Anda di halaman 1dari 16

MODUL PRAKTIKUM

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN NON SOLID

Penyusun :
Naelaz Zukhruf WK, M.Pharm.Sci.,Apt

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA


STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
2020/2021

1
PANDUAN UMUM KESELAMATAN KERJA
DI LABORATORIUM

1. Memakai jas praktikum selama praktikum berlangsung. Lebih baik lengkap


juga dengan masker dan sarung tangan
2. Mempersiapakan materi praktikum yang akan dikerjakan, pahami semua
prosedur kerja secara keseluruhan sebelum masuk lab.
3. Bekerja dengan sungguh-sungguh. Tidak diperbolehkan menggangu praktikan
lain, bergurau dan bermain-main di lab.
4. Tidak diperbolehkan makan, minum dan atau menghisap peremen selama kerja
di lab serta menggunakan alat lab sebagai wadah makanan dan atau minuman.
5. Membaca dengan cermat dan memahami petunjuk penggunaan semua peralatan
sebelum menggunakannya. Jika belum memahami tanyakan kepada asisten,
dosen atau laboran.
6. Sebelum menggunakan bahan, cek label pada wadah minimal dua (2) kali untuk
memastikan kebenaran bahan yang di ambil.
7. Menggambil bahan yang diperlukan secukupnya dan tidak diperbolehkan
mengembalikan bahan kimia sisa kembali ke wadahnya untuk menghindari
kontaminasi.
8. Tidak diperbolehkan memindahkan bahan-bahan keluar lab.
9. Lentakan tas dan buku-buku yang tidak di pakai di luar meja praktikum.
10. Jauhkan tangan dari wajah, mata, mulut dan badan saat menggunakan bahan-
bahan kimia atau peralatan lab. Segera cuci tangan setelah melakukan
percobaan.
11. Jika bahan kimia mengenain mata atau kulit segera cuci dengan air mengalir
sekurangnya selama 10 menit.
12. Pastikan peralatan yang digunakan bersih dan tidak rusak / retak.

7
13. Bekerja dengan hati-hati ketika memanaskan bahan-bahan. Gunakan bantuan
kain untuk membantu memindahkan wadah yang masih panas.
14. Jangan mengeclupkan glassware panas di air dingin karena dapat menyebabkan
glassware retak. Biarkan dahulu di suhu ruang hingga glassware tidak lagi
panas.
15. Mengetahui letak dan prosedur penggunaan peralatan keamanan seperti
pemadam api. Jika terjadi kebakaran pada alat, segera cabut kontak peralatan
dengan sumber listrik dan segera hubungi dosen atau laboran.
16. Jika terjadi kecelakaan atau terluka, segera hubungi assisten, dosen atau laboran
untuk mendapat pertolongan.
17. Setelah semua pekerjaan selesai, bersihkan alat yang telah digunakan dan
meninggalkan lab dalam kondisi kembali bersih.
TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM
FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN NON SOLID

1. Setiap mahasiswa perserta praktikum di haruskan hadir 10 menit sebelum


praktikum dimulai. Bagi yang terlambat lebih dari 10 menit tanpa ijin, tidak
diperkenankan mengikuti praktikum ( tidak ada praktikum susulan ). Perijinan
dilayani jika ada alasan yang benar dan jelas.
2. Setiap mahasiswa peserta praktikum diwajibkan mengenakan jas praktikum
berwarna putih dan mematuhi tata tertib yang berlaku.
3. Sebelum praktikum diharuskan membuat laporan sementara sesuai format yang
telah di sediakan dan memahami terlebih dahulu mata praktikum yang akan
dikerjakan. Laporan sementara dibuat berkelompok dan diketik sesuai dengan
format.
4. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti diskusi menggunakan platform zoom
dan pretest menggunakan LMS Stikes Muhammadiyah Gombong yang
diadakan oleh pembimbing praktikum sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
5. Selama praktikum mahasiswa diwajibkan menjaga ketenangan, bekerja secara
rapi, bersih, teliti, dan mengambil bahan-bahan yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan.
6. Setiap mahasiswa diwajibkan menggunakan peralatan secara hati-hati. Apabila
terjadi kerusakan alat oleh mahasiswa, mahasiswa yang bersangkutan
diwajibkan mengganti alat dengan spesifikasi yang sama.
7. Setiap mahasiswa peserta praktikum diharuskan menyerahkan laporan
praktikum sebelum mengikuti praktikum berikutnya. Laporan resmi disusun
secara berkelompok, diketik sesuai dengan format.
8. Bagi mahasiswa yang memecahkan dan /atau menghilangkan alat diharap
segera menggantinya sebelum praktikum berikutnya. Jika tidak, tidak
diperkenankan praktikum berikutnya.
9. Setiap mahasiswa praktikum apabila melakukan pelanggaran tata tertib yang
berlaku akan dikenai sanksi akademis.
FORMAT LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Formulasi
D. Manfaat Formulasi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. PRAFORMULASI
I. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
1. Farmakokinetik
2. Indikasi
3. Kontraindikasi
4. Efek Samping
II. Tinjauan Sifat Fisiko-Kimia Bahan Obat
1. Organoleptis
2. Struktur Kimia dan berat molekul
3. Ukuran partikel, bentuk ataupun luas permukaan
4. Kelarutan
5. Stabilitas
6. Titik lebur
7. Higroskopis
8. Inkompatibilitas
III. Bentuk Sediaan, Dosis, dan Cara Pemberian
B. FORMULASI
I. Permasalahan yang sering terjadi dalam pembuatan sediaan
II. Pengatasan Masalah
III. Formula yang akan dibuat
C. PELAKSANAAN
I. Cara Kerja : Formulasi dan Evaluasi Sediaan
II. Kemasan, Brosur dan Etiket
FORMAT LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Formulasi
D. Manfaat Formulasi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. PRAFORMULASI
I. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
1. Farmakokinetik
2. Indikasi
3. Kontraindikasi
4. Efek Samping
II. Tinjauan Sifat Fisiko-Kimia Bahan Obat
1. Organoleptis
2. Struktur Kimia dan berat molekul
3. Ukuran partikel, bentuk ataupun luas permukaan
4. Kelarutan
5. Stabilitas
6. Titik lebur
7. Higroskopis
8. Inkompatibilitas
III. Bentuk Sediaan, Dosis, dan Cara Pemberian
B. FORMULASI
I.Permasalahan yang sering terjadi dalam pembuatan sediaan
II. Pengatasan Masalah
III. Formula yang dibuat
IV. Perhitungan
C. PELAKSANAAN
I. Cara Kerja : Formulasi dan Evaluasi Sediaan
II. Kemasan, Brosur dan Etiket
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
MODUL 1
EMULSI

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti praktikum modul 1ini, mahasiswa diharapkan:
1. Mengetahui pengaruh HLB terhadap stabilitas emulsi
2. mampu membuat formulasi sediaan emulsi beserta evaluasi sediaannya
II. SKENARIO KASUS
Seorang apoteker yang bekerja di industri farmasi bagian R&D diminta
untuk membuat suatu formula sediaan emulsi.
Formula dasar (Swarbrick dkk, 2000) :
Tabel 1. Formula dasar pembuatan losion
Bahan Jumlah (gram)
Parafin cair 50 gram
Emulgator (Tween 80 dan Span 80) 5 gram
Akuades Ad 100 gram
Formula ini dimodifikasi menjadi :
Tabel 2. Formula modifikasi pembuatan losion
Bahan Jumlah (gram)
Virgin Coconut Oil 60 gram
Emulgator (Tween 80 dan setil alkohol) 15 gram
Akuades Ad 60 gram
VCO merupakan salah satu minyak tumnuhan berasal dari buah kelapa
(Cocos mucifera) yang memiliki banyak manfaat dan sudah banyak digunakan
masyarakat baik oral maupun topikal. VCO dibuat dalam bentuk losion untuk
memudahkan penggunaanya. Losion termasuk dalam suatu sistem emulsi.
Losion dapat dibuat dengan menggunakan surfaktan non ionik. Hal ini karena
surfaktan non ionic bersifat kurang iritan dibandingkan surfaktan lainnya.
Surfaktan non ionic mempunyai karakteristik nilai HLB yang sangat
berpengaruh terhadap stabilitas emulsi.
Pembuatan losion VCO menggunakan surfaktan non ionik akan
menghasilkan losion yang stabil apabila dibuat pada nilai HLB yang optimum.
Hal ini dikarenakan pada nilai HLB optimumnya, fase minyak akan dapat
terdispersi secara sempurna.
Pada formula dibuat lima formula dengan perbedaan nilai HLB seperti
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Komposisi formula losion pada tahap 1
Formula HLB 6 HLB 8 HLB 10 HLB 12 HLB 14
(gram) (gram) (gram) (gram) (gram)
VCO 60 60 60 60 60
Tween 80 6 8 10 12 14
Setil alkohol 9 7 5 3 1
Akuades 60 60 60 60 60

Setelah masing-masing formula dibuat. Apoteker tersebut melakukan


evaluasi stabilitas fisik sediaan losion. Evaluasi yang dilakukan antara lain:
determinasi tipe emulsi (metode perwarnaan dan metode pengenceran),
pengamatan pemisahan fase losion, viskositas losion, dan daya sebar losion.
III. PETUNJUK UNTUK MAHASISWA
(1) Sebelum masuk laboratorium
1. Membaca dan memahami petunjuk praktikum
2. Melakukan diskusi melalui media platform zoom mengenai praktikum
yang akan dilakukan dengan dosen pengampu atau asisten praktikum
3. Mengerjakan pretest menggunakan LMS STIKES Muhammadiyah
Gombong
4. Mahasiswa hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai untuk mengisi
daftar hadir, mengumpulkan laporan, meminjam alat dan bahan yang
akan digunakan
(2) Saat pelaksanaan praktikum laboratorium
1. Membuat sediaan emulsi dalam bentuk losion sesuai dengan
pembagian
2. Menghitung nilai HLB losion yang optimum
3. Melakukan evaluasi stabilitas fisik losion
4. Membersihkan alat dan meja setelah semua percobaan dilakukan
5. Mengembalikan alat yang dipinjam dalam keadaan bersih dan kering
(3) Setelah kegiatan praktikum labortaroium
1. Kaji hasil data yang diperoleh
2. Membuat laporan resmi hasil praktikum
3. Laporan dibuat secara kelompok dan dikumpulkan pada praktikum
berikutnya
4. Melakukan post test menggunakan platform zoom dengan dosen
pengampu praktikum atau asisten dosen
IV. DAFTAR PUSTAKA
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Exicipients, 6th edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association, USA, pp.155-156, 549-553
Shilhavy, B., 2005, Virgin Coconut Oil, Tropical Tradition, Inc: Philipines
Sinko, P.J., 2006, Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5th
edition, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, pp.4,109-112, 437-582
Swarbrick, J., Rubino, J.T., dan Rubino, O.P., 2000, Coarse Dispersions in Genmaro,
A.R., (Ed), Remington: The Sciences and Practice of Pharmacy 20th edition,
Lippincott Williams dan Willems, Philadelphia, pp.332-333
PEMBUATAN FORMULA EMULSI DARI LOSION
Nomer revisi Halaman

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PENGERTIAN Formula emulsi losion
TUJUAN Untuk membuat sediaan losion yang merupakan salah satu jenis
system emulsi
KEBIJAKAN Formula yang disediakan
PETUGAS Mahasiswa
PERALATAN 1. Bekker glass
2. Magnetic stirrer
3. Termometer
4. Batang pengaduk
5. Blender atau mixer
6. Neraca analitik
7. Gelas ukur
8. Gelas arloji
PROSEDUR A. SIKAP DAN PERILAKU
PELAKSANAAN 1. Menggunakan jas lab dan name tag
2. Meminjam alat sesuai dengan kebutuhan
3. Mengambil bahan sesuai dengan kebutuhan
4. Mengembalikan bahan pada tempatnya
5. Menjaga ketertiban selama praktikum berlangsung
6. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dan dikembalikan ke
laboratorium
7. Membersihkan meja yang digunakan untuk praktikum

B. ISI/CONTENT
1. Timbang semua bahan yang dibutuhkan
2. Masukkan VCO dan setil alkohol ke dalam bekker glass A dan
masukkan akuades dan tween 80 ke dalam bekker glass B
3. Masing-masing dipanaskan hingga suhu 40°C pada wadah yang
terpisah
4. Campuran akuades dan tween 80 didispersikan ke dalam
campuran VCO dan setil alkohol sedikit demi sedikit diaduk
dengan homogenizer atau blender atau mixer
5. Pengadukan dilakukan pada suhu kamar
6. Setelah terbentuk massa losion, losion dimasukkan ke dalam
kemasan dan dilakukan pengamatan stabilitas fisik
UNIT TERKAIT 1. Prodi Farmasi Program Sarjana
2. UPT Laboratorium STIKES Muhammadiyah Gombong
EVALUASI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI
NO dokumen Nomer revisi Halaman

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PENGERTIAN Evaluasi stabilitas fisik sediaan losion
TUJUAN Untuk mengevaluasi stabilitas fisik sediaan losion yang merupakan
salah satu jenis system emulsi
KEBIJAKAN Formula yang telah dibuat
PETUGAS Mahasiswa
PERALATAN 1. pH meter
2. Cawan porselen
3. Pipet tetes
4. Alat uji daya sebar
5. Tabung berskala/ gelas ukur
6. Tabung reaksi
7. Bekker glass
8. Neraca analitik
9. Kelereng
10. Air
11. Metilen blue 0,2%
12. Larutan buffer
PROSEDUR A. SIKAP DAN PERILAKU
PELAKSANAAN 1. Menggunakan jas lab dan name tag
2. Meminjam alat sesuai dengan kebutuhan
3. Mengambil bahan sesuai dengan kebutuhan
4. Mengembalikan bahan pada tempatnya
5. Menjaga ketertiban selama praktikum berlangsung
6. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dan
dikembalikan ke laboratorium
7. Membersihkan meja yang digunakan untuk praktikum

B. ISI/CONTENT
(1) Uji Organoleptis
Pengamatan sediaan emulsi dilakukan dengan mengamati dari
segi penampilan, rasa dan aroma dari sediaan uji
(2) Determinasi tipe emulsi
1. Metode pewarnaan
Losion ditempatkan pada cawan porselen. Kemudian losion
ditetesi dengan 1 tetes pewarna biru metilen 0,2% kemudian
diaduk pelan. Losion berbasis air akan terwarnai oleh biru
metilen. Pengamatan dilakukan sebelum dan sesudah
penyimpanan pada suhu ruang 14 hari.
2. Metode pengenceran
Satu tetes losion diteteskan ke dalam 30 mL air. Losion tipe
M/A akan terdistribusi merata pada medium air. Losion tipe
A/M tidak akan terdistribusi merata pada permukaan air.
Pengamatan dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan
pada suhu ruang selama 14 hari
(3) Pengamatan pemisahan fase losion
Losion dituang dalam tabung berskala (gelas ukur) dan dalam
keadaan tidak terganggu. Pemisahan fase yang terjadi dicatat
setiap hari selama 14 hari penyimpanan. Rasio pemisahan fase
yang terjadi di catat dengan rumus :
F= Vu/ Vo
Vu : volume fase emulsi pada waktu tertentu
Vo : volume seluruh emulsi
(4) Viskositas losion
Siapkan tiga buah tabung, lalu isi masing-masing tabung
dengan emulsi yang telah dibuat. Siapkan satu bola yang telah
diketahui massanya. Kemudian jatuhkan bola pada tabung,
catat waktunya dengan 10x percobaan pada tiap-tiap tabung.
Buatlah grafik s terhadap t untuk masing-masing emulsi.
Hitung viskositas cairannya.
(5) Daya sebar losion
Sediana losion seberat 0,5 gram ditimbang dan diletakkan pada
horizontal double plate. Horizontal double plate lain seberat 55
gram dan bebas sebesar 125 gram diletakkan di atas losion dan
diamkan selama 1 menit. Kemudian dicatat diameter
penyebarannya. Pengujian dilakukan tiap minggu selama 14
hari (2 minggu).
(6) Uji pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter.
Elektroda sebelumnya telah dikalibrasi pada larutan buffer pH
4, 7, dan 9. Kemudian elektroda dicelupkan ke dalam sediaan,
pH yang muncul dilayar dan stabil lalu dicatat. Pengukuran
dilakukan pada hari ke 0, minggu ke-1 , dan minggu ke-2.
UNIT TERKAIT 1. Prodi Farmasi Program Sarjana
2. UPT Laboratorium STIKES Muhammadiyah Gombong

Anda mungkin juga menyukai