Anda di halaman 1dari 10

MODUL 2

TABLET GRANULASI KERING

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti praktikum modul 2 diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami kriteria zat aktif yang akan diproduksi menjadi tablet
menggunakan granulasi kering
2. Memahami dan mengaplikasikan cara memproduksi tablet dengan metode
granulasi kering
3. Memahami dan mengaplikasikan evaluasi massa siap kempa
4. Mengevaluasi tablet hasil metode granulasi kering
II. SKENARIO KASUS
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sedemikian pesat era globalisasi yang serba instan ini, mengharuskan
bidang teknologi farmasi untuk selalu mengikutinya. Untuk menghadapi
tantangan di masa yang akan datang, studi tentang cara pembuatan dan
formulasi sediaan obat yang lebih optimal selalu dikembangkan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
Seorang apoteker di bagian R&D diminta untuk membuat sediaan dari
vitamin C. Apoteker tersebut akan vitamin C menjadi bentuk sediaan tablet.
Sediaan tablet mempunyai beberapa keuntungan antara lain ketepatan dosis,
dapat dikemas secara baik, praktis transportasi, serta mudah pemakaiannya
dan stabilitas obat yang baik selama penyimpanan.
Vitamin C merupakan antioksidan dimana berdasarkan sifat fisika dan
kimianya yaitu berupa serbuk hablur putih, agak kuning dan mudah larut
dalam air. Vitamin C tidak tahan panas sehingga tidak memungkinkan
diproduksi dengan metode granulasi basah. Penggunaan metode granulasi
kering alan menghasilkan tablet vitamin C yang memenuhi syarat dalam
Farmakope Indonesia dan pustaka lain.
Tabel 2. Formula standar tablet vitamin C
Bahan Jumlah
Komposisi tiap tablet mengandung:
Acidum ascorbicum 50 mg
Zat tambahan yang cocok Secukupnya
Vitamin C termasuk golongan vitamin yang mudah larut dalam air,
sedikit larut dalam alkohol dalam gliserol, tetapi tidak dapat larut dalam
pelarut non polar seperti eter, benzene, dan kloroform. Vitamin C berbentuk
kristal putih, tidak berbau, bersifat asam dan stabil dalam bentuk kering.
Vitamin c mudah dioksidasi sehingga merupakan suatu reduktor yang cepat.
Berasal dari formula standar dibuat modifikasi formula. Komposisi
tablet vitamin C dengan berat 200 mg dengan menggunakan bahan pelican
Talk dan Mg stearat.
Tabel 3. Formula tablet vitamin C
No Bahan Jumlah (mg) Fungsi
1. Vitamin C 50 Zat Aktif
2. Granulatum 131 Pengisi
simplek
3. Amilum kering 15 Penghancur
4. Mg Stearat 0,4 Lubrikan
5. Talk 3,6 Glidan
Formula vitamin C akan dibuat menjadi 100 tablet.
Tabel 4. Formula granulatum simplek amilum Manihot: laktosa 1:1
No Bahan granulatum simplek Jumlah (mg)
1. Amilum Manihot 65,5
2. Laktosa 65,5
3. Solutio gelatin qs
Granulasi kering dilakukan terhadap campuran kering kandungan
formula tablet, dengan tidak menggunakan cairan penggranulasi. Prinsip
dan metode granulasi kering adalah membentuk granul secara mekanis,
tanpa penambahan pelarut ke dalam massa serbuk. Granulas kering
merupakan alternatif dalam pembuatan granul dengan keuntungan yaitu
peralatan dan tahap pengerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan metode
granulasi basah dan cocok digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas
dan lembab.
Granulasi kering dibuat dengan mengempa langsung seluruh
campuran formulasi dengan tekanan besar oleh suatu mesin pembuat
bongkah (slugging) (biasanya ukuran pons 2,5 cm). Pengempaan
bongkahan biasanya dilakukan pada tekanan 4-6 ton, pada kecepatan 10-30
putaran per menit. Tonasi mesin tertentu dan waktu huni yang diperlukan
tergantung pada sifat-sifat fisik campuran serbuk dan spesifikasi
bongkahan. Tablet atau bongkahan yang diperoleh kemudian digiling dan
diayak, lalu diuji sifat alirnya. Proses dapat diulang hingga diperoleh
kemudian campuran serbuk dan spesifikasi bongkahan. Tablet atau
bongkahan yang diperoleh kecepatan aliran yang sesuai. Kemudian granul
akhir tersebut dicampur dengan serbuk fase luar (diameter, lubrikan, glidan)
menjadi massa kempa dan massa tersebut dikempa menjadi tablet.
Prosedur pembuatan granulasi kering yang lain adalah pengompakan
gulung yaitu membuat lempengan dengan menggunakan peralatan
prosesing khusus, disebut kompaktor gulung (roller compactor) atau
chilsantor. Mesin ini memadatkan serbuk yang telah dicampur terlebih dulu
di antar dua rol penggulung (roller) yang berputar berlawanan. Bahan
kempa yang diperoleh dari kompaktor itu adalah lempengan pita rapuh atau
lembaran atau potongan-potongan, tergantung pada betuk rol penggulung.
Zat campuran yang telah dipadatkan itu kemudian digiling (diekstruksi)
untuk memperoleh granul dengan ukuran yang sesuai.
Keterbatasan utama dari metode granulasi kering adalah memerlukan
mesin khusus, tambahan investasi alat dibandingkan dengan metode kempa
langsung, sulit untuk menghasilkan distribusi warna yang seragam, dan
banyak menghasilkan debu.
III. PETUNJUK UNTUK MAHASISWA
(1) Sebelum masuk laboratorium
1. Membaca dan memahami petunjuk praktikum
2. Melakukan diskusi melalui media platform zoom mengenai
praktikum yang akan dilakukan dengan dosen pengampu atau
asisten praktikum
3. Mengerjakan pretest menggunakan LMS STIKES Muhammadiyah
Gombong
4. Mahasiswa hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai untuk
mengisi daftar hadir, mengumpulkan laporan, meminjam alat dan
bahan yang akan digunakan
(2) Saat pelaksanaan praktikum laboratorium
1. Menghitung kebutuhan bahan yang digunakan untuk membuat
formulasi tablet vitamin C
2. Membuat vitamin C menjadi sediaan tablet dengan menggunakan
metode granulasi kering
3. Melakukan evaluasi granul sebagai langkah preformulasi
4. Melakukan evaluasi sifat fisik tablet vitamin C yang dibuat dengan
metode granulasi kering
5. Membersihkan alat dan meja setelah semua percobaan dilakukan
6. Mengembalikan alat yang dipinjam dalam keadaan bersih dan
kering
(3) Setelah kegiatan praktikum labortaroium
1. Kaji hasil data yang diperoleh
2. Membuat laporan resmi hasil praktikum
3. Laporan dibuat secara kelompok dan dikumpulkan pada praktikum
berikutnya
4. Melakukan post test menggunakan platform zoom dengan dosen
pengampu praktikum atau asisten dosen
IV. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departeman Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Ansel, C. Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Fonner, D.E, Anderson N.R, Banker, G.S, 1981, Granulation and Tablet
Characterization, in Lieberman, H.A, Lachman I, (Eds),
Pharmaceutical Dosage Form: Tablets, Vol II, Marcell Dekker Inc,
New York
Purwanti, 2011. Pengaruh Perbedaan Jenis Bahan Pelicin Kombinasi Mg
Stearat : Talk (1:9) dan PEG 4000 Terhadap Mutu Fisik Tablet
Parasetamol. Tugas akhir. Fakultas Farmasi. Universitas Setia Budi.
Surakarta
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E. 2009. Handbook
Pharmaceutical Excepients (6th ed.). by the Pharmaceutical Press.
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
PEMBUATAN FORMULA TABLET VITAMIN C
No dokumen: Nomer revisi Halaman

INSTRUKSI Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


KERJA
PENGERTIAN Formula tablet vitamin C
TUJUAN Untuk membuat dan mengevaluasi sediaan tablet vitamin C
dengan menggunakan metode granulasi kering
KEBIJAKAN Formula yang disediakan
PETUGAS Mahasiswa
PERALATAN 1. Timbangan analitik
2. Lumpang dan stamper
3. Sendok tanduk
4. Mesin tablet single punch
PROSEDUR A. SIKAP DAN PERILAKU
PELAKSANAAN 1. Menggunakan jas lab dan name tag
2. Meminjam alat sesuai dengan kebutuhan
3. Mengambil bahan sesuai dengan kebutuhan
4. Mengembalikan bahan pada tempatnya
5. Menjaga ketertiban selama praktikum berlangsung
6. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dan
dikembalikan ke laboratorium
7. Membersihkan meja yang digunakan untuk praktikum
B. ISI/CONTENT
1. Dibuat campuran bahan pengisi (granulatum simplek)
dan bahan pengikat (solution gelatin) dicampur sampai
terbentuk granul
2. Granul yang telah dicampur diayak dengan ayakan no
12 mesh, dikeringkan kemudian diayak lagi
3. Ditambahkan zat aktif (vitamin C) dan bahan pelican
(mg stearat dan talk)
4. Diuji fisisi granul
5. Formula granul dimasukkan ke dalam corong
alimentasi, dan kemudian ditablet
6. Lakukan evaluasi sediaan tablet
UNIT TERKAIT 1. Prodi Farmasi Program Sarjana
2. UPT Laboratorium STIKES Muhammadiyah
Gombong
PEMERIKSAAN SIFAT FISIS GRANUL
No dokumen: Nomer revisi Halaman

INSTRUKSI Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


KERJA
PENGERTIAN Uji sifat fisi granul vitamin C
TUJUAN Untuk melakukan evalusi fisis granul vitamin C yang telah
dibuat sebelum di cetak menjadi tablet
KEBIJAKAN Granul yang telah dibuat
PETUGAS Mahasiswa
PERALATAN 1. Alat uji waktu alir
2. Stopwatch
3. Jangka sorong
4. Penggaris
5. Gelas ukur 100 mL
PROSEDUR A. SIKAP DAN PERILAKU
PELAKSANAAN 1. Menggunakan jas lab dan name tag
2. Meminjam alat sesuai dengan kebutuhan
3. Mengambil bahan sesuai dengan kebutuhan
4. Mengembalikan bahan pada tempatnya
5. Menjaga ketertiban selama praktikum berlangsung
6. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dan
dikembalikan ke laboratorium
7. Membersihkan meja yang digunakan untuk
praktikum
B. ISI/CONTENT
1. Uji waktu alir
1) Ditimbang 100 gram granul
2) Granul dituangkan ke dalam corong yang ujung
tangkainya tertutup
3) Penutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir
sampai habis
4) Mencatat lama waktu yang diperlukan dengan
menggunakan alat pencatat waktu (stopwatch)
5) Diulang 3 kali
2. Uji sudut diam
1) Ditimbang 100 gram granul, masukkan secara
pelan-pelan lewat lubang bagian atas, sementara
bagian bawah ditutup
2) Buka penutupnya dan biarkan granul mengalir
keluar
3) Ukur tinggi kerucut yang terbentuk
4) Ulangi percobaan sebanyak 3 kali
Tinggi kerucut yang dibentuk diukur sudut diam
dihitung dengan rumus:
Tan ß = t/r
Keterangan :
ß : sudut diam
t: tinggi kerucut
r : jari-jari kerucut
3. Uji pengetapan
1) Dituang granul secara pelan-pelan ke dalam
gelas ukur sampai volume 100 mL, catat sebagai
V1
2) Pasang gelas ukur pada alat, dan hidupkan
motor
3) Mencatat perubahan volume setelah pengetapan
(V2) bila t = 5 menit. Pengetapan diteruskan
sampai permukaan serbuk tidak turun lagi
(volume sudah konstan)
4) Mencatat tinggi granul
Indeks pengetapan dapat dihitung dengan
rumus:
V1 – V2 x 100%
V1
UNIT TERKAIT 1. Prodi Farmasi Program Sarjana
2. UPT Laboratorium STIKES Muhammadiyah
Gombong
EVALUASI TABLET VITAMIN C
No dokumen: Nomer revisi Halaman

INSTRUKSI Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


KERJA
PENGERTIAN Uji tablet vitamin C
TUJUAN Untuk melakukan evaluasi fisik tablet vitamin C yang telah
dibuat
KEBIJAKAN Tablet yang telah dibuat
PETUGAS Mahasiswa
PERALATAN 1. Disintegration tester
2. Friability tester
3. Hardness tester
4. Timbangan analitik
PROSEDUR A. SIKAP DAN PERILAKU
PELAKSANAAN 1. Menggunakan jas lab dan name tag
2. Meminjam alat sesuai dengan kebutuhan
3. Mengambil bahan sesuai dengan kebutuhan
4. Mengembalikan bahan pada tempatnya
5. Menjaga ketertiban selama praktikum berlangsung
6. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dan
dikembalikan ke laboratorium
7. Membersihkan meja yang digunakan untuk
praktikum
B. ISI/CONTENT
1. Keseragaman bobot
Ditimbang 20 tablet satu per satu dengan timbangan
analitik, kemudian dihitung bobot rata-ratanya dan
penyimpangan masing-masing tablet yang ditimbang.
Dihitung pula Cv-nya.
2. Ketebalan tablet
Diuji 5 tablet, masing-masing tablet diukur
ketebalannya menggunakan jangka sorong. Dicatat
tebal masing-masing tablet.
3. Kekerasan tablet
Satu tablet diletakkan di tengah dan tegak lurus pada
hardness tester,mula-mula skala pada posisi nol,
kemudian dengan alat diputar pelan-pelan sampai
tablet pecan. Dibaca skala yang dicapai pada saat
tablet tepat pecah atau hancur. Batas kekerasan tablet
berkisar antara 4-6 kg.
4. Kerapuhan tablet
Ditimbang 20 tablet yang telah di bebas debukan,
kemudian dimasukkan ke dalam silinder friabilator.
Alat uji friabilator dijalankan selama 4 menit atau 100
putaran. Tablet kemudian diambil dan dibebas
debukan lagi, tablet ditimbang kembali dan dihitung
selisih bobotnya sebelum dan sesudah diputar.
Presentase kehilangan bobotnya dihitung dengan
ramus persamaan :
Wo - Wt
% Kerapuhan = ---------------- x 100%
Wo
Keterangan :
Wo = Berat tablet sebelum pengujian
Wt = Berat tablet setelah pengujian
5. Uji waktu hancur tablet
Dimasukkan 5 tablet ke dalam tabung berbentuk
keranjang, kemudian diturun-naikkan tabung secara
teratur 30 kali setiap menit dalam medium air dengan
suhu 36° C - 38° C. Tablet dinyatakan hancur jika
tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa.
Dicatat lama waktu hancur tablet
UNIT TERKAIT 1. Prodi Farmasi Program Sarjana
2. UPT Laboratorium STIKES Muhammadiyah
Gombong

Anda mungkin juga menyukai