Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

FORMULASI SEDIAAN TABLET METOPROLOL SUCCINATE


CONTROLLED RELEASE

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Penghantaran Obat

Dosen Pengampu : Apt. Nurfitriyana, M.Farm

Di susun oleh :

Alfadilah Azhar 202051020

Fhondy Ageng Rakasiwi 202051056

Nurmawanah 202051109

Suci Purwanti 202051155

Neng Mili D 202

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai mana yang telah direncanakan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah yaitu mata kuliah Sistem Penghantaran
Obat.

Makalah ini disusun berdasarkan pengetahuan yang kami dapatkan dari referensi yang
ada, kiranya dapat menjadi pengetahuan untuk kami selaku mahasiswa atau orang lain yang
membacanya. Kami berharap juga makalah ini bisa menjadi pemahaman di tengah-tengah
masyarakat agar dapat bisa mengetahui tentang “FORMULASI SEDIAAN TABLET
METOPROLOL SUCCINATE CONTROLLED RELEASE”. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan,jadi kami sangat mengharapkan masukan dari
berbagai pihak, agar ke depan dalam menyusun makalah bisa lebih baik dari sekarang. Atas
bantuan dari semua pihak kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Juni 2023

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 5
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 6
C. TUJUAN PENULISAN .................................................................................................. 6
BAB II........................................................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 7
A. DEFINISI CONTROLLED RELEASE .......................................................................... 7
B. PRINSIP SEDIAAN LEPAS TERKENDALI (CONTROLLED RELEASE) ............... 7
C. BEBERAPA KARATERISTIK OBAT LEPAS TERKENDALI ................................ 11
D. EKSIPIEN DALAM OBAT LEPAS TERKENDALI .................................................. 12
E. METODE FORMULASI SEDIAAN LEPAS TERKENDALI .................................... 14
F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN OBAT LEPAS TERKENDALI........................ 14
G. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DESAIN PENGHANTARAN
OBAT DENGAN PELEPASAN TERKONTROL .............................................................. 15
H. KOMPONEN TABLET................................................................................................ 16
I. PERSYARATAN EKSIPIEN ....................................................................................... 17
J. METODE UMUM PEMBUATAN TABLET .............................................................. 17
BAB III .................................................................................................................................... 19
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................ 19
A. BAHAN ........................................................................................................................ 19
B. FORMULASI TABLET ............................................................................................... 19
C. STUDI KOMPATIBILITAS OBAT DAN EKSIPIEN ................................................ 20
D. EVALUASI TABLET .................................................................................................. 20
E. ANALISIS KANDUNGAN OBAT ............................................................................. 20
F. STUDI STABILITAS YANG DIPERCEPAT ............................................................. 21
G. HASIL ........................................................................................................................... 21
BAB IV .................................................................................................................................... 22
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 22

3
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 23

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem penghantaran obat berkelanjutan yang mencapai pelepasan lambat obat
selama periode waktu yang lama dengan munculnya kondisi gangguan yang sembuh
secara efektif dan memastikan bahwa mematuhi kepatuhan pasien dengan pengobatan
mereka. Sistem ini mampu memberikan konsentrasi plasma yang stabil dan
menghindari fluks diferensial dalam konsentrasi plasma bentuk sediaan konvensional.
Sistem ini bermanfaat bagi pasien untuk meningkatkan kepatuhan mereka terhadap
pengobatan. Sistem pengiriman obat berkelanjutan dengan dosis sekali sehari
memastikan bahwa pasien tidak menghindari pengobatan mereka. Selain itu,
formulasi tablet matriks bentuk sediaan lepas lambat memiliki inovasi unik untuk
sistem penghantaran obat baru.
Formulasi matriks adalah komposisi satu atau lebih obat dengan menggunakan
gelling agent seperti polimer hidrofilik. Dalam tablet matriks, tidak termasuk prosedur
produksi multifaset seperti pelapisan dan paletisasi selama pembuatan. Dalam
formulasi digunakan berbagai jenis dan rasio polimer yang mengontrol laju pelepasan
obat dari bentuk sediaan. Peran polimer hidrofilik dalam tablet matriks lepas lambat
adalah melepaskan obat secara stabil dan konsisten untuk mencapai kadar puncak
plasma yang konstan. Pelepasan obat dari jenis matriks pelepasan berkelanjutan
tersebut terutama timbul karena degradasi atau difusi.
Hipertensi adalah kondisi medis kronis di mana tekanan darah di arteri
meningkat. Peningkatan tekanan darah berdampak pada semua organ tubuh seperti
jantung, ginjal, dan pembuluh darah masing-masing. Oleh karena itu, perlu
ditingkatkan untuk mengembangkan obat yang cocok untuk mengelola kondisi
hipertensi. Metoprolol suksinat adalah garam suksinat yang digunakan untuk
penatalaksanaan hipertensi sekunder dengan memblok reseptor β kardioselektif.
Metoprolol suksinat tidak memiliki aktivitas simpatomimetik intrinsik dan aktivitas
penstabil membran hanya dapat dideteksi pada konsentrasi plasma yang jauh lebih
besar daripada yang diperlukan untuk blokade beta. Karena sifat farmakodinamik
yang diinginkan ini, Metoprolol suksinat digunakan secara populer untuk pengelolaan
hipertensi. Metoprolol suksinat diklasifikasikan dalam sistem klasifikasi biofarmasi
(BCS) kategori kelas I, yaitu bebas larut & sangat permeabel sehingga
bioavailabilitasnya lebih banyak dan waktu paruhnya lebih sedikit. Penggunaannya

5
yang tahan lama dalam pengelolaan hipertensi membuatnya menjadi kandidat yang
baik untuk diformulasi menjadi tablet matriks lepas lambat, yang dapat meningkatkan
kepatuhan pasien karena mengurangi tingkat pemberian.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana karakteristik dari tablet controlled release?
2. Apa saja komponen dari tablet controlled release?
3. Bagaimana cara pembuatan dari tablet controlled release?
4. Apa saja evaluasi dari tablet controlled release?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memahami karakteristik dari tablet controlled release?
2. Untuk memahami apa saja komponen dari tablet controlled release?
3. Untuk memahami cara pembuatan dari tablet controlled release?
4. Untuk memahami apa saja evaluasi dari tablet controlled release?

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI CONTROLLED RELEASE


Controlled release adalah sediaan yang dirancang untuk melepas obat pada
orde nol dengan konstan dan mempertahankannya selama 24 jam atau lebih sebagai
respons terhadap waktu atau rangsangan (pH, suhu, enzim dan osmosis). Sistem
pelepasan terkontrol yang ideal melepaskan obat pada tingkat yang ditentukan dan
kadarnya dapat diprediksi secara matematis, baik secara sistematis atau lokal setiap
periode waktu tertentu. Sistem ini biasanya mengandung dua atau tiga dosis setara
dengan dosis obat konvensional.

B. PRINSIP SEDIAAN LEPAS TERKENDALI (CONTROLLED RELEASE)


Secara umum, tujuan dari dosis lepas terkendali ini adalah untuk
mempertahankan tingkat terapeutik darah atau jaringan obat untuk periode yang
diperpanjang, ini biasanya dilakukan dengan mencoba untuk mendapatkan orde nol
rilis atau pelepasan dari bentuk sediaan, orde nol rilis merupakan pelepasan obat dari
bentuk sediaan.

Gambar 1: Kadar obat dalam plasma dan waktu profil yang menunjukkan perbedaan
antara orde nol, pelepasan terkontrol, slow release urutan pertama berkelanjutan dan
melepaskan dari tablet konvensional.

Obat ini melibatkan pertimbangan sifat fisikokimia obat, sifat farmakokinetik


obat, cara pemberian, keadaan penyakit yang harus diobati dan yang terpenting

7
penempatan obat dan total sediaan yang akan memberikan hasil yang diingin
kantemporal dan spasial pengiriman berpola.

Sistem penghantaran obat lepas terkendali (controlled release):

1. Difusi dikendalikan

a. Reservoir
b. Matrix
c. Reservoir dan monolitik

2. Pembubaran dikendalikan

d. Enkapsulasi
e. Matrix

3. Air penetrasi dikendalikan

f. Osmotik dikontrol
g. Pembengkakan dikendalikan

4. Kimiawi yang dikontrol

h. Erodible system
i. Obat kovalen dihubungkan dengan polimer

5. Hidrogel

j. Kimia dikendalikan
k. Pembengkakan dikendalikan
l. Difusi dikendalikan
m. Lingkungan responsif

6. Pertukaran ion resin

n. Kationik exchange
o. Anionik pertukaran

8
Difusi dikendalikan sistem

Mekanisme dasar pelepasan obat dari kedua sistem secara fundamental


berbeda selain sistem sederhana, kombinasi dari reservoir dan sistem monolitik.
Difusi sistem dicirikan oleh laju pelepasan obat tergantung pada difusi melalui
membran penghalang air lembam larut.

Pada dasarnya ada dua jenis perangkat difusi.

1. Reservoir Perangkat:
Perangkat Reservoir adalah mereka di mana inti obat dikelilingi oleh membran
polimer. Sifat membran menentukan laju pelepasan obat dari sistem. Obat berada
dalam membran yang melapisi. Prinsipnya pada perbedaan konsentrasi yang
melintasi membran sehingga obat akan terpompa keluar membran.

Sebuah wilayah yang efektif memiliki konstan difusi, panjang jalan difusi,
perbedaan konsentrasi, dan koefisien difusi yang diperlukan untuk memperoleh
laju pelepasan yang konstan. Reservoir diffusional obat dapat dirilis orde nol,
kinetika yang dapat dikontrol dengan mengubah karakteristik polimer untuk
memenuhi obat tertentu dan kondisi terapi.
2. Matrix perangkat
Sebuah perangkat matriks, seperti namanya, terdiri dari obat tersebar merata di
seluruh polimer. Matrix difusi sistem sebelum rilis (waktu = 0) & setelah
pelepasan obat parsial (waktu = t)

9
Waktu = 0 Waktu = t
Dalam model obat dalam lapisan luar terkena solusi dilarutkan keluar pertama
dan menyebar dari matriks. Proses ini berlanjut dengan antarmuka antara solusi dan
obat padat bergerak dikendalikan, laju disolusi partikel obat dalam matriks harus
memiliki tingkat difusi obat terlarut yang cepat meninggalkan matriks.
• Air Penetrasi Sistem Terkendali
Dalam sistem penetrasi air pengiriman terkendali, pengendalian laju diperoleh
oleh penetrasi air ke dalam sistem. Dua jenis umum sistem ini meliputi,
pembengkakan sistem pelepasan terkontrol dan sistem pengiriman osmotik dikontrol.
• Pembengkakan Sistem Terkendali
Pembengkakan sistem pelepasan terkontrol yang awalnya kering dan ketika
ditempatkan di tubuh menyerap air atau cairan tubuh lainnya dan membengkak.
Pembengkakan meningkatkan konten pelarut air dalam perumusan serta ukuran mesh
polimer, memungkinkan obat untuk menyebar melalui jaringan membengkak ke
lingkungan eksternal. Sebagian besar bahan yang digunakan dalam sistem pelepasan
terkontrol pembengkakan itu akan membengkak tanpa melarutkan, saat terkena air
atau cairan biologis lainnya. Hidrogel dapat menyerap banyak cairan dan pada
kesetimbangan, biasanya terdiri dari cairan 60-90% dan hanya 10-30% polimer
Dalam kasus polimer hyfrogel mengandung terdispersi larut dalam air agen, koefisien
difusi agen dalam hidrogel dehidrasi sangat 10% namun peningkatan yang signifikan
dan tercatat sebagai air gel imbibes. Pelepasan zat aktif dari sistem adalah fungsi dari
tingkat penyerapan air dari dan sekitarnya obat akan terdifusi.

10
C. BEBERAPA KARATERISTIK OBAT LEPAS TERKENDALI
Berikut beberapa karakteristik yang harus diperhatikan untuk pembuatan obat lepas
terkendali yang baik:

1. Dosis obat
Dosis total beberapa gram dapat diberikan secara oral sebagai dosis tunggal
dan ganda untuk memperoleh dan menjaga kadar darah obat. Untuk obat dengan
waktu paruh kurang dari 2 jam, akan membutuhkan bahan aktif dosis besar, jadi sulit
terlealisir, karena berbagai alasan.
2. Protein mengikat
Obat mengikat protein plasma dengan pengaruh bersamaan pada durasi kerja
obat. Karena protein darah untuk sebagian besar beredar dan tidak dihilangkan, obat
mengikat Protein dapat berfungsi sebagai depot untuk obat menghasilkan profil
pelepasan yang berkepanjangan, terutama jika tingkat tinggi mengikat obat terjadi.
Mengikat luas untuk protein plasma akan dibuktikan dengan waktu paruh panjang
eliminasi untuk obat dan obat-obatan seperti umumnya yang paling membutuhkan
bentuk sediaan pelepasan berkelanjutan. Pada umumnya obat dengan waktu paruh 2-4
jam merupakan calon obat yang bagus untuk obat lepas terkendali. Waktu paruh
kurang dari 2 jam, dibutuhkan dosis obat yang besar dan penurunan kecepatan
absorpsi dari saluran cerna halus dan kolon dapat mengurangi kecepatan input obat
sampai berada dibawah kadar darah yang cukup.
3. Molekuler ukuran dan difusivitas
Kemampuan obat untuk berdifusi melalui membran disebut nya difusivitas &
koefisien difusi adalah fungsi dari ukuran molekul (atau berat molekul). Obat berat
molekul tinggi atau obat-obatan polimer harus diharapkan untuk menampilkan
kinetika pelepasan sangat lambat dalam perangkat rilis berkelanjutan menggunakan
difusi melalui membran polimer.
4. Obat Stabilitas
Obat oral dapat terkena hidrolisis asam basa dan degradasi enzimatik.
Degradasi akan dilanjutkan pada tingkat penurunan untuk obat dalam keadaan padat,
untuk obat yang tidak stabil dalam perut, sistem yang memperpanjang pengiriman di
saluran pencernaan. Senyawa yang tidak stabil dalam usus kecil dapat
menununjukkan penurunan bioavailabilitas bila diberikan bentuk dosis

11
berkepanjanagan. Hal ini karena obat yang lebih diserap dalam usus halus dan
mengalami degradasi Kebanyakan formulasi yang didasrkan pada control obat dari
sediaan merupakan pembatasan kecepatan, umumnya kecepatan menurun pada saat
sediaan bergerak menjauhi jejunum. Selama kecepatan absorpsi masih berada diatas
kecepatan pelepasan, perubahan ini tidak terlalu mempengaruhi kadar plasma.
5. Kelarutan air
Absorbsi untuk yg sukar larut sering dibatasi oleh kecepatan disolusi. Obat
seperti ini tidak memerlukan control kecepatan disolusi, dan bukan obat yang baik
untuk obat lepas terkendali. Untuk mengatasi perubahan pH dan viskositas pada
saluran cerna, digunakan system pompa osmotic, sehingga disolusi (pelepasan) tidak
tergantung pada pH dan viskositas.
6. Stabilitas menghadapi rentang pKa, besar enzim dan flora saluran cerna
Hubungan antara pKa senyawa dan lingkungan serap. Obat sebelum
diabsorpsi harus berhadapan dengan lingkungan luminal saluran cerna. Stabilitas obat
dalam saluran cerna penting untuk menjamin input obat secara sempurna dan
reprodusibilitas kadar obat dalam tubuh. Obat harus stabil pada rentang pH 1-8.
Dalam beberapa hal perlu diperkirakan terjainya absorpsi kolonik, perlu
dipertimbangkan efek metabolism populasi bakteri kolon.
7. Metabolisme lintas pertama
Metabolisme hepatic dapat menyebabkan obat tidak sesuai untuk obat lepas
terkendali. Hal ini karena kertesediaan jika kecepatan masukan rendah. Metabolism
lintas pertama yaitu obat secara ekstensif dimetabolisme secara hepatic atau dihati.
8. Koefisien partisi
Koefisien partisi secara umum didefinisikan sebagai fraksi obat dalam fase
minyak dengan suatu fasa air yang berdekatan.. Senyawa dengan koefisien partisi
tinggi akan sangat mengalami kesulitan dalam menembus membran sehingga
bioavailabilitas rendah.

D. EKSIPIEN DALAM OBAT LEPAS TERKENDALI


I. Asetat Sellulosa
Nama : BP: Cellulose Acetate PhEur: Cellulose Acetate USP-NF: Cellulose
Acetate
Fungsi :Coating agent, extended release agent, tablet dan kapsul diluen.

II. Talk
Nama : JP: Talc PhEur: Talc USP: Talc

12
Fungsi: Anticaking agent, glidan tablet dan kapsul diluen serta tablet dan kapsul
lubrikan.

III. Guar Gum


Nama : BP: Guar Galactomannan PhEur: Guar Galactomannan USP-NF: Guar
Gum
FungsI : Suspending agent; tablet binder; tablet disintegran; agen peningkat
viskositas.
IV. Pati
Nama : BP: Pati tepung jagung, pati kentang, pati beras, pati gandum JP: Pati
jagung, pati kentang, pati beras, pati
PhEur: Pati tepung jagung, pati kacang, pati kentang, pati beras, pati gandum
USP-NF: Pati jagung, pati kentang, pati tapioka, pati gandum
Fungsi : Tablet dan kapsul diluen; tablet dan kapsul disintegran; tablet binder;
thickening agent.
V. Hidroksipropilmetil selulosa (HPMC)
Nama : BP: Hypromellose JP: Hydroxypropylmethylcellulose PhEur:
Hypromellosum USP: Hypromellose
VI. Manitol
Nama : JP: D-Mannitol PhEur: Mannitolum USP: Mannitol
Nama kimia: D-Mannitol
VII. Magnesium stearat
Nama : BP: Magnesium stearate JP: Magnesium stearate PhEur: Magnesii
stearas USPNF: Magnesium stearate Nama Kimia: Octadecanoic acid
magnesium salt
VIII. Polyetilen oksida (Polyox)
Nama : USPNF: Polyethylene oxide Nama kimia: Polyethylene oxide
IX. Polycarbophils
Nama : USP: Polycarbophil Nama kimia: Polycarbophil

13
E. METODE FORMULASI SEDIAAN LEPAS TERKENDALI
Berbagai cara pembuatan dan mekanisme kerja sediaan lepas lambat antara lain:
1) Penyalutan
Penyalutan ini berfungsi mengendalikan ketersediaan bahan aktif dalam bentuk
larutan. Penyalutan serbuk bahan aktif dapat dilakukan dengan metode
mikroenkapsulasi. Mikroenkapsulasi adalah suatu proses di mana bahan-bahan
padat, cairan bahkan gas pun dapat dijadikan kapsul (encapsulated) dengan ukuran
partikel mikroskopik, dengan membentuk salutan tipis wall (dinding) sekitar bahan
yang akan dijadikan kapsul.
2) Sistem matriks
Pencampuran dengan matriks adalah dengan mencampurkan bahan obat yang akan
dibuat sediaan lepas lambat, digabungkan dengan bahan lemak atau bahan selulosa,
kemudian diproses menjadi granul yang dapat dimasukkan dalam kapsul atau
ditablet.
3) Sistem terkontrol membran atau reservoir
Membran dalam sistem ini berfungsi sebagai pengontrol kecepatan disolusi dari
bentuk sediaan. Agar obat dapat berdifusi kelar maka membran harus bersifat
permeable terhadap obat misalnya dengan hidrasi air di saluran gastrointestinal.
Obat yang terlarut dalam komponen membran seperti plasticizer tidak seperti sistem
matriks hidrofil, polimer membran tidak bersifat mengembang dan tidak mengalami
erosi.
4) Sistem pompa osmotik (osmotic pump)
Pelepasan obat dari sistem pompa osmotik dikontrol oleh suatu membran yang
mempunyai satu lubang (hole). Obat dimasukkan dalam suatu tablet inti yang
bersifat larut air dan dapat melarutkan obat ketika kontak dengan air. Tablet inti
disalut dengan suatu membran semipermiabel (dapat melewati air yang masuk ke
dalam tablet inti dan melarutnya). Ketika tablet inti terlarut maka timbul tekanan
hidrostatik dan menekan larutan obat keluar melewati lubang membran.

F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN OBAT LEPAS TERKENDALI


Sediaan dengan tipe controled release merupakan sediaan yang umumnya
digunakan sekarang ini karena dapat memberikan keuntungan sebagai berikut:
1. Dapat mengatur pelepasan obat sesuai kehendak
2. Dapat melespaskan obat dengan sempurna secara bertahap
14
3. Meningkatkan absorbsi obat dibandingkan dengan sediaan yang instant
released
Namun produksi sediaan controled release masih terbatas karena masih memiliki
keterbatasan sebagai berikut:
1. Membutuhkan biaya yang produksi yang lebih besar
2. Kemungkinan tercemarnya dengan polutan dari lingkungan
3. Kemungkinan bisa terjadi keracunan
4. Membutuhkan tenaga ahli dalam pembuatannya

G. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DESAIN PENGHANTARAN


OBAT DENGAN PELEPASAN TERKONTROL

1. Sifat obat
Sifat fisikokimia obat, termasuk stabilitas, kelarutan, karakteristik partisi, sifat
pengikatan muatan dan protein memainkan peran dominan dalam desain dan kinerja
sistem pelepasan terkontrol.
2. Rute penghantaran obat
Area tubuh di mana obat akan disitribusikan atau diberikan dapat dibatasi
berdasarkan pencapaian teknologi dari mekanisme atau perangkat pelepasan
terkontrol yang sesuai. Kinerja sistem pelepasan terkontrol juga dapat dipengaruhi
oleh kendala fisiologis yang dikenakan oleh rute tertentu, seperti metabolisme lintas
pertama, GImotility, suplai darah, dan sekuestrasi partikel asing kecil oleh hati dan
limpa
3. Lokasi target
Untuk meminimalkan efek samping yang tidak diinginkan, disarankan untuk
memaksimalkan fraksi dosis yang diberikan yang mencapai organ atau jaringan
target. Ini sebagian dapat dicapai oleh administrasi lokal atau dengan menggunakan
operator
4. Terapi akut atau kronis
Pertimbangan apakah seseorang berharap untuk mencapai penyembuhan atau
pengendalian suatu kondisi dan harapan lama terapi obat merupakan faktor penting
dalam merancang sistem pelepasan terkontrol. Selain itu, toksisitas jangka panjang
dari sistem penghantaran obat yang dikontrol laju biasanya berbeda dari bentuk
sediaan konvensional.

15
5. Penyakit
Perubahan patologis selama perjalanan penyakit dapat memainkan peran
penting dalam desain sistem penghantaran obat yang sesuai.
6. Pasien
Baik pasien rawat jalan atau terbaring di tempat tidur, muda atau tua, gemuk
atau kurus, dll dapat memengaruhi desain produk pelepasan terkontrol.

H. KOMPONEN TABLET
Komponen tablet yaitu zat-zat yang membentuk tablet tersebut, dimana tablet terdiri
dari:
1. Bahan aktif
Bahan aktif adalah bahan obat yang secara otomatis pemilihannya luas,
meskipun demikian seni farmasi harus digunakan dalam pemilihan obat seperti
ukuran partikel, struktur kimia da derajat keasaman dan ketka obat dikombinasikan
kemungkinan memerlukan teknik khusus untuk mencegah ketidakcampuran sifat
kimia dann fisika obat.
Zat aktif dalam tubuh yang diberikan per oral akan memberikan efek lokal
atau efek sistemik, dimana efek lokal yaitu hanya ditujukan untuk bekerja pada
saluran cerna (tempat tertentu). Contohnya antasida, norit dan lain-lain. Sedangkan
efek sistemik yaitu zat aktif yang terdisolusi dulu kemudian terabsorpsi masuk ke
darah dan seluruh tubuh. Zat aktif yang tidak larut biasanya efeknya sangat
dipengaruhi oleh fenomena luas permukaan, makin luas permukaan maka makin
mudah larut sehingga muda terdisolusi dan mudah diabsorpsi. Zat aktif yang
ditujukan untuk pemakaian sistemik harus diketahui benar dimana terabsorpsinya
paling baik (optimal). Jika zat aktif berkhasiat keras yang kelarutannya sangat terbatas
tetapi ukuran partikel dan distribusi merata didalam tablet sangat mempengaruhi
disolusi dan absorpsi serta homogenitasnya.
2. Zat Non Aktif (Eksipien atau ajuvan)
Zat non aktif yang ditambahkan dalam massa suatu tablet yaitu zat tambahan
untuk tujuan tertentu yang berdasarkan pada teknologi pembuatan tablet dan
biofarmasi. Dasar pemilihan eksipien untuk sediaan adalah kompatibilitas yaitu zat
aktif dan zat tambahan harus dapat tercampurkan baik secara fisik dan secara kimia.

16
I. PERSYARATAN EKSIPIEN
1. Pembuatan tablet harus mudah dengan adanya eksipien
2. Harus dipilih eksipien yang membuat mutu tablet lebih baik yang mendukung
pemenuhan syarat
3. Harus dapat melepaskan zat aktif
4. Tidak boleh mempersulit penetapan kadar zat aktif
5. Harus mendukung stabilitas fisik dan kimia zat aktif
6. Harus dapat menghasilkan granul yang mempunyai sifat aliran dan kompresibilitas
yang dikehendaki

J. METODE UMUM PEMBUATAN TABLET


Secara umum pembuatan tablet dapat dibuat dengan tiga metode, yaitu sebagai
berikut:
1. Metode Granulasi Basah
Metode granulasi basah sering digunakan apabila zat aktif yang digunakan
dalamformulasi bersifat tahan lembap dan panas, serta memiliki sifat alir dan
kompresibilitasyang relatif buruk. Tujuan dari pembuatan tablet dengan
menggunakan metodegranulasi basah yaitu agar dapat meningkatkan sifat alir dan
atau kemampuan kempayang dilakukan dengan cara mencampur zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yanglebih besar dengan penambahan cairan pengikat
dalam jumlah yang tepat sehinggadidapatkan massa cetak yang lembap yang dapat
digranulasi dan menghasilkan tabletyang tidak rapuh.
2. Metode Granulasi Kering
Metode granulasi kering sering digunakan apabila zat aktif yang digunakan
dalamformulasi bersifat termolabil atau sensitif terhadap lembap dan panas, serta
memilikisifat alir dan kompresibilitas yang relatif buruk.Pembuatan tablet dengan
metodegranulasi kering bertujuan untuk dapat meningkatkan sifat alir dan atau
kemampuankempa massa cetak tablet.Metode granulasi kering dilakukan dengan
cara menekanmassa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar
(slug) yang tidakberbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh
granul dengan ukuranpartikel yang diinginkan. Keuntungan granulasi kering
adalah tidak diperlukan panasdan kelembapan dalam proses granulasi sehingga
cocok untuk zat aktif dan eksipienyang sensitif terhadap panas dan
lembap.Pembuatan tablet dengan metode granulasikering juga dapat dilakukan
17
dengan meletakkan massa cetak serbuk diantara mesin rolyang dijalankan secara
hidrolik untuk menghasilkan massa padat yang tipis, selanjutnyadiayak atau
digiling hingga diperoleh granul dengan ukuran yang diinginkan.
3. Metode Kempa Langsung
Metode Kempa Langsung yaitu pembuatan tablet dengan kecepatan
tinggi.Pembuatantablet dengan metode ini memerlukan eksipien yang
memungkinkan untukpengempaan langsung tanpa tahap granulasi terlebih dahulu.
Eksipien ini terdiri dari zatberbentuk fisik khusus seperti laktosa, sukrosa,
dekstrosa, atau selulosa yangmempunyai sifat aliran dan kemampuan kempa yang
diinginkan. Bahan pengisi untukkempa langsung yang paling banyak digunakan
adalah selulosa mikrokristal, laktosaanhidrat, laktosa semprot-kering, sukrosa
yang dapat dikempa dan beberapa bentukpati termodifikasi. Metode kempa
langsung menghindari banyak masalah yang timbulpada granulasi basah dan
granulasi kering. Walaupun demikian sifat fisik masing-masing bahan pengisi
merupakan hal kritis, perubahan sedikit dapat mengubah sifat alirdan kempa
sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung. Kempa
langsungmerupakan metode paling mudah dan murah karena pembuatannya
dapatmenggunakan peralatan cetak tablet konvensional, bahan tambahan yang
digunakanumumnya mudah didapat,dan prosedur kerja yang singkat. Namun
metode kempalangsung terbatas pada obat dengan dosis kecil dan massa cetak
harus memiliki sifat alir yang baik.

18
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. BAHAN
Metoprolol suksinat diperoleh dari Laboratorium Zim, Metoprolol tablet
matriks rilis berkelanjutan disiapkan menggunakan 50 mg metoprolol suksinat dan
konsentrasi polimer dan eksipien seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Polimer
pengubah pelepasan obat dalam berbagai rasio 1: 1 digunakan untuk tiga formulasi
yang berbeda (F7, F8, F9). Selulosa mikrokristalin digunakan sebagai pengencer
sedangkan magnesium stearat dan talk digunakan sebagai pelumas dan glidan.
Nagpur. Lilin karnauba, lilin lebah, selulosa mikrokristalin, bedak talek dan
magnesium stearat diperoleh dari LobaChem, Mumbai. Semua reagen dan bahan
kimia lainnya memiliki tingkat analitik. Air suling ganda digunakan selama
penelitian.
1) Metoprolol succinate
2) Carnauba wax
3) Bees wax
4) Microcrystalline cellulose
5) Talc powder
6) Magnesium stearate
Semua reagen dan bahan kimia lainnya memiliki tingkat analitik. Air suling ganda
digunakan selama penelitian.

B. FORMULASI TABLET
Formulasi dan evaluasi granul tablet
Formulasi pelepasan berkelanjutan metoprolol suksinat. metoprolol suksinat
dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan 20 mL metanol, disonikasi
hingga larut. Buat volume menjadi 100 mL dengan buffer asam PH 6,8 kocok selama
15 sampai 20 menit dan disaring. Jumlah obat dalam setiap tablet ditentukan dengan
menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 273 nm. Kuantitas
dihitung dalam mg. matriks tablet berhasil dilakukan dengan metode granulasi basah.
Semua bahan di atas ditimbang dan dicampur dalam pengenceran sesuai dengan
metode. Menggunakan cairan granulasi (air) dicampur secara menyeluruh untuk
menyiapkan massa basah. Massa basah ini dipisahkan pada jaring 2360 (mikrometer)

19
μm untuk menyiapkan butiran. Setelah itu, butiran yang dibasahi dikeringkan selama
1 jam pada suhu 60 ° C dan melewati jaring 1180 μm dan dikemas dalam wadah
kedap udara. Butiran yang disiapkan metoprolol suksinat untuk tablet dievaluasi
menggunakan berbagai metode. Selanjutnya, evaluasi granul yang telah disiapkan
dilakukan dengan penentuan sudut diam menurut metode ketinggian tetap.
Kepadataan curah dan tapped digunakan untuk penentuan persentasekompresibilitas.
Mesin pembuat tablet single punch digunakan untuk mengkompres granul menjadi
tablet. Pelumas dan glidan ditambahkan sebelum proses kompresi.

C. STUDI KOMPATIBILITAS OBAT DAN EKSIPIEN


Studi kompatibilitas obat dan eksipien dilakukan untuk menggunakan
Spektroskopi Inframerah Transformasi Fourier. FTIR merekam spektra untuk tablet
metoprolol suksinat dan menyiapkan granul menggunakan rentang pemindaian 4000-
400 cm-1. Spektra IR dari metoprolol suksinat dilapiskan ke spektrum IR dari butiran
yang disiapkan.

D. EVALUASI TABLET
Evaluasi tablet dilakukan sebagai metode Analisis difraksi sinar-X (XRD).
Analisis XRD digunakan untuk mengidentifikasi bentuk polimorfik obat. dijelaskan
dalam British Pharmacopoeia. Parameter fisik yang meliputi diameter, kekerasan,
ketebalan, variasi berat dan kerapuhan juga dipilih secara acak untuk penentuan
ketebalan dan diameter menggunakan Vernier caliper digital dan hasil ketebalan dan
diameter masing-masing tablet dilaporkan dalam satuan milimeter. Hasil kerapuhan
yang diperoleh dicatat dalam persentase dan hasil kekerasan dalam kilogram.

E. ANALISIS KANDUNGAN OBAT


Sembilan tablet dipilih secara sewenang-wenang untuk kandungan obat tes
analisis. Tiap tablet dihaluskan dan bahan aktifnya suhu karena spesimen dikenai
program suhu terkontrol.

20
F. STUDI STABILITAS YANG DIPERCEPAT
Dua puluh tablet dibungkus dengan aluminium foil ketebalan 0,04mm dan
disimpan pada 30±20 Suhu C dengan kelembaban relatif 65±5%. Pengambilan
sampel dilakukan setelah satu bulan dan dilakukan evaluasi terhadap kenampakan,
ketebalan, kekerasan, kerapuhan, kandungan obat dan persen pelepasan obat.

G. HASIL
Telah berhasil diformulasikan menggunakan lilin alami seperti carnauba dan
lilin lebah dengan perbandingan masing-masing 1:0, 0:1 dan 1:1. Meskipun demikian,
formulasi batch F3 (rasio 1:0) yang mampu memberikan pelepasan obat yang
diinginkan dan stabil selama periode dua belas jam. Batch yang diformulasikan
lainnya (rasio 0:1 & 1:1) telah memperlambat pelepasan obat dan tidak memberikan
pelepasan obat yang diinginkan setelah periode dua belas jam.

21
BAB IV
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Dalam penelitian ini, tablet lepas lambat metoprolol suksinat berhasil dibuat
dengan metode granulasi basah. Carnauba dan lilin lebah sebagai sumber daya alam
digunakan sebagai polimer pengubah pelepasan obat dalam berbagai rasio masing-
masing 1:0, 0:1, dan 1:1. Semua tablet yang dikembangkan telah lulus uji
keseragaman bobot, kerapuhan, keseragaman ketebalan, dan keseragaman diameter.
Kekuatan hancur tablet yang diformulasikan berkisar antara 1,4 hingga 2,4
megapascal (MPa) dan menunjukkan kekuatan tarik yang optimal. Persentase
kandungan obat dan kandungan keseragaman tablet yang diformulasikan adalah 97,50
dan 99,24. Formulasi batch F3 (perbandingan 1: 0) yang mampu memberikan
pelepasan obat yang diinginkan selama periode dua belas jam. Studi stabilitas
menunjukkan formulasi batch F3 stabil. Oleh karena itu, metode formulasi ini secara
ekonomis mungkin cocok bagi industri farmasi untuk menggunakanjenis teknologi
sederhana ini untuk pengembangan formulasi lanjutan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Seo Ki-Soo, Bajracharya Rajiv, Lee Sang Hoon, dkk, 2020. Ulasan: Aplikasi Farmasi Pelapis
Film Tablet. Ilmu farmasi. 12(9),853.
Niharika A, Sarangi DK, Ghose D, dkk, 2018. Formulasi Dan Evaluasi Tablet Bilayer
Metoprolol Suksinat dan Hidroklortiazid dengan Metode Granulasi Basah,Res.J.ilmu
kehidupan. bioinform. 4(2),162-181.
Sathyaraj A, Abhinav K, 2012. Formulasi dan evaluasi tablet pelepasan terkontrol metoprolol
suksinat menggunakan polimer alami dan sintetik, Int J Pharm, 3: 247-256
Chaerunisaa, A. Y., Surahman, E., dan Soeryati, S. 2009. Farmasetika Dasar,Konsep Teor i t
i s dan Aplikasi Pembuatan Obat.Bandung: Widya Padjadjaran
Kundu, S. dan Sahoo, P.K., Recent Trends in The Developments of Orally Disintegrating
Technology, Pharma Times;2008.40 (4): pp.180-185.
Kaushik, Dinesh. Solid Dosage Form:Tabl e t/ Granulation Method/ Different Types of Tab l
et Defect. International Journal of Latest Trends in Engineering and Technology;
2016, 8 (2): pp.427-432.
Kulyadi, Girish pai., Divya Dhatri., Vamshi Krishna Tippavajhala. A review on
Manufacturing of Tabl e ts by Using Variou s Granulation Techniques. Journal of
Global Pharma Technology; 2017,10(9): pp.05-10.
Harbir,Kaur. Processing Technologies for Pharmaceutical Tab le t – A areview. International
Research Journal of Pharmacy; 2012,33(7): pp.20-23.
Depkes RI.2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Departement Kesehatan Republik
Indonesia.
Sirisha, Botla., Pogula Swathi., K.Abbulul. A Review On Pharmaceutical Mini – Tab l et s
.International Journal Of Science and Research (IJSR); 2018, 8 (9) : pp.515-521.
Debjit,Bhowmik., S.Duraivel., Rajalakshmi. A.N., and K.P.Sampath Kumar.Tab l e t
manufacturing processs and defects of tablets. Elixir International Journal Pharmacy;
2014,70 (1): pp.24368-24374.
Suhery,Wira Noviana., Armon Fernando., Buddy Giovanni. Perbandingan Metode Granulasi
Basah dan Kempa Langsung Ter ha d ap Sifat Fisik dan Waktu Hancur Orally
Disintegrating Tab le t s (ODTs) Piroksikam. Jurnal Sains Farmasi dan Klinis; 2016, 2
(2) : pp.138-144.
Agoes, Goeswin.2008.Pengembangan Sediaan Farmasi.Penerbit ITB : Bandung

23
Sharma U, Koshta A, Malviya S, et al, 2019. Formulasi dan Evaluasi Tablet Matriks
Pelepasan Berkelanjutan Metoprolol Suksinat dengan Teknik Ekstrusi Meleleh Panas,
Int. J.res. anal. putaran. 6(1), 554-568
Kulkarni MN, Kshirsagar RV, Sakarkar DM, 2009. Pengembangan dan validasi metode
spektrofotometri untuk penentuan Metoprolol suksinat. Int J ChemTech
Res.1(4),1273-1277.
Hadkar, U.B. 2007. Physical Pharmacy Ninth Edition. Shivaji Nagar: Nirali Prakashan.

24

Anda mungkin juga menyukai