Disusun oleh:
Ami Rahmawati S (15330032)
Moh. Benny Perdana (15330051)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Stabilitas Bahan Baku Kosmetik” ini dengan baik.
Sekiranya makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam proses belajar maupun mengajar.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki isi makalah ini agar kedepannya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan seperti kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Stabilitas sediaan farmasi merupakan salah satu kriteria yang amat penting untuk suatu
hasil produksi yang baik. Stabilitas merupakan kemampuan suatu produk untuk
mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya saat dibuat
dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan
Pemeriksaan kestabilan bahan baku kosmetik mutlak diperlukan agar bahan baku dapat
sampai pada titik tangkapnya dengan kadar yang tepat, sehingga dapat memberikan efek
yang dikehendaki, penetapan kadar bahan baku dilakukan untuk menjaga mutu obat sesuai
dengan ketetapan dalam Farmakope Indonesia. Ada dua hal yang menyebabkan
ketidakstabilan kosmetik, yang pertama adalah stabilitas dari zat aktif dan bahan pembantu,
termasuk struktur kimia masing-masing bahan dan sifat kimia fisika dari masing-masing
bahan. Yang kedua adalah faktor-faktor luar, seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan udara,
yang mampu menginduksi atau mempercepat reaksi degradasi bahan. Skala kualitas yang
penting untuk menilai kestabilan suatu bahan kosmetik adalah kandungan bahan aktif,
keadaan galenik, termasuk sifat yang terlihat secara sensorik, secara mikrobiologis,
toksikologis, dan aktivitas terapetis bahan itu sendiri. Skala perubahan yang diijinkan
ditetapkan untuk obat yang terdaftar dalam farmakope. Kandungan bahan aktif yang
bersangkutan secara internasional ditolerir suatu penurunan sebanyak 10% dari kandungan
sebenarnya
Kestabilan suatu sediaan farmasi dapat dievaluasi dengan test stabilitas dipercepat
dengan mengamati perubahan kosentrasi pada suhu yang tinggi. (Lachman, 1994)
1
3. Bagaimana cara menanggulangi ketidakstabilan bahan baku kosmetik?
4. Bagaimana uji stabilitas bahan baku kosmetik?
5. Berapa lama stabilitas bahan baku kosmetik?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja macam-macam stabilitas
2. Mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi kestabilan bahan baku kosmetik
3. Mengetahui bagaimana cara menanggulangi ketidakstabilan bahan baku kosmetik
4. Mengetahui bagaimana uji stabilitas bahan baku kosmetik
5. Mengetahui berapa lama stabilitas bahan baku kosmetik
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada umumnya 95 % dari kandungan kosmetika adalah bahan dasar dan 5 % bahan aktif
atau kadang-kadang tidak mengandung bahan aktif. Hal ini mengandung arti bahwa
kosmetika, sifat dan efeknya tidak ditentukan oleh bahan aktif tetapi terutama oleh bahan dasar
kosmetika tersebut. Bahan dasar kosmetika dikelompokkan sebagai berikut :
A. Padat
1. Bahan pengawet : asam benzoat, formaldehida
2. Adhesive (Pelekat): seng stearat dan magnesium stearat.
3. Absortent (Penyerap): misalnya kalsium karbonat dalam bedak yang dapat menyerap
keringat di wajah
4. Pewarna: Eritrosin ( FD & C Red No. 3
5. Collagen
B. Setengah Padat
1. Emulgator : lilin lebah, lanolin, ester asam-asam lemak.
2. Vaselin album, vaselin flavum
3. Hydrophilic Petrolatum
3
4. Adeps lanae
C. Cair
1. Solvent (Pelarut) Solvent atau pelarut : air, alkohol, eter, dan minyak.
2. Bahan pengawet : Alkohol
3. Desinfektan: ethyl alkohol, propilalkohol, asam borat fenol dan senyawa-senyawa
amonium kuaterner.
4. Humektan: gliserin
5. Vitamin E
6. Minyak atsiri: chamomile (chamomile oil), sereh dapur (lemongrass oil)
7. Ekstrak: Mitracarpus scaber extract, Arctostaphylos uva ursi leaf extract, Panax
ginseng extract, Moringa oleifera leaf extract
1. Stabilitas kimia adalah kemampuan suatu sediaan untuk mempertahnkan keutuhan kimiawi
dan potensi zat aktif yang tertera pada etiket dalam batasan spesifikasi.
2. Stabilitas fisika adalah kemampuan suatu sediaan untuk mempertahankan pemerian, rasa,
keseragaman, kelarutan, dan sifat fisika lainnya.
3. Stabilitas mikrobiologi adalah sterilitas atau resistensi terhadap pertumbuhan mikroba
dipertahankansesuai dengan persyaratan yang dinyatakan.
4. Stabilitas farmakologi adalah kemampuan suatu sediaan untuk menghasilkan efek terapi
yang tidak berubah selama waktu simpan (shelf life) sediaan.
5. Stabilitas toksikologi adalah mengacu pada tidak terjadinya peningkatan toksisitas yang
bermakna selama penyimpanan dan pemakaian.
4
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Ketidakstabilan
1. Ketidakstabilan kimia sediaan ditandai dengan berkurangnya konsentrasi zat aktif karena
terjadi reaksi atau interaksi kimia, terjadi reaksi atau interaksi kimia, rusaknya eksipien
karena hidrolisis dan reaksi sejenis serta pembentukan senyawa lain.
2. Ketidakstabilan fisik sediaan ditandai dengan adanya pemucatan warna atau munculnya
warna, timbul bau, perubahan konsistensi, pertumbuhan kristal atau perubahan bentuk
kristal, terbentuknya gas dan perubahan fisik lainnya.
3. Ketidakstabilan mikrobiologi sediaan ditandai dengan pertumbuhan mikroorganisme yang
tampak maupun tidak tampak seperti Aspergillus niger, Candida albicans, Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureus, Escheria coli, yang mencemari produk pada waktu
pembuatan.
4. Ketidakstabilan toksikologi ditandai dengan perubahan dosis, dosis menentukan apakah
suatu zat kimia adalah racun. Untuk setiap zat kimia, dapat ditentukan dosis kecil yang
tidak berefek sama sekali atau dosis besar sekali yang dapat menimbulkan keracunan dan
kematian.
5. Ketidakstabilan farmakologi ditandai dengan terjadinya penurunan kadar kemurnian zat
aktif sehingga menyebabkan penurunan efek farmakologi
5
dipercepat) maupun pada uji stabilitas jangka panjang, akan diuji kualitas fisika, kimia
maupun mikrobiologinya.
6
di dalam Gudang D terdapat 2 ruang penyimpanan khusus dengan suhu berbeda yaitu cool
storage dan cold storage. Cool storage(8-15 ⁰C) untuk bahan non ekstrak seperti
DHA powder, Cold storage (2-8 ⁰C) untuk bahan ekstrak seperti ekstrak kemuning, jati
belanda, ekstrak kering teh hijau, ekstrak pekat kunyit dan lain-lain.
7
BAB III
PEMBAHASAN
Penyimpanan untuk bahan baku padat didesain dengan kondisi kelembaban rendah.
Dengan ketentuan terlindungi dari lingkungan air dan sebagai alasan untuk disimpan dalam
wadah yang tertutup rapat. Adanya titik atau tetesan air, pada penggabungan produk,
disebabkan kondisi di dalam wadah tidak sesuai. Penambahan desikan pada kemasan pabrik
menunjukan perhatian khusus yang harus dilakukan saat penyediaan bahan. Beberapa hasil-
hasil degradasi, sebagai contoh Asam salisilat dari aspirin, memungkinkan tersublimasi
menjadi kristal pada bagian luar sedian tunggal atau pada dinding wadah
8
baku mencair. Karena perubahan fisik ini, bahan baku dapat menghitam dan menghasilkan
bau yang tidak biasa.
Penyimpanan bahan baku semi padat sendiri dapat menggunakan tabung Alumunium yang
telah dipernis pada bagian dalam atau dapat menggunakan tabung plastik. Bahan kemasan yang
tidak kedap terhadap uap air juga dapat berakibat pada kadar zat aktif semipadat dan cair yang
akan menyebabkan tingkat keseragaman menurun
9
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Bahan dasar kosmetika biasanya terdiri dari bermacam-macam bahan dasar, bahan aktif
dan bahan pelengkap. Bahan-bahan tersebut mempunyai aneka fungsi antara lain sebagai
solvent (pelarut), emulsier (pencampur), pengawet, adhesive (pelekat), pengencang, absortent
(penyerap) dan desinfektan. Pemeriksaan kestabilan bahan baku kosmetik mutlak diperlukan
agar bahan baku dapat sampai pada titik tangkapnya dengan kadar yang tepat, sehingga dapat
memberikan efek yang dikehendaki, penetapan kadar bahan baku dilakukan untuk menjaga
mutu bahan baku kosmetik. Jenis stabilitas yang umum dikenal adalah stabilitas kimia, fisika,
mikrobiologi, terapi, dan toksikologi.
Ketidakstabilan kimia sediaan ditandai dengan berkurangnya konsentrasi zat aktif karena
terjadi reaksi atau interaksi kimia, rusaknya eksipien karena hidrolisis dan reaksi sejenis serta
oembentukan senyawa lain. Ketidakstabilan fisik sediaan ditandai dengan adanya pemucatan
warna atau munculnya warna, perubahan atau pemisahan fase, pecahnya emulsi, pengendapan
suspensi (caking). Ketidakstabilan mikrobiologi sediaan ditandai dengan pertumbuhan
mikroorganisme yang tampak maupun tidak tampak seperti Aspergillus niger, Candida
albicans. Ketidakstabilan toksikologi ditandai dengan perubahan dosis, dosis menentukan
apakah suatu zat kimia adalah racun. Untuk setiap zat kimia, dapat ditentukan dosis kecil yang
tidak berefek sama sekali atau dosis besar sekali yang dapat menimbulkan keracunan dan
kematian. Ketidakstabilan farmakologi ditandai dengan terjadinya penurunan kadar kemurnian
zat aktif sehingga menyebabkan penurunan efek farmakologi
Untuk jangka waktu penyimpanan bahan baku kosmetik terdiri dari, Padat : 5 tahun,
Semipadat : 2 tahun, Cair: 2 tahun. Cara Menanggulangi Ketidakstabilan dapat dilakukan
dengan cara Pilih bahan yang tidak higroskopis, penyimpanan dalam wadah yang kedap udara
dan kedap cahaya merupakan pilihan untuk menjaga stabilitas, dll
10
DAFTAR PUSTAKA
ICH, 2005, Guidance for Industry Q1A(R2), Stability Testing of New Drug Substances and
Products, International Conference on Harmonization, Rockvile,
Martin. EL. 1971. Dispensing of Madication 7 th ed. Mack Publishing Company. Easton
Pennysylvania p 528-529.
U.S. Pharmacopeia. The United States Pharmacopeia, USP 30/The National Formulary, NF 25.
2007 Rockville, MD: U.S. Pharmacopeial Convention, Inc., p.2635
Vadas, E.B. 2010. Stability of Pharmaceutical Products. dalam Remington: The Science and
Practice of Pharmacy. Volume 1. Editor: Alfonso Gennaro. London: Lippincott Williams &
Wilkins.
11