Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM FTS SOLID

MODUL I

TABLET KEMPA LANGSUNG

Penyusun :

Nama Anggota : 1. Nazilatul Mawaddah (C12020033)

2. Ndari Cahya Safitri (C12020034)

3. Vinna Fajar Mulyani H. (C12020049)

4. Endah Susiyatun (C12020056)

Kelompok/Gol : 5B/2B

Hari/Jam Praktikum : Jum’at, 20 Mei 2022 / 13.00-15.10

Dosen Pembimbing : Apt. Naelaz Zukhruf WK., M. Pharm. Sci

LABORATORIUM FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................ii
GAMBAR LAMPIRAN................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2
D. Manfaat..............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................3
A. Praformulasi......................................................................................................................3
1. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat.................................................................................3
2. Tinjauan Sifat Fisiko-Kimia Bahan Obat........................................................................4
3. Bentuk Sediaan, Dosis, dan Cara Pemberian...................................................................8
B. Formulasi...........................................................................................................................9
1. Permasalahan..................................................................................................................9
2. Pengatasan Masalah........................................................................................................9
3. Formula yang dibuat.....................................................................................................10
4. Perhitungan Formula.....................................................................................................10
C. Pelaksanaan.....................................................................................................................11
1. Cara Kerja.....................................................................................................................11
2. Desain Kemasan, Brosur, dan Etiket.............................................................................14
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................16
A. Hasil Praktikum..............................................................................................................16
B. Pembahasan.....................................................................................................................19
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................24
A. Kesimpulan......................................................................................................................24
B. Saran................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25
LAMPIRAN...................................................................................................................................26

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Klorfeniramin Maleat


Gambar 2. Struktur Natrium Alginate5
Gambar 3. Struktur Kimia Sodium Starch Glikolat
Gambar 4. Struktur Kimia Magnesium Strearat7
Gambar 5. Struktur Kimia Talk7
Gambar 6. Struktur Kimia Avicel PH 102
Gambar 7. Desain Kemasan
Gambar 8. Desain Brosur
Gambar 9. Desain Etiket

ii
GAMBAR LAMPIRAN

Lembar ACC Evaluasi Granul Tablet Kempa Langsung26


Lembar ACC Evaluasi Tablet Kempa Langsung7
Uji Waktu Alir7
Uji Sudut Diam27
Uji Pengetapan7
Pencetakan Tablet28
Uji Keseragaman Bobot8
Uji Ketebalan Tablet28
Uji Kekerasan Tablet28
Uji Kerapuhan Tablet8
Uji Waktu Hancur28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut undang-undang yang dimaksud dengan obat adalah suatu bahan atau
campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan dosis,
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit, luka atau
kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperindah
tubuh atau bagian tubuh manusia. Sediaan obat dibuat dan disimpan sedemikian rupa
dengan memperhatikan sifat bahan obat yang digunakan,sehingga efektivitas optimal
dan sifat tidak merusak. Konsentrasi antara bahan tambahan dan zat aktif harus
homogen (Voigt, 1994).
Tablet merupakan sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung
satu atau lebih jenis bahan tambahan. Beberapa keuntungan sediaan tablet yaitu
sediaan lebih kompak, biaya pembuatan relatif murah, dosis tepat, mudah
pengemasannya, praktis jika dibandingkan sediaan lain (Lachman, et al., 1994).
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja (Ditjen POM, 1995). Tablet dicetak dari serbuk kristal,
kering, atau granulat, umumnya dengan penambahan bahan tambahan, pada mesin
yang sesuai, dengan menggunakan tekanan tinggi.
Pada praktikum kali ini akan membuat tablet CTM yang digunakan sebagai
antihistamin. Antihistamin adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1
reseptor histamin sehingga berguna dalam menekan alergi yang disebabkan
timbulnya simpton karena histamin (Ansel, 1989). Interkasi yang terjadi antihistamin
akan menekan sistem syaraf pusat. CTM akan mengurangi sejumlah fungsi tubuh
seperti kewaspadaaan, depresi berlebih dan hilangnya fungsi tubuh dapat terjadi jika
penggunaannya bebarengan dengan sistem syaraf pusat lainnya (Harkness, 1989).
Pembuatan tablet yang paling menguntungkan adalah dengan metode kempa
langsung karena waktu pembuatan yang singkat, peralatan sederhana, energi yang
digunakan sangat sesuai untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan kelembaban
tinggi sehingga dapat menghindari zat aktif dari tumbukanmekanik yang berlebih
jika digunakan metode granulasi kering (Voight, 1994).

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembuatan formula tablet CTM?
2. Bagaimana evaluasi granul CTM?
3. Bagaimana evaluasi tablet CTM?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan formula tablet CTM.
2. Untuk mengetahui evaluasi granul tablet CTM.
3. Untuk mengetahui evaluasi tablet CTM.
D. Manfaat
Hasil praktikum di harapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan sebagai
informasi tentang pembuatan tablet CTM dengan metode kempa langsung dengan
menggunakan avicel pH 102 dngan kadar ad 150 mg, Talk 5% dan Mg stearat 0,66%
dan Amilum Jagung 15 %.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Praformulasi
1. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
a. Farmakokinetik
Chlorpeniramine maleat diabsorpsi baik melalui pemakaian oral,
walaupun obat ini mengalami metabolisme substansial pada mukosa
gastrointestinal sebelum diabsorpsi dan mengalami reaksi first pass
metabolisme di hati. Data menunjukkan sebesar 25- 45% dan 35 60% dosis
tunggal peroral Chlorpeniramine maleat tablet dan sediaan cair berturut-turut
melewati sirkulasi sistemik sebagai obat tak berubah (parent drug).
Bioavaibilitas sediaan lepas lambat dari obat ini dikurangi dengan
membandingkan bioavaibilitas pada sediaan tablet dan cair Chlorpeniramine
maleat (Mc Evoy. 2002). Chlorpeniramine maleat diabsorpsi relatif lambat
dari saluaran pencernaan, konsentrasi puncak plasma diketahui sekitar 2,5
sampai 6 jam setelah dosis per oral (Sweetman, 2002).
Pada orang dewasa dengan fungsi ginjal dan hati yang normal, waktu
paruh eliminasi chlorpeniramine maleat yaitu 12-43 jam, pada anak-anak
dengan fungsi hati dan ginjal yang normal, waktu paruh eliminasinya antara
9,613,1 jam. Pada pasien dengan kerusakan ginjal kronis dengan
hemodialisis, waktu paruh chlorpeniramine maleat antara 280-330 jam
(McEvoy, 2002).
Chlorpeniramine maleat terdistribusi pada saliva dan sejumlah kecil obat
maupun metabolitnya terdistribusi ke empedu. Secaru invitro,
chlorpeniramine maleat kira-kira terikat pada protein plasma sebesar 69-72%
(McEvoy, 2002).
Chlorpeniramine dan metabolit- metabolitnya diekskresi secara lengkap
melalui urin. Ekskresi melalui urin dari chlorpeniramine dan metabolit-
metabolitnya yang merupakan hasil dari N-dealkilasi bervariasi terhadap pH
urin dan aliran urin. Penelitian menunjukkan pada orang sehat dengan fungsi
ginjal dan hati yang normal menunjukkan 20% dari dosis tunggal peroral
diekskresikan melalui urin dalam bentuk tak berubah, 20% sebagai

3
monodesmetilchlorpeniramine, dan didesmetilchlorpeniramin (McEvoy,
2002).
b. Indikasi
Diindikasikan untuk gangguan alergi (antialergi) pada kulit termasuk
urtikaria, pruritus, gigitan serangga, beberapa alergi obat dan alergi akibat
kontak tanaman. Hal ini juga efektif dalam mengurangi gejala musiman,
batuk dan flu, migain, mabuk (motion sickness), mual/muntah, dan perennial
rhinitis alergi seperti bersin, gatal hidung dan konjungtivitis
c. Kontraindikasi
1) Pada pasien dengan hipersensitif terhadap antihistamin.
2) Pada pasien dengan glaukoma sudut sempit.
3) Pada pasien dengan riwayat asma.
4) Pada pasien dengan terapi obat golongan MAOIS.
5) Pada neonatal dan ibu menyusui (McEvoy, 2002)
d. Efek Samping
Pada sistem pencernaan dapat menyebabkan mual, muntah, diare,
anoreksia. Pada sistem pernapasan, obat ini dapat menekan sistem pernapasan
dan mengentalkan sekresi bronkial.. Pada saluran kencing, menimbulkan
penurunan sekresi urin. Pada ginjal dapat menyebabkan poliuria dan pada
sistem sirkulasi sitemik dapat mengakibatkan bradikardia (Katzung, 2001).
Menyebabkan sedatif ringan yang disebabkan oleh depresi SSP dan daya anti
kolinergis (Tjay dan Rahardja, 2007).
2. Tinjauan Sifat Fisiko-Kimia Bahan Obat
a. Klorfeniramin maleat

Organoleptis Serbuk hablur putih dan tidak berbau


Struktur kimia

4
Gambar 1. Struktur Klorfeniramin Maleat
Ukuran partikel, Berat molekul : 390,87 gram
bentuk, ataupun luas
permukaan
Kelarutan Larut dalam air, etanol dan kloroform, sukar larut
dalam eter dan benzene
Stabilitas Tidak stabil terhadap cahaya, stabil pada suhu
umumnya pada penyimpanan kurang dari
40℃, lebih baik lagi pada suhu 15-30℃,
stabil apabiladidapar pada pH 2,4,6 dan 8.
Titik lebur 130-135℃
Higroskopis -
Inkompatibilitas Dengan CaCl2 atau phenobarbital natrium

b. Natrium alginate (mg)

Organoleptis bubuk putih berwarna coklat kekuningan pucat,


tidak berbau dan hambar
Struktur kimia

Gambar 2. Struktur Natrium Alginate


Ukuran partikel, Bobot molekul : 216.121
bentuk, ataupun luas
permukaan
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol (85%), eter,
kloroform, dan etanol/campuran air dimana
kandungan etanol lebih besar dari 30%. Juga,
praktis tidak larut dalam pelarut organic lainnya
dan larutan asam berair dimana pH kurang dari 3.
Perlahan larut dalam air, membentuk larutan
koloid yang kental
Stabilitas Higroskopis, meskipun stabil jika disimpan pada
5
kelembaban relative rendah dan suhu dingin.
Larutan berair natrium alginate palinf stabil pada
pH 4-10. Di bawah pH 3, asam aglinat
diendapkan
Tittik lebur -
Higroskopis -
Inkompatibilitas -

c. Sodium starch glikolat

Organoleptis Berwarna putih sampai putih kelabu


Struktur kimia

Gambar 3. Struktur Kimia Sodium Starch


Glikolat
Ukuran partikel, -
bentuk, ataupun luas
permukaan
Kelarutan Mudah larut dalam etanol (95%), praktis ridak
larut dalam air
Stabilitas Stabil meski sangat higroskopis
Tittik lebur Tidak leleh, tetapi menjadi arang sekitar suhu
200℃
Higroskopis Sangat higroskopis
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan sam askorbat

d. Magnesium stearate 1%

Organoleptis Berupa serbuk halus, putih dan boluminous, bau


lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari
butiran

6
Struktur kimia

Gambar 4. Struktur Kimia Magnesium Strearat


Ukuran partikel, -
bentuk, ataupun luas
permukaan
Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol 95% dan
dalam eter, sangat mudah larut dalam benzene
panas dan etanol 95% panas
Stabilitas Stabil jika penyimpanan benar
Tittik lebur 88,5℃
Higroskopis -
Inkompatibilitas Tidak kompatibel dengan asam kuat, garam alkali
dan garam besi. Hindari pencampuran dengan
bahan pengoksidadi kuat. Magnesium stearate
tidak dapat digunakan pada produk yang
mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan
kebanyakan garam alkaloid

e. Talk 1%

Organoleptis Serbuk hablur, sangat halus, mudah melekat pada


kulit, bebas dari butiran,
Struktur kimia

Gambar 5. Struktur Kimia Talk


Ukuran partikel, -
bentuk, ataupun luas
permukaan

7
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, etanol, dan dietil eter
Stabilitas Stabil dengan pemanasan pada 160℃ selama
tidak kurang dari 1 jam
Titik lebur 900-1000℃
Higroskopis -
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan senyawa kuartener

f. Avicel PH 102

Organoleptis Berwarna putih, tidak berasa, tidak berbau, serbuk


kristal dengan partikel berpori
Struktur kimia

Gambar 6. Struktur Kimia Avicel PH 102


Ukuran partikel, Luas permukaan avicel PH 102 yaitu sekitar 1,21-
bentuk, ataupun luas 1,30 m2/g
permukaan
Kelarutan Kelarutan avicel PH 102 yaitu praktis tidak larut
dalam air, larutan asam dan sebagian besar pelarut
organic
Stabilitas Stabilitas dari avicel PH 102 yaitu material yang
higroskopis yang stabil. Dan disimpan diwadah
tertutup
Tittik lebur 141-143℃
Higroskopis -
Inkompatibilitas Inkompatibilitas dari avicel PH 102 yaitu
inkompatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat
3. Bentuk Sediaan, Dosis, dan Cara Pemberian
Bentuk sediaan : Tablet
Dosis : 3 kali sehari sesudah makan
Pemberian : Oral
8
B. Formulasi
1. Permasalahan
Permasalahan selama proses pencetakan tablet (Gloria dkk, 2018) :
a. Capping dan Laminasi
Capping adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas atau
bawah tablet dari badan tablet. Dalam hal ini tablet lepas.
Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih. Dalam
hal ini tablet belah.
b. Binding (Pelekatan)
Binding adalah kondisi dimana proses pengeluaran tablet ke luar dari
lubang kempa mengalami kesulitan.
c. Sticking
Sticking adalah kondisi dimana permukaan tablet tumpul, tergores, atau
berbintik, dikarenakan adanya proses pengeringan yang tidak memadai atau
granulasi yang dilubrikasi sehingga permukaan tablet melekat pada
permukaan punch.
d. Picking
Picking adalah suatu bentuk dari sticking ketika bagian kecil granul
melekat pada permukaan punch dan bertambah setiap putaran mesin tablet.
Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya lubang pada permukaan tablet.
e. Cracking
Cracking adalah kondisi atau keadaan dimana tablet pecah. Pecahnya
tablet ini lebih sering terjadi di bagian atas-tengah.
2. Pengatasan Masalah
Langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan pada tablet (Gloria dkk,
2018) :
a. Mengatasi masalah capping dan laminasi tersebut, yaitu:
1) Menyemprot granul dengan air atau campuran air-gliserin (bila granul
tidak cukup lembab).
2) Meningkatkan jumlah pengikat atau melakukan regranulasi dengan
pengikat yang lebih sesuai.
3) Menambahkan pengikat kering, misalnya amilum terpragelatinasi, gom
arab, serbuk sorbitol, PVP, silika hidrofilik atau serbuk gula
9
b. Mengatasi masalah binding dapat dilakukan dengan cara berikut:
1) Meningkatkan lubrikasi dan menggunakan lubrikan yang lebih efisien
dan tepat.
2) Mengurangi ukuran granul.
3) Meningkatkan kandungan lembab dari granul.
4) Mengempa pada suhu dan atau kelembaban yang lebih rendah.
c. Mengatasi masalah picking dan sticking yaitu :
1) Menurunkan ukuran granul
2) Mengganti/mengurangi lubrikan
3) Tambahkan adsorben (silika, avicel)
d. Mengatasi masalah cracking, yaitu dengan :
1) Memoles punch dan die
2) Memperkecil ukuran granul
3) Menambahkan pengikat kering
3. Formula yang dibuat
No. Nama Bahan Jumlah (gram) Fungsi
1. Klorfeniramin maleat 0,04 Zat aktif
2. Natrium alginate 2 pengikat
3. Sodium starch glikolat 4 penghancur
4. Mg stearate 1% 4 lubrikal
5. Talk 1% 2 Glidan
6. Avicel PH 102 130,42

4. Perhitungan Formula
a. Klorfeniramin maleat :4g
b. Natrium alginate : 2 mg
c. Sodium starch glikolat : 4 mg
d. Mg stearate 1% : 4 mg
e. Talk 1% : 2 mg
f. Avicel PH 102 : 130,42 mg
Formula diatas akan dibuat 300 tablet, sehingga hasil
perhitungannya :
a. Klorfeniramin maleat : 4 gram x 300 = 1200 gram
b. Natrium alginate : 2 mg x 300 = 600 mg = 0,6 gram
10
c. Sodium starch glikolat : 4 mg x 300 = 1200 mg = 1,2 gram
d. Mg stearate 1% : 4 mg x 300 = 1200 mg = 1,2 gram
e. Talk 1% : 2 mg x 300 = 600 mg = 0,6 gram
f. Avicel PH 102 : 130,42 mg x 300 = 39,126mg = 0,39126 gram
C. Pelaksanaan
1. Cara Kerja
a. Formulasi

Menimbang semua bahan yang digunakan untuk membuat formula tablet

Dimasukkan ctm ke dalam lumping kemudian ditambahkan dengan


natrium alginat, sodium starch glikolat selanjutnya tambahkan
magnesium stearat dan masukkan sedikit demi sedikit avicel PH 102
sambil digerus dan dicampur sampai homogen

Tambahkan talk sambil terus digerus sampai semua semua komponen


homogen

Dilakukan uji preformulasi granul. Setelah dilakukan uji preformulasi


granul

Kemudian granul di masukkan ke dalam corong (hopper) di ruangan


cetakan dan di kempa dengan mesin single punch tablet menjadi tablet
dengan diameter 7 mm

Lakukan evaluasi sediaan tablet

b. Evaluasi sediaan Garnul


1) Uji waktu alir

Sebanyak 25 g granul dimasukkan ke dalam corong yang sebelumnya


sudah ditutup bagian bawahnya

Tutup bagian bawah corong ditarik sambal menghidupkan stop watch

11
Waktu yang diperlukan untuk semua granul mengalir ke bawah dicatat
d.Hitung kecepatan alir granul dalam gram per detik

2) Uji sudut diam

Granul seberat 50 gram dimasukkan secara perlahan ke dalam alat,


lubang bagian bawah tertutup.

Penutup lubanng bagian bawah dibuka maka granul akan mengalir ke


bawah.

Tinggi kerucut yang terbentuk diukur

Untuk masing-masinng ukuran granul dilakukan pengukuran sebanyak


3 kali. Sudut diam granul dapat dihitung dengan rumus persamaan:
2h
Tg α =
d
Keterangan :
𝛼 = sudut diam
h = tinggi kerucut
d = diameter kerucut

3) Uji pengetapan

Sejumlah granul dimasukkan ke dalam gelas ukur yang dimiringkan


kemudian ditegakkan. Ditambahkan lagi granul sampai volum 100 ml.
Ini dicatat sebagai Vo

Gelas ukur dipasangkan pada alatnya dan kemudianrotor dinyalakan

Dicatat perubahan volumnya pada menit-menit tertentu yaitu:5, 10, 25,


50 dan 100 menit, ini dicatat sebagai V(. Apabila belum diperoleh
volum konstan maka dilanjutkan sampai diperoleh volum konstan. Ini
dicatat sebagai V1.

12
Dihitung nilai T%

Dicatat berat granul yang digunakan. Indeks pengetapan dapat


dihitung dengan rumus :
V 0 −V 1
T %= ×100 %
V0
1) Dihitung nilai T%
2) Dibuat kurva hubungan log Vo/Vt vs t

c. Evaluasi sediaan tablet


1) Keseragaman bobot
Ditimbang 20 tablet kemudian tablet tersebut ditimbang satu persatu
dihitung bobot rata-rata dan penyimpangannya

2) Ketebalan tablet
Diuji 5 tablet, masing-masing tablet diukur ketebalannya menggunakan
jangka sorong. Dicatat tebal masing-masing tablet.

3) Kekerasan tablet
Satu tablet diletakkan di tengah dan tegak lurus pada hardness tester,mula-
mula skala pada posisi nol, kemudian dengan alat diputar pelan-pelan
sampai tablet pecan. Dibaca skala yang dicapai pada saat tablet tepat

4) Kerapuhan tablet
Dua puluh tablet dibebas debukan ditimbang, dimasukkan ke dalam
friabilator diputar delama 4 menit dengan kecepatan 25 putaran per menit.
Tablet dibersihkan dari fines yang menempel dan ditimbang kembali.
Presentase kehilangan bobotnya dihitung dengan ramus persamaan :
W 0−W 1
% Kerapuhan= ×100 %
W0
Keterangan :
Wo = Berat tablet sebelum pengujian
Wt = Berat tablet setelah pengujian
5) Waktu hancur tablet
Dimasukkan 5 tablet ke dalam tabung berbentuk keranjang, kemudian
diturun-naikkan tabung secara teratur 30 kali setiap menit dalam medium
air dengan suhu 36° C - 38° C. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada
bagian tablet yang tertinggal di atas kasa. Dicatat lama waktu hancur tablet

13
2. Desain Kemasan, Brosur, dan Etiket
a. Desain Kemasan

Gambar 7. Desain Kemasan tablet


b. Desain Brosur

KLORAMFENIRAMIN MALEAT
Tablet

KOMPOSISI
Tiap tablet mengandung :
Kloramfeniramin Maleat……… 0,04 gram
Natrium Alginate…... ………… 2 gram
Sodium Starch Glikolat..……… 4 gram
Mg strearat …………………… 4 gram
Talk …………………………… 2 gram
Avicel PH 102…………………. 130,42 gram
INDIKASI
Obat ini digunakan untuk mengatasi gejala alergi, seperti gatal-
gatal, urtikaria, dermatis.
KONTRAINDIKASI
Anak usia <2 tahun, neonates (bayi baru lahir), bayi premature,
penderita serangan asma akut.
EFEK SAMPING
Mengatuk, pusing, sembelit, gangguan kecemasan, mual,
penglihatan kabur, gelisaj, penurunan koordinasi, mulut kering, sulit
buang air kecil, iritabilitas,
14 masalah konsentrasi.
ATURAN PAKAI
Dewasa : 1 tablet, diminum 3-4 kali per hari
Anak : 0,5 tablet, diminum 3-4 kali per hari
PENYIMPANAN
Gambar 8. Desain Brosur
c. Desain Etiket
APOTEK UNIMUGO
Jl. Yos Sudarso No. 461 Gombong, Kebumen
Apoteker : Budi, S.Farm, Apt.
SIPA : 120/PER/XII/2022
No. :1 Tgl : 20 Mei 2022
ED :

Nn. Dita (15 tahun)


3 X 1 sehari sesudah makan

Semoga Lekas Sembuh

Gambar 9. Desain Etiket

15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
1. Evaluasi Granul
a. Waktu Alir
Replikasi ke- Waktu
1 11,42 s
2 12,32 s
3 10,50 s
Rata-rata 11,38 s

b. Sudut Diam
Replikasi ke- t (cm) d (cm)
1 2 cm 7 cm
2 2,3 cm 5,5 cm
3 1,9 cm 6 cm
Rata-rata - 6,16 cm

Perhitungan :

1) Replikasi 1 2) Replikasi 2
2h 2(2 cm) 2h 2(2 ,3 cm)
Tan α = = Tan α = =
d 7 cm d 5 , 5 cm
4 4 ,6
= =
7 5,5
= 0,57 = 0,83
= 29,68⁰ = 39,69⁰

3) Replikasi 3 Rata-rata sudut diam


2h 2(1 , 9 cm) 29 ,68⁰ +39 , 69⁰ +32 ,21⁰
Tan α = = =
d 6 cm 3
3 ,8 101, 58 ⁰
= =
6 3
= 0,63 = 33,86⁰
= 32,21⁰

c. Pengetapan
Diketahui = V0 = 80 ml
= V1 = 70 ml
Ditanya = T% = …
16
Jawab =
V 0−V 1
T% = x 100%
V0
80 ml−70 ml
= x 100%
80 ml
10 ml
= x 100%
80 ml
= 12,5%
2. Evaluasi Tablet
a. Keseragaman Bobot
Berat masing-masing bobot 20 tablet :
Tablet ke- Bobot tablet (gram) % Penyimpangan
1 0,4953 3,749%
2 0,4628 3,058%
3 0,4832 1,215%
4 0,4502 5,697%
5 0,4778 0,084%
6 0,4936 3,393%
7 0,4834 1,257%
8 0,4633 2,953%
9 0,4844 1,466%
10 0,4322 9,468%
11 0,4601 3,623%
12 0,4350 9,747%
13 0,5000 4,733%
14 0,5054 5,865%
15 0,4816 0,879%
16 0,5061 6,012%
17 0,5203 8,245%
18 0,5651 18,370%
19 0,4166 12,735%
20 0,4314 9,635%
Jumlah 9,5478

Perhitungan :
9,5478 gram
Rata-rata bobot = = 0,4774 gram
3
Penyimpangan Tablet =
( bobot rata−rata )−(bobot masing−masing tablet )
x 100 %
(bobot rata−rata)
0,4774 gram−0,4953 gram
1) % penyimpangann = x 100% = 3,749%
0,4774 gram

17
0,4774 gram−0,4628 gram
2) % penyimpangann = x 100% = 3,058%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4832 gram
3) % penyimpangann = x 100% = 1,215%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4502 gram
4) % penyimpangann = x 100% = 5,697%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4778 gram
5) % penyimpangann = x 100% = 0,084%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4936 gram
6) % penyimpangann = x 100% = 3,393%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4834 gram
7) % penyimpangann = x 100% = 1,257%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4633 gram
8) % penyimpangann = x 100% = 2,953%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4844 gram
9) % penyimpangann = x 100% = 1,466%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4322 gram
10) % penyimpangann = x 100% = 9,468%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4601 gram
11) % penyimpangann = x 100% = 3,623%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4350 gram
12) % penyimpangann = x 100% = 9,747%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,5000 gram
13) % penyimpangann = x 100% = 4,733%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,5061 gram
14) % penyimpangann = x 100% = 5,865%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4816 gram
15) % penyimpangann = x 100% = 0,879%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,5061 gram
16) % penyimpangann = x 100% = 6,012%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,5203 gram
17) % penyimpangann = x 100% = 8,245%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,5651 gram
18) % penyimpangann = x 100% = 18,370%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4166 gram
19) % penyimpangann = x 100% = 12,735%
0,4774 gram
0,4774 gram−0,4314 gram
20) % penyimpangann = x 100% = 9,635%
0,4774 gram
b. Ketebalan Tablet
18
Tablet ke- Ketebalan (mm)
1 4,7
2 4,7
3 4,7
4 4,5
5 4,5
Jumlah 23,1

23 ,1 mm
Rata-rata ketebalan tablet = = 5,62 mm
5
c. Kekerasan Tablet
Tablet ke- Kekerasan (kg)
1 1,3
2 1,4
3 0,8
4 4,5
Jumlah 8

8 kg
Rata-rata kekerasan tablet = = 2 kg
4
d. Kerapuhan Tablet
Diketahui = W0 = 9,26 gram
= Wt = 1,14 gram
Ditanya = % kerapuhan
Jawab =
W 0−Wt
% kerapuhan = x 100 %
W0
9 , 26 gram−1, 14 gram
= x 100 %
9 ,26 gram
= 87,68%
e. Waktu Hancur Tablet
Waktu Hancur
Tablet ke-
(s atau detik)
1 18,25
2 22,30
3 24,27
4 26,23
5 34,22
6 36,20
Jumlah 161,47

19
161, 46 s
Rata-rata waktu hancur tablet = = 26,911 detik
6
B. Pembahasan
Tablet (bahasa Yunani: tabula berarti 'meja') adalah campuran zat aktif dan zat
pengikat, biasanya dalam bentuk bubuk, yang dibentuk menjadi padatan. Obat-
obatan yang diberikan secara oral, sangat lazim tersedia dalam bentuk tablet;
penggunaan kata tablet sendiri secara umum merujuk pada tablet obat. Tablet obat
juga sering disebut pil. Produk lain yang juga diproduksi dalam bentuk tablet yang
akan larut antara lain adalah produk-produk pembersih dan penghilang bau.
Metode kempa langsung merupakan suatu proses pembuatan tablet dengan
mengempa langsung zat aktif dan zat tambahan dan sebelumnya tidak terdapat proses
kecuali penimbangan dan pencampuran (Sulaiman, 2007).
Keuntungan metode kempa langsung yaitu :
1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
2. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka
waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan
mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
Pada praktikum kali ini pembuatan tablet kempa langsung dengan bahan aktif
CTM yang berfungsi sebagai bahan aktif, amylum jagung sebagai penghancur, Mg
stearats sebagai lubrikan, talk sebagai glidan, kemudia avicel pH 102 sebagai
pengikat. Kempa langsung merupakan suatu metode pembuatan tablet dengan
mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan
awal terlebih dahulu. Metode ini digunakan untuk bahan yeng memiliki sifat mudah
mengalir sebagimana juga sifat sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung
dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering.
Tahapan pembuatan dilakukan dengan cara menimbang semua bahan, kemudian
dimasukkan ctm ke dalam mortar dan steamper kemudian ditambahkan dengan
amilum manihot selanjutnya tambahkan magnesium stearat dan masukkan sedikit
demi sedikit avicel sambil digerus dan dicampur sampai homogeny, kemudian
tambahkan talk sambil terus digerus sampai semua semua komponen homogeny.
Kemudian dilakukan uji preformulasi granul. Setelah dilakukan uji preformulasi
granul, kemudian granul di masukkan ke dalam mesin tablet single punch di ruangan
cetakan dan di kempa kemudian lakukan evaluasi sediaan tablet.

20
1. Evaluasi Granul
a. Waktu alir
Waktu alir merupakan waktu yang dibutuhkan sejumlah serbuk untuk
mengalir. Mudah tidaknya mengalir dipengaruhi oleh bentuk partikel, sifat
permukaan, ukuran partikel, penambahan bahan pelicin dan kelembaban
granul. Jika granul memiliki waktu alir baik maka pengisian pada ruang
kempa akan konstan, sehingga sediaan yang dihasilkan mempunyai bobot
yang seragam (Parrott, 1971).
Uji waktu alir dilakukan dengan dengan cara, 100 gram granul
dimasukan kedalam corong yang sebelumnya sudah ditutup bagian
bawahnya, lalu ditarik sambil menghidupkan stopwatch. Catat waktu alir
yang diperlukan semua granul untuk mengalir kebawah. Hitung keceatan
alir granul dalam gram/detik.
Uji waktu alir granul menunjukan ≥10 detik dengan rata-rata kecepatan
alir 11,38 s Bila dibandingkan dengan syarat yang ditentukan yaitu waktu
alir ≤10 gram/detik, maka granul sesuai persyaratan.
b. Sudut diam
Sudut diam adalah salah satu parameter lain dari sifat alir, sudut diam
juga dapat dipakai sebagai pembanding uji sifat fisik campuran granul atau
serbuk, dengan cara menghitung kotangen dari tinggi kerucut yang dibentuk
serbuk atau granul maka akan didapat besar sudut yang membentuknya.
Dalam praktikum kali ini dilakukan 3 kali replikasi. Replikasi pertama
dihasilkan tinggi 2 cm dengan diameter 7 cm. Replikasi kedua dihasilkan
tinggi 2,3 cm dengan diameter 5,5 cm. Replikasi ketiga dihasilkan tinggi 1,9
dengan diameter 6 cm. Dalam ketiga replikasi tersebut didapatkan rata-rata
diameter 6,16 cm. Kemudian, dilakukan perhitungan dengan rumus Tan α =
2h
. Pada perhitungan pertama didapatkan hasil 29,68˚. Pada perhitungan
d
kedua dihasilkan 39,69˚. Dan perhitungan yang terakhir didapatkan hasil
32,21˚. Dalam ketiga perhtungan tersebut didapatkan rata-rata susut diam
33,86˚.
c. Pengetapan

21
Pengetapan adalah kemampuan serbuk untuk tetap kompak dengan
adanya tekanan, Rasio Housner dapat dihubungkan dengan kerapatan, Rasio
Housner adalah kerapatan serbuk (porositas) dinyatakan dalam persen yaitu
perbandingan antar volume dengan volume total suatu serbuk. Indeks
pengetapan dapat dihitung.
Uji pengetapan menunjukan rata-rata 12,5%. Apabila dibandingkan
dengan syarat yang ditentukan yaitu indeks pengetapan ≤20%. Berarti
indeks pengetapan granul tidak sesuai dengan yang disyaratkan (Desai,
2001).
2. Evaluasi Tablet
a. Keseragaman tablet
Evaluasi tablet meliputi uji keseragaman bobot, uji ketebalan tablet, uji
kekerasan tablet, dan uji waktu hancur. Pada praktikum kali ini uji
keseragaman dilakukan dengan menggunakan 20 tablet, masing-masing
ditimbang kemudian bobot pertablet dicatat. Dalam praktikum kali ini
didapatkan hasil jumlah bobot tablet adalah 9,5478 gram, dengan rata-rata
bobot yaitu 0,4774 gram. Setelah didapatkan hasil bobot pertablet dan rata-
rata bobot, melakukan perhitungan % penyimpangan dengan rumus :
% Penyimpangan =
( bobot rata−rata )−( bobot masing−masing tablet )
x 100 %
( bobot rata−rata )
Kemudian, setiap hasil perhitungan % penyimpangan pertablet dicatat.
b. Ketebalan tablet
Ketebalan tablet dapat diukur memakai jangka sorong yang
melengkung. Ketebalan harus terkontrol agar dapat diterima oleh konsumen
dan memudahkan dalam pengemasan (Lachman, dkk, 1994).
Pada uji ketebalan tablet dilakukan dengan cara 5 tablet masing -
masing diukur ketebalannya dengan jangka sorong, kemudian dicatat
hasilnya kemudian didapatkan rata – rata tablet adalah 5, 62 mm.
Pada farmakope disebutkan bahwa kecuali dinyatakan lain, diameter
1
tablet tidak lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak kurang dari 1 Dari data
3
yang didapatkan tablet yang dicetak memenuhi persyaratan ketebalan tablet.
c. Kekerasan tablet
22
Uji kekerasan dilakukan untuk melihat seberapa kuat tablet sehingga
mempengaruhi pengemasan dan penyimpanan. Tablet harus mempunyai
kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai
goncangan mekanik pada saat pembuatan. Uji kekerasan dilakukan dengan
cara 4 tablet diletakan ditengah dan tegak lurus pada alat Hardness Tester,
skala pada posisi 0, alat diputar pelan sampai tablet pecah, kemudia skala
dibaca saat tablet pecah atau hancur.
Dari hasil yang didapatkan kekerasan tablet yang didapatkan sangat
rendah menyebabkan tablet pecah pada tekanan berkisar 0,8 sampai 4,5
dengan nilai rata – rata 2kg.
Menurut literature disebutkan bahwa pada umumnya tablet dikatakan
baik apabila mempunyai kekerasan antara 4 – 8 kg. Dari data yang
didapatkan tablet yang dicetak tidak memenuhi persyaratan kekerasan
tablet.
d. Kerapuhan tablet
Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet
selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses
pengukuran kerapuhan, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit
dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Dalam praktikum yang
dilakukan dihasilkan % kerapuhan 87,68% dengan rumus % kerapuhan =
W 0−Wt
x 100 %.
W0
e. Uji waktu hancur
Merupakan salah satu uji fisik sediaan tablet. Evaluasi ini bertujuan
untuk menjamin bahwa tablet akan hancur pada cairan tubuh, sehingga akan
tersedia dalam bentuk molekulernya. Obat yang tersedia dalam bentuk
molekuler yang akan diabsorbsi oleh tubuh. Dalam praktikum ini dilakukan
dengan menggunakan 6 tablet didapatkan hasil rata-rata waktu hancur tablet
26,911 detik

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metode yang digunakan adalah metode kempa langsung karena CTM memiliki
sifat dan kompresibilitas yang baik
2. Uji granul yang dilakukan meliputi uji waktu alir, sudut diam, dan pengetapan
3. Hasil dari uji granul yang memnuhi persyaratan adalah uji waktu alir dan sudut
diam yang tidak memenuhi persyaratan adalah pengetapan
4. Uji evaluasi tablet yang dilakukan meliputi uji keseragaman bobot, ketebalan
tablet, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, dan waktu hancur
5. Hasil dari uji evaluasi tablet yang memenuhi persyaratan adalah ketebalan dan
waktu hancur, sedangkan yang tidak memenuhi adalah kerapuhan dan
kekerasan.
B. Saran
Pada evaluasi pembuatan tablet Clorfeniramin Maleat dengan metode kempa
langsung formulasi tidak cocok, karena tidak memenuhi persyaratan standar tablet
yang baik. Perlu dilakukan evaluasi kembali untuk mengetahui formulasi yang cocok
untuk pembuatan tablet kempa langsung.

24
DAFTAR PUSTAKA

Gloria Murtini, Yetri Elisa, (2018), Buku “TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID” Bahan Ajar
Farmasi.

Katzung, G.B. (1997). Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi VI., Terjemahan Staf Dosen
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, EGC, Jakarta.
McEvoy, K. (2002). AHFS Drug Information, American Society of Health-System
Pharmacists. Wisconsin.
Sweetman SC. (2002). The Complete Drug Reference. Pharmaceutical Press: London
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. (2007). Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271. PT. Elex Media Komputindo:
Jakarta

25
LAMPIRAN

A. Lembar Kerja
1. Granul

Lembar ACC
Evaluasi Granul Tablet Kempa Langsung

2. Tablet

26
Lembar ACC
Evaluasi Tablet Kempa Langsung

B. Evaluasi Granula

Uji Waktu Alir Uji Sudut Diam Uji Pengetapan

C. Evaluasi Tablet

27
Pencetakan Tablet Uji Keseragaman Bobot Uji Ketebalan Tablet

Uji Kekerasan Tablet Uji Kerapuhan Tablet Uji Waktu Hancur

28

Anda mungkin juga menyukai