EPOKSIDA
DISUSUN OLEH
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunia-Nya yang telah di limpahkan kepada saya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul Epoksida. saya merasa masih
banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini karena masih banyak
kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya. Saya mengucapkan banyak
terima kasih, terutama kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kritik dan
saran, serta tambahan isinya sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Hanya inilah yang dapat kami sampaikan, akhir kata saya ucapkan terima
kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
EPOKSIDA ............................................................................................................ 1
BAB III......................................................................................................................5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan masalah :
kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
EPOKSIDA
Epoksida adalah senyawa eter siklik dengan cincin yang memiliki tiga
anggota. Struktur dasar dari sebuah epoksida berisi sebuah atom oksigen yang
diikat pada dua atom karbon berdekatan yang berasal dari hidrokarbon. Tegangan
dari cincin dengan tiga anggota ini membuat senyawa epoksida menjadi lebih
reaktif daripada eter asiklik.
Karakteristik dari senyawa epoksida adalah gugus oksiran yang terbentuk oleh
oksidasi dari senyawa olefinik atau senyawa aromatik ikatan ganda.
• Internal
Dan mungkin memiliki pengganti pada atom karbon selain hidrogen, misalnya:
3
Gugus epoksi dapat pula menjadi bagian dalam sebuah struktur cincin,
seperti:
Senyawa epoksida dapat dibuka dengan mudah, di bawah kondisi asam atau
basa. Contohnya, hidrolisis propilen oksida yang dikatalis dengan senyawa asam
atau basa untuk menghasilkan propilen glikol.
Epoksida merupakan gugus yang sangat reaktif, terutama dalam larutan asam
karena akan menaikkan kecepatan pembukaan cincin oksida dengan cara
protonasi kepada atom oksigen dan berinteraksi dengan berbagai macam reagen
nukleofilik (Gunstone, 1996).
Salah satu produk penting industri petrokimia yang dapat dihasilkan dari
minyak nabati adalah senyawa polihidroksi trigliserida. Senyawa ini banyak
digunakan sebagai bahan poliuretan, bahan aditif plastik, pelumas, surfaktan, dll
sehingga kebutuhan akan senyawa ini menjadi sangat tinggi. Senyawa polihidroksi
trigliserida dihasilkan melalui reaksi hidroksilasi. Reaksi hidroksilasi meliputi dua
tahap reaksi, yaitu reaksi epoksidasi dan reaksi pembukaan cincin oksiran. Pada
penelitian ini akan dibahas lebih mendalam mengenai reaksi epoksidasi.
Karena kereaktifan yang tinggi dari cincin oksiren, epoksida dapat berlaku
sebagai bahan baku untuk sintesis berbagai macam varietas kimia, seperti alkohol,
glikol, alkanolamin, komponen karbonil, komponen olefin, dan polimer, seperti
poliester, poliuretan, dan resin epoksi (Dinda et al, 2008).
Reagen (produk): HX = H2 (alkohol), H2O (diol), ROH (alkoksi alkohol),
RCOOH (asiloksi alkohol), RCONH2 (asilamino alkohol), H2S (merkapto alkohol),
HCN (cyano alkohol), HBr (bromo alkohol). Reaksi epoksidasi (terutama yang
berasal dari triasilgliserol) dengan alkohol polihidrik menghasilkan komponen
polihidroksi yang mana dapat direaksikan dengan diisosianat untuk menghasilkan
4
poliuretan. Epoksida dapat dikonversi menjadi keton melalui reaksi dengan natrium
iodida dalam polietilen glikol (Gunstone, 1996).
Sebagai kesimpulan, epoksida diproduksi bukan hanya sebagai produk akhir,
tetapi juga sebagai intermediet karena epoksida merupakan komponen yang
sangat bernilai dalam sintesis kimia organik. Sekarang ini, beberapa usaha telah
dilakukan agar reaksi dapat berlangsung secara selektif dengan penggunaan
katalis (Brown et al., 2009).
REAKSI EPOKSIDASI
5
C. Substitusi nukleofilik internal oleh halohidrin
Salah satu metode untuk persiapan epoksida dari alkena yaitu melibatkan
pemberian perlakuan terhadap alkena dengan klorin atau bromin dalam air untuk
membentuk klorohirdrin atau bromohidrin kemudian diikuti oleh perlakuan
halohidrin dengan basa agar terjadi pemindahan Cl- secara intramolekular. Di
bawah ini merupakan langkah-langkah untuk mengubah propena menjadi 1-kloro-
2-propanol, kemudian menjadi metiloksiren (propilen oksid).
Pada kasus ini, penggantian alkoksida dan penghilangan ion halida terjadi
pada atomatom karbon yang berdekatan (Brown et al., 2009).
Salah satu produk penting industri petrokimia yang dapat dihasilkan dari minyak
nabati adalah senyawa polihidroksi trigliserida. Senyawa ini banyak digunakan sebagai
bahan poliuretan, bahan aditif plastik, pelumas, surfaktan, Surfaktan atau surface
active agent adalah molekul-molekul yang mengandung gugus hidrofilik (suka air) dan
lipofilik (suka minyak/lemak) pada molekul yang sama (Sheat dan Foster, 1997).
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi
terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan
permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan
permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan
6
terbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya (Hui,
1996).
BAB III
KESIMPULAN
Epoksida adalah suatu eter siklik dengan cincin beranggota-tiga. Cincin ini kira-
kira membentuk suatu segitiga sama sisi, yang membuatnya tegang, dan
karenanya sangat reaktif, lebih dibandingkan eter lainnya. Senyawa ini
diproduksi dalam skala besar untuk berbagai aplikasi. Secara umum, epoksida
dengan berat molekul rendah tidak berwarna dan tidak reaktif, serta seringkali
mudah menguap.
Senyawa yang mengandung gugus fungsional epoksida dapat disebut sebagai
epoksi, epoksida, oksirana, dan etoksilin. Epoksida sederhana terkadang dirujuk
sebagai oksida. Karenanya, epoksida etilena (C2H4) merupakan etilena
oksida (C2H4O). Kebanyakan senyawa ini memiliki nama trivial, etilena oksida
disebut sebagai "oksirana." Beberapa nama menekankan kehadiran gugus
fungsional epoksida, seperti pada senyawa 1,2-epoksisikloheptana, yang dapat
pula disebut sebagai 1,2-heptena oksida.
Kebanyakan epoksida yang secara industri diproduksi adalah etilena
oksida dan propilena oksida, yang diproduksi masing-masing pada skala sekitar
15 dan 3 juta ton/tahun
DAFTAR PUSTAKA :
2. Hill K. 2000. Fats and oils as oleochemical raw materia ls. Pure Appl
Chem 72: 1255-1254.
7
Kemandirian Tek nologi dan Meningkatk an Sumber Daya Alam lokal. Prosiding
Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Tek nologi Bahan; Jakarta Mei 2002.
hlm.31-38
5. Gunstone, F.D. 1996. Fatty Acid and Lipid Chemistry. Chapman and Hall,Great
Britain.
7. Brown, et. al. (2009). Chemistry Contexts Edisi 11. Australia : Pearson Education
Australia Sheats, W. Brad dan Norman C. Foster. 1997. Concentrated Products from
Methyl Ester Sulfonates.
(http://www.chemiton.com/papers_brochures./Concentrated_Products.doc.pdf)
8. Hui, Y. H. 1996. Bailey’s Industrial Oil and Fat Products. 5 th Edition Vol 5. John
Willey & Sons, Inc, New York.7.