Anda di halaman 1dari 14

Cover

ABSTRAK

Minyak nabati telah secara luas digunakan sebagai sumber daya alam alternatif
karena memiliki sifat yang tidak beracun dan terbarukan. Namun, karena
viskositas yang tinggi, minyak nabati perlu dilakukan modifikasi sebelum
digunakan atau diolah menjadi suatu produk. Minyak nabati banyak digunakan
terutama dalam industri makanan yaitu dalam bentuk emulsi. Emulsi merupakan
dasar dari banyaknya produk makanan yang beredar di pasaran tetapi secara
termodinamik, emulsi adalah sistem yang tidak stabil pada waktu tertentu.
Stabilitas emulsi sangat penting karena dapat mempengaruhi kualitas produknya.
Sekarang ini, penggunaan emulsi telah dimodifikasi salah satunya menjadi
mikroemulsi. Tujuan dari literatur review ini adalah untuk mengetahui perbedaan
emulsi dan mikroemulsi serta memperkenalkan mikroemulsi sebagai alternatif
untuk pengolahan produk minyak nabati. Teknologi mikroemulsi juga lebih
ekonomis, efisien, dan meyakinkan dalam pengolahan minyak di industri.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat – Nya

Kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul " Mikro Emulsi Minyak Ikan ".

Makalah ini disusun sebagai syarat salah satu pembelajaran dalam perkuliahan farmasi

Industri mengenai perkembangan industri daarmasi baik izin dan segala aspek nya.

Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan rasa

Hormat dan ucapan terima kasih kepada ;

1, Prof. Dr. Teti Indrawati, MS.Apt selaku dosen yang telah membimbing kami dalam

Menyelesaikan makalah perkuliahan ini dan

2. Teman – teman yang sudah membantu selama proses penyusunan makalah hingga

Selesai tepat pada waktunya.

Kamu menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat

Kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu besar harapan kami agar makalah ini

Dapat diterima dengan baik. Demi mencapai perbaikan yang berkelanjutan segala saran

Dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalh ini. Kami

Juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri serta bagi pembaca.

Jakarta, april 2023

Penyusun

Faldi pangihutan simanullang


DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Ada beberapa definisi emulsi diantaranya: menurut Farmakope Indonesia, emulsi


adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi
dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok. Sedangkan menurut Formularium Nasional, emulsi adalah sediaan berupa
campuran terdiri dari dua fase cairan dalam sistem dispersi fase cairan yang satu
terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya
dimantapkan oleh zat pengemulsi. Emulsi adalah jenis khusus dari dispersi koloid,
yang memiliki setidaknya satu dimensi antara sekitar 1 dan 1000 nm. Fase
terdispersi kadang-kadang disebut sebagai fase internal, dan kontinu sebagai fase
eksternal. Emulsi juga membentuk jenis sistem koloid yang agak istimewa karena
tetesan sering melebihi ukuran terbatas 1000 nm (Schramm, 1992). Emulsi dapat
sebagai produk akhir atau selama pemrosesan produk dalam berbagai bidang
termasuk industri makanan, industri pertanian, farmasi, kosmetik, dan dalam
bentuk makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan pustaka


II.1.1 Penelitian terdahulu
II.1.2 Kajian teori

II.2 Landasan teori


BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, formula emulsi minyak ikan


(oleum iecoris aselli) dengan bahan-bahan tambahan yang didapatkan berdasarkan
sumber yaitu Handbook of Pharmaceutical Excipients dan Farmakope Indonesia
Edisi V serta konsentrasi surfaktan dan kosurfaktan didapatkan dari aplikasi
Desain Exprt 10, dimana diperoleh delapan formula dengan konsentrasi yang
berbeda. Sediaan emulsi minyak ikan dibuat menggunakan metoda variasi waktu
pengadukan selama 20 menit, 40 menit dan 60 menit berdasarkan kombinasi
surfaktan yang telah diuji kestabilan campuran nya selama 24 jam pada suhu
ruang (±27°C). Selanjutnya dilakukan evaluasi organoleptis, tipe emulsi, persen
transmitan, viskositas dan pH. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan ukuran
partikel yang lebih kecil dari emulsi minyak ikan (oleum iecoris aselli).
A. Pemeriksaan Bahan Baku Formulasi Emulsi Pemeriksaan bahan baku yaitu
pemeriksaan yang dilakukan secara organoleptis dan uji kelarutan. Hasil
pemeriksaan bahan tambahan seperti tween 80, span 60, sorbitol, nipagin, nipasol
dan BHT yang kemudian dibandingkan dengan literatur pada
B. Optimasi Surfaktan & Kosurfaktan Percobaan ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui perbandingan variasi surfaktan dan ko-surfaktan yang terbaik
dalam menghasilkan emulsi. Pada proses ini menggunakan homogenizer dengan
kecepatan pengadukan 500 rpm dan variasi waktu pengadukan 20 menit, 40
menit, dan 60 menit.

III.1.1 Gambar optimasi surfaktan dan kosurfaktan


Nama kegunaan Konsentras
bahan i
Bahan %
Minyak Zat F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
ikan aktif/fase 1 1 1 1 1 1 1
minyak

Tween surfaktan 10 1 2,5 10 7,5 5 1


80
Span 60 kosurfaktan
aquadest Fase air Ad Ad Ad Ad 100 Ad Ad Ad
100 100 100 100 100 100
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai