Penyusun :
Naelaz Zukhruf WK, M.Pharm.Sci.,Apt
1
PANDUAN UMUM KESELAMATAN KERJA
DI LABORATORIUM
7
13. Bekerja dengan hati-hati ketika memanaskan bahan-bahan. Gunakan bantuan
kain untuk membantu memindahkan wadah yang masih panas.
14. Jangan mengeclupkan glassware panas di air dingin karena dapat menyebabkan
glassware retak. Biarkan dahulu di suhu ruang hingga glassware tidak lagi
panas.
15. Mengetahui letak dan prosedur penggunaan peralatan keamanan seperti
pemadam api. Jika terjadi kebakaran pada alat, segera cabut kontak peralatan
dengan sumber listrik dan segera hubungi dosen atau laboran.
16. Jika terjadi kecelakaan atau terluka, segera hubungi assisten, dosen atau laboran
untuk mendapat pertolongan.
17. Setelah semua pekerjaan selesai, bersihkan alat yang telah digunakan dan
meninggalkan lab dalam kondisi kembali bersih.
TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM
FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN NON SOLID
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Formulasi
D. Manfaat Formulasi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. PRAFORMULASI
I. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
1. Farmakokinetik
2. Indikasi
3. Kontraindikasi
4. Efek Samping
II. Tinjauan Sifat Fisiko-Kimia Bahan Obat
1. Organoleptis
2. Struktur Kimia dan berat molekul
3. Ukuran partikel, bentuk ataupun luas permukaan
4. Kelarutan
5. Stabilitas
6. Titik lebur
7. Higroskopis
8. Inkompatibilitas
III. Bentuk Sediaan, Dosis, dan Cara Pemberian
B. FORMULASI
I. Permasalahan yang sering terjadi dalam pembuatan sediaan
II. Pengatasan Masalah
III. Formula yang akan dibuat
C. PELAKSANAAN
I. Cara Kerja : Formulasi dan Evaluasi Sediaan
II. Kemasan, Brosur dan Etiket
FORMAT LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Formulasi
D. Manfaat Formulasi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. PRAFORMULASI
I. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
1. Farmakokinetik
2. Indikasi
3. Kontraindikasi
4. Efek Samping
II. Tinjauan Sifat Fisiko-Kimia Bahan Obat
1. Organoleptis
2. Struktur Kimia dan berat molekul
3. Ukuran partikel, bentuk ataupun luas permukaan
4. Kelarutan
5. Stabilitas
6. Titik lebur
7. Higroskopis
8. Inkompatibilitas
III. Bentuk Sediaan, Dosis, dan Cara Pemberian
B. FORMULASI
I.Permasalahan yang sering terjadi dalam pembuatan sediaan
II. Pengatasan Masalah
III. Formula yang dibuat
IV. Perhitungan
C. PELAKSANAAN
I. Cara Kerja : Formulasi dan Evaluasi Sediaan
II. Kemasan, Brosur dan Etiket
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
MODUL 1
EMULSI
I. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti praktikum modul 1ini, mahasiswa diharapkan:
1. Mengetahui pengaruh HLB terhadap stabilitas emulsi
2. mampu membuat formulasi sediaan emulsi beserta evaluasi sediaannya
II. SKENARIO KASUS
Seorang apoteker yang bekerja di industri farmasi bagian R&D diminta
untuk membuat suatu formula sediaan emulsi.
Formula dasar (Swarbrick dkk, 2000) :
Tabel 1. Formula dasar pembuatan losion
Bahan Jumlah (gram)
Parafin cair 50 gram
Emulgator (Tween 80 dan Span 80) 5 gram
Akuades Ad 100 gram
Formula ini dimodifikasi menjadi :
Tabel 2. Formula modifikasi pembuatan losion
Bahan Jumlah (gram)
Virgin Coconut Oil 60 gram
Emulgator (Tween 80 dan setil alkohol) 15 gram
Akuades Ad 60 gram
VCO merupakan salah satu minyak tumnuhan berasal dari buah kelapa
(Cocos mucifera) yang memiliki banyak manfaat dan sudah banyak digunakan
masyarakat baik oral maupun topikal. VCO dibuat dalam bentuk losion untuk
memudahkan penggunaanya. Losion termasuk dalam suatu sistem emulsi.
Losion dapat dibuat dengan menggunakan surfaktan non ionik. Hal ini karena
surfaktan non ionic bersifat kurang iritan dibandingkan surfaktan lainnya.
Surfaktan non ionic mempunyai karakteristik nilai HLB yang sangat
berpengaruh terhadap stabilitas emulsi.
Pembuatan losion VCO menggunakan surfaktan non ionik akan
menghasilkan losion yang stabil apabila dibuat pada nilai HLB yang optimum.
Hal ini dikarenakan pada nilai HLB optimumnya, fase minyak akan dapat
terdispersi secara sempurna.
Pada formula dibuat lima formula dengan perbedaan nilai HLB seperti
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Komposisi formula losion pada tahap 1
Formula HLB 6 HLB 8 HLB 10 HLB 12 HLB 14
(gram) (gram) (gram) (gram) (gram)
VCO 60 60 60 60 60
Tween 80 6 8 10 12 14
Setil alkohol 9 7 5 3 1
Akuades 60 60 60 60 60
B. ISI/CONTENT
1. Timbang semua bahan yang dibutuhkan
2. Masukkan VCO dan setil alkohol ke dalam bekker glass A dan
masukkan akuades dan tween 80 ke dalam bekker glass B
3. Masing-masing dipanaskan hingga suhu 40°C pada wadah yang
terpisah
4. Campuran akuades dan tween 80 didispersikan ke dalam
campuran VCO dan setil alkohol sedikit demi sedikit diaduk
dengan homogenizer atau blender atau mixer
5. Pengadukan dilakukan pada suhu kamar
6. Setelah terbentuk massa losion, losion dimasukkan ke dalam
kemasan dan dilakukan pengamatan stabilitas fisik
UNIT TERKAIT 1. Prodi Farmasi Program Sarjana
2. UPT Laboratorium STIKES Muhammadiyah Gombong
EVALUASI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI
NO dokumen Nomer revisi Halaman
B. ISI/CONTENT
(1) Uji Organoleptis
Pengamatan sediaan emulsi dilakukan dengan mengamati dari
segi penampilan, rasa dan aroma dari sediaan uji
(2) Determinasi tipe emulsi
1. Metode pewarnaan
Losion ditempatkan pada cawan porselen. Kemudian losion
ditetesi dengan 1 tetes pewarna biru metilen 0,2% kemudian
diaduk pelan. Losion berbasis air akan terwarnai oleh biru
metilen. Pengamatan dilakukan sebelum dan sesudah
penyimpanan pada suhu ruang 14 hari.
2. Metode pengenceran
Satu tetes losion diteteskan ke dalam 30 mL air. Losion tipe
M/A akan terdistribusi merata pada medium air. Losion tipe
A/M tidak akan terdistribusi merata pada permukaan air.
Pengamatan dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan
pada suhu ruang selama 14 hari
(3) Pengamatan pemisahan fase losion
Losion dituang dalam tabung berskala (gelas ukur) dan dalam
keadaan tidak terganggu. Pemisahan fase yang terjadi dicatat
setiap hari selama 14 hari penyimpanan. Rasio pemisahan fase
yang terjadi di catat dengan rumus :
F= Vu/ Vo
Vu : volume fase emulsi pada waktu tertentu
Vo : volume seluruh emulsi
(4) Viskositas losion
Siapkan tiga buah tabung, lalu isi masing-masing tabung
dengan emulsi yang telah dibuat. Siapkan satu bola yang telah
diketahui massanya. Kemudian jatuhkan bola pada tabung,
catat waktunya dengan 10x percobaan pada tiap-tiap tabung.
Buatlah grafik s terhadap t untuk masing-masing emulsi.
Hitung viskositas cairannya.
(5) Daya sebar losion
Sediana losion seberat 0,5 gram ditimbang dan diletakkan pada
horizontal double plate. Horizontal double plate lain seberat 55
gram dan bebas sebesar 125 gram diletakkan di atas losion dan
diamkan selama 1 menit. Kemudian dicatat diameter
penyebarannya. Pengujian dilakukan tiap minggu selama 14
hari (2 minggu).
(6) Uji pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter.
Elektroda sebelumnya telah dikalibrasi pada larutan buffer pH
4, 7, dan 9. Kemudian elektroda dicelupkan ke dalam sediaan,
pH yang muncul dilayar dan stabil lalu dicatat. Pengukuran
dilakukan pada hari ke 0, minggu ke-1 , dan minggu ke-2.
UNIT TERKAIT 1. Prodi Farmasi Program Sarjana
2. UPT Laboratorium STIKES Muhammadiyah Gombong