Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRAKTEK KIMIA KESEHATAN MAKANAN & MINUMAN

ANALISIS KANDUNGAN ALKOHOL PADA PARFUM YANG DIBUAT


DARI BAHAN SINTETIK DAN BAHAN ALAM MENGGUNAKAN
METODE KROMATOGRAFI GAS

Disusun Oleh :

Kelompok 3/ Tingkat II/A

1. ARIA KIRANI MUNTE (P07534021008)


2. CHILDAWANTI SIMANULLANG (P07534021012)
3. DAUD REVANTUS SITANGGANG (P07534021013)
4. MAHIROH HAFIFAH (P07534021024)
5. MONICA SEBRINA SIHOMBING (P07534021026)
6. NOVI ELIZA EFFENDI RITONGGA (P07534021030)
7. RABIHA AL HUSNA RAMBE (P07534021035)
8. RAMINA FITRI BR. SEMBIRING (P07534021038)
9. SOFIAH NUR NASUTION (P07534021043)
10. VANNY AGUSTIA (P07534021047)

Jurusan Teknologi Laboratorium Medis


Poltekkes Kemenkes Medan
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik. Makalah ini berisi tentang “ANALISIS KANDUNGAN ALKOHOL PADA
PARFUM YANG DIBUAT DARI BAHAN SINTETIK DAN BAHAN ALAM
MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI GAS” Makalah ini kami susun
secara tepat sesuai judul artikel diatas dan dengan bantuan dan dukungan berbagai
pihak diantaranya :

 Ibu Dian Pratiwi, M.Si


 Ibu Halimah Fitriani Pane, SKM, M.Kes,
 Ibu Sri Bulan Nasution, ST, M.Kes
 Ibu Digna Renny Panduwati, S.Si, M.Sc

Selaku dosen pembimbing mata kuliah, oleh karena itu kami sampaikan terima kasih
atas waktu dan tenaga yang telah diberikan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah kami masih
jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penyusun dan khususnya bagi pembaca sekalian.

Medan, 29 Maret 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................3
1.1 Latar belakang................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian..........................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................6
2.1 Definisi dan Klasifikasi Parfum.....................................................................................6
2.2 Etanol.............................................................................................................................7
2.3 Kromatografi Gas...........................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................9
PEMBAHASAN......................................................................................................................9
1.3 Metodologi Penelitian....................................................................................................9
3.1.1 Alat dan bahan.........................................................................................................9
3.1.2 Prosedur Kerja.........................................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................11
4.1 HASIL UJI ALKOHOL SECARA KUALITATIF......................................................11
4.2 Hasil Uji Kuantitatif Kadar Alkohol Dengan Kromatografi Gas..................................11
BAB V...................................................................................................................................13
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Parfum dan wewangian merupakan salah satu produk industri yang diminati
oleh masyarakat. Masyarakat awam menggunakan parfum dan wewangian sebagai
pengharum tubuh, pengharum pakaian, dan pengharum ruangan. Hasil penelusuran
dari beberapa literatur menyebutkan bahwa kandungan parfum didominasi oleh
minyak atsiri (essential oil) yang diperoleh dari ekstrak tanaman maupun bunga yang
menghasilkan aroma wangi yang khas. Selain menggunakan ekstrak dari bunga dan
tanaman herbal, produk parfum juga menggunakan pelarut-pelarut organik. Berbagai
jenis pelarut organik yang sering dipakai dalam produk parfum ini diantaranya adalah
etanol, etilen glikol, aseton, amil asetat dan akuades.
Alkohol yang masuk kedalam tubuh secara berlebih dapat menyebabkan
mabuk dan keracunan. Jangka panjang akan merusak sistem dalam tubuh. Efek
samping penggunaan alkohol atau etanol pada produk yang diaplikasikan pada kulit
dapat memberikan efek berupa iritasi kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan n-propanol dapat menyebabkan berkurangnya hidrasi kulit dan fungsi
penghalang kulit secara signfikan. Penggunaan alkohol dalam berbagai sediaan
farmasi dan kosmetika merupakan titik kritis dalam tinjauan kehalalan produk.
Menurut fatwa MUI, etanol yang merupakan senyawa murni yang bukan berasal dari
industri minuman khamr sifatnya tidak najis. Hal ini berbeda dengan khamr yang
bersifat najis. MUI telah mengeluarkan fatwa tentang hukum alkohol pada fatwa MUI
No. 11 Tahun 2009 tentang hukum alkohol. Pada fatwa tersebut diantaranya
disebutkan bahwa alkohol yang tidak berasal dari khamr adalah tidak najis.
Penggunaan alkohol atau etanol hasil industri khamr untuk produk makanan,
minuman, kosmetika, dan obat-obatan hukumnya haram. Penggunaan alkohol atau
etanol hasil industri non khamr (baik merupakan hasil sintetik kimiawi dari petroleum
ataupun hasil industri fermentasi non khamr untuk proses produksi makanan,
minuman, kosmetika, dan obat-obatan hukumnya mubah, apabila secara medis tidak
membahayakan dan hukumnya haram apabila membahayakan secara medis.. Produk
kosmetika dalam, yang mengandung alkohol yang berasal dari hasil fermentasi
tanaman yang bukan termasuk khamr dengan kadar dibawah 0,5% adalah halal
apabila secara medis tidak membahayakan. Produk kosmetika luar, yang mengandung
alkohol yang berasal dari hasil fermentasi tanaman yang bukan termasuk khamr
adalah halal apabila secara medis tidak membahayakan. Penggunaan alkohol atau
etanol pada produk kosmetika luar tidak dibatasi kadarnya, selama etanol yang
digunakan bukan berasal dari khamr dan secara medis tidak membahayakan (MUI,

4
2018). Dalam Islam diketahui bahwa etanol dikaitkan dengan khamr yang dinyatakan
haram meskipun memiliki manfaat. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terkait
analisis kadar etanol didalam produk kosmetik menggunakan metode Kromatografi
Gas. Peralatan laboratorium yang digunakan untuk identifikasi alhokol pada parfum
yang diakui validitasnya secara ilmiah menggunakan analisis gas chromatography
mass spectroscopy (GC/MS)6. GC/MS merupakan metode standar yang digunakan
untuk mengidentifikasi senyawa yang telah terpisah oleh proses kromatografi gas
berdasarkan berat molekul.
Metode kromatografi gas merupakan metode yang digunakan untuk
melakukan pemisahan dan identifikasi jenis senyawa organik yang mudah menguap.
Penentuan kadar etanol pada sampel minuman keras dapat dilakukan dengan metode
kromatografi gas. Metode ini mampu memisahkan zat-zat organik kompleks,sehingga
dapat digunakan dalam penentuan kadar etanol (Mardoni, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis kandungan


alkohol pada sampel (parfum)?
2. Bagaimana hasil uji alkohol secara kualitatif pada sampel baik yang berasal
dari bahan alam dan sintetik ?
3. Berapa kadar alkohol yang terdapat dalam lima sampel parfum dengan merek
berbeda dengan metode Kromatografi Gas?

1.3. Tujuan Penelitian

 Untuk mengetahui kadar alkohol pada sampel dengan metode Kromatografi


Gas
 Untuk mengkaji perbandingan hasil uji analisa alkohol secara kualitatif
dengan uji kuantitatif menggunakan kromatografi gas

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Klasifikasi Parfum

Parfum merupakan campuran dari minyak esensial harum dan senyawa


aroma, fiksatif, serta pelarut. Parfum digunakan dalam berbagai aplikasi, yaitu
pewangi tubuh, kosmetik, produk perawatan pribadi dan produk pembersih rumah
tangga (Schreiber, 2005). Parfum alami atau dapat disebut sebagai minyak esensial
dihasilkan dari ekstraksi bunga, akar, buah, daun, kayu, kulit kayu, getah dan biji.
Sementara itu, parfum sintetik dihasilkan dari sintesis bahan kimia. Setiap parfum
mengandung ratusan bahan kimia aromatik yang menghasilkan karakteristik bau dan
aroma sendiri (Tengku Ab Ghani dkk., 2014) Parfum mengandung puluhan hingga
ratusan bahan, diantaranya yaitu (1) minyak atsiri, bahan ini merupakan hasil dari
ekstraksi tumbuhan aromatik dan/atau bahan kimia aromatik sintetik yang
dikelompokkan berdasarkan kelompok struktural (misal ester, aldehida, atau terpena);
(2) fiksatif, bahan ini dapat berupa bahan alami atau sintetik yang memiliki fungsi
untuk mengurangi laju penguapan, meningkatkan kekuatan bau yang dirasakan, dan
meningkatkan stabilitas; dan (3) pelarut, bahan ini merupakan cairan yang digunakan
untuk melarutkan minyak parfum (Herz, 2011).

Adapun pelarut yang umum digunakan dalam parfum adalah aseton,


benzena, sikloheksana, dietil ftalat, etanol, gliserol, gliseril, triasetat, n-heksana,
isopropil alkohol dan air (Panda, 2010). Secara umum, parfum diklasifikasikan
menjadi 2 kelompok, yaitu modern dan tradisional. Parfum tradisional muncul pada
awal abad ke-20 dan dikategorikan menjadi beberapa macam. Parfum modern
muncul setelah tahun 1945 dengan penemuan sintesis dan desain seperti : (1) bright,
floral, merupakan parfum yang dikombinasi dari kelompok parfum tradisional yaitu
single floral dan floral bouquet; (2) Hijau, merupakan parfum dengan aroma rumput
yang dipotong, daun hijai yang dihancurkan dan mentimun, (3)
Aquatic/oceanic/ozonic, merupakan parfum dengan bahan dasat calone yang
merupakan aroma sintesis yang memiliki nianan laut dan ozon; Tingkat konsentrasi
minyak parfum dalam parfum menunjukkan bahwa semakin banyak konsentrasi
minyak parfum, semakin kuat aroma dan semakin tahan lama. Menurut tingkat
konsentrasi ini, parfum diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu parfum yang
mengandung antara 15-30% senyawa aromatik, eau de parfum yang mengandung
senyawa aromatik sebanyak 8-15%, eau de toilete dengan senyawa aromatik berkisar
4-8%, dan eau de cologne yang mengandung senyawa aromatik sebanyak 2-5%.

6
Selain itu, parfum juga diklasifikasikan berdasarkan tipe aroma, antara lain Chypre,
Fougere, Marine/Ozonic, Oriental, Citrus, Green dan Gourmand (Herz, 2011).

2.2 Etanol

Etanol atau etil alkohol merupakan salah satu jenis alkohol yang berbentuk cairan
transparan,mudah terbakar,tidak berwarna,mudah menguap, dengan rumus kimia
C2H5OH yang diperoleh melalui proses fermentasi karbohidrat dari ragi. Bahan ini
dapat memabukkan jika diminum (Mardoni, 2007). Etanol mempunyai struktur kimia
CH3CH2OH, dengan rumus struktur kimia seperti pada gambar 2.2, etanol juga
bersifat polar sehingga dapat digunakan sebagai pelarut untuk berbagai senyawa
( Sebayang, 2006). Etanol sering digunakan sebagai pelarut obat, pengawet dalam
dunia medis, desinfektan serta digunakan sebagai antidotum (senyawa yang
mengurangi atau menghilangkan toksisitas) keracunan metanol dan etilen glikon, hal
tersebut dikarenakan etanol merupakan pelarut polar (Simanjuntak, 2009)

Etanol juga sering dijuga dikenal dengan nama etil alkohol yang mana memiliki
rumus kimia C2H5OH atau CH3CH2OH dimana memiliki titik didih 78,4° C.
Menurut Rama (2008) etanol dapat dikelompokan menjadi 2 salah satunya adalah
etanol sintetik seperti methanol. Methanol terbuat dari etilen yang merupakan salah
satu dervat minyak bumi atau batubara yang dapat hasilkan dari proses sintesis zat
kimia dengan nama hidrasi. Kemudian selanjutnya Bioetanol, bioethanol dapat dibuat
dari bahan berupa tanaman. Sesuai dengan namanya etanol jenis ini dihasilkan
melalui proses biologi yaitu peragian karbohidrat yang terdapat pada malt dan
beberapa buah-buahan seperti hop, anggur dan sebagainya oleh mikroba atau melalui
sintesis dari etilen dan alkohol melalui proses biologi seperti enzimatik dan
fermentasi (Dewi, 2009).

2.3 Kromatografi Gas


Kromatografi gas adalah suatu metode pemisahan dan pendeteksi
senyawasenyawa yang didasarkan pada perbedaan distribusi komponen-komponen
dalam sampel diantara dua fase yaitu fase gerak yang berupa gas pembawa dan fase
diam yang berupa kolom. Kegunaan umum dari kromatografi gas yaitu untuk
melakukan pemisahan dan identifikasi semua jenis senyawa organik yang mudah

7
menguap dan juga untuk analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa dalam suatu
campuran (Hendayana, 2006). Pemisahan kromatografi gas didasarkan pada titik
didih suatu senyawa, fase gerak yang berupa gas akan mengelusi solute dari ujung
kolom lalu menghantarkannya ke detektor. Penggunaan suhu yang meningkat
(biasanya kisaran 50 -350°C) bertujuan untuk memastikan bahwa solute menguap
sehingga akan cepat terelusi. Mekanisme kerja kromatografi gas yaitu gas dalam
silinder baja bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang berisi fase diam,cuplikan
yang biasanya dalam bentu larutan dan berupa campuran akan dipisahkan, lalu
disuntikkan kedalam aliran gas, kemudian cuplikan dibawa oleh gas pembawa ke
dalam kolom dan di dalam kolom terjadi proses pemisahan. Komponen-komponen
campuran yang telah dipisahkna satu persatu meninggalkan kolom kemudian
terdeteksi oleh detektor (Gandjar dan Rohman, 2007)..

Dalam kromatografi gas, fasa gerak berupa gas pembawa, biasanya gas inert seperti
helium atau gas yang tidak reaktif seperti nitrogen. Fasa diam berupa lapisan cairan
mikroskopik atau polimer di atas padatan pendukung fasa diam, yang berada di dalam
tabung kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk
melakukan kromatografi gas disebut dengan gas kromatograf (atau "aerograf" atau
"pemisah gas"). Senyawa dalam fasa gas yang dianalisis berinteraksi dengan dinding
kolom, yang dilapisi dengan fasa diam. Hal ini menyebabkan masing-masing
senyawa mengalami elusi pada waktu yang berbeda, dan ini dikenal sebagai waktu
retensi senyawa. Perbandingan waktu retensi merupakan keluaran dari KG yang
dapat dianalisis.

8
BAB III

PEMBAHASAN

1.3 Metodologi Penelitian

3.1.1 Alat dan bahan


Penelitian ini menggunakan sampel parfum dari berbagai merk yang dibeli secara
acak, daik yang dibuat dari bahan alam maupun dari bahan sintetik. Alat yang
digunakan adalah Kromatografi Gas.

3.1.2 Prosedur Kerja


Sampel penelitian yang digunakan yaitu parfum berbagai jenis yang dipilih secara
acak dan didapatkan dari berbagai macam tempat dan toko parfum yang ada
Kabupatan Banjar, Kalimantan Selatan. Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 4
varian ditambah 1 sampel untuk pembanding. Sampel uji sebagai pembanding
diberi label sampel A, sampel uji dari bahan alam diberi label sampel B dan
sampel C, sementara sampel uji dari bahan sintetik diberi label sampel D dan
sampel E.
 Pembuatan larutan standar
Larutan standar yang digunakan pada uji kesesuaian sistem adalah etanol
0,08% dan isopropanol 0,08%. Larutan dibuat dengan melarutkan etanol
murni (E Merck) dan isopropanol murni (E Merck) dalam SWFI
menggunakan labu ukur dan dikocok hingga homogen.

 Uji Kualitatif
Mengambil 0,5 mL sampel yang akan diuji dan mengencerkan dengan
menambahkan aquades 15 mL ke dalam tabung reaksi. Kemudian
menambahkan pereaksi K2Cr2O7 sebanyak 12,5 mL hingga terjadi perubahan
warna menjadi jingga. Memanaskan larutan uji kemudian mendinginkan.
Sampel positif mengandung alkohol jika setelah di panaskan berubah warna
menjadi hijau kehitaman.

 Penetapan kadar
Preparasi sampel, Sampel parfum yang berupa cairan dipreparasi dengan
menyesuaikan suhu sampel hingga 20 °C. Tutup labu sampai dilakukan
analisis.
Preparasi standar, Standar etanol dibuat dengan konsentrasi 2, 5, 8, 11 dan
14 %V/V. Optimasi pipet, jarum suntik, etanol, air dan larutan etanol encer

9
yang dihasilkan semuanya ada pada 20±0,1 °C. Periksa kandungan etanol dari
larutan standar dengan mengukur gravitasi spesifik baik dengan botol atau
meter gravitasi. Mengkalibrasi standar internal nbutanol dan standar kalibrasi
etanol dijaga pada suhu 20±0,1 °C. Mengkondisikan GC sesuai kondisi umum
antara lain suhu oven 115 °C, suhu injector 150 °C, suhu detektor 200 °C, gas
pembawa digunakan nitrogen, kecepatan aliran gas pembawa 45 mL/mnt.
Setiap mL standar etanol diencerkan dengan 20 mL standar internal n-butanol
menggunakan diluter otomatis atau dengan pipetting ke dalam labu kerucut 50
mL. Pastikan kedua larutan berada pada 20±0,1 °C sebelum diencerkan, hal
ini penting untuk akurasi metode ini. Suntikkan 0,5-1 µL dari setiap larutan
etanol standar ke dalam GC. Tentukan luas puncak standar internal etanol dan
n-butanol9. Penentuan alkohol dalam sampel dengan metode GC, Menjaga
suhu dari sampel pada 20±0,1 °C. Larutkan 2 mL sampel dengan 20 mL n-
butanol standar internal. Menyuntikkan 0,5-1 µL dari setiap larutan etanol
standar ke dalam GC. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada larutan
sampel dalam n-butanol. Luas puncak standar internal etanol dan n-butanol
dihitung. Perhitungan, plot grafik dari luas puncak etanol luas puncak standar
internal terhadap konsentrasi etanol % V/V (setelah dikoreksi untuk
kemurnian) dari hasil yang diperoleh untuk masing-masing standar kalibrasi.
Grafik harus linier dan harus melewati titik asal. Hitung koefisien korelasi (r)
(untuk akurasi r∼0,99) dan hitung gradien untuk memberikan faktor F. F
adalah perbandingan konsentrasi etanol dengan luas puncak etanol atau luas
puncak standar internal.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL UJI ALKOHOL SECARA KUALITATIF


Hasil pengujian secara kualitatif menunjukkan bahwa dari 5 sampel yang diuji
semuanya positif mengandung alkohol. Hal ini ditandai dengan terjadinya perubahan
warna dari bening menjadi kuning orange. Berikut hasil pengujian secara kualitatif
yang menunjukkan semua sampel baik yang berasal dari bahan alam dan sintetik
positif mengandung alkohol dengan kadar yang berbeda-beda.

Tabel 1. Hasil uji kualitatif terhadap sampel

Sampel Hasil Pengujian (+/-)


A Positif
B Positif
C Positif
D Positif
E Positif
Diantara kelima sampel yang diuji, sampel A merupakan pembanding berupa
larutan metanol, sampel B dan C merupakan parfum dari bahan alam, sedangkan
sampel D dan E merupakan parfum dari bahan sintetik.

4.2 Hasil Uji Kuantitatif Kadar Alkohol Dengan Kromatografi Gas


Hasil pengujian secara kuantitatif menunjukkan hasil bahwa :

Sampel Penetapan kadar Alkohol


A (Positif Alkohol) 11,2 %
B (Positif Alkohol) < 5%
C (Positif Alkohol) < 5%
D (Positif Alkohol) 7,9%
E (Positif Alkohol) 5,7%.
Sampel A, D dan E memiliki kadar positif alkohol sebesar 11,2 %, 7,9% dan
5,7%. Sementara sampel B dan C memiliki kadar alkohol dibawah 5% sehingga tidak
terdeteksi disaat pengujian menggunakan kromatografi gas. Sampel B dan C yang
merupakan parfum dari bahan alam secara uji kualitatif positif mengandung alkohol
namun secara kuantitatif memiliki kadar minimal sehingga tidak terdeteksi
dikromatografi gas. Sampel D dan E yang merupakan parfum dari sintetik positif
mengandung alkohol dengan kadar 7,9% dan 5,7%. Pada dasarnya penggunaan
alkohol didalam parfum masih menjadi perdebatan yang belum terpecahkan sampai

11
sekarang, beberapa ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda tergantung
pandangan masing masing. Namun berdasarkan fatwa dari MUI, kosmetika
diperbolehkan mengandung alkohol hasil fermentasi buah dengan kadar kurang dari
0,5%. Kandungan alkohol didalam kosmetik khususnya parfum selama itu tidak
menimbulkan bahaya secara langsung kepada penggunanya masih diperbolehkan.

12
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan Sampel
parfum yang diuji semuanya positif mengandung alkohol dengan kadar yang
berbeda. Pada sampel B dan C kadar tidak terbaca karena mengandung kurang dari
5% alkohol, Sedangkan pada sampel D dan E masingmasing mengandung alkohol
sebesar 7,9% dan 5,7%. Sampel B dan C adalah parfum dari bahan alam,
sedangkan sampel D dan E merupakan parfum yang berasal dari bahan sintetis.

B. Saran
1. Penelitian harus dilakukan secara teliti,cermat, serta dilakukan oleh personil
yang kompeten.
2. kebersihan alat yang digunakan agar sampel tidak terkontaminas dan
mempengaruhi hasil.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Ayudhitya, D. dan Tjuatja, I. (2012) Anda Dokter Keluarga Anda. Penbar Plus.
Depok. Lachenmeir, D.W. (2008) Safety Evaluation of Topical Application of
Ethanol on the Skinand Inside the Oral Cavity. Journal of Occupational Medicine
Marchetti, E.
2. Cartner, T. Brnad, N. Tian, K. Saud, A. Carr, T. Stapleton, P. Lane, ME. dan
Rawlings, AV. (2017) Effect of Different Alcohols on Stratum Corneum
Kallikrein 5 and Phospolipase A2 Together with Epidermal Keratinocytes and
Skin Irritation. International Journal of Cosmetic Science. 39:188196.
3. Hites, R. A. (1998) Gas Chromatography Mass Spectroscopy. Handbook of
Instrumental Techniques for Analytical Chemistry. John Willey and Sons, New
York.

LAMPIRAN

Artikel : https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=tes+alkohol+kit&btnG=#d=gs_qabs&t=1678906392157&
u=%23p%3D2rW3D2srI-sJ

14

Anda mungkin juga menyukai