Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MATA KULIAH : TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

JUDUL MAKALAH : Penggunaan Mg Stearat dan Talkum Sebagai Bahan


Pelicin Tablet

DOSEN PEMBIMBING :

SRI RAHAYU, M.FARM.,Apt

Disusun Oleh :

Kelompok 10

Farisa Winanda (1848401110019)

Normalia Sari (1848401110047)

Rupi (1848401110071)

Sarinah (1848401110075)

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN AJARAN (2019/2020)

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah Teknologi Sediaan
Solid. Tanpa pertolongan dan ridho-Nya mungkin kami tidak bisa menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyusun makalah ini berdasarkan beberapa sumber yang telah kami
peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa sederhana dan mudah
dimengerti oleh pembaca. Selain itu kami memperoleh informasi dari beberapa buku
dan juga kami memperoleh informasi dari internet.

Kami banyak mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing kami Ibu
Sri Rahayu, M.Farm., Apt yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah kami masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
kami menerima kritik dan saran positif dari teman – teman semua agar kami dapat
memperbaiki kedepannya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua.

Banjarmasin, 20 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER………………….………….………………………………………………….

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….…..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..……...ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………..……….………… 1

A. Latar Belakang…………..………………………………….……………. 1
B. Rumusan Masalah………………..………………….....………………… 2
C. Tujuan……………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….. 4

A. Dasar Teori…………………..………………..…………………..……… 4

B. Contoh Formulasi…………..………………………………………….….. 5

C. Alasan Pemilihan Bahan…...……………………………………….…….. 5

D. Deskripsi Bahan………...………………………………………………… 6

E. Pembahasan……………………………………………………………….. 7

BAB III PENUTUP…………………………………………………………..……..10

A. Kesimpulan………………………………………..……….…………..... 10

DAFTAR PUSTAKA………………………..…………………………..………..... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak,
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan (Depkes RI, 1979). Bentuk sediaan tablet terbukti sanagat
menguntungkan, karena masanya dapat dibuat secaraa masinel dan harganya
murah. Tablet takarannya tepat, dikemas secara baik, praktis dalam
penyimpanan dan pengangkutan serta stabilitas obatnya terjaga dalam
sediaannya dan mudah ditelan (Voight R, 1994). Selain keuntungan tablet
yang besar, terdapat juga keterbatasan sediaan tablet diantaranya, beberapa zat
aktif menahan atau menolak pengempaan menjadi kompak padat karena sifat
amorf yang kepadatannya rendah, zat aktif dengan pembahasan yang buruk,
sifat disolusi yang rendah, tingkat dosis yang besar, atau kombinasi sifat –
sifat tersebut mungkin sulit atau tidak mungkin diformulasi dan dibuat sebagai
sediaan tablet yang akan memberikan ketersediaan hayati yang memadai
(Siregar C.J.P., & Wikarsa S, 2010).
Secara umum pada sediaan-sediaan obat yang penggunaanya melalui
oral, bahan obatnya harus larut lebih dahulu dalam cairan pencernaan sebelum
diabsorpsi melalui dinding usus. Sehingga usaha mempertinggi laju disolusi
akan merupakan langkah yang menentukan terhadap kecepatan proses dan
dapat mempertinggi absorpsi bahan obat terutama untuk bahan-bahan yang
kelarutannya kecil (Giang T.P, 1987).
Salah satu obat yang mempunyai kelarutan yang kecil adalah
ibuprofen. Ibuprofen, α-methyl-4-[2-methylpropyl] benzene acetic acid,
merupakan obat antiinflamasi non steroid yang mempunyai efek analgetik,
antipiretik dan memiliki kelarutan praktis tidak larut dalam air, 0,049 mg/mL
(Bhattamishra. S.D & Padhy R.K, 2009).

4
Berdasarkan prinsip formulasi pembuatan, sediaan tablet dapat
digolongkan menjadi 3 yaitu, metode granulasi basah, granulasi kering dan
cetak langsung. Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif
dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung
karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik (Ansel H.C, 1989).
Komponen komponen dalam memformulasi tablet kempa terdiri atas
zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga
mengandung bahan pewarna, bahan pengaroma dan bahan pemanis (Syamsuni
H, 2006). Salah satu bahan pembantu yang perlu mendapat perhatian adalah
lubrikan, yang berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan
tablet dan juga untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan (Siregar
C.J.P & Wikarsa S, 2010).
Lubrikan yang baik harus mempunyai sifat pelumas, pelincir dan
antilekat. Salah satu bahan yang mempunyai sifat pelincir dan anti lekat yang
sering digunakan adalah talk. Bahan ini murah dan mudah didapat, tetapi sifat
pelumas dari talkum kurang bagus. Untuk itu perlu ditambah bahan yang
mempunyai sifat pelumas yang baik, sehingga bila keduanya digabungkan
akan saling melengkapi. Bahan yang dimaksud adalah garam-garam stearat
dan yang sering digunakan adalah magnesium stearat, tetapi magnesium
stearat mempunyai sifat hidrofob sehingga akan menghambat pelepasan bahan
berkhasiat (Giang T.P, 1987).
B. Rumusan Masalah
1. Apa kegunaan mg stearat dan talkum pada proses pembuatan tablet ?
2. Fungsi pelicin dalam pembuatan tablet ?
3. Contoh formulasi mg stearat dan talkum ?
C. Tujuan
1. Mengetahui kegunaan mg stearat dan talkum pada pembuatan tablet

5
2. Mengetahui fungsi pelicin pada pembuatan tablet
3. Mengetahui formulasi mg stearat dan talkum

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Teori
Bahan pelicin merupakan salah satu zat tambahan yang menentukan
sifat fisik tablet. Bahan pelicin berfungsi untuk memudahkan granul mengalir
melalui corong pengisi menuju ruang cetakan tablet dan memudahkan
pengeluaran tablet keluar dari ruang cetakan melalui pengurangan gesekan
antara dinding dalam lubang ruang cetakan dengan permukaan sisi tablet
(Voigt, 1994). Bahan pelicin talk mmiliki 3 keunggulan, antara lain dapat
berfungsi sebagai bahan pengaturan aliran, bahan pelicin dan bahan pemisah
hasil cetakan.
Bahan pelicin erat kaitannya dengan sifat alir atau fluiditas (flow
properties). Sifat alir dipengaruh oleh beberapa faktor antara lain ukuran
partikel, bentuk partikel, dan kerapatan jenis (Lachman dkk, 1986). Untuk
meningkatkan sifat alir atau fluiditas granul dan gaya kohesi, dibuat bahan
pelicin talk berupa granul untuk menimbulkan gaya kohesi antar partikel
sehingga bila dua zat dicampur tidak akan saling melekat. Dengan
demikianbila granul pelicin dicampur dengan granul zat aktif akan terbentuk
rongga atau ruang kosong diantara kedua granul tersebut sehingga gesekan
antar lebih kecildan granul dapat mengalir menujuruang cetakan tablet,
cetakan akan terisi seluruhnya dan tablet yang dihasilkan dapat kompak atau
padat tidak mudah rapuh.
Bahan pelicin memudahkan pengeluaran tablet keluar ruang cetak
melalui pengurangan gesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak
dengan permukaan sisi tablet. Bahan pelicin harus dapat mengurangi dan
mencegah gesekan stempel bawah pada lubang ruang cetak, sehingga stempel
bawah tidak macet (Voigt, 1984). Bahan pelicin yang umumnya digunakan
adalah zat-zat yang bersifat hidrofobik.

7
Bahan pelicin yang biasa digunakan adalah talk, mg stearat, kalsium
stearat, natrium stearat (lubricants); natrium benzoat, natrium klorida, PEG
4000 dan 6000 (glidants); colloidal silica, DL-Leucine (Sulaiman, 2007)
Dari uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh bentuk bahan pelicin granul talk terhadap sifat fisik
tablet ibuprofen meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan atau
waktu hancur.
B. Contoh Formulasi

Bahan ( mg ) FI F II F III
Ibu profen 40% 40% 40%
Mucilago amyili q.s q.s q.s
10%
Amylum solani 43% 44% 44%
Avicel PH 101 10% 10% 10%
Magnesium 2% 2% 1%
stearat
Talkum 2% 1% 2%

C. Alasan Pemilihan Bahan


Mg stearat dan talkum digunakan sebagai bahan pelicin pada
pembuatan tablet. Bahan pelicin berfungsi mengurangi gesekan pada selama
proses pengempaan tablet dan juga mencegah massa tablet melekat pada
cetakan. Pelicin yang baik harus mempunyai sifat pelumas, pelincir, dan
antilekat. Salah satu bahan yang mempunyai sifat pelincir dan antilekat yang
sering digunakan adalah talkum. Bahan ini murah dan mudah didapat, tetapi
sifat pelumas dari talkum kurang bagus. Untuk itu perlu ditambah bahan yang
mempunyai sifat pelumas yang baik, sehingga bila keduanya digabungkan
akan saling melengkapi. Bahan yang dimaksud adalah mg stearat tetapi, mg
stearat mempunyai sifat hidrofob sehingga akan menghambat pelepasan bahan
berkhasiat.

8
D. Deskripsi Bahan
1. Ibuprofen
Rumus Molekul : C13H18O2
Pemerian : serbuk hablur, putih hingga hamper putih, berbau khas lemah
Kelarutan : sangat mudah larut dalam etanol, methanol, aseton, dan
kloroform, sukar larut dalam etil asetat, praktis tidak larut dalam air
Stabilitas : larutan ibuprofen lisin dalam air untuk wadah injeksi disuhu
kamar yang stabil ketika terlindung dari cahaya
OTT : -
Kegunaan : zat aktif
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
2. Amylum Solani
Rumus Molekul : C6H10O5
Pemerian : serbuk halus, kadang berupa gumpalan kecil, putih tidak
berbau
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol
Stabilitas : disterilisasi dengan menggunakan gas etilen oksida dan
menggunakan radiasi
OTT : -
Kegunaan : sebagai zat penghancur
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
3. Avicel
Rumus molekul : C6H10O5
Pemerian : serbuk kristalin putih tidak berbau, tidak berasa tersusun atas
partikel berpori – pori
Kelarutan : sukar larut dalam larutan NaOH
Stabilitas : Stabil meskipun hidrokopis
OTT : -
Konsentrasi : untuk pengisi tablet 20-90% , penghancur 5-15%,
Kegunaan : sebagai bahan penghancur dan pengisi tablet

9
Penyimpanan : wadah tertutup baik
4. Magnesium Stearat
Rumus molekul : C16H70MgO4
Pemerian : serbuk halus licin, mudah melekat pada kulit, mempunyai
bautan rasa khas lemah
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air
Stabilitas : stabil dan disimpan di tempat kering
OTT : dengan asam kuat, garam – garam besi dan hindari pencampuran
dengan oksida terkuat
Konsentrasi : 0,25 – 5,0%
Kegunaan : lubrikan atau zat pelicin
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tempat sejuk
5. Talkum
Rumus molekul : Mg6(SiO5)(OH)4
Pemerian : serbuk hablur sangat halus putih atau putih keabuan,
mengkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, asam dan basa lemah dan pelarut
organic
OTT : dengan komponen ammonium kuarterner
Stabilitas : stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan 160 derajat
selama tidak kurang satu jam
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Konsentrasi : 1-10%
E. Pembahasan
Granul iburofen dibuat dengan metoda granulasi basah dengan cara
pertama-tama buat mucilago amyli 10 % sebagai pengikat dengan cara
timbang amylum solani 10 gram, encerkan dengan 10 mL air dingin lalu
ditambahkan air panas sampai volume 100 mL. Panaskan di atas penangas air
sampai terbentuk mucilago berwarna bening dan kental. Kemudian
campurkan ibuprofen, avicel PH 101, amylum solani ke dalam mortir dan

10
digerus sampai homogen. Kemudian tambahkan mucilago amyli sedikit demi
sedikit terbentuk masa yang basah dan dapat dikepal. Massa granul
dilewatkan pada ayakan mesh 40, granul dikeringkan pada suhu 60 ̊ C selama
4 jam. Granul kering diayak kembali dengan ayakan mesh 40/60.
Pembuatan tablet granul yang didapatkan kemudian dilakukan
penambahan magnesium stearat dan talkum sesuai formula yang telah
ditetapkan sebagai lubricant. Lalu granul tersebut dilakukan evaluasi antara
lain :
1. daya serap air dengan alat enslin
Granul yang telah tercampur dengan magnesium stearat dan talkum ditimbang
sebanyak 1 gram, diletakkan di atas corong Hirsch dan disebar merata.
Kemudian dicatat jumlah air (mL) yang diserap tiap selang waktu tertentu
dengan membaca skala pada alat. Amati sampai 60 menit. Kemudian dibuat
kurva hubungan antara jumlah air (mL) yang diserap terhadap waktu (menit)
2. Analisis Scanning Electron Microscopy / SEM
Sampel serbuk diletakkan pada sampel holder aluminium dan dilapisi dengan
emas dengan ketebalan beberapa nanometer. Sampel kemudian diamati
berbagai perbesaran alat SEM (Jeol, Japan). Voltase diatur pada 20 kV dan
arus 12 mA.
3. Pencetakan tablet
Selanjutnya dilakukan pencetakan tablet dengan bobot masing-masing tablet
500 mg yang dibuat menggunakan mesin pencetak tablet.
Dari data SEM dapat dilihat terjadinya perbedaan bentuk partikel pada
granul masing-masing formula dengan perbesaran 500x. Pada analisa SEM ini
digunakan wadah alumunium yang dilapisi cat logam, kemudian dibilas
dengan etanol dan dilapisi dengan lapisan tipis perekat. Lalu sampel ditabur
diatas wadah yang dilapisi selapis tipis logam mulia atau emas.
Pada pembuatan granul, menggunakan kombinasi magnesium stearat
dan talkum sebagai lubrikan pada masing-masing formula I, II, dan III
berturut-turut sebagai berikut: 2% : 2%, 2% : 1%, dan 1% : 2%. Dari

11
perbedaan kombinasi lubrikan magnesium stearat dan talkum ini
membandingkan formula manakah yang memiliki % kadar yang tinggi dan
yang berpengaruh terhadap profil disolusinya yang lebih besar.
Untuk evaluasi penetapan daya serap air dilakukan menggunakan alat
Enslin dengan skala 0,05 mL. Dari hasil evaluasi daya serap air pada menit ke
60 pada masing-masing formula adalah sebagai berikut: untuk formula I 1,05
mL, formula II 0,90 mL, dan formula III 1,15 mL.
Granulasi basah mempunyai keseragaman bobot yang lebih baik
karena pengaruh aliran masa cetak tablet granulasi basah yang berbentuk
granul lebih besar dan lebih homogen. Dengan menjadikan serbuk kedalam
bentuk granul, berarti memperkecil luas permukaan partikel serbuk. Selain itu
proses granulasi dapat menghasilkan granul dengan bentuk, ukuran, dan dan
bobot jenis yang hampir sama.

BAB III

PENUTUP

12
A. Kesimpulan
1. Kombinasi magnesium stearat dan talkum sebagai lubrikan dapat
mempengaruhi profil disolusi tablet ibuprofen.
2. Variasi bahan pelicin pada pembuatan tablet mempengaruhi sifat fisik
granul meliputi waktu alir, sudut diam dan penetapan. Sedangkan pada
sifat fisik tablet yang dipengaruhi kerapuhan dan uji waktu hancur serta
tidak mempengaruhi pada uji keseragaman bobot dan kekerasan.
3. Formulasi dengan bahan pelicin serbuk talk secara keseluruhan lebih baik
dari formula dengan bahan pelicin granul talk ditinjau dari sifat fisik tablet
yang dihasilkan yaitu meliputi keseragaman bobot, kekerasan,
kerapuhandan waktu hancur tablet.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia.

13
Voight, R. (1994). Buku pelajaran teknologi farmasi (Edisi 5). Penerjemah: S.
Noerono. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
iregar, C.J.P., & Wikarsa, S. (2010). Teknologi farmasi sediaan tablet: Dasar-
dasar praktis. Jakarta: EGC.
Giang, T.P. 1987. Pengaruh perbandingan talk dengan magnesium stearat
sebagai lubrikan terhadap profil disolusi medikamen dari tablet sulfasomidina
(Skripsi). Surabaya: Universitas Surabaya
Bhattamishra, S.D & Padhy, R.K. 2009. Estimation of ibuprofen
solubilization in cationic and anionic surfactant media: application of micelle
binding model. Indian J. Chem Tech. 16, 426-430.
Ansel, H.C. (1989). Pengantar bentuk sediaan farmasi (Edisi 4) penerjemah F.
Ibrahim. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Syamsuni, H. 2006. Farmasetika dasar dan hitungan farmasi. Jakarta: EGC
Sulaiman,T.N.S., 2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet. Yogyakarta:
UGM Press.

14

Anda mungkin juga menyukai