Anda di halaman 1dari 13

OPTIMASI KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP

KESTABILAN LOTION

Oleh:

Citra Metya Oktianisa

Nita Puspitasari

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

SERPONG TANGERANG SELATAN

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah nya
penulis dapat menyelesaikan proposal metodologi penelitian tentang OPTIMASI

KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP KESTABILAN LOTION. Dalam


kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :

1. Ibu Enjarlis selaku dosen pengampu matakuliah metodologi penelitian.

2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.

3. Rekan-rekansatupabrik yang telah memberi semangat.

4. Rekan-rekansatukelas yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik dimasa yang akan datang.

Tangerang, Juli 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ABSTRAK ............................................................................................................................. 1
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 LatarBelakang...................................................................................................... 2
1.2 IdentifikasiMasalah ............................................................................................. 3
1.3RumusanMasalah ................................................................................................. 3
1.4BatasanMasalah .................................................................................................... 3
1.5Tujuan Penelitian .................................................................................................. 3
1.6Hipotesis ............................................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5
2.1 Soft Wax ............................................................................................................. 5
2.2 Bahan Baku Soft Wax................................................................................................. 5
2.3 Parameter Pengecekan Soft Wax .............................................................................. 7
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 9
3.1 AlatdanBahan ............................................................................................................... 9
3.2 ProsedurKerja ................................................................................................................... 9
3.3 VariabelPercobaan ........................................................................................................... 9
3.4 RancanganPercobaan .................................................................................................... 10
3.5 ProsedurPengujian Parameter UntukLilin (Candle) ............................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
ABSTRAK

Nama : Citra Metya Oktianisa

Nita Puspitasari

NamaPembimbing : Dr Ir Enjarlis, MT

ProgamStudi : Teknik Kimia

Judul : OPTIMASI KECEPATAN PENGADUKAN


TERHADAP KESTABILAN LOTION
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh yang memainkan peran penting dalam
melindungi tubuh terhadap kuman dan kehilangan air yang berlebihan, pengaturan
suhu, sensasi, dan sintesis vitamin D. Kulit yang tidak terawat ataupun tidak
terlindung akan rusak, kerusakan kulit yang parah akan menyebabkan terbentuknya
jaringan parut, menyebabkan kulit berubah warna (misal:spot ages), dan depigmentasi
yang bervariasi antar populasi. Oleh karena itu kosmetik adalah salah satu cara untuk
mencegah hal tersebut (Proksch et al, 2008).

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik. (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1176 tahun 2010 tentang Notifikasi Kosmetik)

Secara garis besar, produk kosmetik dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Make Up Cosmetics, contohnya foundation, bedak, lipstick, eyeshadow, eyeliner,


blush on.
2. Skin Care Cosmetics, contohnya krim & busa pembersih muka, krim & lotion
pelembab.
3. Body Cosmetics, contohnya sabun mandi, krim sunscreen, deodorant.

Lotion adalah Sediaan cair berupa suspensi atau dispersi yang digunakan sebagai obat
luar dapat berbentuk suspensi zat padat dalam serbuk halus dengan bahan
pensuspensi yang cocok.

Kegunaan Lotion :
Menjaga kulit tetap lembab.
Melembutkan kulit.
Mencegah kapalan.
Meremajakan kulit.
Mencegah kulit besisik dan kusam.
Melindungi kulit dari bahaya sinar UVA dan UVB.

Lotion dibuat dari campuran fase air dan fase minyak yang dicampurkan dengan
kecepatan mixing tertentu dan dalam waktu tertentu atau disebut dengan tahap
emulsifikasi. Diperlukan produk lotion yang stabil yang diproduksi agar saat sudah di
jual ke masyarakat luas produk tersebut tidak mengalami perubahan baik kondisi
fisiknya maupun fungsi dan kegunaan lotion itu sendiri.

Stabilitas didefinisikan sebagai kemapuan suatu produk obat atau kosmetik untuk
bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan
penggunaan untuk menjamin identitas kekuatan, kualitas dan kemurnian produk
tersebut.

Sediaan kosmetika yang stabil adalah suatu sediaan yang masih berada dalam batas
yang dapat diterima selama periode waktu penyimpanan dan penggunaan, dimana
sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat.

Ketidakstabilan kosmetik ditandai dengan :


1. Perubahan fisika,
2. Perubahan kimia dan
3. Perubahan kandungan mikroorganisme.

Pencampuran adalah titik kritis dalam pembuatan lotion, dengan pencampuran yang
optimal akan menghasilkan sediaan yang homogen dan memiliki sifat fisis yang baik.
Pada proses pembuatan lotion, yang perlu diperhatikan adalah metode untuk
mencampurkan fase-fasenya, baik dari segi kecepatan putar mixer, suhu
pencampuran, maupun waktu pencampuran selama pencampuran. Ketiga faktor
tersebut dapat berpengaruh terhadap distribusi ukuran droplet, viskositas, dan
stabilitas dari emulsi yang dihasilkan.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh Ayu Asmoro Ningrum, Jurusan
Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2011 dalam laporan
skripsinya yang berjudul Optimasi Proses Pencampuran Hand Lotion dengan Kajian
Kecepatan Putar Mixer, Suhu dan Waktu Pencampuran dengan menggunakan metode
Desain Faktorial, dilakukan pengadukan saat emulsi sediaan lotion dengan kecepatan
rendah 300-500 rpm. Oleh Karena itu, untuk mengoptimasi prosedur kerja yang telah
eksis yaitu dengan menggunakan kecepatan mixing yang tinggi (2000 2500 rpm)
maka dilakukan variasi terhadap variable ini yaitu ( 500 rpm, 1000 rpm 1500 rpm,
2000 rpm dan 2500 rpm). Selain itu dalam penelitian ini juga dilakukan variasi
terhadap waktu pengadukan saat emulsifikasi yan g bertujuan untuk menoptimalkan
waktu yang digunakan agar lebih efisien. Variasi waktu mixing yang digunakan
adalah sebagai berikut : 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit dan 15 menit.

Setelah dilakukan trial percobaan maka akan dilakukan pengecekan atas pengaruh
kecepatan dan waktu mixing terhadap viskositas dan kestabilan emulsi. Viskositas
akan diukur dengan menggunakan viscometer Brookfield dan kestabilan emulsi dapat
dilihat dari ukuran droplet di bawah mikroskop.

1.2 IdentifikasiMasalah

Dibutuhkan daya yang cukup besar untuk tahap emulsifikasi karena kecepatan
pengadukan nya tinggi (2000 2500 rpm)

1.3 RumusanMasalah

Seberapa besar pengaruh kecepatan dan lama pengadukan terhadap pembuatan


lotion?

1.4 BatasanMasalah
1. Range Kecepatan mixing 500 2500 rpm
2. Range waktu mixing 3 12 menit
3. Suhu dibuat tetap
4. Spesifikasi produk lotion mengacu pada standar internal PT. Paragon Tech
and Innovation

1.5 Tujuan Penelitian


Mencari kondisi optimum yang dapat digunakan dalam proses pembuatan lotion
sehingga produk dapat memenuhi spesifikasi namun prosesnya lebih efisien.

1.6 Hipotesis

Semakin besar kecepatan dan waktu mixing maka viskositas semakin rendah
sehingga emulsi tidak stabil. Jadi diperlukan optimasi kecepatan dan waktu dalam
proses mixing ( emulsifikasi ).
TINJAUAN PUSTAKA

Kosmetik adalah zat perawatan yang digunakan untuk meningkatkan penampilan


atau aroma tubuh manusia. Kosmetik umumnya merupakan campuran dari
beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumber-sumber alami dan kebanyakan dari
bahan sintetis. Perihal atau tata cara menggunakan kosmetik disebut dengan tata
rias atau make up.

Lotion adalah emulsi encer yang di design untuk penggunaan luar. Biasamya lotion
digunakan pada daerah-daerah yang sering mengalami gosokan seperti daerah antar jari,
dan pada lengan. Lotion memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada
permukaan kulit setelah diaplikasikan. Penggunaan lotion memberikan kesan halus, lembut
dan tidak berminyak (Ansel,1989; Wilkinson and More, 1982)

Emulsi terdiri dari fase dispers, medium dispers dan emulsifying agent. Emulsi
merupakan campuran dari dua fase yang tidak saling bercampur, karena perbedaan
polaritas. Fungsi dari emulsifying agent adalah untuk menurunkan tegangan permukaan
antara fase dispers dan medium dispers, sehingga fase dispers dapat terdispersi merata di
dalam medium dispers (Allen, 2002a).

Ketika fase terdispersi adalah minyak (senyawa nonpolar) dan medium pendispersi
adalah air (senyawa polar) maka disebut sebgai emulsi minyak dalam air (O/W). Emulsi O/W
dapat bercampur dengan air dan dapat dibilas dengan air. Sedangkan ketika fase terdispersi
adalah air (senyawa polar) dan medium pendispersi adalah minyak (senyawa nonpolar)
maka disebut sebgai emulsi air dalam minyak (W/O). Emulsi W/O tidak dapat bercampur
dengan air dan tidak dapat dibilas dengan air (Allen, 1999). Salah satu factor yang dapat
mempengaruhi tipe emulsi yang dihasilkan adalah tipe emulgator ysng digunakan (Aulton,
1991).

Emulsi tidak terbentuk secara spontan ketika bahan-bahan cair dicampur.


Pembentukan emulsi membutuhkan penambahan energy seperti gaya mekanik, vibrasi
ultrasonic, atau panas, untuk memecah cairan tersebut, dengan demikian akan
meningkatkan luas permukaan area dari fase dispers. Ketika dilakukan pencampuran antara
kedua cairan yang tidak saling campur, droplet bundar akan terbentuk seperti cairan yang
akan mempertahankan area permukaan yang sekecil mungkin, sehingga timbul tegangan
permukaan antara kedua cairan tersebut. Penambahan emulsifying agent membuat kedua
cairan tersebut menjadi dapat bercampur karena molekul emulsifying agent terorientasi di
antara kedua cairan, dengan bagian polar dalam cairan polar dan yang nonpolar dalam
cairan nonpolar. Emulsifying agent akan mengurangi kecenderungan droplet untuk bersatu
membentuk droplet yang lebih besar, yang dapat menyebabkan kedua cairan terpisah
(Allen, 1999).

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; makin tinggi
viskositas, maka semakin besar tahanannya (Martin, Swarbrick, Cammarata, 1993).
Peningkatan viskositas akan menaikkan waktu retensi pada tempat aksi tetapi akan
menurunkan daya sebar (Garg, Aggarwal, Garg, Singla 2002).

Secara umum doplet

Pencampuran adalah titik kritis dalam pembuatan lotion, dengan pencampuran


yang optimal akan menghasilkan sediaan yang homogen dan memiliki sifat fisis yang baik.
Pada proses pembuatan lotion, yang perlu diperhatikan adalah metode untuk
mencampurkan fase-fasenya, baik dari segi kecepatan putar mixer, suhu pencampuran,
maupun waktu pencampuran selama pencampuran. Ketiga faktor tersebut dapat
berpengaruh terhadap distribusi ukuran droplet, viskositas, dan stabilitas dari emulsi yang
dihasilkan (Block, 1996).

Waktu pencampuran berpengaruh dalam efisiensi pencampuran, Peters (1997),


menggambarkan bahwa penambahan waktu pencampuran tidak selalu berpengaruh
terhadap pengecilan ukuran droplet yang kemudian akan berpengaruh terhadap sifat fisis
emulsi yang dihasilkan sehingga perlu dilakukan pembatasan waktu pencampuran.
Suhu pencampuran juga merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam
pembentukan lotiom. Suhu pencampuran berperan sejak awal proses pembuatan lotion.
Suhu pencampuran berperan sejak awal proses dimana suhu pencampuran berpengaruh
pada pelelehan bahan padat menjadi bentuk cairan dan mempertahankan konsistensinya
selama proses pencampuran agar tidak terjadi proses pemadatan dini dari bahan-bahan
yang awalnya berbentuk padatan sehingga dapat terbentuk dispersi yang homogen (Aulton,
2002: Lieberman, Lieger and Banker. 1996). Suhu berpengaruh dalam penurunan tegangan
permukaan sehingga dapat mengefektifkan proses emulsifikasi. Penurunan tegangan
permukaan linear dengan kenaikan suhu (Aulton, 2002).

Dalam proses pencampuran diperlukan energi untuk dapat mendispersikan dua fase
yang tidak saling campur untuk dapat membentuk emulsi yaitu energi kimia (emulgator),
energi panas (suhu), maupun energi mekeanik (pencampuran). (Anonim.2011:Setyaningsih
2010)

Dalam penelitian ini dilakukan optimasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi


proses pencampuran, yaitu kecepatan putar mixer, suhu dan waktu pencampuran. Faktor
kecepatan putar atau mixing berperan dalam memberikan energi mekanik dalam ptoses
pendispersian bahan-bahan satu sama lainnya. Proses pencampuran akan menentukan
besat kecilnya ukuran droplet yang terbentuk melalui gaya geser shear yang dihasilkan
kecepatan putar mixer atau pemecahan droplet ( Block, 1996)

Anda mungkin juga menyukai