Anda di halaman 1dari 21

PELAYANAN KEFARMASIAN

DOSEN PEMBIMBING :
Rina Kurniati.M.Farm.,Apt

Kelompok 4 :
1. Cut Riska Wati
2. Liza Maulida Hanim
3. T. Sultan Siddiq
UNDANG UNDANG
• APOTEK
 Permenkes no 73 thn 2016 tentang standar kepelayanan kefarmasian di apotek.

• RUMAH SAKIT
 Permenkes no 58 thn 2014 tentang standar kepelayanan kefarmasian di rumah sakit

• KLINIK
 Permenkes no 34 thn 2021 tentang standar kepelayanan kefarmasian di klinik

• PUKESMAS
 Permenkes no 30 thn 2014 tentang standar kepelayanan kefarmasian di pukesmas
RESEP
• PENGERTIAN RESEP
Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter. Dokter gigi atau dokter hewan kepada apoteker untuk membuat
obat dalam bentuk sediaan tertentu dan penyerahkannya kepada pasien.
PENGELOLAAN OBAT

1 2 3
PEMILIHAN PERENCANAAN PENGADAAN

4 5 6
PENERIMAAN PENYIMPANAN PELAYANAN
PENDISTRIBUSIAN
SAMBUNGAN PENGELOLAAN OBAT

7 8 9
PENGENDALIAN PEMELIHARAAN PENGHAPUSAN

10 11 12
ADMINISTRASI PELAPORAN SERTA KEGIATAN PELAYANAN
EVALUASI BAGI
DISTRIBUSI OBAT
• Pengertian distribusi obat

Distribusian merupakan kegiatan menyalurkan atau mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit
untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang
pelayanan medis.
Menyalurkan dan mengirim perbekalan farmasi yang bermutu, terjamin keabsahan serta tepat jenis dan
jumlah dari gudang perbekalan farmasi secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan unit-unit pelayanan di
Rumah sakit.

• Tujuan distribusi obat

 TujuanUmum :

1. Menyediakan dan menyiapkan serta menyalurkan perbekalan farmasi pada pasien atau ke unit pelayanan
secaracepat, tepat dan aman.o Tujuan khusus memperkecil kesalahan dalam pemberian sediaan farmasi & alat
kesehatan/ perbekalan farmasi.
2. mengamankan perjalanan perbekalan farmasi sampai kepada pasien.
3. menjaga dan mengawasi mutu perbekalan farmasi
4. mengurangi pemborosan dan penyalahgunaan
5. mendayagunakan tenaga farmasi
DISTRIBUSI OBAT
Penyampaian obat dari apoteker ke pasien adalah bagian terakhir distribusi obat. Di apotek, proses
pengiriman ini dapat dilakukan langsung dari apoteker ke apoteker. Namun, hal ini tidak dapat terjadi dirumah sakit
terhadap pasien rawat inap karena jarak yang jauh antara penderita yang berada diruangan dan apoteker yang ada di
instalasi farmasi. Selain itu, masih ada perawat yang bertanggung jawab menerima dan melaksanakan konsumsi
obat untuk IFRS bertanggung jawab atas penggunaan obat yang aman dirumah sakit. Sistem distribusi obat adalah
suatu proses obat yang disiapakan oleh IFRS, dan dihantarkan kepada perawat, dokter atau pelayanan kesehatan
profesional lainnya untuk diberikan kepada penderita. Sistem pendistribusian obat yang dibuat harus
mempertimbangkan efisiensi penggunaan sarana, waktu mencegah kesalahan.
PERINGATAN OBAT BEBAS
TERBATAS
1 2 3
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras Awas! obat keras
Bacalah aturan Hanya untuk dikumur Hanya untuk bagian luar
pemakaiannya jangan ditelan badan

4 5 6
Awas! Obat keras Awas! Obat keras Awas! Obat keras
Hanya untuk dibakar Tidak boleh ditelan Obatv wasir, jangan ditelan
KONSELING OBAT
Proses yang sistematik untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah pasien yang berkaitan dengan
penggunaan obat

• Bukan hanya memberikan penerangan tentang obat


• Untuk mendapatkan informasi latar belakang pasien
• Melibatkan perubahan tingkah laku / sikap pasien terhadap
penggunaan obat
• Memberikan perhatian atau dukungan pada pasien terhadap
terapinya

#CRW
Pengobatan mandiri {Swamedikasi}
#CRW

Perawatan sendiri oleh masyarakat terhadap


penyakit yang umum / sering diderita

Golongan Obat yang bisa yang bisa dipakai


untuk Swamedikasi :

 OBAT BEBAS
• Obat yang boleh beredar dan tidak dinyatakan sebagai narkotika,
psikotropika, obat keras ataupun obat bebas terbatas

Daftar Perubahan Golongan Obat No. 1


(SK Menkes No. 925/Menkes/Per/X/1993)
• Docusate Sodium (Obat keras menjadi OB)
• Tolnaftate (Obat keras menjadi obat bebas)
Lanjutan...
 OBAT BEBAS TERBATAS
Daftar OBT No. 1 – No. 9
(SK Dirjen Farmasi th 196 - 1976)
Daftar Perubahan Golongan Obat No. 1
(SK Menkes No. 925/Menkes/Per/X/1993)

• Aminofilin ( Obat Keras menjadi OBT)


• Bromhexin (Obat Keras menjadi OBT)
• Ibuprofen (Obat keras menjadi OBT)
• Cetrimide (Obat keras menjadi OBT)

#CRW
I . Resep

#CRW
II. Skrining Resep
Berdasarkan PERMENKES Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, dinyatakan bahwa
skrining resep yang dilakukan oleh apoteker meliputi:

01 02
Persyaratan Administratif Kajian kesesuaian farmasetik

03
Pertimbangan klinis
A. Hasil Skrining Administratif
B . Hasil Skrining Farmasetik

#CRW
C . Hasil Skrining Farmakologi
C . Lanjutan...
Lanjuttan resep
1. resep
Mekanisme kerja
1. Amlodipin

Menghambat transmembran masuknya ion kalsium ekstraseluler melintasi membran sel miokard dan sel otot
polos pembuluh darah tanpa mengubah konsentrasi kalsium serum; penghambatan konsentrasi kardiak dan sel otot
polos pembuluh darah ini, dengan cara mendilatasi saluran pembuluh darah dan arteri sistemik.

2. Methycobal® (Mecobalamin)
Methycobal atau methylcobalamin merupakan bentuk vitamin B12 yang aktif secara neurologis serta
vitamin yang larut dalam air. Senyawa ini merupakan kofaktor dari enzim methionin sintase yang berfungsi
mentransfer kelompok methyl yang berfungsi dalam regenerasi metionin dari homosistein.

3. Diazepam
Diazepam adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan, meredakan kejang, kaku otot, atau sebagai
obat penenang sebelum operasi. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan dalam pengobatan gejala putus alkohol.
“TERIMA KASIH”

— Kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai