pelicin (lubrikan)
Contoh : senyawa asam stearat dengan logam (contoh : Mg stearat), asam stearat,
talk, minyak nabati terhidrogenasi.
f. Bahan penyalut (coating agent)
Contoh : selulosa asetat ptalat
JURNAL
1
ALASAN
P EMI LI HAN

Bahan pengikat yang umum


digunakan diantaranya gula dan
jenis pati, gelatin, turunan Bonggol pisang kepok
selulosa (juga selulosa kristalin (Musa paradisiaca cv.
mikro), gom arab dan tragakan Kepok) mengandung
(Lachman dkk., 1994). pati yang dapat
dimanfaatkan sebagai
bahan pengikat tablet,
dengan kandungan pati
di dalam tepung
bonggol pisang kepok
sebesar 48,26%
(Warsa dkk., 2013).
1. Tepung bonggol pisang
kepok,
2. Magnesiumstearat
Parasetamol farmasetis (Brataco),
(Changshu Huagang 3. Primogel (Blanver
Pharmaceuticals Co.,Ltd), Farmaquimica Ltda),
4. Iodium,
5. Natrium hidroksida p.a,
6. Laktosa farmasetis,
7. NaOH,
8. KH2PO4,
9. Etanol
10. Aquades.
1. Parasetamol, laktosa dan primogel dicampur dalam
cube Mixer.

2. Kemudian dikeluarkan dan dicampur dengan


muculago tepung bonggol pisang sebagai pengikat.

3. Masa yang sudah tercampur kemudian digranulasi


menggunakan mesin granulator, granul basah

4. kemudian di keringkan dalam oven pada suhu 50°C


selama semalam.

Penting : 5. Granul yang telah kering kemudian diayak dengan


Metode ini mengandung pengayak berukuran 40 mesh, ditimbang dan
pengikat dalam bentuk dilakukan pengujian sifat fisik granul yang meliputi
sifat alir, sudut diam dan kompresibilitas.
mucilago untuk
meningkatkan 6. Granul kemudian ditambah Magnesium stearat dan
kohesivitas agar diaduk dalam cube mixer selama 5 menit.
kekerasannya semakin
tinggi . 7. Granul yang kemudian dicetak dengan mesin tablet
(Siregar dan single punch pada tekanan tertentu dan berat
Wikarsa, 2010). tablet dibuat sebesar 650 mg.
K
E
Penggunaan tepung bonggol pisang kepok
S
sebagai bahan pengikat berpengaruh pada sifat I
fisik tablet parasetamol tetapi tidak berpengaruh
pada pelepasan parasetamol dari tablet.
M
Peningkatan konsentrasi tepung bonggol P
pisang kepok meningkatan kekerasan dan waktu
hancur tetapi menurunkan kerapuhan tablet
U
parasetamol. L
A
N
FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL
JURNAL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus
communis) SEBAGAI PENGISI
2

ABSTRAK

Penggunaan pati sebagai bahan pengisi umum digunakan dalam


pembuatan tablet guna menyempurnakan bentuk tablet. Penelitian ini bertujuan
untuk memformulasi dan mengevaluasi kualitas granul dan sifat fisik sediaan
tablet parasetamol menggunakan pati sukun sebagai bahan. Pati dibuat
dengan cara dekantasi dan pengeringan. Empat formula sediaan tablet (F1,
F2, F3, dan F4) dibuat menggunakan metode granulasi basah dengan bobot
575mg (F1), 600mg (F2), 650mg (F3), dan 700mg (F4) dengan menggunakan
pati sebesar 4,3% (F1), 8,3% (F2), 15,3% (F3), dan 21,4% (F4). Evaluasi kualitas
granul, meliputi pengujian laju alir, sudut istirahat, densitas dan indeks
kompresibilitas. Sedangkan evaluasi sifat fisik tablet meliputi pengujian
keseragaman ukuran, keseragaman bobot, waktu hancur dan friabilitas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa evaluasi kualitas granul memenuhi persyaratan
laju alir, sudut istirahat, dan indeks kompresibilitas, tetapi tidak memenuhi
syarat distribusi ukuran partikel. F1 dan F2 dapat dikempa. F2 tidak
memenuhi syarat friabilitas namun memenuhi syarat keseragaman bobot,
ukuran dan waktu hancur. F1 memenuhi semua syarat uji sifat fisik tablet.
ALASAN
P EMI LI HAN

Penggunaan pati sebagai bahan pengisi umum


digunakan dalam formulasi sediaan tablet guna
menyempurnakan bentuk tablet. Bahan pengisi yang
paling umum digunakan adalah pati, laktosa dan
dekstrosa. Pati terdapat dalam umbi-umbian
seperti singkong, ubi ungu, kentang dan sukun.
Bahan yang Digunakan

Zat Aktif

Eksipiens

Parasetamol
BPFI 

Pati Sukun (Artocarpuscommunis),
Polivinilpirolidon
 Magnesium stearat
 talkum
 KH2PO4
 NaOH
 Aquades
 Metanol.
Prosedur
Kerja
Pembuatan Pati

Pembuatan pati dilakukan dengan cara dekantasi.


 Kupas kulit buah sukun lalu dibersihkan,
 Potong buah sukun menjadi ukuran lebih kecil
kemudian dihaluskan, proses penghalusan
dilakukan dengan penambahan air agar
mempermudah alat bekerja.
 Saring supernatan dari bubur buah sukun yang
telah dihaluskan,
 Kemudian diendapkan selama 24 jam. Ambil endapan
yang terdapat pada bagian bawah toples, lalu
diletakkan diatas loyang dan dikeringkan didalam
oven suhu 60°selama ± 6 jam.
Prosedur
Pembuatan Tablet Kerja
 Ditimbang semua bahan yang akan digunakan sesuai
dengan perhitungan pada setiap formula.
 Dicampur bahan aktif dengan bahan pengisi yaitu
Parasetamol dan pati sukun. Kemudian dibuat pasta
dari polivinilpirolidon yang berfungsi sebagai pengikat.
 Lalu dicampurkan pasta kedalam campuran sampai
terbentuk masa yang baik untuk digranulasi.
 Lalu dibuat granul dengan menggunakan ayakan mesh 20.
Di ratakan granul yang telah jadi lalu di oven dengan suhu
60 °C selama ± 2 jam.
 Didinginkan granul lalu digranulasi kering menggunakan
ayakan mesh 20.
 Kemudian ditimbang granul yang dihasilkan. tambahkan
fase luar berupa talkum dan Mg. stearat. Lalu dicetak
tablet menggunakan alat pencetak tablet.
Pati sukun dapat diformulasikan K
menjadi bahan pengisi tablet. Keempat formula E
memenuhi persyaratan kualitas granul berupa uji S
laju alir, sudut istirahat, bulk dan tap density,
I
serta uji kompresibilitas, namun tidak memenuhi
uji distribusi ukuran partikel. Tablet yang dapat M
dikempa hanya F1 dan F2. F1 tidak memenuhi P
persyaratan friabilitas namun memenuhi U
persyaratan keseragaman ukuran dan bobot,
waktu hancur, penetapan kadar serta uji disolusi.
L
F2 memenuhi persyaratan untuk semua uji sifat A
fisik tablet uji penetapan kadar dan uji disolusi N
JURNAL
3
ALASAN
P EMI LI HAN

Amilum singkong merupakan salah satu eksipien yang sering digunakan dalam
industri farmasi, namun amilum singkong memiliki kekurangan yaitu memiliki
kompaktibilitas dan sifat alir yang buruk jika digunakan sebagai eksipien
tablet kempa langsung.

Agar dapat digunakan sebagai eksipien tablet kempa langsung,


perlu dilakukan modifikasi fisik amilum singkong

Maka dilakukan pembuatan eksipien co-processing dari amilum singkong


partially pregelatinized dan bahan pengikat gom akasia dengan
perbandingan tertentu.

Kombinasi bahan tersebut akan saling melengkapi, sehingga diperoleh


eksipien baru dengan sifat yang lebih baik
1. Singkong
2. Gom Akasia
(PT.Bratachem)
Parasetamol 3. Aquadest
(PT.Bratachem)
(PT.Bratachem)
1. Pembuatan eksipien co-processing
amilum singkong partially pregelatinized
didispersikan dengan aquadest hingga
memperoleh suspensi 40 % b/b dan gom
akasia didispersikan dengan aquades(2:3)
b/v . Kemuadian suspensi gom akasia
didispersikan dalam suspensi amilum
singkong, masing-masing dengan
perbandingan amilum : gom akasia
• 97,5:25 (F1)
• 95:5 (F2)
• 92,5:7,5 (F3)
dan dilakukan pengadukan selama 10
menit, lalu dipanaskan 550 selama 15 menit
dan campuran dikeringkan dengan oven
60 0 selama 48 jam, hasilnya diayak no
mesh 20
2. Pembuatan tablet parasetamol

Pembuatan tablet parasetamol dilakukan dengan


metode kempa langsung. Masing masing eksipien co-
processing dengan perbandingan amilum singkong :
gom akasia (97,5:2,5); (95:5) dan (92,5:7,5) dicampur
dengan parasetamol hingga terbentuk campuran yang
homogen dengan perbandingan 2:1. Selanjutnya
campuran tersebut di masukkan ke dalam alat cetak
tablet dan dilakukan pengempaan.
K
Perbandingan amilum singkong dan gom akasia
97,5:2,5(F1) 95:5(F2) dan 92,5:7,5 (F3)
E
berpengaruh signifikan terhadap sifat fisik tablet S
parasetamol. Peningkatan konsentrasi gom akasia I
menurunkan nilai kerapuhan, meningkatkan
kekerasan dan memperlama waktu hancur tablet M
parasetamol. P
Perbandingan (97,5:2,5) dan (95:5) menunjukkan U
nilai kekerasan yang memenuhi persyaratan.
Sedangkan 92,5:7,5(F3) tidak memenuhi L
persyaratan. A
N
JURNAL
4
ALASAN
P EMI LI HAN

Tanaman talas merupakan


salah satu tanaman yang
mengandung kadar pati Bahan pengikat yang umum
yang tinggi pada bagian
digunakan diantaranya gula dan
umbinya. Bahkan kadar
jenis pati, gelatin, turunan
pati pada umbi talas
lebih tinggi dibandingkan selulosa (juga selulosa kristalin
dengan kadar pati yang mikro), gom arab dan tragakan
terdapat pada umbi (Lachman dkk., 1994).
singkong. Kadar pati pada
umbi talas yaitu sekitar
80% sedangkan kadar
pati pada umbi singkong
yaitu sekitar 72,17%
(Rahmawati dkk., 2013).
 Pati Talas (Bahan pengisi)
 PVP (Bahan pengikat)
 Talkum (Glidant)
PARACETAMOL  Mg stearat (Lubricant)
1. Tablet paracetamol dibuat dengan
metode granulasi basah
2. Bahan aktif paracetamol ditambah pati
umbi talas, gerus homogen (M1)
3. Larutkan polivinil pirolidon dengan
aquadest. Masukkan kedalam M1 , gerus
homogen hingga terbentuk massa yang
baik.
4. Dibuat granulasi dengan menggunakan
ayakan nomor mesh 20 dan dikeringkan
dalam oven pada suhu 40-60◦C.
5. Diayak kembali granul dengan
menggunakan ayakan nomor mesh 20 dan
dikeringkan kembali dalam oven pada
suhu 40-60◦C.
6. Setelah terbentuk granul kering,
ditambahkan magnesium starat dan
talkum lalu dihomogenkan. Granul kering
kemudian dikempa menjadi tablet
K
 Pati umbi talas (Colocasia esculenta Schoot) E
dapat digunakan sebagai pengisi (diluent)
dalam sediaan tablet parasetamol dengan S
rentang konsentrasi 8,3% - 18,5%.
I
 Dari hasil evaluasi kualitas granul dan sifat M
fisik tablet, keempat formula yaitu F1, F2,
F3 dan F4 telah memenuhi persyaratan P
berdasarkan Farmakope Indonesia dan
formula F4 merupakan formula terbaik U
sebagai bahan pengisi berdasarkan hasil
evaluasi kualitas granul dan sifat fisik L
tablet.
A
N

Anda mungkin juga menyukai