Anda di halaman 1dari 68

PELAYANAN

KEFARMASIAN
NI NYOMAN SRI MAS HARTINI
Kematian akibat Medical Error di R.S di USA
(IOM ‘99)
120000

100000

80000

60000

40000

20000

0
Medication A IDS Kanker Kecelakaan Medical
Error Payudara Lalu-Lintas Error

• Medication Error di RS : 7.000


• AIDS : 16.516
• Kanker Payu Dara : 42.297
• Kecelakaan Lalu lintas : 43.458
• Medical Errors : 44.000-98.000
• Medication Errors di luar RS : puluhan ribu
Mengapa terjadi Medication
Error???
CONTOH KASUS
Case Report

A 20 yr. female student suffering from tonsilitis, seen by a doctor


in a 600-bed hospital OPD. She obtained a drug from the hospital
pharmacy, and took as instructed. She felt very weak after taking
the drug, 3 days later she got severely comatose and was
admitted to the same hospital. She took chlorpropamide 250 mg
4 times a day. The OPD doctor claimed that he prescribed
chloromycetine 4x250 mg daily for her tonsilitis. The patient
eventually died 2 weeks after hospital admission.
To Chew or not to Chew

Pasien 83 thn, mendapat resep Cardizem CD


(diltiazem controle dissolution), utk BP
Ukuran kapsul besar  dikunyah  Pulse
menjadi rendah.
Beberapa minggu kemudian Pasien meninggal.
Kasus lain

 Feb 26 1971, Michigan


 Wanita menikah mendapat resep KB: Norinyl  Nardil mild tranquilizer

 Okt 27, 1995, Alabama


 Pasien kanker payudara:
Tamoxifen  Tambocor (antiarrhythmia)
GOOD DRUGS

can be

BADLY USED
Paradigma Pelayanan Farmasi

Product
Focus

Patient
Outcome
Pharmacist

Drug oriented  Patient oriented


PERAN APOTEKER PELAYANAN ???
PHARMACEUTICAL CARE
Pharmaceutical Care/
Pelayanan Kefarmasian

adalah :
“suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien”
? Masalah

Tidak ada Masalah


PHARMACEUTICAL CARE
PROCESS
DATA

ASSESSMENT
Pharmaceutical Care
PROCESS

DRP

KONSELING
DOKTER
pasien
PHARMACEUTICAL CARE
FARMASIS
PIO DAN KONSELING
PEKERJAAN KEFARMASIAN
menurut PP No. 51/2009

adalah :
Pembuatan termasuk pengendalian mutu
Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluranan obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
Sediaan Farmasi

 Obat,
 Bahan obat,
 Obat tradisional dan
 Kosmetika.
TENAGA KEFARMASIAN

Tenaga yang melakukan Pekerjaan


Kefarmasian:
Apoteker dan
Tenaga Teknis Kefarmasian
PELAKSANAAN MELIPUTI :

 Pengadaan & Produksi Sediaan Farmasi


(CPOB)
 Distribusi atau Penyaluran Sediaan
Farmasi (CDOB); dan
 Pelayanan Sediaan Farmasi (CPFB).
FASILITAS KEFARMASIAN
Sarana yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan
Kefarmasian :
 Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi (Industri
Farmasi)
 Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan
Farmasi (PBF)
 Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (Sarana Pelayanan
Kefarmasian)
CPFB
Masalah dalam Bidang Kesehatan

 Sulitnya mengakses Obat yang bermutu,


aman & bermanfaat
 Kurang memadainya tenaga kesehatan
dari segi kualitas & kuantitas
 Tingginya biaya kesehatan
 Perlunya standar & pedoman
pelayanan kesehatan
CPFB

Adalah panduan yang berisi sejumlah


standar bagi para Apoteker dalam
menjalankan praktek profesinya di sarana
pelayanan kefarmasian untuk melaksanakan
pelayanan kefarmasian yang baik secara
komprehensif
RUANG LINGKUP CPFB

1. PROMOSI KESEHATAN
2. PELAYANAN RESEP
3. PELAYANAN SWAMEDIKASI
4. PENINGKATAN PENGGUNAAN OBAT YG
RASIONAL
PROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN

 PENYULUHAN KESEHATAN
 PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PEMERINTAH
 JAMINAN MUTU ALAT DIAGNOSTIK &
ALKES LAIN SERTA MEMBERIKAN SARAN
PENGGUNAANNYA
PELAYANAN RESEP
PELAYANAN RESEP

 PENERIMAAN & PEMERIKSAAN KELENGKAPAN RESEP


 PENGKAJIAN RESEP
 PENYIAPAN
 PENYERAHAN & PEMBERIAN INFORMASI
 PTO
 DOKUMENTASI
PELAYANAN SWAMEDIKASI
PELAYANAN SWAMEDIKASI

 PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN


PASIEN
 PEMILIHAN OBAT
 MERUJUK PASIEN
PENINGKATAN PENGGUNAAN OBAT YG
RASIONAL

Melalui :
 Aktifitas pelayanan resep
 Komunikasi profesional dengan tenaga kesehatan lain
 Penyebaran informasi obat
 Jaminan kerahasiaan pasien
 Record ttg medication error, produk cacat atau palsu
 Record ttg MESO
 DUE
 Penyusunan Formularium
TANGGUNG JAWAB APOTEKER

Pengelolaan Sediaan
Farmasi

Kompetensi & Penggunaan


Kewenangan obat yang
Apoteker rasional

Pelayanan Farmasi Klinik


untuk meningkatkan
tujuan pengobatan

40
RUANG LINGKUP PENGELOLAAN

1. Pemilihan
2. Pengadaan
3. Pendistribusian
4. Penghapusan & Pemusnahan
5. Pengendalian
6. Penarikan Kembali Sediaan Farmasi
7. Pencatatan & pelaporan
8. Monitoring & Evaluasi
DASAR PEMILIHAN

 Pola penyakit
 Kebutuhan dan Kemampuan/daya beli masyarakat
 Pengobatan berbasis bukti
 Bermutu dan Ekonomis
 Budaya masyarakat (kebiasaan masyarakat
setempat)
 Pola penggunaan obat sebelumnya
KRITERIA PENGADAAN
SEDIAAN FARMASI & ALKES

 Sediaan farmasi dan alat kesehatan


memiliki izin edar atau nomor registrasi.
 Mutu, keamanan dan kemanfaatan
sediaan farmasi dan alat kesehatan
dapat dipertanggung jawabkan.
 Berasal dari jalur resmi.
 Persyaratan administrasi lengkap
METODE PERENCANAAN

1. Pola penyakit
2. Pola konsumsi
3. Kombinasi antara pola konsumsi
dan pola penyakit
SUMBER PENGADAAN

Pembelian,
Pembuatan dan
Sumbangan.
CHECKLIST PENERIMAAN

 Kebenaran instansi yang dituju


 Kebenaran jenis produk;
 Kebenaran jumlah kemasan;
 Kebenaran jumlah satuan dalam tiap kemasan;
 Kebenaran kondisi kemasan sesuai persyaratan;
 Tidak terlihat tanda-tanda kerusakan (kelainan warna,
bentuk, kerusakan pada isi produk);
 Kebenaran identitas produk:
 Penandaan yang jelas pada label, bungkus dan brosur;
 Waktu daluarsa yang memadai
METODE PENYIMPANAN

 Berdasarkan kelas terapi,


 Berdasarkan bentuk sediaan dan
 Alfabetis dengan menerapkan prinsip Firsf
ln First Out (FIFO) dan First Expired First
Out (FEFO)
51
Bentuk sediaan
SEDIAAN OBAT
SEDIAAN OBAT SEDIAAN INFUS TAB/KAPSUL
LUAR
SEDIAAN SYRUP SEDIAAN OBAT
INJEKSI
PENYIMPANAN OBAT KHUSUS

 Narkotika,
 Psikotropika,
 Obat yang memerlukan suhu lingkungan
tertentu,
 Obat high alert
 B3
Suhu dan stabilitasnya
Suhu dingin : 2-8OC
Suhu Ruang : 15 – 25OC
Warmer : 37OC

Hanya disimpan 48 jam


max

Monitoring suhu dilakukan


rutin untuk memastikan
kondisi sesuai
OBAT HIGH ALERT
Mudah/tidaknya meledak/B3
PENDISTRIBUSIAN

Kegiatan menyalurkan/ menyerahkan


sediaan farmasi dan alat kesehatan dari
tempat penyimpanan sampai kepada unit
pelayanan/pasien
Menggunakan metode distribusi yang
efisien, dengan memperhatikan peraturan
perundangan dan ketentuan lain yang
berlaku
PENGHAPUSAN & PEMUSNAHAN

 Dilakukan pada sediaan farmasi & alkes yang tidak


memenuhi standar
 Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku
 Prosedur pemusnahan dibuat mencakup pencegahan
pencemaran di lingkungan dan mencegah jatuhnya
obat tersebut di kalangan orang yang tidak
berwenang
 Sediaan farmasi yang akan dimusnahkan disimpan
terpisah dan dibuat daftar yang mencakup jumlah dan
identitas produk
 Dapat dilakukan sendiri atau oleh pihak lain dan
harus didokumentasikan sesuai ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

 Tujuan : untuk menjamin ketersediaan yang efektif dan


efisien (tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/
kekosongan, kerusakan, kedaluwarsa, dan kehilangan)
 Dengan cara mengatur:
 Sistem pengadaan
 Sistem Penyimpanan
 Sistem Pengeluaran
 Pengembalian kepada distributor
PENARIKAN KEMBALI
(RECALL)

1. Tidak memenuhi standar


2. Umumnya atas permintaan produsen atau
instruksi instansi Pemerintah yang
berwenang
3. dilakukan segera setelah diterima
permintaan/instruksi untuk penarikan kembali
4. Disimpan terpisah & didokumentasikan
dengan baik
PENCATATAN & PELAPORAN

Pencatatan dan Pelaporan seluruh kegiatan


pengelolaan perbekalan farmasi maupun
pelayanan farmasi klinik
MONITORING & EVALUASI

 merupakan tahapan untuk mengamati dan


menilai keberhasilan pengelolaan perbekalan
farmasi maupun pelayanan farmasi klinik
 evaluasi dengan mengukur indikator :
 Ketersediaan
 Pengobatan yang rasional
 kepuasan dan keselamatan
pasien/pelanggan/stakeholders
PUSTAKA

 WHO/FIP, Good Pharmacy Practice, 2011


 World Health Organisation. 2006,
Developing pharmacy practice A focus on
patient care
 Peraturan Pemerintah RI No.51 tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
 Permenkes No. 72 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di RS,

Anda mungkin juga menyukai