Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANALISIS FARMASI
”ANALISIS KUALITATIF & KUANTITATIF SENYAWA NATRIUM BENZOAT
PADA KECAP DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS”

Dosen Pengampu : Andika, M.Farm.,Apt


Kelompok : 2
Disusun Oleh :
Eka Aprilia Nursyahrina : 1848201110039
Muhammad Raffi Ikhsan : 1848201110069
Nurul Rahmi wulandari : 1848201110111
Sofia Nabila Safitri : 1848201110144
Windy Aulia : 1848201110156
Puspita Wulan Sari : 1648201110088

Kelas/Semester : C / IV

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Analisis Farmasi yang berjudul
analisis kualitatif & kuantitatif senyawa natrium benzoat pada kecap dengan metode
spektrofotometri.

Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Andika, M.Farm.,Apt yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa Makalah Analisis Farmasi yang kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga Makalah Analisis Farmasi ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Banjarmasin, 21 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang....................................................................................................... 1
2. Tujuan.................................................................................................................... 2
BAB II PROSEDUR KERJA
1. Metode Penelitian................................................................................................... 3
2. Prosedur Kerja Analisis Kualitatif......................................................................... 4
3. Prosedur Kerja Analisis Kuantitatif....................................................................... 4
4. Penentuan Kadar Asam Benzoat pada Kecap asin................................................. 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Analisi Kualitatif.................................................................................................... 6
2. Analisis Kuantitatif................................................................................................ 7
 Kurva standar.................................................................................................... 7
3. Penentuan Kadar Asam Benzoat pada Kecap asin................................................. 8
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11

ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Teknologi pengolahan pangan di Indonesia sekarang berkembang cukup pesat,
diiringi dengan penggunaan bahan tambahan pangan yang juga makin meningkat. Bahan
tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan
dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur,
flavor dan memperpanjang daya simpan. Berkembangnya produk pangan awet saat ini,
hanya mungkin terjadi karena semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap
berbagai jenis makanan yang praktis dan awet. Kesalahan teknologi dan penggunaan
bahan tambahan yang diterapkan, baik sengaja maupun tidak disengaja dapat
menyebabkan gangguan pada kesehatan dan keamanan konsumen (Anggrahini, 2012).

Kecap asin merupakan salah satu produk bahan makanan yang sering dikonsumsi
oleh masyarakat baik secara langsung maupun ditambahkan pada makanan. Masyarakat
di Indonesia menjadikan kecap asin sebagai bahan dari menu harian, sehingga
kebutuhannya semakin meningkat dari tahun ke tahun (Astawan, 2004). Produk kecap
asin sering menggunakan asam benzoat sebagai bahan pengawet agar waktu simpan
produk lebih lama. Di Jepang, Cina, dan di Indonesia kecap khususnya kecap asin
merupakan bahan makanan yang paling sering dikonsumsi sesuai dengan jenis makanan,
dan merupakan sumber utama terdapatnya asam benzoat yang di gunakan sebagai
pengawet makanan (Wibbertmann et al, 2000).

Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat
peruraian terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan tambahan
makanan ini ditambahkan ke dalam makanan yang mudah rusak, atau makanan yang
disukai sebagai medium tumbuhnya bakteri atau jamur (Winarno dan Titi, 1994). Apabila
pemakaian bahan pegawet dan dosisnya tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar
akan menimbulkan kerugian bagi pemakainya, baik yang bersifat langsung misalnya
keracunan ataupun yang bersifat tidak langsung misalnya apabila bahan pengawet yang
digunakan bersifat karsinogenik (Cahyadi, 2006).

Pengawet yang sering digunakan pada makanan adalah asam benzoat. Benzoat
yang umum digunakan adalah benzoat dalam bentuk garamnya karena lebih mudah larut
dibanding asamnya. Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan

1
penggunaan zat pengawet ini dalam produk kecap adalah untuk mencegah pertumbuhan
khamir dan bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya.

Sifat-sifat asam benzoat adalah sebagai berikut (Anonim, 1995) : Bobot molekul
122,12, mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C7H6O2
dihitung terhadap zat anhidrat, pemerian : hablur berbentuk jarum atau sisik, putih,
sedikit berbau, biasanya bau benzaldehid atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu
hangat, mudah menguap dalam uap air, kelarutan : sukar larut dalam air, mudah larut
dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter.

Menurut persyaratan SNI (Standar Nasional Indonesia) 01-2543-1999Jumlah


maksimum benzoat yang boleh digunakan pada kecap manis adalah 600 mg per kg sesuai
dengan spesifikasi persyaratan mutu kecap manis. Jumlah maksimum yang sama yaitu
600 mg/kg yang dihitung sebagai asam benzoat, juga disebutkan dalam Peraturan Kepala
BPOM RI No. 36 tahun 2013 tentang batas maksimum penggunaan bahan tambahan
pengawet.(BPOM, 2013)

Dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan disebutkan bahwa


setiap orang yang melakukan produksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan
bahan tambahan pangan yang melampau ambang batas maksimal yang ditetapkan.
Pembatasan penggunaan asam benzoat bertujuan agar tidak terjadi keracunan. Konsumsi
asam benzoat yang berlebihan dalam suatu bahan makanan tidak dianjurkan karena
jumlah zat pengawet yang masuk ke dalam tubuh akan bertambah dengan semakin
banyak dan seringnya mengkonsumsi. Hal tersebut akan diperparah jika dibarengi dengan
konsumsi makanan awetan lain yang mengandung asam benzoat (Lutfi, 2009).

B. Tujuan
Untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar penggunaan asam benzoat sebagai
bahan pengawet dalam produk kecap asin .

2
BAB II

Prosedur Kerja

A. Metode Penelitian
Alat-alat :
 seperangkat instrumen spektrofotometer UV-Vis
 neraca analitik
 kertas lakmus
 kertas saring
 corong pisah
 pemanas listrik
 tabung reaksi
 labu ukur 100 Ml
 labu ukur 250 mL
 erlenmeyer 100 mL
 erlenmeyer 250 mL
 pipet

Bahan-bahan :
 kecap asin,
 akuades,
 dietil eter (C2H5OC2H5),
 asam klorida (HCl),
 natrium hidroksida (NaOH),
 amonium hidroksida (NH4OH),
 natrium klorida (NaCl),
 natrium sulfat (Na2SO4),
 besi III klorida (FeCl3).

3
B. Prosedur Kerja Analisis Kualitatif
Sampel kecap asin masing-masing diambil sebanyak 20 gram, dimasukkan ke
dalam beker gelas dan di campur dengan larutan NaCl jenuh sampai volume 100 mL. Ke
dalam larutan sampel ditambahkan larutan NaOH 10 % sampai larutan bersifat alkalis,
dan diaduk dengan pengaduk listrik selama lima menit, selanjutnya larutan di biarkan
semalam dan di saring. Filtrat yang diperoleh di tambah dengan 10 tetes larutan HCl 3 M
sampai larutan bersifat asam, kemudian di tambahkan lagi dengan 1 mL larutan HCl 3
M.
Larutan yang bersifat asam diekstraksi sebanyak 3 kali dengan dietil eter masing-
masing 25 mL. Ekstrak eter dicuci sebanyak 3 kali dengan akuades masing-masing 10
mL, selanjutnya ekstrak eter diuapkan dalam penangas air selama 5 menit pada suhu
antara 80-85 o C.
Larutan didinginkan dan ditambah beberapa tetes NH4OH pekat sampai larutan
bersifat alkalis. Kelebihan amoniak dihilangkan dengan penguapan di atas penangas air,
kemudian larutan di tambah dengan beberapa tetes larutan FeCl3 5 %. Apabila terbentuk
endapan berwarna kecoklatan menunjukkan adanya asam benzoat dalam sampel
(Helrich, 1990). Menurut Dean (1987) penambahan FeCl3 ke dalam larutan asam
benzoat yang telah dinetralisasi dengan amoniak akan menghasilkan endapan asam
benzoat berwarna coklat kemerahan.

C. Analisis Kuantitatif
Kurva Standar Pembuatan larutan standar didahului dengan pembuatan larutan
induk 100 mg/L yang dibuat dengan melarutkan 25 mg asam benzoat ke dalam 250 mL
dietil eter. Larutan standar di buat dengan mengambil : 5; 10; 15; 20; 25; 30; 35; 40 mL
dari larutan induk asam benzoat 100 mg/L ke dalam labu takar 50 mL kemudian masing-
masing diencerkan dengan dietil eter sampai tanda batas. Konsentrasi larutan standar
yang di peroleh berturut-turut adalah : 10; 20; 30; 40; 50; 60; 70; 80 mg/L.
Deteksi absorbansi larutan standar pada rentang panjang gelombang 265-280 nm
dengan menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis. Selanjutnya dibuat kurva
standar yang menghubungkan absorbansi dengan konsentrasi dari masing-masing larutan
standar.

4
D. Penentuan Kadar Asam Benzoat pada Kecap Asin
Sebanyak 10 gram sampel dipindahkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian sampel
dilarutkan dalam 100 mL larutan NaCl jenuh. Tambahkan beberapa tetes HCl sampai
larutan bersifat asam (kertas lakmus biru menjadi merah) kemudian di campur dengan
baik (Helrich, 1990).
Larutan diekstrak dengan dietil eter sebanyak 3 kali masing-masing: 30, 20, 10 mL.
Hasil ekstraksi dicuci dengan larutan HCl sebanyak 3 kali, masing-masing : 25, 20 dan
15 mL. Ekstrak asam diekstraksi lagi dengan larutan NH4OH sebanyak 4 kali masing-
masing : 25, 20, 15, 10 mL. Hasil ekstraksi diekstraksi dengan dietil eter sebanyak 3 kali
masing-masing : 30, 20, dan 10 mL. Hasil ekstraksi dicuci dengan Na2SO4 dan
diencerkan dengan dietil eter sampai tanda batas dalam labu takar 100 mL (Hawley,
1981).
Larutan hasil ekstraksi dibaca absorbansinya dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang, kemudian konsentrasi asam benzoat
dalam sampel ditentukan berdasarkan kurva standar (Helrich, 1990).

5
BAB III

Hasil dan Pembahasan

A. Analisis Kualitatif

Seluruh sampel yang telah dianalisis menunjukkan keberadaan asam benzoat dalam
sampel dengan terbentuknya endapan benzoat berwarna coklat kemerahan. Hasil analisis
secara kualitatif terhadap adanya kandungan asam benzoat dalam beberapa sampel kecap
asin dapat dilihat dalam table.

Tabel 1. Hasil Analisis Kualitatif terhadap adanya Asam Benzoat dalam Beberapa Sampel Kecap
Asin

No Bahan Pangan Benzoate


1 Kecap Asin A Cokelat
kemerahan
2 Kecap asin B Cokelat
kemerahan
3 Kecap asin C Cokelat
kemerahan
4 Kecap asin D Cokelat
kemerahan

Analisis sampel secara kualitatif dimaksudkan untuk menunjukkan keberadaan asam


benzoat dalam sampel kecap asin. Pada sampel kecap sebanyak 20 gram ditambahkan
larutan garam NaCl jenuh untuk memecahkan emulsi kecap asin, karena emulsi dapat
dipecahkan dengan menambahkan elektrolit. Penambahan elektrolit pada lapisan berair
akan mengurangi kelarutan komponen dalam air misalnya dengan penambahan larutan
NaCl. Tujuan dari penambahan larutan NaCl jenuh adalah untuk menambah tingkat ionisasi
dari air menjadi lebih polar sehingga tingkat tidak bercampurnya air dengan dietil eter akan
bertambah yang bermanfaat dalam pemisahan fase.

B. Analisis Kuantitatif

6
Analisis kuantitatif dapat diketahui dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Penentuan panjang gelombang maksimum yang digunakan dalam pengukuran absorbansi
larutan standar maupun larutan sampel ditentukan dengan mengukur nilai absorbansi
maksimum konsentrasi larutan standar. Untuk memperoleh panjang gelombang maksimum
pengukuran absorbansi dilakukan pada rentang panjang gelombang 265- 280 nm. Hasil
pengamatan untuk absorbansi maksimum adalah pada panjang gelombang 280 nm
kemudian dilakukan penentuan nilai absorbansi pada delapan larutan standar.

 Kurva Standar
Nilai absorbansi asam benzoat hasil analisis kuantitatif sampel kecap asin A, B,
C, D dalam 100 mL dietil eter. Dari kurva standar antara absorbansi terhadap
konsentrasi diperoleh persamaan garis linier yang merupakan hubungan antara
absorbansi (y) dengan konsentrasi (x) larutan standar sebagai berikut : y = 0.279x +
0.006 dengan harga r sebesar 0.999. Hal ini menyatakan bahwa kurva kalibrasi
memiliki keakuratan dalam penentuan konsentrasi sebesar 99 %.

Gambar 1. Kurva Standar larutan baku asam benzoat dalam 100 mL dietil eter.

7
C. Penentuan Kadar Asam Benzoat dalam Kecap Asin

No Botol Absorbansi
A A1 0,436
A2 0,446
B B1 0,445
B2 0,447
C C1 0,439
C2 0,444
D D1 0,432
D2 0,448

Tabel 2. Nilai Absorbansi Ekstrak Sampel Kecap A, B, C, D dalam 100 mL Dietil


eter

Penentuan kadar asam benzoat dalam sampel dilakukan pengukuran absorbansi


larutan sampel. Konsentrasi (x) asam benzoat dalam sampel diperoleh dengan cara
mensubstitusikan nilai absorbansi larutan sampel terhadap (y) pada persamaan y =
0.279 + 0.006x

Tabel 3. Hasil Pengukuran Konsentrasi Asam Benzoat Ekstrak Sampel Kecap


Asin

Kecap Ulangan Konsentras Konsentras Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi


asin i (mg/L) i rata-rata rata-rata (x) rata-rata (x) rata-rata (x)
(x) (mg/L) (mg/100mL) (mg/kg) (g/kg)
A A1 26.16 26.99 2.699 269.9 0.2699
A2 27.83

B B1 27.66 27.83 2.783 278.3 0.2783


B2 28

C C1 26.66 27.08 2.708 270.8 0.2708


C2 27.5

D D1 25.5 26.83 2.683 268.3 0.2683


D2 28.16

8
Pencucian dengan akuades 10 mL sebanyak tiga kali adalah untuk membuat
fase organik menjadi bening (transparan) dari warna merah kecoklatan yang
merupakan warna khas kecap yang terikut dalam proses ekstraksi. Residu asam
benzoat dalam air yang dihasilkan dari pemanasan ekstrak sampel di tambahkan
NH4OH akan membentuk amonium benzoat C6H5COONH4. Namun penambahan
amonium hidroksida sampai larutan bersifat basa ditunjukkan oleh perubahan kertas
lakmus merah menjadi biru menyebabkan terjadi kelebihan amoniak yang dapat
dihilangkan dengan pemanasan dalam penangas air pada suhu 80-850 C selama lima
menit. Jika kelebihan amoniak tidak dihilangkan akan terjadi pengendapan antara
amoniak dengan garam besi (III) menjadi oksida terhidrasi .Reaksi antara
C6H5COO NH4 dengan besi (III) klorida (FeCl3) akan menghasilkan endapan feri
benzoat berwarna salmon atau kecoklatan (Siaka, 2009).

9
BAB IV
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kondisi optimum waktu ekstraksi dalam analisis asam benzoat dalam sampel kecap manis
adalah 5 menit, kondisi optimum perbandingan volume pelarut ekstraksi terhadap larutan
standart adalah 1:4, dan kondisi optimum perbandingan volume pelarut pada ekstraksi
terhadap larutan sampel adalah 1:4.
2. Kandungan pengawet natrium benzoat dalam sampel kecap manis yang dianalisis
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam SNI 01-2543-1999 dan Peraturan Kepala
BPOM RI No. 36 tahun 2013 yaitu tidak lebih dari 600 mg/kg.

10
Daftar Pustaka

Anggrahini, Sri. 2012. Keamanan Pangan Kaitannya dengan Penggunaan Bahan


Tambahan dan Kontaminan. Diakses di :http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload
/732_pp0906016.pdf pada tanggal 24 Desember 2017

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 822, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
BPOM RI., 2013, Peraturan Kepala BPOM RI No. 36 tahun 2013, tentang Batas
Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet, Jakarta
Cahyadi, W. 2007. Kajian dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi pertama.
Bumi Aksara : Jakarta

Nurisyah. Hj,. 2018. Analisis Kadar Natrium Benzoat Dalam Kecap Manis Produksi Home
Industri Yang Beredar Di Kota Makassar Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis.
Media Farmasi Vol. XIV. No. 1.
S.Windy,.dkk. 2013. Identifikasi Dan Penetapan Kadar Asam Benzoat Pada Kecap Asin
Yang Beredar Di Kota Manado. Vol. 2 No. 01. Program Studi Farmasi
FMIPA,Universitas Sam Ratulangi: Manado.
Wibbertmann, A. J. Kielhorn, G. Koennecker, I. Mangelsdorf, dan Melber. 2000. Concise
International Chemical Assessment Document No 26. http;//www.inchem.org. (14
Oktober 2012)
Winarno, F. G dan Rahayu. Titi Sulistyowati. 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan
Kontaminan. Jakarta: Gramedia.

Waheni.,Sri. 2009.Penentuan Kadar Natrium Benzoat Dalam Kecap Secara Spektrofotometri


Ultra Violet.Fakultas Sains Dan Teknologi,Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga.:yogyakarta.Diakses di http://digilib.uin-suka.ac.id/3386/1/BAB%20I%2C
%20V.pdf
Zaid Taib.M,dkk.2014. Analisis Senyawa Benzoat Pada Kecap Manis Produksi Lokal Kota
Manado. UNSRAT Vol. 3 No. 1.Diakses di
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/download/3889/3403

11

Anda mungkin juga menyukai