Anda di halaman 1dari 37

LEMBAR IDENTITAS MAHASISWA

Pas foto

NAMA :

NIM :

SEMESTER :

KELOMPOK HARI :

TANDA TANGAN :

LABORATORIUM ANALISA OBAT, KOSMETIKA & MAKANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ASSYIFA ACEH
BANDA ACEH
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Penuntun
Praktikum Analisa Obat, Makanan dan Kosmetik untuk mahasiswa Farmasi STIKes Assyifa
Aceh.
Penuntun praktikum ini disusun dengan tujuan sebagai acuan untuk membantu
mahasiswa agar dapat lebih memahami analisa obat, makanan dan kosmetik menggunakan alat
instrumentasi dan aplikasi dari beberapa metode analisis yang lazim digunakan di bidang
farmasi.
Tim penyusun menyadari bahwa penuntun ini masih belum sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Harapan tim penyusun semoga penuntun ini bermanfaat dan mahasiwa dapat memahami setiap
praktikum yang dilakukan.

Banda Aceh, Agustus 2020

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
TATA TERTIB PRAKTIKUM.................................................................................................4

PERCOBAAN I. A. Analisis Boraks Dalam Bakso Dan Lontong...................................... 5


B. Analisis Formalin Dalam Mie Dan Bakso.......................................... 5
PERCOBAAN II. Analisis Metanil Yellow Dalam Mie Dan Keripik.................................. 9
PERCOBAAN III. Analisis Rhodamin B Dalam Kerupuk Merah.........................................12
PERCOBAAN IV. Analisis Merkuri Krim Pada Pemutih.....................................................15
PERCOBAAN V Analisis Kualitatif Kandungan Bahan Kimia Obat
Dalam Jamu.............................................................................................18
PERCOBAAN VI. Identifikasi Kandungan Bahan Kimia Obat Pada Jamu..........................22
PERCOBAAN VII. Analisis Pemanis Buatan.........................................................................26
PERCOBAAN VIII. Penetapan Kadar Vitamin C Dengan Metode
Spektrofotomer Uv-Vis...........................................................................30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................33
FORMAT LAPORAN..............................................................................................................34

3
TATA TERTIB PRAKTIKUM

Tata tertib yang harus ditaati oleh praktikan dalam praktikum Analisa obat makanan dan
kosmetik sebagai berikut ini:

1. Praktikan harus sudah hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. Keterlambatan hadir
melebihi waktu yang telah ditentukan tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Selama praktikum, praktikan harus mengenakan jas praktikum. Dilarang menggunakan
kaos oblong (tanpa kerah) dan memakai sandal. Praktikan harus membawa lap tangan,
lap serbet, tissue untuk menjaga kebersihan.
3. Harus mentaati peraturan-peraturan yang berlaku, disiplin dan jujur dalam melaksanakan
praktikum.
4. Setiap kali praktikum, praktikan wajib mengisi dan menandatangani daftar hadir. Jika
berhalangan hadir, praktikan harus memberikan keterangan tertulis yang disertai alasan-
alasan yang sah.
5. Praktikan yang melebihi 3 (tiga) kali berturut-turut tidak datang tanpa keterangan yang
sah, tidak diperkenankan lagi melanjutkan dan menyelesaikan praktikumnya.
6. Sebelum praktikum dimulai akan diadakan pretest selama 15 menit.
7. Mengetahui letak dan prosedur penggunaan peralatan keamanan seperti pemadam api.
Jika terjadi kebakaran pada alat, segera cabut kontak peralatan dengan sumber listrik dan
segera menghubungi dosen atau laboran.
8. Jika terjadi kecelakaan atau terluka, segera hubungi asisten, dosen atau laboran untuk
mendapatkan pertolongan.
9. Setelah semua pekerjaan selesai, bersihkan alat yang telah digunakan dan meninggalkan
lab dalam kondisi kembali bersih.
10. Praktikan diwajibkan membuat laporan hasil praktikum yang dikumpulkan seminggu
setelahnya sebelum praktikum selanjutnya dimulai.

4
PERCOBAAN I
A. ANALISIS BORAKS DALAM BAKSO DAN LONTONG
B. ANALISIS FORMALIN DALAM MIE DAN BAKSO

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui cara identifikasi boraks dan formalin pada makanan dengan
metode kualitatif.

II. DASAR TEORI


Untuk memperpanjang masa simpan bakso maka produsen sering menggunakan bahan
tambahan makanan (BTM) yang berbahaya bagi kesehatan manusia sebagai pengawet. Hal
tersebut dilakukan karena bakso tanpa pengawet memiliki masa simpan maksimal satu hari pada
suhu kamar dan dua hari pada suhu dingin. Bahan-bahan yang sering digunakan sebagai
pengawet adalah boraks dan formalin. Bahan tambahan makanan didefinisikan sebagai bahan
tambahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan
komposisi khas makanan, dapat bernilai gizi maupun tidak bernilai gizi.
Formalin merupakan zat toksik dan sangat iritatif untuk kulit dan mata. Formalin bagi
tubuh manusia diketahui sebagai zat beracun, karsinogen (menyebabkan kanker), mutagen
(menyebabkan perubahan sel, jaringan tubuh), korosif dan iritatif. Uap dari formalin sangat
berbahaya jika terhirup dan tertelan oleh manusia. Dampak buruk bagi kesehatan pada seorang
yang terpapar dengan formalin dapat terjadi akibat paparan akut atau paparan yang berlangsung
kronik (bertahun-tahun), antara lain sakit kepala, radang hidung, radang kronis, mual-mual,
gangguan pernapasan baik berupa batuk kronis atau sesak napas kronis. Formalin dapat juga
merusak syaraf tubuh manusia. Gangguan pada syaraf berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa,
dan sulit berkonsentrasi. Pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilitas.
Penggunaan formalin jangka panjang pada manusia dapat menyebabkan kanker mulut dan
tenggorokan (Putrianti, 2009).
Boraks berasal dari bahasa arab yaitu bouraq, merupakan bahan antiseptic yang digunakan
sebagai bahan pembersih, pengawet kayu dan herbisida. Dalam air, boraks merupakan campuran
natrium metaborat dan asam borat. Penggunaan boraks pada makanan produk olahan membuat

5
adonan dapat lebih lias dan elastis sehingga tidak cepat mollor atau sagging. Meskipun jumlah
tambahan tidak terlalu banyak, namun boraks mempunyai efek akumulasi yang berbahaya.
Gejala keracunan boraks akut meliputi mual, muntah-muntah, diare, kejang perut, bercak pada
kulit, suhu tubuh menurun dan lemah, juga dapat terjadi kematian akibat kolaps pernapasan.
Pada keracunan kronik dapat menyebabkan demam, anoreksia, kerusakan ginjal, depresi dan
bingung.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat : Erlenmeyer, lumpang, cawan porselen, pembakar spiritus.
Bahan : Aquades, asam kromatofat, H2SO4 (p), methanol, bakso, lontong, mie.

IV. CARA KERJA


A. Identifikasi Formalin Didalam Mie dan Bakso
 Timbang sampel sebanyak 5 gram, masukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian
masukkan kedalam waterbath diamkan beberapa menit
 Tambahkan asam kromatofat, dan aduk, amati perubahan yang terjadi.
 Warna air dari bening menjadi merah muda hingga ungu menunjukkan adanya
formalin (semakin ungu berarti kadar formalin semakin tinggi)

B. Identifikasi Boraks Didalam Bakso dan Lontong


 Sampel dihaluskan dan dihomogenkan di dalam lumpang, kemudian ditimbang
sebanyak 50 g dan dimasukkan ke dalam cawan porselen.
 Bakar diatas api sampai menjadi abu selama ±2 jam
 Kemudian dillakukan reaksi identifikasi reaksi nyala api dengan cara ditambahkan
1 ml H2SO4 (p) + 10 ml methanol dan dibakar diatas api
 Amati perubahan yang terjadi
 Adanya nyala hijau menandakan positif

V. PERTANYAAN
1. Buatkan reaksi identifikasi formalin ?
2. Apa bahaya formalin bagi kesehatan ?

6
3. Tuliskan beberapa makanan yang sering mengandung formalin ?
4. Apa kegunaan formalin dalam bidang farmasi ?
5. Tuliskan beberapa bahaya boraks ?
6. Tuliskan beberapa makanan yang sering mengandung boraks?
7. Mengapa boraks sering digunakan didalam makanan walaupun telah dilarang
penggunaannya ?

VI. HASIL PENGAMATAN


._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

7
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

8
._____________________________________________________________________________

PERCOBAAN II
ANALISIS METANIL YELLOW DALAM MIE DAN KERIPIK

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui cara identifikasi metanil yellow pada makanan dengan
metode kualitatif.

II. DASAR TEORI


Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, karena seluruh masyarakat tanpa terkecuali merupakan konsumen pangan. Makanan
yang dikemas biasanya mengandung bahan tambahan, yaitu suatu bahan-bahan yang
ditambahkan ke dalam makanan selama produksi, pengolahan, pengemasan atau penyimpanan
untuk tujuan tertentu. Secara umum jenis makanan yang disukai khususnya adalah makanan
yang memenuhi selera dan terlihat menarik, yaitu baik dalam hal rupa, warna, bau, rasa, suhu
dan tekstur. Agar makanan terlihat lebih menarik, citarasa yang baik dan tahan lama biasanya
diberi zat aditif pada makanan.
Jenis pewarna makanan yang sering digunakan dan dilarang oleh BPOM berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Pangan Nomor : 00386/C/SK/II/90 tentang
perubahan lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 239/Menkes/Per/V/85 tentang zat
warna tertentu yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya ditetapkan beberapa bahan pewarna
sintetis yang dilarang ditambahkan pada pangan antara lain adalah auramin, ponceau 3R dan
rhodamin B untuk pewarna merah atau orange dan methanyl yellow untuk pewarna kuning
(Pamungkas, 2015). Peluang terjadi penyalahgunaan zat warna methanyl yellow dalam makanan
dapat terjadi pada setiap pedagang makanan. Harga yang murah menjadi salah satu alasan oleh
produsen untuk menggunakan zat pewarna tekstil tersebut ditambahkan pada produk makanan
seperti manisan, serta zat pewarna tekstil ini memiliki warna yang lebih menarik dibanding
dengan zat pewarna untuk makanan biasanya.
Penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM), zat pewarna sintesis khususnya yang
illegal seperti methanyl yellow, dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik

9
yang dalam jangka panjang menyebabkan kelainan-kelainan pada organ tubuh manusia. Untuk
methanyl yellow (pewarna kuning berbahaya) bila tertelan dapat mengakibatkan mual, muntah,
sakit perut, dan kanker kandung kemih (Annisa, 2014).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat : Kertas saring, batang pengaduk, pipet tetes, tabung reaksi.
Bahan : Aquades, reagent Methanyl Yellow-1, reagent Methanyl Yellow-2, mie, keripik.

IV. CARA KERJA


 Haluskan 10 gr sampel, tambahkan aquades sampai sampel terendam, diaduk dan
disaring.
 Ambil filtratnya sebanyak 2-3 ml menggunakan pipet tetes kemudian masukkan ke
dalam tabung reaksi.
 Ttambahkan reagent Methanyl Yellow-1 sebanyak 2 tetes, kemudian ditambahkan
Methanyl Yellow-2 sebanyak 6 tetes, amati perubahan warna yang terbentuk.
 Munculnya warna ungu menandakan sampel positif adanya Methanyl Yellow.

V. PERTANYAAN
1. Sebutkan jenis makanan yang dapat mengandung Methanyl Yellow ?
2. Apa fungsi dari Methanyl Yellow ?
3. Bagaimana cara identifikasi Methanyl Yellow secara kuantitaif ?

VI. HASIL PENGAMATAN


._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

10
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

11
._____________________________________________________________________________

12
PERCOBAAN III
ANALISIS KANDUNGAN RHODAMINE B DALAM KERUPUK MERAH

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui cara identifikasi Rhodamin B pada makanan dengan metode
kualitatif.

II. DASAR TEORI


Di zaman modern sekarang banyak terjadi perkembangan di bidang industri dan makanan
yang bertujuan untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu, produsen makanan dan
minuman menambahkan bahan tambahan makanan atau yang sering disebut sebagai food
additive dalam produknya. Bahan tambahan makanan adalah zat yang ditambahkan dan
dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu, salah satunya yaitu
pewarna (Cahyadi, 2012). Menurut Keputusan Direktur Jenderal POM Departemen Kesehatan
RI No. 00386/C/SK/II/90 tentang perubahan lampiran Peraturan Menteri Kesehatan
No.239/Menkes/Per/V/85, ada 5 zat pewarna yang dilarang ditambahkan ke dalam makanan,
obat dan kosmetik. Salah satunya adalah zat warna sintetis yang biasa dikenal dengan sebutan
Rhodamin B (KepDirJen, 1990).
Lingkungan masyarakat banyak kerupuk berwarna merah yang diduga memakai zat
pewarma tekstil yang dilarang untuk makanan. Hal ini dapat disebabkan karena zat pewarna
tersebut lebih tahan lama, mudah didapatkan, serta warna menarik sehingga harganya lebih
murah, memberikan keuntungan yang lebih besar bagi produsen dan banyak konsumen yang
menyukainya. Berdasarkan pemeriksaan BPOM (2014), BPOM masih saja menemukan makanan
yang menggunakan bahan berbahaya walaupun sudah sering melakukan inspeksi mendadak
(sidak). Pada saat BPOM melakukan sidak di Pasar Jaya Cibubur, Senin (21/7) malam, di pasar
tersebut BPOM menemukan empat jenis makanan yang mengandung Rhodamin B, Boraks, dan
Formalin.

13
III. ALAT DAN BAHAN
Alat : Kertas saring, batang pengaduk, pipet tetes, tabung reaksi.
Bahan : Aquades, reagent rhodamin B-1, reagent rhodamin B-2, reagent rhodamin B-3,
kerupuk merah.

IV. CARA KERJA


 Haluskan 10 gr sampel tambahkan aquades sampai sampel terendam, aduk dan saring.
 Ambil filtratnya sebanyak 2-3 ml menggunakan pipet tetes kemudian masukkan ke
dalam tabung reaksi.
 Tambahkan reagent rhodamin B-1 4 tetes dan digojok, ketika warna merah bata pada
larutan mulai menghilang/berkurang, tambahkan reagent rhodamin B-2 4 tetes dan
reagent rhodamin B-3 2 tetes dan digojok kembali. Amati perubahan yang terjadi.
 Munculnya warna merah bata kembali menunjukkan sampel mengandung rhodamin B

V. PERTANYAAN
1. Sebutkan fungsi dari Rhodamin B ?
2. Apa bahaya Rhodamin B bagi kesehatan ?
3. Bagaimana analisa Rhodamin B secara kuantitatif ?

VI. HASIL PENGAMATAN


._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

14
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

15
PERCOBAAN IV
ANALISIS MERKURI PADA KRIM PEMUTIH

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengidentifikasi zat adiktif (merkuri) pada sediaan kosmetik.

II. DASAR TEORI


Kosmetik merupakan suatu komponen sandang yang sangat penting peranannya dalam
kehidupan masyarakat, dimana masyarakat tertentu sangat bergantung pada sediaan kosmetika
pada setiap kesempatan. Di pasaran pada umumnya, banyak beredar sediaan kosmetika yang
berperan untuk keindahan kulit wajah. Dalam perkembangan selanjutnya, suatu sediaan
kosmetika akan ditambahkan suatu zat ikutan atau tambahan yang akan menambah nilai artistik
dan daya jual produknya, salah satunya dengan penambahan bahan pemutih (Widana &
Yuningrat, 2007).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/PER/V/1998 tentang bahan,
zat warna, subtrat, zat pengawet dan tabir surya pada kosmetik, dalam kadar yang sedikitpun
merkuri bersifat racun. Mulai dari perubahan warna kulit, bintik-bintik hitam, alergi, iritasi, serta
pada pemakaian dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal dan gangguan
perkembangan janin. Bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan
muntah-muntah, diare dan kerusakan paruparu serta menyebabkan zat karsinogenik (BPOM RI,
2007).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat : Timbangan, cawan porselin, batang pengaduk, pipet tetes, tabung reaksi, kertas
saring, Erlenmeyer.
Bahan : Akuades, Asam klorida (HCl), asam nitrat (HNO₃), Kalium Iodida (KI 0,5 N),
sampel krim.

IV. CARA KERJA


1. Pembuatan Larutan Uji
 Sampel 2,0 gr ditambahkan akuades 25ml

16
 Kemudian tambahkan 10 ml asam klorida dan 10 ml asam nitrat, uapkan hingga
kering
 Tambahkan akuades sebanyak 10 mL pada sisa penguapan.
 Panaskan selama 5 menit kemudian dinginkan dan disaring menggunakan kertas
saring
2. Analisis Kualitatif Merkuri
Larutan uji dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1-2 tetes KI 0,5
N. Amati perubahan warna. Endapan merah orange yang terbentuk menunjukkan positif
adanya merkuri

V. PERTANYAAN
1. Apakah sampel krim yang dipasaran mengandung merkuri ?
2. Mengapa merkuri sering digunakan didalam kosmetik walaupun telah dilarang
penggunaannya ?
3. Bagaimana cara menganalisis kuantitatif merkuri pada sampel krim ?

VII. HASIL PENGAMATAN


._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

17
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

18
PERCOBAAN V
ANALISIS KUALITATIF KANDUNGAN BAHAN KIMIA OBAT (BKO)
DALAM JAMU ASAM URAT

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan analisis kualitatif bahan kimia obat dalam sediaan jamu.

II. DASAR TEORI


Jamu merupakan salah satu obat bahan alam Indonesia dengan presentase konsumen
sebanyak 59,12%. Cukup tingginya presentase masyarakat yang menggunakan jamu karena
dinilai memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit apabila aspek keamanannya
terpenuhi.Semakin maraknya penggunaan obat tradisional berdasarkan khasiat yang turun
temurun, semakin memperluas kesempatan terjadinya pemalsuan simplisia, bahkan ada beberapa
jamu yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) yang telah jelas dilarang penambahannya,
baik sengaja maupun tidak disengaja ke dalam obat tradisional, seperti yang tertera pada
Peraturan Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/Per/V/1990 BAB V Pasal 23.
Konsumen yang tidak menyadari adanya bahaya dari obat tradisional yang mengandung
bahan kimia obat yang dikonsumsinya, tentunya sangat membahayakan dan ditambah kurangnya
pengetahuan produsen dalam penambahan bahan kimia obat secara tidak terkontrol baik dosis
maupun cara penggunaannya. Sampai saat ini Badan POM selaku badan yang memiliki otoritas
didalam pengawasan obat dan makanan di Indonesia, terus berupaya untuk memenuhi keinginan
masyarakat dengan meningkatkan perannya didalam melindungi masyarakat dari peredaran obat
tradisional yang tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan agar masyarakat terhindar dari
penggunaan obat tradisional yang berisiko bagi pemeliharaan kesehatan.
Beberapa jenis produk herbal yang sering dicampurkan dengan BKO antara lain adalah
produk pelangsing tubuh, stamina pria, untuk gangguan asam urat atau encok/pegal linu/flu
tulang dan kegemukan badan. Bahan-bahan kimia berbahaya yang sering digunakan meliputi
Metampiron, Fenilbutazon, Deksametason, Allopurinol, CTM, Sildenafil sitrat, Tadalafil dan
Parasetamol. Obat-obat yang mengandung bahan-bahan kimia tersebut memiliki efek samping
berbahaya. Misalnya jamu yang mengandung Fenilbutazon dapat menyebabkan peradangan

19
lambung dalam jangka panjang akan merusak hati dan ginjal. Konsumsi masyarakat terhadap
produk obat tradisional cenderung terus meningkat, sementara pengetahuan masyarakat masih
belum memadai untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan
aman.Hal tersebut dapat meningkatkan risiko pada kesehatan dan keselamatan konsumen.
Apabila terjadi produk sub standar, rusak atau terkontaminasi oleh bahan kimia obat maka risiko
yang terjadi akan berskala besar dan luas serta berlangsung secara amat cepat.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat: Mikroskop
Bahan : Kloralhidrat, jamu asam urat.

IV. CARA KERJA


1. Uji Organoleptis
Sampel jamu dideskripsikan menggunakan panca indera untuk mengetahui bentuk,
warna, bau dan rasa (Depkes RI, 2000).
2. Uji Mikroskopis
Setiap sampel jamu diletakan diatas kaca preparat lalu ditetesi dengan kloralhidrat,
diamati dengan mikroskop dengan perbesaran yang disesuaikan. Bedakan dengan rujukan
dari komposisi jamu.

V. PERTANYAAN
1. Bagaimana cara mengindentifikasi obat tradisional secara kuantitatif?
2. Sebutkan cara lain untuk mengindentifikasi obat tradisional secara kualitatif ?

VI. HASIL PENGAMATAN


._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

20
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

21
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

22
PERCOBAAN VII
IDENTIFIKASI KANDUNGAN BAHAN KIMIA OBAT PADA JAMU SECARA
KUALITATIF (PARACETAMOL DAN DEXAMETHASONE)

VI. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan analisis kualitatif bahan kimia obat dalam sediaan jamu.

VII. DASAR TEORI


Menurut permenkes No. 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional, obat
tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan serian galenik atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun
telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Menurut permenkes No. 007 tahun 2012 pasal 6 ayat 1, obat tradisional yang
diberikan izin untuk beredar di Indonesia harus memenuhi kriteria menggunakan bahan yang
memenuhi persyaratan keamanan dan mutu, dibuat dengan menerapkan CPOTB (Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik), memenuhi persyaratan Farmakope Herbal Indonesia
atau persyaratan lain yang diakui, berkhasiat terbukti secara empiris turun menurun atau secara
ilmiah dan penandaan berisi informasi yang objektif, lengkap dan tidak menyesatkan.
Obat tradisional Indonesia, saat ini dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu sediaan jamu,
sediaan obat herbal terstandar, dan sediaan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut didasarkan
pada perbedaan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat.

Gambar 3. Logo Obat Tradisional Indonesia


Jamu adalah obat tradisional yang mengandung seluruh bahan tanaman yang ada dalam
resep dan disajikan secara tradisional dalam bentuk seduhan, serbuk, cair, pil atau kapsul.
Kriteria yang harus dipenuhi adalah aman sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, memenuhi
persyaratan mutu yang berlaku dan klaim khasiat harus dapat dibuktikan berdasarkan data

23
empiris atau ilmiah. Penggunaan obat tradisional khususnya jamu di Indonesia cukup tinggi,
hampir 50% masyarakat Indonesia terbiasa mengkonsumsi jamu. Tetapi peningkatan produksi,
peredaran dan penggunaan jamu tersebut di sisi lain dicemari oleh adanya penambahan bahan
kimia obat ke dalamnya. Berdasarkan hasil pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) di seluruh wilayah Indonesia dari bulan November 2013 sampai dengan Agustus 2014,
ditemukan sebanyak 51 jamu yang mengandung BKO, dimana 42 diantaranya merupakan
produk jamu yang tidak terdaftar (ilegal) dan sisanya merupakan produk jamu yang tidak sesuai
dengan persetujuan pendaftaran. Bahan kimia obat (BKO) yang merupakan bahan kimia sintetik
atau hasil isolasi, tidak boleh ditambahkan ke dalam obat tradisional karena bertentangan dengan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 246/Menkes/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat
Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. Jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO)
dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, bahkan dapat berujung pada kematian karena
bahan kimia obat (BKO) umumnya merupakan golongan obat keras yang harus diberikan sesuai
dengan dosis terapinya.

VIII. ALAT DAN BAHAN


Alat: Mikroskop
Bahan : Kloralhidrat, sampel jamu.

IX. CARA KERJA


3. Uji Organoleptis
Sampel jamu dideskripsikan menggunakan panca indera untuk mengetahui bentuk,
warna, bau dan rasa (Depkes RI, 2000).
4. Uji Mikroskopis
Setiap sampel jamu diletakan diatas kaca preparat lalu ditetesi dengan kloralhidrat,
diamati dengan mikroskop dengan perbesaran yang disesuaikan. Bedakan dengan rujukan
dari komposisi jamu.

X. PERTANYAAN
1. Bagaimana cara mengindentifikasi obat tradisional secara kuantitatif?
2. Sebutkan cara lain untuk mengindentifikasi obat tradisional secara kualitatif ?

24
VII. HASIL PENGAMATAN
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

25
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

26
27
PERCOBAAN VII
ANALISIS PEMANIS BUATAN (JAJANAN ES CAMPUR)

I. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan sakarin dan siklamat pada jajan es campur.

II. DASAR TEORI


Bahan tambahan makanan merupakan bahan tambahan dan bukan bahan utama yang
digunakan pada makanan, yang digunakan untuk memperoleh produk makanan atau minuman
yang enak, menarik, dan tahan lama (Rasyid, 2011). Salah satu bahan tambahan makanan yang
digunakan adalah pemanis. Di pasaran tersedia 2 jenis pemanis yaitu pemanis alami dan pemanis
buatan. Pemanis alami/sukrosa berasal dari tanaman tebu (Saccharum officinarum L.), dan bit
(Beta vulgaris L.) (Rasyid, 2011). Sedangkan pemanis buatan merupakan zat/bahan dengan rasa
manis dan jumlah kalori yang lebih rendah daripada gula. Penggunaan pemanis buatan sudah
diizinkan penggunaannya, dan tercantum di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
208/Menkes/Per/IV/1985 adalah siklamat, sakarin dan aspartam. Sakarin dan siklamat digunakan
bagi seseorang yang melakukan diet gula, karena menghasilkan kalori yang rendah (Arini, 2018).
Sakarin memiliki tingkat kemanisan 300 kali dari gula biasa (sukrosa) dan menimbulkan
rasa ikutan yang pahit sedangkan siklamat tidak menimbulkan rasa ikutan yang pahit. Siklamat
memiliki tingkat kemanisan 30 kali dari pada sukrosa (Rasyid, 2011). Batas maksimum
penggunaan sakarin yang di atur oleh ADI (Acceptable Daily Intake) adalah 0 - 5 mg/BB/hari
dan kadar maksimum penggunaan sakarin dalam minuman 300 mg/L sedangkan batas
maksimum penggunaan siklamat adalah 0 - 11 mg/BB/hari dan kadar maksimum penggunaan
siklamat dalam minuman 3 g/L (Lestari, 2011). Penggunaan pemanis sintetis dalam jumlah yang
berlebihan sangat tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan,
seperti penyakit syaraf, insomnia, hipertensi dan kanker otak (Devitria, 2018).

28
III. ALAT DAN BAHAN
Alat : Erlenmeyer, kertas saring, hotplate, corong pisah.
Bahan : Arang aktif, HCl 10%, BaCl2 10%, NaNO2 10%, eter, NaOH 10%, resorsinol.
H2SO4 pekat, sampel es campur.

IV. CARA KERJA


A. Analisis kualitatif siklamat dengan uji pengendapan (BSN, 1992)
 100 ml sampel masukan ke dalam erlenmeyer. tambahkan arang aktif hingga larut dan
disaring menggunakan kertas saring.
 Kemudian tambahkan 10 ml larutan HCl 10% dan 10 ml larutan BaCl2 10%,
 Diamkan selama 30 menit, disaring kembali menggunakan kertas saring dan
ditambahkan 10 mL larutan NaNO2 10%.
 Hasil reaksi panaskan diatas hotplate kemudian diamkan 20-30 menit, amati
perubahan apa yang terjadi.
 Terdapat endapan putih maka sampel positif mengandung siklamat.

B. Analisis kualitatif sakarin uji reaksi warna (SNI 01-28931994)


 50 ml sampel diasamkan dengan HCl, kemudian ditambahkan 25 ml eter dan diekstrak
menggunakan corong pisah (buka tutup udara) diamkan selama 30 menit.
 Setelah larutan terpisah, uapkan eter dalam erlenmayer di udara terbuka.
 Kemudian tambahkan 10 tetes H2SO4 pekat dan 40 mg resorsinol.
 Panaskan perlahan dengan api kecil sampai berubah menjadi warna hijau.
 Dinginkan dan Tambahkan 10 ml aquades dan 10 ml NaOH 10%, amati perubahan
yang terjadi.
 Terbentuk warna hijau flouresense menandakan sampel positif mengandung sakarin.

V. PERTANYAAN
1. Sebutkan fungsi dari Siklamat dan Sakarin ?
2. Bagaimana cara mengindentifikasi secara kuantitatif ?
3. Tuliskan beberapa bahayanya Siklamat dan Sakarin?

29
VI. HASIL PENGAMATAN
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

30
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

31
PERCOBAAN VIII
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN METODE SPEKTROFOTOMER UV-Vis

I. TUJUAN
Tujuan dalam praktikum ini adalah mahasiswa dapat menetapkan kadar vitamin C secara
spektrofotometri UV-Vis.

II. DASAR TEORI


Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh dan berfungsi untuk
meningkatkan sistem imunitas tubuh. Bila dalam tubuh kebutuhan vitamin dan mineral
mencukupi, maka segala jenis penyakit dapat dicegah. Mengkonsumsi vitamin C yang juga
berfungsi sebagai antioksidan terbukti dapat menangkal virus-virus seperti virus flu, selain itu
vitamin C juga berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh yang bertanggung jawab penuh
terhadap setiap gangguan pada tubuh baik gangguan psikis (misalnya stres, sedih, marah), fisik
(seperti terluka, kelelahan, sakit), fisiologi (contohnya asupan zat anti gizi bersama makanan,
kasus salah gizi), maupun lingkungan sekitar (diantaranya udara kotor, asap rokok, kebisingan).
Vitamin C sangat dibutuhkan, terutama di kota besar. Belum lagi radikal bebas berupa polusi
dari asap kendaraan bermotor dan rokok, serta lainnya, makin bertebaran. Semua itu membuat
tubuh rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan. Daya tahan mudah menurun dan serangan
radikal bebas membuat sel-sel tubuh mudah rusak dan tak mampu berfungsi dengan baik. Salah
satu akibat dari proses kerusakan secara cepat itu adalah penuaan kulit lebih dini.
Penentuan vitamin C yang terkandung di dalam sampel makanan dan minuman kemasan
bisa ditentukan menggunakan metode titrimetri (Rahmawati, et al.,2016; Siti, et al., 2016) dan
spektrofotometer UV-Vis (Buhari, 2010; Arny, et al., 2016; Karinda et al., 2013). Metode
spektrofotometer UV-Vis mempunyai kelebihan daripada metode titrasi, yaitu memiki batas
deteksi yang rendah serta memiliki tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Oleh karena itu,
metode spektrofotometer UV-Vis banyak digunakan dalam penentuan kadar vitamin C dalam
sampel makanan dan minuman.

32
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan adalah gelas kimia, kertas saring, labu takar, spektrofotometer, pipet
tetes, penangas air, timbangan analitik.
Bahan yang digunakan adalah sediaan obat Vitamin C, akuades, serbuk Vitamin C.

IV. CARA KERJA


1. Membuat Larutan Baku
 Menimbang saksama serbuk Vit. C sebanyak 1,25 mg.
 Kemudian larutkan ke dalam labu takar 50 mL menggunakan aquadest, sampai
tanda.
2. Pembuatan Kurva Baku
 Buat larutan seri baku dengan konsetrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm
diambil dari Larutan Induk.
 Kemudian baca serapannya pada panjang gelombang 260 nm.
 Buatlah persamaan regresi linear (y = bx + a).
3. Penetapan Kadar Vitamin C pada sampel
 Timbang saksama 250,00 mg sampel dan larutkan dengan aquades menggunakan
labu takar 50 mL sampai tanda.
 Diambil 4 mL dilarutkan 1 samapi volume 10 mL.
 Baca serapannya pada panjang gelombang 260 nm.
 Hitung Kadar Vitamin C dengan memasukan ke persamaan regresi linear.

V. PERTANYAAN
1. Ukur absorbansi Blangko, Sample dan Standar ?
2. Hitung kadar Vitamin C dalam sampel ?
3. Simpulkan apakah kandungan Vitamin C sesuai standar atau tidak?

VI. HASIL PENGAMATAN


._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

33
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________
._____________________________________________________________________________

34
DAFTAR PUSTAKA

35
FORMAT LAPORAN

Judul Percobaan :
Tujuan Percobaan :
Tanggal Percobaan :
Asisten :

I. PENDAHULUAN (Teori)
Salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk menganalisa jamu yang
mengandung BKO yaitu menggunakan teknik Kromatografi Lapis Tipis (KLT). KLT sangat
bermanfaat untuk analisis obat dan bahan lain dalam laboratorium karena hanya memerlukan
peralatan sederhana, waktu cukup singkat (15-60 menit), dan jumlah zat yang di periksa cukup
kecil (kira-kira 0,01 g senyawa murni atau 0,1 g simplisia) selain itu, KLT tidak memerlukan
ruang yang besar dan teknik pengerjaannya juga sederhana (Harmita, 2015).

II. CARA KERJA


Uji KLT(Kromatografi Lapis Tipis), totolkan sampel yang telah dipekatkan pada
lempeng silika gel, Totolkan bahan kimia obat (baku pembanding/baku standar) pada lempeng
yang sama, Masukkan lempeng pada bejana kromatografi yang telah berisi larutan pengembang
(eluen), Amati titik noda pada kromatografi lapis tipis, titik noda diperiksa dibawah sinar UV
gelombang pendek (254nm), Hitung nilai Rf dan bandingkan nilai Rf sampel dengan nilai Rf
baku standar Bahan Kimia Obat (BKO).

III. HASIL PENGAMATAN

IV. PEMBAHASAN (Pertanyaan)


Pengujian kromatografi berupa kromatografi lapis tipis (KLT) yang dilakukan untuk
menganalisis Bahan Kimia Obat (BKO) pada sampel jamu pasaran yang ada di masyarakat
yang beredar di Kabupaten Pekalongan.Dilakukan dengan langkah awal yaitu aktifasi plat pada

36
suhu 120˚C tujuan dilakukannya yaitu mengurangi kadar air yang terdapat pada plat silica gell
yang akan digunakan, sehingga dapat memperlancar proses eluenisasi. Juga dilakukan karena
dikhawatirkan pada plat yang digunakan terdapat cemaran yang dapat menimbulkan masalah
atau mungkin juga tidak (Gritter,1991). Kemudian tentukan jarak start dan finish larutan eluen
merambat, yaitu 1cm atas dan bawah. Kemudian lakukan penotolan pada sampel jamu,
pembanding dan juga bahan kimia obat (BKO) disini menggunakan Allupurinol dan piroxicam.

V. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pada sampel jamu asam urat sampel 1
positif mengandung bahan kimia obat (BKO) piroxicam dengan nilai Rf yang didapat pada
sampel 1 adalah 0,68, sampel 2 positif mengandung bahan kimia obat (BKO) piroxicamdengan
nilai Rf yang didapat pada sampel 2 adalah 0,68.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Harmita, 2015. Analisis Fisikokimia Kromatografi volume 2. EGC. Jakarta.

37

Anda mungkin juga menyukai